Anda di halaman 1dari 8

AJENG FRANSISCA MUHARDINI

Pembangkit Listrik Tenaga


Biomassa (sampah)
Saat ini, ketersediaan energi fosil semakin berkurang, khususnya
minyak bumi. Setelah terjadinya krisis energi yang pernah mencapai
puncak sekitar dekade 1970-an, dunia saat ini menghadapi kenyataan
bahwa persediaan minyak bumi, sebagai salah satu tulang punggung
produksi energi terus berkurang. Di masa mendatang, dunia akan
terancam semakin kesulitan untuk menemukan dan menggunakan
sumber energi dari fosil. Eksplorasi yang telah dilakukan, konsumsi
dalam jumlah besar serta pertambahan penduduk yang tinggi di masa
depan, akan membuat persediaan energi fosil khususnya minyak bumi
tidak dapat mengimbangi permintaan terhadap kebutuhan energi.
Sebuah pembangkit listrik tenaga biogas dapat
mengkonversi sampah organik, seperti : kotoran
hewan, tanaman hijau, limbah dari industri agro dan
rumah pemotongan hewan menjadi biogas. Biogas
dapat digunakan dengan cara yang mirip dengan
pemanfaatan gas alam seperti : gas, lampu, kompor
atau sebagai bahan bakar untuk mesin. Biogas terdiri
dari metana 50-75%, 25-45% karbon dioksida, uap air
2-8% dan O2, N2, H2 NH3 H2S. Bandingkan ini dengan
gas alam, yang berisi metana 80 sampai 90%.
Isi energi gas tergantung pada kandungan metananya.
Kandungan metana yang tinggi itulah yang ingin
dihasilkan. Adanya kadar karbon dioksida dan air uap
tentu tidak dapat dihindari, namun kadar sulfur harus
diminimalkan terutama penggunaannya di sebuah
mesin.
Ada dua cara untuk menjadikan biomassa sebagai
bahan bakar untuk menghasilkan energi listrik, cara
yang pertama adalah dengan membakar langsung
biomassa padat sehingga boiler menghasilkan uap.
Cara yang kedua adalah dengan melakukan
fermentasi atau bisa juga disebut anaerobic
disgestion yang nantinya akan menghasilkan biogas
dengan kandungan metana (CH4) dan karbon
dioksida (CO2) dan gas gas lainnya yang dapat
dijadikan bahan bakar boiler untuk menghasilkan
uap, ataupun dengan cara biogas sudah terbentuk
langsung dimasukkan kedalam generator untuk
menghasilkan listrik tanpa perlu menggunakan
boiler untuk menghasilkan uap yang dapat memutar
turbin.
Melalui proses gasifikasi 4-8 kg biomassa diperkirakan dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti 1 liter bahan bakar minyak.
Jika proses gasifikasi disambung dengan diesel generator 1,2 – 2
kg/jam biomassa diperkirakan dapat menghasilkan 1 KWh
listrik. Produksi listrik dari biogas dapat menjadi metode yang
sangat efisien untuk menghasilkan listrik dari sumber energi
terbarukan. Namun, ini hanya berlaku jika panas yang muncul
dari generator listrik dapat digunakan dengan cara yang
ekonomis dan ramah lingkungan. Nilai kalor rata-rata biogas
adalah sekitar 21-23,5 MJ / m³, yang berarti bahwa 1 m³ biogas
sesuai dengan 0,5-0,6 solar atau kandungan energi sekitar 6
kWh (FNR, 2009).
Namun, karena kerugian konversi, 1m³ biogas dapat dikonversi
menjadi hanya sekitar 1,7 kWh listrik.
Pemanfaatan ini bukan hanya dapat membantu masalah kelistrikan
nasional namun secara tidak langsung juga dapat menyelamatkan
lingkungan dari kerusakan yang diakibatkan oleh sampah-sampah
yang tidak diberdayakan, khususnya sampah organik.

Anda mungkin juga menyukai