Anda di halaman 1dari 15

STIGMA DAN DISKRIMINASI

TERKAIT HIV-AIDS

pengurus PE
OLEH: SYAHRIZAL SYARIF
MEMBER OF ADVISORY BOARD GF-HIV PR-NU R-9
PENGERTIAN
Stigma dan diskriminasi adalah sikap dan
tindakan berdasarkan prasangka, pandangan
negatif, tindakan yang tidak tepat terhadap
seseorang
Berupa:
Pengucilan oleh keluarga, teman sejawat dan
komunitas- berkurangnya akses terhadap
pelayanan kesehatan, pendidikan, pemenuhan
hak azasi, kerusakan psikologis  menurunnya
keberhasilan test dan pengobatan HIV
STATUS
• Stigma AIDS terjadi di seluruh dunia,
dengan manifestasi yang berbeda-beda
antar negara, komunitas, kelompok agama
dan individu.
• Tindakan rasialis
• Phobia terhadap kel homoseksual,
kelompok waria, kel secara sosial tidak
dapat diterima; PSK - Pengguna narkoba.
DAMPAK STIGMA
• NASIONAL :
– Menyulitkan identifikasi, pengobatan, konseling,
upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
cepat dan efektif
• PERSONAL :
– Individu dapat menolak untuk mendapat akses uji
test HIV, pengobatan, bimbingan dan pelayanan
yang tepat.
V berhubungan dengan perilaku (homoseksualitas, kecanduan narkoba, pelacuran dan seks bebas) yang sudah menjadi stigma di masyarakat.
an besar penderita HIV tertular melalui seks yang terkait dengan moral.
nformasi yang tidak akurat tentang penularan HIV yang menghasilkan kesalahan persepsi terhadap resiko HIV.
V sering dipandang sebagai akibat perilaku yang tidak bertanggung jawab.
aan agama dan moral yang menuntun pandangan bahwa terinfeksi HIV adalah sebuah hukuman dari perilaku berdosa (seksual menyimpang dan sek

Ban Ki Moon (Sekjen PBB)


• "Stigma masih menjadi penyebab ketakutan
masyarakat memeriksakan diri ke dokter dan
mendapat mengobatan. AIDS menjadi
pembunuh tersembunyi, karena masyarakat
takut membicarakannya dan mengambil
langkah pencegahan yang tersedia. Stigma
penyebab utama sehingga wabah AIDS
masih menjadi ancaman masyarakat di
seluruh dunia” "1
•  
Stigma terbentuk karena ?
• HIV/AIDS mematikan- masyarakat takut.
• HIV terkait perilaku (homoseksualitas, narkoba,
PSK dan seks bebas)- moral - sudah stigma di
masyarakat.
• Info tidak akurat ttg penularan HIV - kesalahan
persepsi thp resiko HIV.
• HIV akibat perilaku yang tidak bertanggung jawab.
• HIV hukuman bagi pendosa (seks menyimpang
dan bebas).
Konteks stigma
• Stigma dipengaruhi agama, jender, seksualitas, usia, dan
tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS.
• Kampanye pencegahan HIV-AIDS sangat luas- , tidak
mengurahi stigma di masyarakat.
• Amerika - upaya pencegahan dan akses pengobatan sangat
luas- 27 persen pddk memilih tidak bekerja dekat dgn wanita
ODHA.
• Stigma juga dipengaruhi oleh jenis penularan. Untuk Indonesia
dimana sumber penularan terbesar melalui hubungan seksual
diikuti dengan penggunaan jarum suntik, maka stigma terkait
HIV akan Stigma di Indonesia akan terfokus pada perilaku
seks bebas dan pekerja seksual disamping pada pecandu
narkoba jarum suntik.
Stigma di Indonesia
• Stigma terkait jenis penularan.
• Indonesia - sumber penularan hubungan
seksual dan penggunaan jarum suntik,
maka stigma :
• Fokus pada perilaku seks bebas dan
pekerja seksual dan pecandu narkoba
jarum suntik.
• TIDAK MUDAH MENGURANGI STIGMA
PERAN NU
• DASAR:
– Stigma – diskriminasi adalah bentuk
kejahatan terhadap hak azasi manusia
– Islam sangat menjunjung hak azasi
manusia
• PBNU- ORG SOSIAL- KEAGAMAAN - MITRA
PEMERINTAH DLM UPAYA PENANGGULANGAN
HIV/AIDS
• ULAMA DAN TOKOH MASYARAKAT MERUPAKAN
PANUTAN DLM MASYARAKAT INDONESIA
• FAKTOR RESIKO HIV- TERKAIT PERILAKU-
TERKAIT BASIS NILAI
STRATEGI - UMUM
• PENGEMBANGAN MATERI ADVOKASI BERBASIS NILAI-NILAI
ASWAJA – MELIBATKAN LEMBAGA BAHTSUL MASAIL
• SOSIALISASI MATERI PADA PARA ULAMA – BERBASIS
PESANTREN – LEMBAGA DAKWAH
• PRODUKSI DAN DISTRIBUSI MATERI PELATIHAN DAN
DAKWAH
• MATERI HIV/AIDS KOTBAH JUMAT
• PENGEMBANGAN UPAYA PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS
PESANTREN – HIV-AIDS DAN PECANDU NARKOBA
• MEMBANGUN JARINGAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL
SERTA INTER-FAITH (ANTAR AGAMA)
• PENGUATAN LEMBAGA DAN SUMBER DAYA MANUSIA
LEMBAGA KESEHATAN NU BERBASIS KABUPATEN
• PELATIHAN KONSELING BERBASIS PESANTREN
PENGUATAN MANAJERIAL
 ADVISORY BOARD PROGRAM HIV/AIDS DI
TINGKAT NASIONAL
 PENGUATAN KAPASITAS ULAMA
STRUKTURAL- KULTURAL DI TINGKAT
PROPINSI DAN KABUPATEN
STRATEGI KHUSUS –
PENGURANGAN STIGMA
• PRINSIP :
– “ KETERLIBATAN MENURUNKAN STIGMA ”
• MENDUKUNG UPAYA DUKUNGAN SOSIAL (SOCIAL
SUPPORT) BAGI ALIH PERAN PSK MELALUI
KEGIATAN PELATIHAN KETERAMPILAN DAN UKM
(MODEL PROP- JAWA TIMUR)
• MENDORONG PENDIRIAN PUSAT REHAB NARKOBA
TERPADU (HIV –TB- MALARIA) BERBASIS
PESANTREN- (TC- THERAPEUTIC COMMUNITY)
• MENDUKUNG PROGRAM HAM REDUCTION
• TERLIBAT AKTIF DALAM INTER-FAITH NETWORK
UNTUK PROGRAM PENANGGULANGAN HIV-AIDS
KETERLIBATAN ULAMA
• Perlunya memberi Jawaban yg tepat untuk
menjawab pertanyaan2 ulama yang melibatkan
tenaga profesional.
• Perlunya dukungan materi dan pelatihan untuk
terlibat dalam program penanggulangan AIDS.
• Perlunya program terpadu berbasis pesantren
sehingga para ulama menjadi pendukung aktif
program pencegahan, konseling, pelayanan dan
aktivitas dukungan pada komunitas sekitarnya.
KESIMPULAN
• PENGURANGAN STIGMA DAN DISKRIMINASI HANYA BISA
DILAKUKAN DENGAN KETERLIBATAN LANGSUNG DALAM
PROGRAM PENANGGULANGAN HIV- AIDS
• KETERLIBATAN ULAMA – PESANTREN MELALUI TAHAP
JAWABAN ATAS PERTANYAAN YG TERSEMBUNYI- PELATIHAN
DENGAN MATERI BERBASIS NILAI DAN KETERLIBATAN DLM
PENGEMBANGAN PUSAT KONSELING- REHAB TERPADU
BERBASIS PESANTREN
• PENGEMBANGAN JARINGAN INTER-FAITH NASIONAL DAN
INTERNASIONAL UNTUK MEMAKSIMALKAN PERAN AGAMA
DLM PENANGGULANGAN HIV-AIDS
• PERLU PENGUATAN KAPASITAS LKNU DI TIAP TINGKATAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai