Anda di halaman 1dari 15

SB - IPB

Disertasi

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI KAPAL UNTUK


PEMBANGUNAN KAPAL PENANGKAP IKAN
PELAGIS KECIL DI JALUR III WPPNRI 572
Mei Edi Prayitno
NIM K16170018

Pembimbing
Ketua : Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc
Anggota : 1. Dr. Taryono, S.Pi., M.Si
2. Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Sc
I Pendahuluan
SB - IPB II Tinjauan Pustaka

III Metodologi

Out
IV Kapasitas dan Alat Tangkap
V Spesktek Kapal Ikan Pelagis Kecil

Line VI Model P’bangan Industri Kapal

VI Model Bisnis Kanvas


I
VI Pembahasan Umum
IX Simpulan dan Saran

C re a t i n g Ne w E nt r e p r e n e u r s h i p An d N e w Ve n t u r e s 2
I Pendahuluan
 Latar Belakang SB - IPB
Produksi Rata-rata Per Tahun
Menurut FAO (2020) produksi ikan (Juta Ton)
Produksi (Juta Ton)
Prosentase
No Nama Negara dari Total
dunia tahun 2018 sebesar 84,4 Jt ton: 1980 1990 2000 2015 2016 2017 2018
2018
o Cina sebesar 15 persen, luas
1 China 3.82 9.96 12.43 14.39 13.78 13.19 12.68 15
perairan ± 2,24 jt km² 2 Peru (total) 4.14 8.1 8.07 4.79 3.77 4.13 7.15 8
o Peru sebesar 8 persen, luas perairan   Peru (excluding anchoveta) 2.5 2.54 0.95 1.02 0.92 0.83 0.96 –
3 Indonesia 1.74 3.03 4.37 6.22 6.11 6.31 6.71 8
±906,5 rb km² 4 Russian Federation 1.51 4.72 3.2 4.17 4.47 4.59 4.84 6
o Indonesia sebesar 8 persen (6.71 jt 5 United States of America 4.53 5.15 4.75 5.02 4.88 5.02 4.72 6
6 India 1.69 2.6 2.95 3.5 3.71 3.94 3.62 4
ton), luas perairan ± 6,67 jt km² 7 Viet Nam 0.53 0.94 1.72 2.71 2.93 3.15 3.19 4
8 Japan 10.59 6.72 4.41 3.37 3.17 3.18 3.1 4
9 Norway 2.21 2.43 2.52 2.29 2.03 2.38 2.49 3
10 Chile (total) 4.52 5.95 4.02 1.79 1.5 1.92 2.12 3
  Chile (excluding anchoveta) 4 4.45 2.75 1.25 1.16 1.29 1.27 –

Rendahnya produksi perikanan Keterbatasan sarana tangkap ini Kendala penyebab jumlah armada
tangkap disebabkan oleh berimplikasi: kapal perikanan terutama yang
keterbatasan sarana tangkap. o Terjadinya aksi Illegah fishing beroperasi di jalur III (di atas 12 mil
o Sarana tangkap didominasi oleh oleh kapal ikan asing (KIA) sampai ZEEI)
kapal tanpa motor dan terutama di perairan ZEEI o Tingginya harga kapal, Tinginya
perahu/kapal dengan motor (Afriansyah, 2018; Khan et al, biaya operasi (BBM dan Tingginya
<30GT (siswanto, 2018) 2018) biaya ABK kapal (Sala et al, 2018)

C re a t i n g N e w E n t r e p r e n e u r s h i p A n d N e w Ve n t u r e s 3
I Pendahuluan
 Latar Belakang (lanjutan….) SB - IPB
Sementara 11 WPP NRI masih ada 4 WPP yang Tabel 1.2. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan WPPNRI 572
(Kepmen-KP No 50/2017)
memiliki petensi SDI untuk dikelola secara lestari,
 Potensi Ikan Ikan
diantaranya WPP NRI 572 (Selat Malaka, Samuder Pelagis Pelagis
Ikan
Demersal
Ikan
Karang
Udang
Panaeid
Lobster Kepiting Rajungan Cumi
Besar Kecil
Samudera Hindia dan Selat Sunda) Potensi (Ton) 276.755 527.029 362.005 40.570 8.023 1.483 9.543 989 14.579
JTB (Ton) 221.404 421.623 289.604 32.456 6.418 1.186 7.634 791 11.663
Tingkat 0,95 0,50 0,57 0,33 1,53 0,93 0,18 0,49 0,39
Pemanfaatan

Keterangan: E < 0,5= Moderate; 0,5 ≤ E< 1,0 = Fully-exploited ; E ≥ 1,0 = Over-exploited

Kuota SDI Pusat dan Daerah


WPPNRI 572 (Ton)
90,000 82,573
80,000 72,159
70,000
60,000
50,000
38,859
40,000 33,957
30,000 Pusat.
20,000 16,021 2,667 Pelagis Besar: 16.021T
10,000 6,866 - - - - - 520 1,255 - - -
6,041
- Pelagis Kecil:82.573T
Dipilihnya WPPNRI 572 dengan pertimbangan sa
r il al g ng te
r i n ng Dimersal:72.159T
ec rs an da obs u m nga iti
Be s K ime Kar U C p
is ju e Cumi: 2.667T
bahwa pemanfaatan SDI masih memungkinkan lag elag
i D L
Ra K
e
untuk ditingkatkan dengan menambah jumlah P P Pusat Daerah  
armada kapal perikanan Kuota SDI di WPPNRI 572 (DJPT KKP, 2020)

C re a t i n g Ne w E nt r e p r e n e u r s h i p An d N e w Ve n t u r e s 4
I Pendahuluan
 Latar Belakang (lanjutan….) SB - IPB
Masih memungkinkannya potensi penambahan
Memberikan peluang utk meningkatkan armada
armada kapal perikanan utk pengelolaan SDI di
kapal perikanan dengan API sesuai potensi SDI
WPPNRI 572 mengingat armada kapal perikanan
(Pelagis Kecil)
yang ada saat ini sesuai table 1.3.

Tabel 1.3 Jumlah perahu/kapal yang beroperasi di WPPNRI 572


(Pusdatin-KKP, 2018)
o Dari latar belakang, akan disusun suatu penelitian
Tahun dengan metode multiple case study (Penelitian
2015 2016 2017 dengan kasus jamak). Menurut Yin (2009), bahwa
Provinsi Motor
Tempe
Motor
Tempe
Motor
Tempel penelitian metode Multiple Case Study  Penelitian
Perahu
Tanpa
l
Kapal
Perahu
Tanpa
l
Kapal
Perahu
Tanpa
Kapal kualitatif untuk menjawab perntanyaan penelitian
Motor Motor Motor
Motor Motor Motor dengan kata” Bagaimana” atau Mengapa?
o Untuk menganalisis adanya celah penelitian
Aceh 2.322 7.214 8.737 2.322 7.294 8.734 2.511 7.221 8.896
Sumatera Utara 5.014 6.529 8.298 7.020 897 20.30 5.125 7.154 18.792
(research gap)
5 1. Metode pemilihan kapasitas kapal, jenis alat
Sumatera Barat 3.865 6.654 3.849 6.115 3.888 6.355 1.799
1.667 1.734 tangkap dan spesifikasi teknis kapal
Bengkulu 573 2.063 748 573 2.063 746 589 2.090 823 perikanan untuk operasi di jalur III wilayah
Lampung 2.435 929 3.713 2.232 2.392 3.756 3.802 2.375 4.635
WPPNRI 572
Banten 1.302 1.959 4.977 1.346 1.979 5.054 1.302 2.163 5.190
Jumlah 15.511 25.348 38.14 17.342 20.740 40.32 17.217 27.358 40.135
2. Model konseptual pengembangan industri kapal
0 9 Perikanan.
3. Model operasional industri kapal untuk
pembangunan kapal perikanan.

C re a t i n g N e w E n t r e p r e n e u r s h i p A n d N e w Ve n t u r e s 5
I Pendahuluan
 Rumusan Masalah  Tujuan SB - IPB
 Manfaat
Bagaimana model pengembangan industri
kapal perikanan yang berdaya saing untuk 1 Untuk mendapatkan informasi Manfaat Teoritis. Diharapkan
pembangunan kapal di jalur III WPPNRI 1
pemilihan kapasitas kapal dan jenis dapat memberikan sumbangan
572? alat tangkap (API) perikananan untuk pemikiran bagi para akademisi
1 Bagaimana pemilihan kapasitas kapal operasi jalur III WPPNRI 572 untuk pengembangan model
dan jenis alat tangkap kapal industri kapal perikanan.
perikanan untuk jalur III WPPNRI 572? 2 Untuk merumuskan spesifikasi
teknis kapal perikanan untuk operasi 2 Manfaat Praktis.
2 Bagaimana menentukan spesifikasi penangkapan di jalur III WPPNRI 572. Pertama, sebagai masukan
teknis kapal ikan dihadapkan dengan kepada pemerintah dan pemda
Untuk mendapatkan informasi model
produktifitas API dan JTD untuk jalur III Prov. Jawa Barat, Prov DKI dan
WPPNRI 572? 3 pengembangan industri kapal Prov. Banten dan para pelaku
perikanan yang berdaya saing guna usaha, dalam upaya
3 Bagaimana model pengembangan pembangunan kapal perikanan jalur III meningkatkan daya saing industri
industri kapal perikanan yang WPPNRI 572. kapal perikanan di WPPNRI 572.
berdaya saing guna pembangunan Kedua, sebagai dasar berpikir dan
Untuk merumuskan strategi model
kapal untuk operasi jalur III WPPNRI bahan kajian untuk penelitian-
4 bisnis kanvas (Business Model penelitian pengembangan industri
572?
Canvas) guna meningkatkan daya kapal perikanan berikutnya.
4 Bagaimana model bisnis kanvas saing industri kapal.
(Canvas Business) untuk
meningkatkan daya saing model
industri kapal?
C re a t i n g Ne w E nt r e p r e n e u r s h i p An d N e w Ve n t u r e s 6
I Pendahuluan
 Ruang Lingkup  Kebaruan (Novelty) SB - IPB
Zhaoqum (2018) Lecler (2002) daya saing Pratiwi (2016) klaster
Bahasan pada industri kapal menurunnya SDI industry mobil dipengaruhi industry kapal model
perikanan untuk daerah operasi
disebabkan jumlah dan oleh Local Content dinamik dengan variabel
jalur III (di atas 12 sampai ZEEI)
pada WPPNRI 572 (Selat
ukuran kapal yang (Thailand) kunci Cost production,
Sunda), untuk penangkapan SDI tidak seimbang innovative ability, ship
Liping (2014) daya saing
pelagis kecil Baiju (2019) dipengaruhi oleh upah delivery, ship quality
menanalsiis desain dan buruh, material dan (Indonesia)
Potensi SDI Material badan kapal spesfikasi teknis kapal perlengkapan kapal (Cina)  
(Hull) kapal adalah baja ikan (Japang)
Pembahasan pada aspek:
1. Pemilihan kapasitas kapal Kapasitas kapal, Jenis, Model konseptual daya Model Operasional dan
(GT) dan jenis alat tangkap alat tangkap dan Jumlah saing industri rumusan Daya Saing
(API) kapal perikanan Industri
2. Spesifikasi teknsi kapal
Kebaharuan Kebaharuan: Kebaharuan:
3. Model pengembangan
industri kapal perikanan Metode pemilihan Model kenseptual Model operasional dan
yang berdaya saing kapasitas kapal, Jenis peningkatan daya saing rumusan strategi peningkatan
4. Model bisnis kanvas untuk alat tangkap dan jumlah industri kapal perikanan daya saing industri kapal
industri kapal perikanan dan kapal ikan untuk daerah perikanan
implikasi manajerial operasi jalur III (di luar 12
dengan analisis finansial. mill laut sampai ZEEI)
WPPNRI 572
C re a t i n g N e w E n t r e p r e n e u r s h i p A n d N e w Ve n t u r e s 7
I Tinjauan Pustaka
I Pemilihan kapal perikanan  Analytical Hierarchy Process (AHP) dan SB - IPB
Menurut Gulbrandsen (1988) untuk menentukan pemilihan Analytical Network Process (ANP)
kapal perikanan diperlukan identifikasi data SDI, kondisi Menurut (Saaty, 2008) dalam pengambilan keputusan pada
nelayan (ABK), karakteristik kapal dan regulasi pemilihan suatu tujuan yang efektif pada persoalan yang
pemerintah.
komplek dapat digunakan AHP dan ANP.
Design Requirements o Pemilihan kapasitas kapal ikan dan jenis alat penangkap
• Size and species of fish allowed to be caught ikan (API) menggunakan analisa AHP
o Penentuan model pengeembangan industri kapal yang
Resources

• Size and type of fishing gear allowed to be operated


Fish

• Individual Fishing Quotas (IFQs)


• Allocation of fishing grounds based on the size of the vessel berdaya saing dengan menggunakan analisa ANP
• The existence of Marine Protection Areas
• Fishers’ competencies • Local culture and practices
Fish Resources

• Fishers’ economic background • Ownership & financing


• Fishers’ preferences
• Fishers’ awareness and views structure
related to environment, social and • Organization
economic issues
• Method of fishing • Powering and propulsion system
• Fishing capacity • Supporting technology on board
Fishing Vessel

• Size of the crews • Health and safety environment


• Duration of fishing trip • Market and supply chain support Langkah dalam membangun model AHP dan ANP sebagai berikut:
• Distance to fishing ground • Technical support for technology
• Geographical characteristics
1. Menyusun hirarki jaringan keputusan (decomposition).
• Construction material 2. Membuat matrik perbandingan berpasangan (pairwise comparison).
• Fish handling and preservation 3. Menentukan bobot elemen dengan prioritas vector (w) Eigen Vector
systems
4. Menentukan nilai Phi,
• Regulations related to environmental issues 5. Menentukan nilai Consistensi Indeks Ratio (.
Regulation

• Regulations related to health and safety


• Regulations related to the structure of the vessel 6. Menghitung rasio konsistensi (CR)
• Regulations related to fishers/seafarers 7. Menghitung bobot Akhir.

Sumber: Gulbrandsen (1988)

C re a t i n g N e w E n t r e p r e n e u r s h i p A n d N e w Ve n t u r e s 8
I Tinjauan Pustaka
I Penentuan spesifikasn teknis kapal SB - IPB
Dalam desain dan penentuan spektek kapal perikanan
ikan
Menurut Baiju (2019) untuk menyusun spesifikasi teknis kapal
ikan dibutuhkan data Opsreq yang didasarkan pada potensi
diperlukan beberapa penghitungaan dan perencnaan:
SDI, karakteristik perairan o Tahanan total dan sea margin
Identifikasi potensi dan jenis SDI Untuk rute pelayaran Asia Timur termasuk perairan Indonesia,
Karakteristik perairan nilai sea margin berada pada kisaran 15-20 persen (Borkowski et
al., 2011; ITTC, 2008). Sea margin diambil nilai 20 persen,
Persyaratan operasi (Operational sehingga nilai tahanan total kapal.
Requirement)
Rtdinas = (1 + 20%) x Rt, dimana Rt adalah tahanan total
Spesifikasi teknis kapal ikan o Daya Mesin Penggerak Utama (Main Engine)
1. Material lambung kapal
2.
o
Ukuran utama kapal ikan
Panjang kapal (L)
Penghitungan daya efektif (effective Power) (PE):
o Lebar kapal (B) PE = Rtdinas x Vs, dimana Vs adalah kecepatan kapal
o Tinggi kapal (H)
o Sarat kapal (T)
o Koefisien blok kapal (Cb) Penghitungan daya mesin penggerak utama:
o Kapasitas kapal (GT) .
Sosial budaya o Kecepatan kapal Regulasi
masyarakat 1. Mesin pendorong (Propulsion System).
2. Pesawat bantu (Auxiliary Systems) Sehingga daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kapal (engine margin).
3.
4.
Peralatan penangkap ikan (Fishing Gear)
Peralatan bantu penangkap ikan (ABPI)
PBeng,margin = (1+20%) x PB
5. Peralatan navigasi
6. Peralatan keselamatan o Daya Listrik kapal
7. Jumlah Crew
8. Sistem dan peralatan penyimpanan ikan Peralatan yang menggunakan listrik di kapal meliputi: steering gear,
9. Lokasi pendaratan ikan
10. Endurance
anchor wichlass, stern winch, mechanical winch, power block,
11. Sea Trial fish pump, cargo hold freezer, pump, engine room fan,
accomodation room fan, davits, stove, lampu, window wiper, radio
Perencanaan Desain Kapal komunikasi, echosounder, wind direction, battery charging.
Perikanan
Pauxiliary engine = ΣP peralatan x Cos φ
C re a t i n g N e w E n t r e p r e n e u r s h i p A n d N e w Ve n t u r e s 9
I Tinjauan Pustaka
 IDaya Saing Industri Kapal Perikanan SB - IPB
Menurut Ecorrys (2009) daya saing industri
Menurut Porter (1990) penguatan daya saing
perkapal globaldipengaruhi keunggulan pada
klaster industri membutuhkan keunggulan pada 6
4 elemen kunci.
elemen.
Firm Strategy,
Competitive Environment
Chance Structure and
Rivalry Competitor Market Exogenous
Developme Developme Factors
nt (Supply) nt
(Demand)

 
 
Competitive Regulatory Framework
 

Demand Business Strategy Performance


Factor Competitio Other
Condition And Shipbulding
Condition n Policy Regulatory
Policy Responseses Sector
(State Aid) Fields

Industry Structure
Input:
Related and Labour & Skill
Supporting Goverment Value Chain Capital
Industry Production Row Materials
Processes Knowledge

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis model


Pengembangan Industri Kapal Perikanan kapal Strategi peningkatan daya saing dilakukan
perikanan pada 5 strategi: kemampuan inovasi, dengan Analytical Network Process
kualitas kapal, biaya produksi, waktu penyerahan (ANP)
kapal dan standardisai kapal

C re a t i n g N e w E n t r e p r e n e u r s h i p A n d N e w Ve n t u r e s 10
I Tinjauan Pustaka
I Bussiness Model Canvas (BMC) Industri Kapal
 SB - IPB
Perikanan Berbagai model bisnis dilakukan untuk meningkatkan daya
saing sebuah industri.

Menurut Mullins (2009) untuk Menurut Afuah (2003) diperlukan 4 Menurut Osterwalder & Pigneur (2010)
meningkatkan keuntungan komponen untuk meningkatkan untuk membangun bisnis dilakukan
perusahaan diperlukan model bisnis keuntungan industry: Industry dengan membangun produk, menjaga
dengan lima pilar: The Revenue Factor, Resources, Cost dan hubungan pelanggan dan menjaga
Model, Gross margin model, Position. distribusi. Diperlukan identifikasi 9
Model operasi, Working capital elemen yang dikenal Business Model
model dan investment model. Canvas (BMC) untuk meningkatkan
industry yang berkualitas.

Penelitian dilakukan o Key partners o Custumers


dengan model bisnis o Key activities segments
kanvas sebagai langkah o Key resources o Channels
peningkatan daya saing o Value o Cost structure
industri kapal perikanan. proposition o Revenue
o Custumers streams
relationship

C re a t i n g N e w E n t r e p r e n e u r s h i p A n d N e w Ve n t u r e s 11
I Tinjauan Pustaka
ITeori Pendukung Analisis SB - IPB
 Fishbone Diagram, Cause Effect dan Matrix  Validasi Data Daya Saing Industri Kapal Perikanan
Penyusunan spesifikasi teknis dan alat tangkap kapal Penentuan daya saing industri kapal perikanan m’butuhkan validasi
perikanan didasarkan pada persyaratan kapal sesuai dari hasil nilai kesesuaian (rater agreement), didasarkan pada nilai
pelaku usaha penangkapan ikan (owner requirement). Kendall’s Coefficient of Concordance (W) (Ascarya, 2005).
Penentuan owner requirement menggunakan fishbone Langkah validasi:
1. Menghitung nilai rata-rata klaster dan elemen (nodes) dari
diagram dengan analisis cause effect dan matrix
masing-masing klaster responden.
2. Menyusun matrik Transpose nilai Limited dari rata-rata klaster
Ukuran Kecepatan Sistem System Penyimpanan dan elemen (nodes) dari masing-masing klaster responden.
Panjang Kapal pendorong bantu Ikan
Kapal 3. Menghitung ranking dari matriks Transpose
Sub-kriteria Sub-kriteria 4. Melakukan validasi hasil pengolahan data dengan menghitung
Sub-kriteria Sub-kriteria
Sub-kriteria
nilai Kendall’s Coefficient of Concordance (W), yang disusun
Sub-kriteria dengan langkah berikut:
Sub-kriteria
Sub-kriteria
Sub-kriteria Sub-kriteria Owner
Requirement
a. Menghitung jumlah elemen (node) (P)
Kapal Ikan b. Menghitung nilai rata-rata ((R)) ̅= =(R tot)/P
Pelagis Kecil
Sub-kriteria Sub-kriteria Sub-kriteria Sub-kriteria Sub-kriteria c. Menghitung nilai deviasi (S )= ((Ri-(Ř))^2
d. Besarnya nilai deviasi maksimam (Smax)= S = (Ri-(R)) ^2
Sub-kriteria Sub-kriteria Sub-kriteria
Sub-kriteria Sub-kriteria
e. Menghitung nilai Kendall’s Coefficient of Concordance (Wk)
=S/Smax
Waktu Peralatan Peralatan Jumlah ABK Alat Bantu
Rentang hasil penghitungan nilai (W) antara 0 dan 1. Nilai W
operasi kapal Mekanis Alat
Tangkap
deteksi ikan Penangkap Ikan
(ABPI)
mendekati 1: Artinya tingkat kesesuaian persepsi antar klaster
responden terhadap model pengembangan industri kapal
adalah baik (sempurna)

C re a t i n g N e w E n t r e p r e n e u r s h i p A n d N e w Ve n t u r e s 12
I Tinjauan Pustaka
I
Teori Pendukung Analisis (lanjutan …) SB - IPB
 Validasi Data Daya Saing Industri Kapal Perikanan
 Analisa Strenght, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT)
Penentuan daya saing industri kapal perikanan m’butuhkan
o Menurut Wang (2007), analisis SWOT merupakan instrumen validasi dari hasil nilai kesesuaian (rater agreement), didasarkan
perencanaan strategis untuk mengevaluasi potensi kekuatan, pada nilai Kendall’s Coefficient of Concordance (W) (Ascarya,
kelemahan, peluang dan ancaman yang terdapat dalam 2005). Langkah validasi:
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. 1. Menghitung nilai rata-rata klaster dan elemen (nodes) dari
o Analisis SWOT dialkukan untuk membangun berbagai masing-masing klaster responden.
langkah strategi dalam menentukan mengembangkan 2. Menyusun matrik Transpose nilai Limited dari rata-rata klaster
model industri kapal yang berdaya saing. dan elemen (nodes) dari masing-masing klaster responden.
o Strategi terbaik disusun bedasarkan posisi hasil perhitungan 3. Menghitung ranking dari matriks Transpose
bobot matriks sesuai kuadran: I (agresif), II (Diversifikasi), 4. Melakukan validasi hasil pengolahan data dengan menghitung
(III Turn Arroud) atau IV (Defensif) nilai Kendall’s Coefficient of Concordance (W), yang disusun
dengan langkah berikut:
a. Menghitung jumlah elemen (node) (P)
b. Menghitung nilai rata-rata ((R)) ̅= =(R tot)/P
c. Menghitung nilai deviasi (S )= 〖 (Ri-(R)) ̅ 〗 ^2
d. Besarnya nilai deviasi maksimam (Smax) = S = (Ri-(R))
^2
e. Menghitung nilai Kendall’s Coefficient of Concordance (Wk)
=S/Smax
Rentang hasil penghitungan nilai (W) antara 0 dan 1. Nilai W
mendekati 1: Artinya tingkat kesesuaian persepsi antar klaster
responden terhadap model pengembangan industri kapal
adalah baik (sempurna)

C re a t i n g N e w E n t r e p r e n e u r s h i p A n d N e w Ve n t u r e s 13
II Tinjauan Pustaka
 Penelitian Terdahulu  Wibawa (2016) menganalisis
 Atikah (2016) menganalisis Dynamic SB - IPB
metode pembangunan kapal kecil
Model Klaster industry kapal di
ukuran 18 meter dengan kearifan
Surbaya dengan 4 elemen kunci (Cost
Baiju (2019) menanalsiis desain local (Indonesia)
Production, Ship delivery ship quality
dan spesfikasi teknis kapal ikan  Zhaqum (2018) menanalsiis
dan Innovatioan Ability) (Indonesia)
(Japang) efisiensi kapal dan alat tangkap  Lecler (2002) menganalisi Local
terhadap SDI (Cina)
Content untuk menurunkan Cost
  Production industry mobil (Thailand)
 
Kebaruan (Novelty). Kebaruan (Novelty)
 Metode pemilihan kapasitas  Model operasional dan rumusan
kapal dan jenis alat tangkap strategi peningkatan daya saing
yang didasarkan analisis industri kapal perikanan
menggunakan Analytical
Hierarchy Process (AHP)
 Spesifikasi Teknis kapal  Liping (2014) menganalisis daya saing
perikanan material baja, untuk kapal didaasarkan pada Cost
operasi jalur III WPP NRI 572, Production yang disebabkan oleh
untuk SDI Pelagis kecil (Labour, material dan Manufacturing)
(Cina)
 Jiang (2010) menganalisis daya saing
industri kapal dengan model Diamond
Porter dengan melakukan analisis
 Gulbrandsen (1988) menganalisis model ISM (Cina)
4 faktor yang mempengaruhi
pembangunan kapal perikanan
(SDI, Fishers, Fishing Vessel dan  Hakyeon, et al (2012) menganalisis
Regulation) (Canada) model daya saing industri berdasarkan
Kebaruan (Novelty).
 Devadasan (2009) menganalisis  Metode konseptual analisis Diamond Porter dan ANP
produktifitas alat tangkap Semi (Korea)
peningkatan daya saing
Trawl (India)  Yun et al (2012) menaganalis model
industri kapal perikanan
daya saing MNEs dengan ANP (Cina)
 
Cre a t i n g N e w E n t r e p r e n e ur s h i p An d Ne w Ve nt ur e s 16
SB - IPB

Sekian
Terima
Kasih
Cre a t i n g N e w E n t r e p r e n e ur s h i p An d Ne w Ve nt ur e s

Anda mungkin juga menyukai