Anda di halaman 1dari 9

KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA

PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH

Anggota Kelompok:
1. Ulfatul Chusna (4220110)
2. Ummul Husnita (4220117)
A. Pengertian Aktiva Produktif

Aktiva diartikan sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukar
kan menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah pihak
secara sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut
hukum atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang tertentu.
Kualitas aktiva produktif wajib dinilai secara bulanan. Fungsi aktiva produktif adalah untuk memperoleh
pendapatan utama bank.
Kualitas aktiva Produktif (KAP) adalah sebagai nilai tingkat kemungkinan diterimanya kembali
dana yang ditanamkan dalam aktiva produktif berdasarkan kriteria tertentu.
Di Indonesia kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan tingkat ketertagihannya yaitu lancar, dalam
perhatian khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan, atau kredit macet.
Sama halnya dengan perbankan konvensional, keberlangsungan usaha bank syariah sangat dipen-
garuhi
oleh kualitas aktiva produktif yang dilakukan. Dalam perbankan syariah, yang dimaksud dengan ak-
tiva
produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk.
B. Kualitas Aktiva Produktif

Kualitas aktiva produktif menjadi standar pengukuran kinerja bank syariah. Untuk menjaga kinerja
yang baik dan pengembangan usaha yang senantiasa sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan prinsip
syariah maka kualitas aktiva produktif perlu dijaga. Salah satu cara menjaga kualitas aktiva produktif
adalah dengan menerapkan kebijakan alokasi dana baik menurut sektor ekonomi, sektor industri
maupun wilayah pemasaran.
Demikian juga dengan rasio antara pembiayaan dan sumber-sumber daya dengan memperhatikan
penyebaran sumber daya dan penyebaran resiko sehingga aktiva produktif perusahaan benar-benar
dapat menjadi kontribusi pendapatan bagi bank tersebut.
a. Pembiayaan
b. Piutang
c. Surat berharga syariah
d. Penempatan
e. Penyertaan Modal
f. Penyertaan Modal Sementara
g. Transaksi Rekening Administratif
h. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah
a. Pembiayaan
dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.

b. Piutang Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan
akad murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.

Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim
c. Surat Berharga Syariah
diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikasi
reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah .

Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan atau
d. Penempatan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah.
Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak
e. Penyertaan Modal dibidang keuangan syariah termasuk penanaman dalam bentuk surat utang konversi dengan opsi saham
atau jenis transakasi tertentu berdasarkan prinsip syariah

Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan nasabah
f. Penyertaan Modal Semestara untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dana atau piutang sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Bank Indonesia.

Transaksi rekening administrasi yaitu komitmen dan kontijensi berdasarkan prinsip


g. Transaksi Rekening Administrasi syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi, irrevocable letter of credit (LC) dan
garansi lain berdasarkan prinsip syariah.

h. Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia se -
bagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.
C. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) merupakan cadangan penyisihan dari aktiva produktif yang
dibentuk untuk menutup resiko kerugian dari penanaman dana. Berdasarkan SK Dir Bank Indonesia No.
31/148/KEP/DIR, cadangan PPAP terdiri atas dua yaitu cadangan umum dan cadangan khusus. Sejak 1993
sampai dengan 2001, besarnya pembentukan PPAP diklasifikasikan dalam 4 kelompok yaitu:
a. Lancar/Gol.I (PPAP sebesar 0,5%)
b. Kurang lancar/Gol.II (PPAP sebesar 5%)
c. Diragukan/Gol.III (PPAP sebesar 50%)
d. Macet/Gol.IV (PPAP sebesar 100%)
Sejak akhir 2001 pembentukan PPAP tersebut dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu:
a. Lancar/Gol.I (PPAP sebesar 1%)
b. Dalam perhatian khusus/Gol.II (PPAP sebesar 5%)
c. Kurang lancar/Gol.III (PPAP sebesar 15%)
d. Diragukan/Gol.IV (PPAP sebesar 50%)
e. Macet/Gol.V (PPAP sebesar 100%)
Kesimpulan

Keberhasilan usaha pada bank syariah dipengaruhi oleh kualitas aktiva produktif yang dilakukan.
Dan kualitas aktiva produktif diatas menjadi standar pengukuran kinerja bank syariah, untuk
menjaga kinerja yang baik dan pengembangan usaha yang ssenantiasa sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan prinsip syariah maka kualitas aktiva produktif harus dijaga. Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) merupakan cadangan penyisihan dari aktiva produktif
yang dibentuk untuk menutup resiko kerugian dari penanaman dana.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai