Anda di halaman 1dari 19

PENDEKATAN SIFAT / CIRI

Pendekatan ciri berasumsi bahwa beberapa


orang memiliki ciri–ciri dan keterampilan
tertentu akan muncul dan efektif sebagai
pemimpin.
HAKEKAT CIRI DAN KETERAMPILAN
 Istilah ciri, menunjuk kepada sejumlah atribut individual,
yang dapat berupa kepribadian, nilai-nilai dan keterampilan.
 Robbins (2008:127) kepribadian (personality) merupakan
keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain.
 Nilai adalah sikap yang diinternalisasikan mengenai apa
yang benar dan salah, yang etis dan tidak etis, yang
bermoral dan tidak bermoral.
 Keterampilan mengacu pada kemampuan melakukan
sesuatu dalam cara yang efektif.
 Kepribadian, nilai dan keterampilan dibentuk bersama antara
bawaan keturunan dan pembelajaran
TEORI LAHIRNYA PEMIMPIN
Perkembangan Teori Sifat
 Teori sifat berusaha mengidentifikasi sifat-sifat khas (fisik,
mental, kepribadian) yang diasosiasikan dengan
keberhasilan kepemimpinan.
 Pada awalnya diyakini bahwa pemimpin itu dilahirkan dengan
membawa sifat-sifat bawaan yg diperlukan bagi seorang
pemimpin.Sifat bawaan tersebut diperoleh dari garis keturunan,
maka teori ini disebut Teori Keturunan ( The Heredity Theory)
yang disebut juga Teori Genetik (The Genetic Theory)
 Kemudian muncul teori baru yaitu teori ciri fisik (physical
characteristic theory), tanpa mempersoalkan lagi seorang
pemimpin itu dilahirkan atau diciptakan
 Karena ada kajian sifat yang lebih difokuskan pada pemimpin
besar semacam Churchil, Gandhi, Soekarno, Naser, Napoleon
dsb, karena itu teori ini sering juga disebut The Greatman
Theory.
Pendekatan yang Digunakan
 Membandingkan ciri-ciri orang yang tampil
sebagai pemimpin dengan ciri-ciri orang yang
bukan pemimpin
 Membandingkan ciri-ciri pemimpin yang efektif
dengan yang tidak efektif
Gambar 3.2. Individual Differences Framework

Heredity
Genes
Race/ethnicity
Gender

Individual Characteristic

Personality

Abilities
Values
and Skill

Leadership
Style and
Behavior

Sumber: Nahavandi, The Art and Science of Leadersiship, 2000. p. 49


 Stogdil melakukan dua kali kajian
 (1948) meninjau 124 studi tentang ciri yg dilakukan dari tahun 1904
hingga 1948
 (1974) meninjau 163 studi tentang ciri yang dilakukan dari tahun
1949 hingga 1970
 Mengidentifikasi sifat – sifat kepemimpinan ke dalam 6
kategori yaitu:
1. Karakteristik fisik; umur, tinggi, berat dan penampilan
2. Latar belakang sosial; pendidikan, status sosial, dan mobilitas
3. Intelegensia; daya fikir, pengetahuan, kecakapan, kemampuan
membuat keputusan, kefasihan berbicara
4. Kepribadian; agresifitas, antusias, kreativitas, integritas,
independensi, kepercayaan diri
5. Karakteristik yang berkaitan dengan tugas; dorongan berprestasi,
tanggung jawab, inisitaif, enterprenurship
6. Karakteristi sosial; kemampuan administratif, daya tarik, popularitas,
kemampuan bergaul, hubungan antar pribadi, kemampuan diplomasi
 Ordway Tead mengemukakan 10 sifat pemimpin
yang berhasil yaitu;
1. Mempunyai jasmani dan rokhani yang kuat
2. Mengetahui tujuan organisasi dan cara mencapainya
3. Mempunyai gairah kerja yang tinggi
4. Ramah dan penuh kasih sayang
5. Mempunyai kepribadian yang utuh
6. Memiliki kecakapan teknis
7. Cakap mengambil keputusan
8. Cerdas
9. Mempunyai kecakapan mengajar
10. Mempunyai keimanan yang teguh
Yukl (2005:233) beberapa ciri kepribadian yang
memperdikisikan efektivitas kepemimpinan :

1. Tingkat energi tinggi dan toleransi thd tekanan


2. Rasa percaya diri
3. Pusat kendali internal
4. Kestabilan dan kematangan emosional
5. Integritas pribadi
6. Motivasi kekuasaan
7. Orientasi kepada keberhasilan
8. Kebutuhan akan afiliasi
Tingkat Energi Tinggi dan Toleransi terhadap
Tekanan
 Tingkat energi yang tinggi dan toleransi terhadap
tekanan membantu para manajer menanggulangi
tingkat kecepatan kerja yang tinggi, jam-jam kerja
yg panjang, permintaan yg tidak ada habisnya
thd pekerjaan manajerial.
 Vitalitas fisik dan keuletan emosional
membuatnya lebih mudah menanggulangi situasi
antarpribadi yang menekan
 Toleransi thd tekanan akan lebih besar
kemungkinannya untuk tetap tenang dan dapat
memberikan pengarahan yang mantab dan pasti
thd para bawahan dalam suatu krisis.
Rasa Percaya Diri

 Rasa percaya diri berhubungan secara positip


dengan efektivitas dan kemajuan diri sendiri.
 Tanpa adanya rasa percaya diri yg kuat, seorang pemim-
pin lebih kecil kemungkinannya berhasil
 Pemimpin yang mempunya rasa percaya diri yg tinggi akan
lebih besar kemungkinannya untuk mencoba tugas yg sulit
dan menetapkan sasaran yang menantang.
 Rasapercaya diri berhubungan dengan pendekatan
yg beorientasi tindakan penyelesaian masalah
 Para pemimpin yang mempunyai rasa percaya diri yg
tinggi akan lebih gigih dalam menyelesaikan masalah
 Para pemimpin yang mempunyai rasa percaya diri yang
rendah akan lebih besar kemungkinannya untuk menang-
guhkan penanganan masalah atau memindahkan
tanggung jawab ke orang lain
Pusat Kendali Internal

 Orang yang mempunyai pusat kendali internal yang kuat


(disebut “Internal”) yakin bahwa peristiwa dalam hidup
mereka lebih banyak ditentukan oleh tindakan mereka
sendiri daripada oleh kebetulan atau nasib
 Para internal menerima lebih banyak tanggung jawab atas
tindakan mereka dan atas kinerja organisasi
 Para internal mengambil lebih banyak inisiatif dari pada
eksternal dalam menemukan dan memecahkan masalah.
 Para internal dalam mempengaruhi akan lebih banyak
menggunakan persuasif dri pada koursif, ataupun manipultif.
 Pusat kendali internal yang kuat berhubungan secara
positip dengan efektivitas manajerial.
 Para internal lebih efektif daripada eksternal dalam kaitannya
dg kriteria obyektif spt keuntungan dan pertumbuhan penjualan.
Kestabilan dan Kematangan Emosional

 Seseorang yg matang secara emosional mudah


beradaptasi, memiliki kesadaran yg tepat
mengenai kekuatan dan kelemahannya, tidak
egosentris, tidak defensif dan lebih banyak
memiliki kendali terhadap diri sendiri.
 Pemimpin yang memiliki kematangan emosional
yang tinggi memiliki lebih banyak hubungan
kerja sama dengan para bawahan, rekan
sejawat dan atasan
 Kematangan emosional berkorelasi positip
dengan kepemimpinan yang efektif.
Integritas Pribadi

 Integritas berarti bahwa perilaku seseorang


konsisten dengan nilai yang menyertainya, dan
orang tersebut bersifat jujur, etis, dan dapat
dipercaya.
 Para manajer yang berhasil dianggap sebagai
orang yang memiliki integritas tinggi dengan
indikator:
 Jujur dan kredibel
 Menepati janji
 Bertanggung jawab atas tindakan dan keputusannya
 Menjaga rahasia
Motivasi Kekuasaan
 Orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi akan
kekuasaan senang mempengaruhi orang lain
maupun peristiwa dan berusaha untuk
mendapatkan posisi otoritas yang lebih besar.

 Orang yang memiliki kebutuhan yang rendah


akan kekuasaan biasanya tidak memiliki
keinginan dan ketegasan yg dibutuhkan untuk
memimpin, menegosiasi, melakukan lobby dan
menegakkan disiplin
Orientasi kepada Keberhasilan
 Orientasi kepada keberhasilan meliputi keinginan
untuk unggul, dorongan untuk berhasil, kesediaan
memikul tanggung jawab dan perhatian terhadap
sasaran tugas
 Para manajer yang mempunyai oroientasi yang
tinggi atas keberhasilan kemungkinan akan;
 memiliki perhatian yang tinggi thd sasaran tugas,
 lebih bersedia menerima tanggung jawab,
 lebih mungkin mengambil inisiatif dalam menemukan
masalah dan mecahkannya
 Lebih suka mengambil resiko moderat daripada resiko
tinggi ataupun konservatif
Kebutuhan akan Afiliasi

 Orang yang mempunyai kebutuhan yang kuat akan


afiliasi bersifat ramah,ingin disukai dan diterima oleh
orang lain, serta senang bekerja sama dengan orang
lain
 Studi kepemimpinan umumnya menemukan korelasi
yang negatif antara kebutuhan akan afiliasi dengan
efektivitas manajerial. Karena Pemimpin yang
mempunyai kebutuhan yg kuat akan afiliasi cenderung:
 lebih memperhatikan hubungan daripada tugas.
 Menghidari konflik atau lebih suka menghaluskannya daripada
menghadapi perbedaan yang benar benar ada.
 Menghindari membuat keputusan yang perlu tetapi tidak populer
 Memberi penghargaan untuk memperoleh persetujuan daripada
memberi penghargaan untuk kinerja yang efektif.
Kelemahan Teori Sifat
 Terlampau banyak sifat-sifat yang harus dimiliki
seorang pemimpin
 Mengabaikan unsur Follower dan Situasi serta
pengaruhnya thd efektivitas pemimpin
 Tidak semua ciri cocok untuk segala situasi
 Terlampau banyak memusatkan pada sifat-sifat
kepemimpinan dan mengabaikan apa yang
sebenarnya dilakukan oleh pemimpin

Anda mungkin juga menyukai