Anda di halaman 1dari 31

KEKERASAN PADA ANAK

RODMAN TARIGAN
LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK JABAR
PENDAHULUAN
• Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan
• Menurut Undang-Undnag Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
menjelaskan bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita
bangsa, memiliki peran strategis, dan mempunyai potensi menjamin kelangsungan
eksistensi bangsa dan negara pada masa depan

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat
•.
1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
PENDAHULUAN
• Seorang anak tidak mempunyai dosa, sangat peka terhadap
lingkungannya dan masih tergantung dari orang lain, seorang anak
terancam bahaya yang dapat menganggu tumbuh kembangnya.
• Timbul istilah “ Child abuse and neglect” (disingkat CAN) salah satu
kekerasan dan melantarkan anak

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
Pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak bertujuan untuk:
a. menjamin peningkatan, pemajuan, penegakan, pemenuhan, dan perlindungan hak-
hak anak untuk dapat terbebas dari segala bentuk kekerasan;
b. mewujudkan kegiatan baik yang bersifat preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif terhadap anak dari kekerasan; dan
c. meningkatkan efektivitas pelaksanaan pencegahan dan penanganan kekerasan
terhadap anak yang menjadi kewajiban kementerian/lembaga dan masyarakat.
Pencegahan kekerasan terhadap anak meliputi kegiatan:
a. komunikasi, informasi dan edukasi tentang pencegahan dan penanganan
kekerasan terhadap anak;
b. penyusunan kebijakan pencegahan kekerasan terhadap anak;
c. partisipasi anak; dan
d. pelatihan tentang pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak.
PENDAHULUAN
Hak seorang Anak
Non diskriminasi

Kepentingan yang terbaik bagi anak

Hak untuk hidup, kelangsungan hidup,


dan perkembangan

Mendengarkan pendapat anak

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
DEFINSI
• Berdasarkan UU No. 35 Tahun 2014:
Setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan atau penelantaran, termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan dengan cara
melawan hukum.

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun angka kekerasan terhadap anak
mencapai 3.700, dan rata-rata terjadi 15 kasus setiap
harinya (Asrorun KPAI tanggal 25 April 2016 )

Laporan UNICEF tahun 2015 kekerasan anak di


Indonesia, 40% anak berusia 13-15 tahun diaporkan
pernah diserang secara fisik sedikitnya satu kali
dalam setahun, 26% mendapatkan hukuman fisik
dari orang tua atau pengasuh dirumah, dan 50% di-
bully di sekolah.

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
REKAPITULASI JUMLAH PENGADUAN
ANAK BERDASAR KLASTER
PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2011-2018
TREN TOTAL PERTAHUN
KASUS PENGADUAN ANAK
2011-2017
PRESENTASI RUMAH TANGGA DENGAN TINGKAT
PENDIDIKAN KEPALA RUMAH TANGGA/PASANGAN
YANG MENDIDIK ANAK USIA 1-14 TAHUN DENGAN
MENGGUNAKAN KEKERASAN
BENTUK KEKERASAN PADA
ANAK
Kekerasan Fisik
Kekerasan Seksual
Kekerasan Psikis
Penelantaran
Bullying
1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
DAMPAK KEKERASAN PADA KELOMPOK
USIA 18-24 TAHUN YANG MENGALAMI
KEKERASAN SEBELUM USIA 18 TAHUN

1. Mardina R. Kekerasan Terhadap Anak dan Remaja. Jakarta: Pusat Data dan Infromasi kementrian Kesehatan RI; 2018.
KEKERASAN FISIK
Kekerasan fisik pada anak berupa dipukul, ditendang,ditampar,
dilukai,dijambak, dijewer, dicubit, dibenturkan, yang bias meyebabkan rasa
sakit atau luka

• Memar, luka, patah tulang terutama di daerah


rusuk dan gangguan-gangguan dibagian tubuh
Fisik • Hal ini dapat berdampak jangka panjang pada
fisik sianak sampai ia besar nanti

• Merasa terancam,tertekan, gelisah dan cemas.

Mental • Di usia dewasa, anak akan menggunakan


pendekatan kekerasan

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
KEKERASAN SEKSUAL
Fisik
• Pencabulan atau meraba-raba wilayah terlarang (sekitar
dada,kemaluan, Bokong dan bibir),
• Memasukkan benda (alat vital) ke dalam wilayah terlarang
hingga pemerkosaan
Tanpa Fisik
• Mempertontonkan alat vital kepada anak
• Mempertontonkan yang tidak senonoh dan perkataan tidak
senonoh
1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
D A M PA K K E K E R A S A N S E K S U A L

• Membuat anak cemas dan takut


Psikis • Menjauh diri dari oergaual

• Dapat dikucilkan dari sekitar lingkungannya


Sosial

• Bisa terjadi penyakit yang tidak diinginkan


Kesehata
n
• terjangkitPenyakit seks menular

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
KEKERASAN PSIKIS
• Kekarasan Psikis adalah perbuatan yang dapat mengakibatkan
ketakutan, hilang percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak.
• Bentuk kekerasan ini umumnya tidak terlihat sering dianggap
candaan

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
KEKERASAN PSIKIS
• Bentuk kekerasan psikis antara lain cacian, makian , mengancam, memarahi
dan menakuti
• Dampak anak merasa ketakutan, kehilangan rasa percaya diri,hilangnya
kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, hingga penderitaan psikis berat
pada anak.

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
PENELANTARAN
Perbuatan orang dewasa atau orangtua atau wali (yang secara hukum bertanggung
jawab akan kesejahteraan si anak selama pengasuhannya) yang tidak memberi atau
menyediakan kebutuhan dasar anak, meskipun sebenarnya sumber untuk memenuhi
kebutuhan tersebut tersedia

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
PENELANTARAN
Dampak dari penelentaran:
• Mudah cemas, depresi, sulit percaya pada orang lain dan merasa tidak aman.
• Penelitian Dante Cicche ,ahli psikopatologi dari University of Minessota (AS)
menyebutkan, 80 %bayi yang ditelantarkan menunjukkan perilaku kelekatan yang
tidak jelas.
• Di usia muda anak menolak dan melawan pengasuhnya, bingung, gelisah, atau
cemas.
• Di usia enam tahun, anak tidak bertingkah laku layaknya anak, ia ingin mendapat
perhatian dengan cara melayani orang tuanya.

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
BULLYING
Bullying adalah tekanan serta intimidasi secara terus menerus yang dilakukan untuk
menyakiti seseorang secara fisik maupun emosional, biasanya terjadi di sekolah dan
lingkungan sepermainan

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
LANDASAN HUKUM
• UUD Negara RI pasal 28 B ayat 2 :
”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”
• UU No 23 Tahun 2002 tentang Perindungan Anak

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN
PADA ANAK DALAM KELUARGA
1. Orang tua mengalami perlakuan salah atau trauma pada masa anak-anak.
2. Orang tua yang agresif dan emosional.
3. Orang tua tunggal.
4. Pernikahan dini dan belum siap secara emosional dan ekonomi.
5. Sering terjadi KDRT.
6. Kemiskinan dan tidak mempunyai pekerjaan.
7. Jumlah anak banyak dan keluarga besar.
8. Adanya konflik dengan hukum.
9. Ketergantungan obat, alkohol, atau sakit jiwa.
10. Anak Berkebutuhan Khusus

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
PENYEBAB TERJADINYA
KEKERASAN
PADA ANAK DALAM
LINGKUNGAN
1. Orangtua tidak memiliki konsep pengasuhan
2. Kurang mendapat ”kasih sayang” psikis dan psikologi di rumah
3. Anak tidak menemukan jati diri di rumah sehingga mencari pengakuan di luar
rumah.
4. Ingin diakui sebagai anggota kelompok
5. Waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik.
6. Masyarakat acuh tak acuh dan kurang sensitif pada kewaspadaan komunitas

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
ASPEK KURATIF KORBAN
KEKERASAN
PENGOBATAN DAN 1. Layanan Medis
LAYANAN KESEHATAN 2. Pemerikasaan
(KURATIF) Medikolegal
3. Layanan Psikosial
4. Rujukan

PENANGANAN
KORBAN

REHABILITASI
SOSIAL,
PEMULANGAN, PENEGAKAN
REINTEGRASI HUKUM
SOSIAL

1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
KEKERASAN TERHADAP
ANAK
Program ini berperan dalam menyediakan :
1. Puskesmas mampu tatalaksana dengan target minimal 4 puskesmas tiap
kabupaten/kota
2. Tersedianya pusat pelayanan terpadu/ pusat krisis terpadu di RS pada setiap
kabupaten/ibukota
3. Petugas kesehatan terlatih dalam menangani pasien korban Ktp/A dan TPPO di
rumah sakit
4. Petugas kesehatan terlatih dalam menangani pasien korban Ktp/A dan TPPO di
Puskesmas
Sumber : dirjen kesehatan masyarakat 2018
1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
1. Ranuh IG.N G. Perlakuan salah dan menelantarkan anak (‘child abuse and neglect’). Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IgNG, Wiradisuria S. Tumbuh Kembang anak dan remaja. Buku ajar II. Edisi Pertama. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005. h.
81-5.
JUMLAH RS PUSAT PELAYANAN TERPADU KTP/A
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai