Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ARSITEKTUR


ARS196243 - KRITIK DALAM ARSITEKTUR
SEMESTER GASAL 2022-2023

Kritik dalam
Arsitektur
Tugas 1.1.
Identifikasi Elemen dan Prinsip Desain
dalam buku Max Jacobson : “Invitation to Architecture”, Chapter 5
(196-255)

REGU 1

8112201003 DEVIKA ALVERINA


VANIDA
8112201005 MUTIA MAWARANI
8112201022 TEGAR
RAMADHAN
CHAPTER 5 : The Beauty of Architecture
Invitation to Architecture
oleh Max Jacobson

1. KENIKMATAN VISUAL
Visual Delight

2. KENIKMATAN INDRA PERABA


Haptic Delight

3. KENIKMATAN AKUSTIK
Accoustic Delight

4. KENIKMATAN AROMATIK
Aromatic Delight

5. KENIKMATAN INTELEKTUAL
Intellectual Delight

6. KEINDAHAN DARI KONSEP FUNGSI


DAN STRUKTUR
The Beauty of Functional and Struktural Concept
CHAPTER 5 : The Beauty of Architecture
Invitation to Architecture
oleh Max Jacobson

Konsep Venustas Kompleks

“Yes, the concept of venustas, of beauty, is complex.”

(Halaman 202)

A Dalam buku “Invitation to Architecture”, Chapter 5 : The


Beauty of Architecture, halaman 196 -255, tidak semua

. elemen desain dan prinsip desain dibahas. Adapun


elemen desain dan prinsip desain yang dijelaskan secara
implisit.

B Dikatakan kompleks sebab keindahan arsitektur berasal

.
dari beberapa atau gabungan dari elemen desain dan/
atau prinsip desain.
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

1A. GARIS Arah

1.1 Pada Buku Max Jacobson terdapat pada halaman 209-211 Menghasilkan
Luas

1.2 Pemahaman mengenai Elemen Desain Garis / Line Garis Bangunan yang
Dimensi dirancang
● “ Line is given to us by nature, with bamboo, reeds, and tree branches, all
of which have been incorporated into utensils and structures.” Karakter
Ruang
Elemen garis ini diberikan kepada kita secara alami,
seperti pada tanaman bambu, alang-alang, cabang-cabang
pohon yang semuanya digabungkan atau dimasukkan
untuk peralatan dan struktur.

● “ Architects draw lots of lines, each representing the direction, extent,


Rencana
dimension, and character of the various spaces and materials that will
Kota
make up the building being designed. The qualities of these lines
Digunakan dalam
generate the qualities of the eventual building. Lines are used at all
semua skala desain Denah
scales of design, from city plans, to site plans, to building plans, down to
the details of how the materials are assembled.” Bangunan

Detail
Material
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

Contoh pada Taliesen West dan Kantor di


Phoenix karya Frank Lloyd Wright yang
menunjukan bagaimana garis lurus dapat
kontras dengan batu, gunung dan
direfleksikan lagi pada permukaan yang datar
yang berdekatan dengan kolam.

Gambar 1. Taliesen West, Frank Lloyd Wright. Gambar 2. Kantor di Phoenix, Frank Lloyd Wright.
Sumber gambar : Sumber gambar :
https://archeyes.com/taliesin-west-in-arizona-frank-lloyd-w https://xceldelivery.com/historic-sites-to-see-on-your-trip-t
right/ o-phoenix/frank-lloyd-wright-building/

(diunduh 8 Maret 2023, Pukul 13.25) (diunduh 8 Maret 2023, Pukul 13.35)

Dan pada contoh kasus Rumah Robie di Chicago tahun 1909, menyatakan
kekuatan garis horizontal dalam bangunan, dengan menciptakan
kesan dari batu bata yang panjang dengan menekankan sambungan
horizontal yang menjelaskan tema horizontalitas pada detail konstruksi.
Gambar 3. Rumah Robie, Chicago, 1909.
Sumber gambar :
https://mcnees.org/architecture/prairie_arch_images/chicago/ro
bie/flw_arch_chicago_robie_hse_sw_crnr-2_remc.jpg

(diunduh 8 Maret 2023, Pukul 13.50)


ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

2A. BAHAN
1.1 Pada buku Max Jacobson pembahasan terkait elemen
Anak tangga telah rusak sejak 1306 menjadi halus alami yang
desain bahan muncul beberapa kali dalam bahasan yang dapat kita rasakan hanya dengan melihatnya.
berbeda.

1.2 Pemahaman mengenai bahan sebagai pemberi


kenikmatan haptik atau indra peraba (Halaman 231 - 232)

“But we inhabit buildings as well as look at them. We lean against their


walls, walk upon their floors, and may sit upon their ledges (like a banco
in a traditional adobe). We open their doors, wake up in their rooms,
adjust their windows, and infrequently bump into some part of them
when we aren’t looking. Without referring to the building’s furniture
(which we touch much more intimately), we look here at how we may
derive some haptic pleasure (the pleasure of touch) and information
from buildings”

Wells Cathedral Chapter House


Dijelaskan bahwa tanpa disadari saat memasuki sebuah
Sumber : https://www.philipnewton.me/wells-cathedral-chapter-house/
bangunan lalu bersandar, membuka pintu dan jendela,
menabrak beberapa bagian rumah adalah proses
memperoleh kenikmatan indra peraba.
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

1.3 Pemahaman mengenai Elemen Desain Bahan sebagai


pemberi kenikmatan akustik (Halaman 234 - 235)

● “... heavy solid buildings often have hard interior materials—stone,


brick, or plaster—causing interior noises to bounce endlessly within
the structure and creating a sustained reverberation of sound, even
echoes.” Contoh bangunan New World Center Miami didesain dengan
menggunakan bahan langit-langit dan dinding khusus akustik salah
satunya untuk menghindari gema.
Dijelaskan bahwa penggunaan material yang padat pada
bangunan sering kali menyebabkan kebisingan, seperti suara
memantul, bahkan gema.

● “Heavy stone structures with thick sealed window and door openings
keep outdoor noises out and can offer an unusual quietness inside.
This quality can, by contrast, magnify noises produced internally, such
as voices and slamming doors.”

Dijelaskan bahwa penggunaan bahan batu yang berat dengan


bukaan jendela dan pintu tebal yang ditutup untuk mencegah
kebisingan dari luar, terkadang memperbesar kemungkinan
kebisingan yang dihasilkan secara internal, seperti suara dari
dalam ruangan dan bantingan pintu. New World Center Miami, Frank Gehry
Sumber : https://www.dezeen.com/2011/01/26/new-world-centre-by-frank-gehry/
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

1.3 Pemahaman mengenai Elemen Desain Bahan sebagai


pemberi kenikmatan aromatik (Halaman 236 - 237)

● “You probably think we are going too far in suggesting that buildings ● “The pleasurable smells of being in a building also come from the
can smell good. In fact, quite the opposite is all too often true, and the gardens and fresh air that surround it, which the building admits
smell of modern materials (such as certain types of carpeting, paints, on its patios and through its windows and open doors.”
vinyl flooring, and foam insulation) can cause real discomfort to
inhabitants and illness in some cases.”
Dijelaskan bahwa selain dari elemen bahan bangunan, aroma
Dijelaskan bahwa sebetulnya bangunan bisa berbau harum, menyenangkan dalam bangunan dapat berasal dari taman
namun seringkali bahan bangunan modern memiliki bau dan udara segar yang melewati jendela dan pintu yang terbuka.
kimiawi yang menyebabkan ketidaknyamanan.

m
● “As materials age, their aromas change.” em
Bahan pe
n ga
Dijelaskan bahwa umur bahan bangunan menyebabkan ru
hi
perubahan aroma. AROMA
Menyenangkan atau
Tidak Menyenangkan
Penempatan
ventilasi
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

3A. TEKSTUR
1.1 Pada buku Max Jacobson halaman 231 - 232

1.2 Pemahaman mengenai elemen desain tekstur sebagai


pemberi kenikmatan haptik atau indra peraba (Halaman
231 - 232)

Villa Mairea menggunakan bahan kayu dan


“There can certainly be haptic pleasure derived from the act of
rotan untuk memberikan pengalaman dan
construction: the actual placing of smooth or rough stone, the aksi gerakan tangan yang dapat dinikmati.
smoothness or roughness of wood, or the plastering of a wall. Because
most of us don’t build the buildings we use, we forget this aspect of
Villa Mairea, Alvar Aalto
interaction.”
Sumber : https://www.artek.fi/en/stories/the-aaltos-at-villa-mairea-a-more-human-light

Dijelaskan bahwa penggunaan bahan bangunan seperti


batu halus atau kasar, kayu yang halus dan kasar, serta Tekstur
plester dinding memberikan interaksi kepada pengguna
yang menyentuhnya dan seringkali hal tersebut dilupakan. Tidak
Kayu
halus
Bahan Memberikan
pengalaman
Tidak dan aksi
Rotan
halus
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

1B. IRAMA
1.1 Pada Buku Max Jacobson terdapat pada halaman 212-215

1.2 Pemahaman mengenai Prinsip Desain “ Irama (Rhythm).”

● “ Visual rhythm in architecture is similar to temporal rhythm in ● “ In graphics and architecture, the points and lines of the grid are slightly
music : Often an underlying beat is established first, a steady, regular more complex than the tempo in music. Instead of being onedimensional
occurrence, equal in duration (called tempo), and equal in length in and following each other in time, there may be several grids: two for the
horizontal plane (one for north–south, another for east–west) and a third
design and architecture (where it is termed a grid). This rhythm
for the vertical dimension. These grids need not be equal in their unit
establishes the strict order, a kind of framework.”
dimensions, nor need they be orthogonal (at right angles) to each other.”

Dijelaskan bahwa irama visual di dalam Arsitektur sama


dengan irama temporal di dalam musik, yaitu dengan Dijelaskan bahwa dalam grafik dan Arsitektur, poin dan
menentukan ketukan yang mendasarinya terlebih garis dari grid lebih kompleks karena akan ada beberapa
dahulu. grid tidak hanya satu dimensi yang mengikuti satu sama
lain.

Musik Durasi yang sama (Tempo)


Ketukan 2 Bidang Horizontal
Panjang yang sama (Grid) ( Selatan - Utara)
Arsitektur
(Timur - Barat)
Grid

Membentuk Dimensi Vertikal


Tatanan yang ketat
Irama
(Kerangka Kerja)
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

● “….,visual delight in the plan stems from the inventive rhythm between the
mats oriented variously up and down in an almost unpredictable way, yet
arranged both to follow the grid and to produce nicely shaped rooms.”

Dijelaskan bahwa pada gambar denah rumah tradisional Jepang


terdapat visual yang menyenangkan yang dihasilkan dari irama
yang inventif antara tikar yang mengarah secara horizontal
maupun vertikal yang tidak dapat diprediksi, sehingga
menghasilkan bentuk ruang yang baik.
Gambar 5. Denah Rumah Tradisional Jepang
Sumber gambar :
https://www.slideshare.net/muhammadnaim988/the-traditionalj
apanesehouse

(diunduh 9 Maret 2023, Pukul 18.05)

● “ Rhythm isn’t confined to floor plans, of course. Rhythm can also be perceived
in the façade: in the frequencies of the column spacing, solids and voids, and
window arrangements.”

Dijelaskan bahwa irama tidak hanya untuk denah lantai saja,


irama dapat juga dirasakan pada fasad bangunan seperti jarak
kolom, padatan dan rongga dan pengaturan jendela. Seperti pada
Gambar 6. Minnesota State Transportation Building contoh Bangunan Minnesota State Transportation Building.
Sumber gambar :
https://www.gettyimages.com.au/detail/photo/minnesota-department-of-
transportation-headquarters-royalty-free-image/835548112

(diunduh 9 Maret 2023, Pukul 18.30)


ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN
2B. PROPORSI

1.1 Pada Buku Max Jacobson terdapat pada halaman 215-222

1.2 Pemahaman mengenai Prinsip Desain “ Proporsi (Proportion).”

● “ A shape with good proportion, then, is one that we recognize as having


a kind of inner relationship between its height and width, but one that
may not be immediately obvious. ”Good” proportion between
architectural elements is a major concern in design. For example,
spaces for circulation (hallways, aisles, outdoor covered walkways) are
normally long and slender in the floor plan, but the shape of rooms we Gambar 7. Lorong Gambar 8. Jalan Setapak Tertutup
Sumber Gambar : Sumber Gambar :
inhabit normally need to be “chubby rectangles” or “potato shaped”—not https://pxhere.com/en/photo/982912 https://stylemasterpatios.com.au/schools/covered-wal
(diunduh 9 Maret 2023, Pukul 18.50) kways/
too square, nor too long and slender. This is not only because of the
(diunduh 9 Maret 2023, Pukul 18.55)
interesting proportions, but also because a room works better
functionally if it is a rectangle, capable of handling two social groups
simultaneously yet still holding them together in a single space. Dijelaskan bahwa contoh proporsi ruang seperti ruang
sirkulasi yang panjang dan ramping.

Dijelaskan bahwa bentuk yang memiliki proporsi yang baik


yaitu yang memiliki hubungan antara tinggi dan lebar,
namun mungkin tidak terlihat dengan jelas. Proporsi yang Bekerja dengan
baik antara elemen-elemen desain merupakan hal yang baik Dapat memenuhi
penting di dalam sebuah desain. Proporsi
aktivitas di dalamnya
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

● “Although artists and architects may spend years developing a more


refined sense of good proportion, we all have an innate capacity for
Proporsi
sensing it, particularly when it comes to seeing “bad” or awkward
proportions in the world around us. Just recall a poorly trimmed tree, a
jacket whose sleeves are too long, a big building with an undersized front
door (or look into the mirror and notice what elements of your appearance
you might sometimes want to improve the proportions of). These awkward The Golden Mean (Arti) Human Body and Modulor
proportions are usually due to the lack of a complementary relationship (Tubuh Manusia dan
between the elements.” Proporsi sistem yang Modular)
telah digunakan
sepanjang sejarah

Dijelaskan bahwa mengembangkan rasa dari proporsi yang


baik membutuhkan waktu yang banyak, namun sebetulnya kita Lebih bernilai
semua memiliki kemampuan untuk dapat merasakan
proporsi yang kurang baik mulai dari hal yang paling
sederhana di sekitar kita, yang mengakibatkan proporsi Pedoman
kurang baik tersebut kurangnya hubungan yang saling
melengkapi antara unsur-unsurnya.

Hal kecil disekitar

Proporsi yang
kurang baik
Objek
Vitruvian Man
Parthenon On The Acropolis, Atena
Sumber :
Sumber :
https://mymodernmet.com/leonardo-da-vinci
https://www.creativebloq.com/design/design -vitruvian-man/
ers-guide-golden-ratio-12121546
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN
3B. SKALA
1.1 Pada Buku Max Jacobson terdapat pada halaman 222-224 Skala

1.2 Pemahaman mengenai Prinsip Desain “ Skala (Scale).”


Bangunan Tubuh
● “ Architecture expresses feelings and thoughts, and scale is one of
these expressive tools.”

Dijelaskan bahwa skala merupakan hubungan antara


● “ Then there’s the other important sense of scale, not so much bangunan dengan tubuh kita. Jika ruang yang kita
between elements of the building, but rather the building in relation rasakan kurang nyaman biasanya tubuh kita yang akan
to us, to our bodies. If a room feels too small or too large it is usually berbicara atau merespon.
our body that is talking.”

Dijelaskan bahwa Arsitektur itu mengekspresikan rasa


dan juga pikiran-pikiran dan skala merupakan salah Skala
satu alat yang ekspresif.

Bangunan Tubuh

Reaksi
Ruang besar yang
Merasa lelah
harus dilalui

Sumber : https://www.viva.co.id/otomotif/unik/781410-daftar-rekor-jalan-raya-dari-terpanjang-hingga-tersibuk
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN
4B. IMBANG dan SIMETRI
1.1 Pada buku Max Jacobson terdapat pada halaman 226 - 229

1.2 Pemahaman mengenai Elemen Desain Imbang dan Simetri /


Balance and Symmetry Dalam buku tersebut, Max Jacobson membahas tentang

● “We perceive symmetry immediately and, to the extent that it provides a pentingnya simetri dan keseimbangan dalam arsitektur.
sense of balance and counterpoint to complexity, we find it visually Simetri dijelaskan sebagai prinsip yang menciptakan
satisfying.”
kesamaan dalam ukuran, bentuk, dan posisi antara
elemen-elemen yang berlawanan, sehingga memberikan
● “The balance and stability that accompany symmetry is especially
kesan keteraturan dan harmoni dalam desain.
welcome in architecture, where we need our buildings to embody just
that structural quality: stability.”
Sementara itu, keseimbangan dijelaskan sebagai prinsip

Elemen Desain yang menciptakan kesan stabilitas dan harmoni dalam


desain dengan menggunakan distribusi elemen-elemen
Ukuran
Stabil
Bentuk memberikan visual yang seimbang, baik itu berdasarkan ukuran,
dan
Warna
Harmoni bentuk, warna, atau tekstur. Keseimbangan juga dapat
Tekstur
Keseimbangan
dicapai melalui penggunaan proporsi yang tepat
sehingga mendapatkan kualitas struktur yang baik.
Proporsi yang tepat
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

Simetri dapat dikatakan sebagai satu bentuk terbalik (mirror) persis


seperti yang lain. Dalam arsitektur, simetri mengacu pada geometri
bangunan, karena bangunannya sama di kedua sisi sumbu.

Sebagai contoh, Taj Mahal di Agra direncanakan dengan mengikuti


sumbu dengan simetri Bilateral dalam denah dan keseluruhan
bangunan sebagai gambar simetris yang sama persis seperti yang
ditunjukkan pada gambar.

Gambar 11. Taj Mahal di Agra direncanakan dengan mengikuti sumbu dengan simetri Bilateral
Sumber Gambar :
https://www.arsitur.com/2019/06/6-prinsip-desain-arsitektur-contoh.html
(diunduh 9 Maret 2023, Pukul 01.48)
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN

Asimetris

Elemen dalam desain dengan keseimbangan asimetris tidak


tercermin di kedua sisi sumbu, tetapi diatur sedemikian rupa
sehingga mencapai keseimbangan.

Gedung Konser Walt Disney adalah contoh keseimbangan asimetris.


Volume bangunan yang dirancang secara asimetris menciptakan
arsitektur yang unik dan dinamis

Gambar 12.. Keseimbangan asimetris pada walt disney concert hall


Sumber Gambar :
https://studioardemi.com/12-prinsip-desain-arsitektur-dan-contoh-penerapannya/
(diunduh 9 Maret 2023, Pukul 01.54)
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN
4B. TEKANAN
1.1 Pada buku Max Jacobson pemahaman tekanan terjadi pada 1.2 Pada buku Max Jacobson pemahaman tekanan terjadi pada
elemen desain dan prinsip desain.
elemen desain dan prinsip desain.

1.3 Pemahaman mengenai Tekanan dalam Prinsip Desain


1.2 Pemahaman mengenai Tekanan dalam Elemen Desain Garis
Irama halaman 212
halaman 211
● “Interest can then be generated by introducing variation: In
● “Creating the impression of longer bricks by emphasizing the
music, every third or fourth beat might be emphasized, thereby
horizontal joints between them while keeping the vertical joints
creating measures—groups of beats that allow us to anticipate
tight, he thereby restated his theme of horizontality in the details of
the next measure—and our foot happily starts to tap in sync with
construction.”
them.”

Dijelaskan bahwa memberikan tekanan antara sambungan garis


horizontal dan mempertahankan garis vertikal memberikan
kesan batu bata yang lebih panjang. Dijelaskan bahwa penganalogian dalam musik, pada setiap
ketukan ketiga atau ketukan keempat dapat diberikan
Contoh tekanan sehingga menghasilkan irama.

Kesan batu
Batu Musik Ketukan
Garis Tekanan yang lebih
Bata panjang
diberikan
Tekanan Irama
Elemen
Arsitektur Desain
ELEMEN DESAIN PRINSIP DESAIN
4B. TEKANAN
1.1 Pada buku Max Jacobson pemahaman tekanan terjadi pada
elemen desain dan prinsip desain.

1.2 Pemahaman mengenai Tekanan dalam Prinsip Desain Skala


halaman 223

● “Exaggeration and emphasis of scale between elements is a


powerful tool of design, not just to be eccentric, but to allow us to
make “interesting deviations” from a scale we’ve become used to.”

Dijelaskan bahwa melebih-lebihkan dan menekankan skala antar


elemen adalah alat desain yang kuat, tidak hanya untuk menjadi
eksentrik, tetapi untuk memungkinkan kita membuat
"penyimpangan yang menarik" dari skala yang biasa kita gunakan.

Bernard Maybeck Fireplace for his tiny house


Sumber :
Eksentrik https://smallhousebliss.com/2015/06/09/bernard-maybeck-the-cubby/be
rnard-maybeck-the-cubby-ldk2-via-smallhousebliss/
diberikan
Skala Tekanan

“Penyimpangan
yang menarik”
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai