ETIKA PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEKS DALA M PANDANGAN
ISLAM
Mata kuliah : AIK 4
Oleh: SRI DIVA AZIZAH R. (21410024) FADILA UMY (21410005) DEA ADENIA (21410001) DZAKWAN GHOZY A. (21410026) I GEDE RIAN OMPI P.(21410011) D-III SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2023 A. Sejarah Ilmu dan Pengintergerasiannya dengan Nilai dan Ajarkan Islam, Agama dan ilmu sangatlah saling terkait Kedua-duanya terdiri dari subjek-subjek yang karena orang yang banyak ilmunya apabila serupa dan sama-sama melaporkan prinsip- tanpa di topang oleh agama semua ilmu tidak prinsip tertinggi wujud. Keduanya juga akan membawa kemaslahatan umat. Seperti melaporkan tujuan puncak yang diciptakan halnya dengan ilmu dan filsafat, agama tidak hanya untuk agama, melainkan untuk demi manusia yaitu kebahagiaan tertinggi. diterapkan dalam kehidupan dengan segala Filsafat memberikan laporan berdasarkan aspeknya. Agama maupun filsafat persepsi intelektual. Sedangkan agama berhubungan dengan realitas yang memaparkan laporannya berdasarkan sama. imajinasi. A. Sejarah Ilmu dan Pengintergerasiannya dengan Nilai dan Ajaran Islam, Filsafat dapat digambarkan sebagai ilmu tentang realitas yang didasarkan atas metode demonstrasi yang meyakinkan, suatu metode yang merupakan gabungan dari intuisi intelektual dan putusan logis yang pasti. Berdasarkan alasan ini, filsafat lantas disebut sebagai ilmu dari segala ilmu, induk dari segala ilmu, kebijaksanaan dari segala kebijaksanaan, dan seni dari segala seni. B. Paradigm Ilmu Tidak Berbasis Nilai Ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu selalu terikat dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. Perkembangan nilai tidak lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan nilai-nilai yang lainnya. B. Paradigm Ilmu Tidak Berbasis Nilai Menurut Jurgen Habermas membedakan ilmu menjadi 3 macam, sesuai kepentingan- kepentingan masing-masing; Pengetahuan yang pertama, Pengetahuan yang kedua, Pengetahuan yang ketiga, teori berupa ilmu-ilmu alam yang berlawanan dengan kritis. Yaitu membongkar bekerja secara empiris-analitis. pengetahuana yang pertama, penindasan dan mendewasakan Ilmu ini menyelidiki gejala- karena tidak menyelidiki sesuatu manusia pada otonomi dirinya gejala alam secara empiris dan dan tidak menghasilkan sesuatu, sendiri. menyajikan hasil penyelidikan melainkan memahami manusia untuk kepentingan-kepentingan sebagai sesamanya, manusia. memperlancar hubungan sosial. C. Pandangan Ilmu Bebas Nilai Ilmu bebas nilai dalam bahasa Inggris sering disebut dengan value free, yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu secara otonom tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan nilai. Bebas nilai berarti semua kegiatan terkait dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Ilmu menolak campur tangan faktor eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu itu sendiri. C. Pandangan Ilmu Bebas Nilai Josep Situmorang menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada 3 faktor sebagai indikator bahwa ilmu itu bebas nilai, yaitu: 1. Ilmu harus bebas dari 2. Diperlukan adanya kebebasan 3. Penelitian ilmiah tidak luput pengendalian-pengendalian nilai. usaha ilmiah agar otonom ilmu dari pertimbangan etis yang Maksudnya adalah bahwa ilmu terjamin. Kebebasan di sisni sering dituding menghambat harus bebas dari pengaruh menyangkut kemungkinan yang kemajuan ilmu, karena nilai etis eksternal seperti faktor ideologis, tersedia dan penentuan diri. sendiri itu bersifat universal. religious, cultural, dan social. C. Pandangan Ilmu Bebas Nilai Dengan bebas nilai kita maksudkan suatu tuntutan dengan mengajukan kepada setiap kegiatan ilmiah atas dasar hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Orang yang mendukung bebas nilai ilmu pengetahuan akan melakukan kegiatan ilmiah berdasarkan nilai yang khusus yang diwujudkan ilmu pengetahuan. Karena kebenaran dijunjung tinggi sebagai nilai, maka kebenaran itu dikejar secara murni dan semua nilai lain dikesampingkan. D. Perlunya Akhlak Islam dalam Penerapana Iptek Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan ipteks modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya. D. Perlunya Akhlak Islam dalam Penerapana Iptek Bagi Islam, IPTEKS adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya.
ُ َض َو َما تُ ۡغنِي ٱأۡل ٓ ٰي
َ ُت َوٱلنُّ ُذ ُر َعن قَ ۡو ٖم اَّل ي ُۡؤ ِمن ١٠١ ون ِ ۚ ت َوٱَأۡل ۡر ْ قُ ِل ٱنظُر ِ ُوا َما َذا فِي ٱل َّس ٰ َم ٰ َو Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman" (QS. Yunus ayat 101). D. Perlunya Akhlak Islam dalam Penerapana Iptek Peran pertama yang Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, dimainkan Islam dalam adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan ipteks, yaitu aqidah Islam standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal- harus dijadikan basis haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib segala konsep dan aplikasi dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, ipteks. Inilah paradigma bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang Islam sebagaimana yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah telah dibawa oleh dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek Rasulullah Saw. yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam. ADA PERTANYAAN? Mohon maaf untuk bertanya sesuai dengan materi yang telah di sampaikan Terimakasih Mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penyampaian materi peresentasi