Anda di halaman 1dari 13

Sikap dan Kebiasaan

Belajar
Shinta Mayasari
Sikap belajar adalah kecenderungan peserta didik
untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan
belajar sebagai dampak dari pandangan dan
perasaannya terhadap kegiatan belajar.

Kebiasaan belajar merupakan perilaku peserta didik


yang relatif menetap dalam aktivitas belajarnya
sebagai hasil pembiasaan atau perilaku yang diulang-
ulang.
Sikap dan kebiasaan belajar merupakan perilaku
peserta didik yang dilakukan secara berulang-ulang
dan relatif menetap dalam kegiatan belajarnya,
sebagai dampak dari perasaan dan pandangannya
terhadap belajar.
Sikap dan kebiasaan belajar bisa positif maupun
negatif, tergantung bagaimana perasaan dan
pandangannya terhadap kegiatan belajar.
Pengaruh terhadap Prestasi Belajar
Peserta didik yang memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
akan menunjukkan perilaku dalam kegiatan belajar secara efektif dan
efisien, baik dalam merencanakan kegiatan belajar dan mengikuti
kegiatan belajar, memahami dan penguasaan materi pelajaran, serta
mempersiapkan untuk mengikuti ulangan atau ujian.
Kebiasaan akan menjadikan seseorang sukses atau
menghancurkannya, dan kebiasaan akan membentuk suatu karakter.
Sikap dan kebiasaan belajar yang positif akan membentuk karakter
yang baik seperti rajin, tekun dan disiplin, tangguh dalam
menghadapi hal-hal yang mengganggu kegiatan belajar (bila
menghadapi kesulitan belajar, hambatan emosional, masalah remaja
dan stress dan sebagainya), serta produktif, begitu pula sebaliknya.
Ciri-ciri Sikap dan Kebiasaan Belajar yang
Positif
1. Menyenangi pelajaran (teori dan
praktek)
2. Merasa senang untuk mengikuti
kegiatan belajar yang
diprogramkan sekolah
3. Mempunyai jadwal belajar yang
teratur
Ciri-ciri Sikap dan Kebiasaan Belajar yang
Positif
4. Mempunyai disiplin diri dalam
belajar (bukan karena orang
lain)
5. Masuk kelas tepat pada
waktunya
6. Memperhatikan penjelasan dari
guru
Ciri-ciri Sikap dan Kebiasaan Belajar yang
Positif
7. Mencatat pelajaran dalam buku
khusus secara rapi dan lengkap
8. Senang mengajukan pertanyaan
apabila tidak memahaminya
9. Berpartisipasi aktif dalam
kegiatan diskusi kelas
Ciri-ciri Sikap dan Kebiasaan Belajar yang
Positif

10. Membaca buku-buku pelajaran


secara teratur
11. Mengerjakan tugas-tugas atau
PR dengan sebaik-baiknya
12. Meminjam buku-buku ke
perpustakaan untuk menambah
wawasan keilmuan
Ciri-ciri Sikap dan Kebiasaan Belajar yang
Positif
13. Ulet dan tekun dalam
melaksanakan pelajaran praktek
14. Senang membaca buku-buku lain,
majalah atau koran yang isinya
relevan dengan pelajaran atau
program studi yang ditempuhnya
15. Tidak mudah putus asa apabila
mengalami kegagalan dalam
belajar (seperti tidak lulus tes,
atau nilainya rendah)
Upaya guru membangun sikap dan
kebiasaan belajar yang positif
Menciptakan kesiapan belajar
Dalam kondisi apapun kesiapan belajar sangat penting. Peserta didik yang
berada dalam kondisi siap akan merasa tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Secara fisik misalnya, memeriksa peralatan-peralatan
belajar sebelum proses pembelajaran dimulai dan secara psikis guru dapat
menciptakan kesiapan belajar dengan memberikan pencerahan atau
penyadaran.

Memberikan motivasi
Dalam proses pembelajaran di sekolah selalu ada pemberian motivasi kepada
peserta didik yang dilakukan secara verbal dan non-verbal. Misalnya
menghargai apa yang dilakukan peserta didik ketika pembelajaran sedang
berlangsung walaupun hanya dengan memuji tulisannya. Selain itu, para guru
dapat membaca buku-buku yang bertemakan motivasi sehingga dari situlah
guru bisa memotivasi peserta didik.
Upaya guru membangun sikap dan
kebiasaan belajar yang positif
Mengurangi marah yang berlebihan
Ketika seorang guru menghadapi peserta didik yang bermasalah dengan cara marah
apalagi sampai berlebihan (kurang manusiawi dan tidak mendidik) hanya akan
memperparah keadaan dan hanya akan menambah rasa malas peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran di kelas bahkan dapat membuat peserta didik
ketakutan dan tidak mau datang ke sekolah. Saat marah sebaiknya guru mengambil
waktu sejenak untuk menenangkan diri, setelah tenang baru guru dapat
membicarakan masalah dengan peserta didik.

Menciptakan keharmonisan
Keharmonisan guru dengan peserta didik merupakan syarat penting dalam proses
pembelajaran di kelas, keharmonisan bisa tercipta jika seorang guru mampu
menempatkan dirinya dalam kondisi kejiwaan peserta didik. Simpati dan empati
merupakan dua unsur kejiwaan yang sangat penting untuk memunculkan
keharmonisan. Canda tawa dan ramah tamah guru dengan peserta didiknya
merupakan hal yang perlu dilakukan oleh guru di sekolah agar dapat menghilangkan
rasa lelah dan jenuh peserta didik terutama pada jam terakhir dalam proses
pembelajaran di kelas.
Upaya guru membangun sikap dan
kebiasaan belajar yang positif
Memberikan bimbingan seperlunya
Guru adalah pembimbing, ada tiga materi penting dalam membimbing peserta didik
yaitu membimbing dalam hal penguasaan aspek keilmuan, penguasaan aspek
psikomotorik dan penerapan aspek sikap (afektif). Guru sebagai pembimbing tidak
akan pernah diam di kursinya. Guru tipe ini akan bergerak ke arah peserta didik, baik
secara individu maupun kelompok. Dan terkhusus ketika peserta didik mengalami
kesulitan mengerjakan tugas. Jika pendidik tidak melakukan bimbingan yang
memadai maka kesulitan akan memunculkan rasa malas untuk belajar.

Menyelipkan humor sebagai transisi pembelajaran


Belajar mengajar merupakan seni, kemampuan dan kreativitas guru sangat dituntut
ketika melaksanakan pembelajaran. Saat ini, tugas guru bukan cuma mengajar tetapi
membelajarkan peserta didik. Membelajarkan berarti mengajak peserta didik untuk
berpikir dan bertindak. Mudah bosan dan kurang bersemangat seringkali dialami
peserta didik ketika sedang berlangsung pembelajaran di kelas dan dalam kondisi
seperti itulah guru menyelipkan unsur humor untuk mengurangi ketegangan
pembelajaran di kelas, yang tentunya unsur itu merupakan suatu cerita humor yang
mendidik dan membuat peserta didik kembali segar untuk belajar.
Upaya guru membangun sikap dan
kebiasaan belajar yang positif
Membangkitkan efek rasa malu
Efek rasa malu dinilai sangat perlu dalam dunia pendidikan. Namun, efek ini
hanya akan digunakan untuk hal-hal yang edukatif. Misanya, menyebutkan
nama siswa yang tidak atau belum mengumpulkan tugas, strategi ini cukup
efektif apabila dilakukan secara rutin di setiap pembelajaran di kelas dan
peserta didik lebih tertantang untuk belajar dan mengerjakan berbagai tugas
atau latihan yang diberikan oleh guru.

Memberikan hadiah
Strategi selanjutnya yang dilakukan oleh guru untuk menghadapi peserta didik
yang malas belajar adalah memberikan hadiah menarik bagi siapa saja yang
mampu menyelesaikan tugas atau latihan tepat waktu. Hadiah dapat berupa
pujian, alat tulis sederhana yang tidak memberatkan pembeliannya oleh guru,
token ekonomi seperti point, menjadikan siswa contoh atau tutor bagi teman
sebaya, atau memberikan nilai yang memadai sesuai dengan hasil kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai