KEPALA BTCLS
2022
Tujuan setelah dilakukan pelatihan ini :
Peserta diharapkan mampu :
1.Menjelaskan struktur dan anatomi kepala.
2.Menjelaskan patofisiologi cedera kepala.
3.Menyebutkan klasifikasi pasien dengan cidera
kepala.
4.Menjelaskan penatalaksanaan pasien dengan
cidera kepala.
Pendahuluan
1. Lebih dari 50% penderita trauma adalah penderita trauma kepala, bila multi trauma
(cedera lebih dari satu bagian tubuh) maka 50% penderita tersebut karena trauma
kepala.
3. Tindakan : oksigenasi yang adekuat, mempertahan kan tekanan darah yang cukup
untuk perfusi otak dan menghindarkan terjadi cedera otak sekunder --> tindakan yang
sangat penting untuk keberhasilan kesembuhan penderita.
5. Cedera kepala (trauma kepala) adalah masalah pada struktur kepala akibat mengalami
benturan yang berpotensi menimbulkan gangguan pada fungsi otak. Masalah ini dapat
berupa luka ringan, memar di kulit kepala, bengkak, perdarahan, patah tulang
ANATOMI
1. A.Kulit Kepala
2. Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut sebagai SCALP
yaitu:
3. 1.Skin atau kulit
4. 2.Connective Tissue atau jaringan penyambung
5. 3.Aponeurosis atau jaringan ikat yang berhubungan langsung
dengan tengkorak
6. 4.Loose areolar tissue atau jaringan penunjang longgar
7. 5.Perikranium.
Anatomi....
1. B.Tulang kepala
2. Terdiri calvaria (atap tengkorak) dan basis cranium (dasar
tengkorak).
3. Basis cranium berbentuk tidak rata dan tidak teratur sehingga
trauma kepala dapat menyebabkan kerusakan pada bagian
dasar otak yang ber gerak akibat cedera akselerasi dan
deselerasi.
4. C.Meningen
5. Selaput meningen menutupi seluruh permukan otak dan
terdiri dari 3 lapisan yaitu: durameter, piameter dan araknoid.
6. Perdarahan : epidural (antara duramater dengan otak) atau
subdural (dibawah duramater). Perdarahan juga dapat terjadi
didalam jaringan otak sendiri (intraserebral).
7.
Anatomi..
1. D.Otak
2. Terdiri dari serebrum, serebelum dan batang otak.
3. Serebrum : hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh falks serebri
yaitu lipatan durameter.
4. Apabila terdapat hubungan langsung antara otak dengan dunia luar
(fraktur cranium terbuka, fraktur basis cranium dengan cairan otak keluar
dari hidung atau telinga) --> keadaan yang berbahaya --> peradangan
otak.
5. b.Doktrin monro-kellei
6. Doktrin Monro-Kellei adalah suatu konsep sederhana bahwa volume intra kranial
selalu konstan, karena rongga kranium pada dasarnya merupakan rongga yang tidak
mungkin mekar
–Hipoksia
otak menerima oksigen yang berkurang.--> iskemia otak, berat --> infark otak.
4. 2.Commotio cerebri
5. Kehilangan kesadaran sebentar (dibawah 15 menit), tidak berbahaya.
6. Penderita dibawa ke rumah sakit karena kemungkinan cedera yang lain.
7. 3.Contusio cerebri
8. Kehilangan kesadaran lebih lama, dalam kepustakaan saat ini dikenal
sebagai DAI (Difuse Axonal Injury) yang mempunyai prognosis lebih buruk.
1. 4.Perdarahan cranial
2. Perdarahan dapat berupa epidural, subdural atau intra serebral.
3. Perdarahan epidural terletak diluar durameter tetapi di dalam rongga tengkorak dan
cirinya berbentuk bikonveks atau menyerupai lensa cembung.
4. Kausa : Trauma
5. Klinis : Lusid interval. Lateralisasi
6. Rontgen : Fraktur linear, Gambaran hematom (+)
5. Perawatan:
6. –Pemeriksaan neurologis periodik
7. –Pemeriksaan CT Scan ulang bila kondisi penderita memburuk atau bila penderita
akan dipulangkan
7. Prosedur Diagnostik
8. –Foto polos kepala AP dan Lateral
9. –Foto servikal
10. –Scan Otak
11. –Foto Thorak
Penatalaksanaan
1. a.Airway dan Breathing
2. –elevasi 20-30°: untuk membantu menurunkan tekanan
intrakranial.
3. –Pastikan jalan napas korban
4. –Jangan banyak memanipulasi gerakan leher
5. b.Sirkulasi
6. –Berikan cairan secukupnya agar tetap normovolemia.
Jangan memberikan cairan berlebih atau Glukosa karena
dapat menyebabkan edema otak.
7. –Atasi hipotensi yang terjadi
8. –Berikan tranfusi darah jika Hb kurang dari 10 g/dl
1. 1.Terapi Medikasi
2. –Manitol --> mengurangi ancaman herniasi dan peningkatan TIK,
b/p Furosemide 1 mg/Kg dapat diulang tiap 6-12 jam untuk
diberikan bersama dengan antiedema yang lain.
3. –Koreksi asidosis laktat yang terjadi dengan Natrium Bikarbonas
4. –Berikan obat antikejang (diazepam) jik penderita mengalami kejang
5. –Berikan obat-obatan neurotonik
6. - Berikan antibiotik dosis tinggi pada cedera kepala terbuka
7. –Berikan antagonis H2 simetidin, ranitidine iv untuk mencegah
perdarahan gastrointestinal