Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN

DISRUPTIVE
TECHNOLOGY
KELOMOMPOK 3
ANGGOTA KELOMPOK:

Michael Exaudi Sirait (201811085)


M. Ridho Adib Syahputra (201911223)
Moh. Shohibul Daksena (202011264)
Azizi Nur Salim (202011270)
Reza Marwesi (202011366)

20XX Pitch Deck 2


DISRUPTIVE
TECHNOLOGY
disruptive technology adalah inovasi teknologi, produk atau
jasa yang membuat teknologi atau produk yang dominan
yang sudah ada menjadi terganggu. Terganggu dalam artian
eksistensinya terancam karena adanya teknologi, produk
atau jasayang baru tersebut. Walaupun secara kualitas tidak
harus lebih baik dari yang sudah ada sekarang, tetapi pada
umumnya terdapat perbedaan yang mencolok dalam hal
harapan dari kebanyakan pemakai yang merasa
diuntungkan. Disruptive technology biasanya sederhana ,
tidak mahal dan sangat mudah dalam penggunaan.

20XX Pitch Deck 3


MANAJEMEN
DISRUPTIVE
TECHNOLOGY

Manajemen disruptive technology merupakan strategi


dalam mengatur atau mengelola dalam menciptakan
produk atau jasa yang membuat teknologi
yang dominan yang sudah ada menjadi terganggu

20XX Pitch Deck 4


JENIS JENIS DAN PERAN
DISRUPTIVE TECHNOLOGY
Ada dua jenis disruptive technology secara garis besar, yakni:

• penemuan baru yang belum pernah ada


sebelumnya
• disruptive technology yang mengisi
kekosongan karena tidak terakomodasi oleh teknologi yang
sudah ada

Dari dua jenis disruptive technology diatas dapat dikatan bahwa


disruptive technology berperan sebagai pengisi kekosongan dari
teknologi yang ada atau menciptakan pasar dan menggantikan pasar dari
teknologi yang sudah ada

20XX Pitch Deck 5


SYARAT DISRUPTIVE
TECHNOLOGY
Untuk menjadi disruptive technologies, dibutuhkan beberapa
persyaratan.

• teknologi baru tersebut tidak berkembang secara


linier dari teknologi sebelumnya
• teknologi tersebut memanfaatkan peluang pasar yang
muncul pada saat teknologi lama sudah terlalu
canggih dan kompleks buat sebagian pelanggan.
• teknologi yang dihasilkan bukanlah teknologi yang
lebih canggih. Justru disruptive technologies sering
berupa teknologi yang lebih inferior dalam
fungsionalitas, bila dibandingkan dengan produk
lama yang sejenis.

20XX Pitch Deck 6


KATEGORI DISRUPTIVE TECHNOLOGY

Adapun 2 kategori disruptive technology (McQuail, 2001), yaitu:

A. LOW-END DISRUPTION
Low-end disruption, adalah disrupsi yang mengarah
kepada pemakai yang tidak membutuhkan kinerja yang
utuh, seperti pemakai yang fanatik yang tingkatannya
lebih tinggi. Low-end disruption terjadi ketika tingkat
perbaikan produk melampui tingkat kemampuan
pemakai untuk mengadopsi kinerja yang baru. Pada
tingkatan ini kinerja dari produk telah melampaui
kebutuhan dari kelompok pemakai tertentu. Sehingga
pada tingkatan ini disruptive technology dapat memasuki
pasar dan memberikan produk yang kinerjanya di bawah
kinerja yang sudah ada karena produk ini melampaui
kebutuhan dari kelompok tertentu.

20XX Pitch Deck 7


KATEGORI DISRUPTIVE TECHNOLOGY

B. NEW MARKET DISRUPTION


New Market Disruption, adalah disrupsi yang mengarah
kepada pemakai yang tidak terakomodasi atau
terpusatkan dengan teknologi yang ada. New Market
Disruption terjadi ketika produk tidak lebih menonjol
dalam hal kinerja dibandingkan dengan produk yang
sudah ada namun cocok untuk mengisi pasar baru
berkembang serta sejalan dengan perkembangan
dengan waktu dan inovasi terhadap kinerja produk
tersebut. Produk ini akan mengancam pasar bagi produk
yang sudah stabil di pasar (incumbent).

20XX Pitch Deck 8


PRINSIP DISRUPTIVE
TECHNOLOGY
Disruptive technology biasanya sederhana , tidak mahal dan sangat mudah
dalam penggunaan. Inferioritas tersebut tentu saja jangan dipandang enteng,
karena setelah berhasil di pasar awal, perusahaan yang
memperkenalkan disruptive technologies tersebut umumnya akan terus
menerus menyempurnakan produknya sehingga perlahan-lahan kinerjanya
bisa mendekati fungsionalitas produk lama dengan harga yang lebih rendah.
Karena sifatnya yang menyasar segmen yang relatif lebih rendah, perusahaan
yang memperkenalkan disruptive technologies relatif aman dari incaran
pemain lama yang lebih suka mengembangkan produk mereka untuk
menggapai pasar yang lebih menguntungkan (yang umumnya terletak di
atas). Karena itu, para inovator ini memiliki keleluasaan bergerak yang cukup
besar.

Sifat-sifat tersebut juga menjadikan perusahaan besar yang sudah mapan


jarang bersedia mengeluarkan disruptive technologies karena dua alasan.
Selain karena kecilnya potensi pasar awal, teknologi disruptif ini tidak
selaras dengan strategi perusahaan yang lebih mementingkan kebutuhan
pelanggan mereka yang paling menguntungkan, yang selalu menuntut produk
yang lebih canggih. Karena itu, disruptive technologies lebih sering lahir dari
inovator baru, dan bukan dari perusahaan-perusahaan yang sudah mapan.

20XX Pitch Deck 9


STUDY CASE
LISTRIK PINTAR
Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik
paskabayar, yaitu pelanggan menggunakan energi listrik dulu
dan membayar belakangan pada bulan berikutnya. Dengan
layanan listrik paskabayar, setiap bulan PLN harus mencatat
meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus
dibayar pelanggan, melakukan penagihan kepada pelanggan
yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran
listrik jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekening
listrik setelah waktu tertentu. Mekanisme ini tidak
dilaksanakan pada sistem Listrik Pintar.
Listrik Pintar merupakan layanan listrik prabayar yang
memungkinkan pelanggan untuk mengendalikan sendiri
penggunaan listriknya sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Seperti halnya pulsa isi ulang pada telepon seluler, pada
sistem listrik pintar, pelanggan terlebih dahulu membeli pulsa
(voucher/token) listrik isi ulang melalui gerai ATM sejumlah
bank atau melalui loket-loket pembayaran tagihan listrik
online.

20XX Pitch Deck 11


SMART GRID
Smart grid merupakan konsep grid modern yang menggunakan teknologi digital sebagai dasarnya. konsep Smart Grid,
jaringan listrik dapat secara cerdas mengintegrasikan aksi-aksi dari seluruh komponen yang tersambung di dalamnya
mulai dari pembangkit, perangkat transmisi, distribusi, serta konsumennya sehingga dapat menghantarkan listrik
dengan lebih efisien, berkelanjutan, ekonomis, aman dan dengan keandalan yang tinggi
Penerapan smart grid dan metering yang memanfaatkan teknologi terkini merupakan salah satu upaya Kementerian
Energi dan SUmber Daya Mineral (ESDM) dalam menghadapi perubahan tren pengembangan energi listrik ke
depan. Selain penerapan smart grid, reformasi kebijakan dan peraturan dalam peningkatan bauran pembangkit EBT juga
dilakukandengan mengembangkan penambahan pembangkit listrik yang bersumber dari energi terbarukan dapat
dilakukan di luar perincian Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT. PLN 2019-2028.
smart grid sudah mulai diterapkan di beberapa wilayah di Jawa Bali dan secara bertahap diterapkan pada sistem Luar
Jawa Bali. penerapan smart grid sangat penting dalam bagi peningkatan keandalan, peningkatan porsi Energi Baru
Terbarukan (EBT) dalam bauran energi pembangkitan tenaga listrik, dan peningkatan efisiensi energi. Munr
menambahkan bahwa penerapan smart grid di tahun 2020 sesuai dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional
(RUKN) 2019-2038.

20XX Pitch Deck 12


THANK YOU

20XX Pitch Deck 13

Anda mungkin juga menyukai