P P P (Protein)
Toksisitas
- Fasa farmasetik
Bentuk sediaan
per oral, rektal
Saluran cerna
(pemecahan bentuk sediaan dan terlarutnya obat aktif)
Absorpsi
(ketersediaan hayati)
Toksisitas
Protein plasma bioaktivasi
bioinaktivasi
Ekskresi Metabolisme 3
Hubungan perubahan pH dengan % bentuk molekul
Asam lemah Basa lemah
100
% Bentuk
Molekul
50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
pH
• Contoh : • Contoh :
RCOOH RCOO- + H+ RNH3+ RNH2 + H+
pKa = pH + log (RCOOH)/(RCOO) pKa = pH + log (RNH3+)/(RNH2)
5
Perbandingan absorpsi beberapa obat yang bersifat asam
atau basa pada berbagai pH di lambung dan usus halus tikus
6
Hubungan koefisien partisi kloroform/air (P) dan
prosen absorpsi bentuk molekul asam dan basa
2. Interaksi Khas
8
Interaksi Tidak Khas
hasilnya tidak memberikan efek yang berlangsung lama
tidak terjadi perubahan struktur mol. obat / biopolimer
bersifat reversibel
ikatan kimia yang terlibat kekuatannya relatif lemah
tidak menghasilkan respons biologis.
9
Interaksi Obat dengan Protein
Darah Protein Albumin BM ± 69.000, bersifat
amfoter, mengandung ion
Zwitter (gugus NH3+ dan
COO-) dapat
berinteraksi dengan kation
dan anion obat.
Ikatan kimia yang terlibat : ikatan-ikatan ion, hidrogen, hidrofob dan ikatan van der
Waals.
Kadar obat bebas dalam darah berkaitan dengan kadar obat yang terikat oleh
protein plasma.
10
Interaksi Obat dengan Protein
• Protein plasma telah jenuh => obat bebas dalam cairan darah berinteraksi
dengan reseptor => respons biologis (+).
• Kadar obat bebas dalam darah => kompleks obat-protein plasma terurai
=> obat bebas kembali ke plasma darah.
Untuk berinteraksi dengan protein plasma, molekul obat harus mempunyai struktur
dengan derajat kekhasan tinggi.
11
Contoh :
Analog tiroksin berikatan secara maksimal dengan albumin plasma, strukturnya
harus mempunyai :
1. struktur inti difenileter,
2. empat atom iodida pada posisi 3,5 dan 3',5’,
3. gugus hidroksil fenol bebas,
4. rantai samping alanin atau gugus anion yang terpisah dengan tiga atom C dari inti
aromatik.
Bila salah satu keempat syarat di atas tidak dipenuhi penggabungan analog
tiroksin dengan albumin plasma
12
Interaksi Obat dengan Jaringan
Obat dapat berinteraksi dengan jaringan membentuk depo di luar plasma darah.
Contoh :
Klorpromazin kadar dalam jaringan otak dan plasma darah (501 : 11)
Selektif
permeabel
Obat terikat = 500 Obat terikat = 10
13
Pengikatan obat oleh protein plasma dan jaringan dapat memberi penjelasan
mengapa kadar total obat yang tinggi dalam darah belum tentu
mempunyai keefektifan yang tinggi.
Obat terikat
Kadar
total
Obat bebas
KEM
Obat A Obat B
15
Pengaruh Lain-lain dari Interaksi Tidak Khas
Afinitas terhadap tempat pengikatan (binding site) tiap obat berbeda-beda
terjadi persaingan antar molekul obat atau antara molekul obat dengan bahan
normal tubuh dalam memperebutkan tempat pengikatan.
Obat B
Obat A
+
Obat A bebas
Contoh:
Turunan fenilbutazon, kumarin dan asam salisilat dapat mendesak turunan
sulfonamida dari ikatannya dengan albumin. Sulfonamida yang terbebaskan
menimbulkan efek antibakteri lebih lanjut. 16
Interaksi Khas
Interaksi yang menyebabkan perubahan struktur makromolekul
reseptor sehingga timbul rangsangan/memicu perubahan fungsi
fisiologis normal, yang diamati sebagai respons biologis.
1. Interaksi obat
2. Interaksi obat
dengan enzim
dengan reseptor.
biotransformasi
17
Interaksi Obat dengan Enzim Biotransformasi
Contoh :
• Fisostigmin (penghambat enzim asetilkolinesterase) dapat
menghambat pemecahan asetilkolin pada reseptor khas terjadi
akumulasi asetilkolin dalam tubuh respons kolinergik (+).
18
Interaksi Obat dengan Reseptor
19
afinitas efikasi
O + R Kompleks (OR) Respons biologis
Obat Reseptor
20
Hubungan Struktur, Sifat Kimia Fisika
dengan Ekskresi Obat
1. Ekskresi Obat melalui Paru
tergantung P darah/udara
2. Ekskresi Obat melalui Ginjal
a. Penyaringan Glomerulus
b. Reabsorpsi Pasif pada Tubulus Ginjal
c. Transpor aktif
3. Ekskresi Obat melalui Empedu
21
• Obat asam lemah (as. salisilat, fenobarbital, nitrofurantoin, asam
nalidiksat, asam benzoat dan sulfonamida) => ekskresi bila pH urin
dibuat basa, dan bila pH urin dibuat asam.
Contoh : t1/2 sulfaetidol (asam lemah) pada pH urin 5 11,5 jam dan pada
pH urin = 8 t1/2 menjadi 4,2 jam.
• Obat basa lemah, ekskresi bila pH urin dibuat asam, dan bila pH urin
dibuat basa.
Contoh : kuinakrin, klorokuin, prokain, meperidin, kuinin, amfetamin,
imipramin, amitriptilin dan antihistamin.
• Asam kuat dengan pKa < 2,5 dan basa kuat dengan pKa > 12, terionisasi
sempurna pada pH urin eksresi tidak terpengaruh oleh perubahan pH.
22
Daftar Pustaka
1. Siswandono dan Bambang Soekardjo, Eds. 2000. Kimia Medisinal I dan II. Surabaya:
Airlangga University Press.
2. Foye, W.O., Lemke, T.L. and Roche, V.F. (2013) Foye's principles of medicinal chemistry. 7th
edn. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.
23