Anda di halaman 1dari 14

Can postpartum pelvic floor

muscle training reduce urinary


and anal incontinence? An
assessor-blinded randomized
controlled trial
Thorgerdur Sigurdardottir; Thora Steingrimsdottir, MD, PhD; Reynir T. Geirsson,
MD, PhD; Thorhallur I. Halldorsson, PhD; Thor Aspelund, PhD; Kari Bø, PhD
3 Our team

NINA RAHAYU Click icon to add picture Click icon to add picture
INDAH SRI MU’TIAH LUBIS
2210306087 2210306099

ADINDA FARIDA LARASATI NUR HAFNIATY Z NAPU


Click icon to add picture Click icon to add picture
2210306040 2210306113
ABSTRAK

Tujuan : Penelitian ini bertujuan Hasil : Secara keseluran 84 ibu post


untuk mengetahui apakah Pelvic partum di bagi memjadi 2 kelompok.
Floor Muscle Training (PFMT) 41 ibu kelompok intervensi dan 43 ibu
post partum dapat menurunkan kelompok kontrol. Rata-rata ibu 9
tingkat Inkontensial Urin dan minggu post partum, pada pertemuan
Anal dan meningkatkan pertama 16 ibu mengalami kesulitan
kekuatan dan ketahanan pelvic untuk mengaktifkan pmf, tapi semua
floor muscle mampu melakukannya setelah
intruksi verbal dan di berikan contoh
melalui palvasi vagina.
Kesimpulan : Pelvic Floor Muscle
Training post partum menurunkan
tingkat inkontinensia urin dan
gangguan tekait 6 bulan post Metode : Randomized
partum dan peningkatan kekuatan Controlled Trial
dan ketahanan otot dasar panggul.
3
5 Introduction

Introduction
• Pelvic Floor Dysfuction (PFD) adalah umum setelah melahirkan, dengan
30% ibu mengalami inkontinensia urin (IU) dan 10% ikontinensia anal
(IA). PFD yang dilaporkan terdapat 40%-91% Wanita primipara pada
tahun pertama pasca persalinan.

• Pelvic Floor Dysfuction (PFD) dan gejala sisa dari trauma pelvic floor
menyebabkan distress dan menurunkan kualitas hidup, termasuk
berkurangnya partisipasi dalam aktivitas fisik dan olahraga

• Pelvic Floor Muscle Training (PFMT) memiliki tingkat bukti keberhasilan


dalam mengobati IU dan direkomendasikan sebagai first line-treatment.
Ibu yang mengalami kontienall yang melakukan PFMT selama
kehamilan (pencegahan primer) 62% lebih kecil kemungkinan untuk
mengalami IU pada akhir kehamilan dan memiliki 29% penurunan resiko
IU 3-6 bulan pasca persalinan
6 PICOT
84 Wanita primipara (kehamilan pertama) dipilih
berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang dibagi
menjadi kelompok intervensi 41 peserta dan kelompok
kontrol 43 peserta.
P Kriteria Inklusi : Berusia >18 tahun, memahami
Bahasa islandia, memiliki gejala Inkontinensia urin I Kelompok Intervensi : Australian Pelvic Floor Muscle + Pelvic
Floor Muscle
post partum, bertanggung jawab dengan pengobatan
Kelompok Kontrol : Australian Pelvic Floor Questionnaire
Kriteria Ekslusi : multiple birth/kehamilan ganda,
kehamilan >32 minggu, bayi baru lahir tidak sehat
atau lahir mati, ketidakmampuan mengontraksikan
PFM

- Terjadi penurunan Inkontinensia Urin pada kelompok


intervensi dengan 21 peserta (57%) masih bergejala, sedangkan
kelompok kontrol yang masih bergejala sebanyak 31 peserta
C Tanpa Intervensi
O (82%).
- Gangguan Kandung Kemih pada kelompok intervensi
sebanyak 10 peserta (27%) dan kelompok kontrol 23 peserta
(60%) .
- PFMT tidak berpengaruh terhadap inkontinensia anal

T Maret 2016 – Januari 2018


METODE

 Jenis penelitian : Randomized Controlled Trial dengan rasio 1:1


untuk menguji efek PFMT post partum pada
inkontinensia urin wanita primipara
 Tempat penelitian : Tap, Physical Therapy Clinic, Kopavogur,
Iceland
 Peserta penelitian : 84 wanita primipara yang melahirkan di
Landspitali University Hospital antara tahun
2016-2017, Reykjavik, Iceland.
 Pengumpulan Data : Australian Pelvic Floor Questionnaire
INTERVENSI
 Intervensi Pelvic Floor Muscle Training terdiri dari 12 sesi. 1 sesi
berlangsung selama 45 – 60 menit dan berlangsung selama 3,7 bulan. Pertemuan
berlangsung 1 kali dalam seminggu.
 pasien melakukan sesuai protocol intervensi yaitu mendorong atau mengkontraksikan
dan di tahan selama 7 detik di selingi istirahat 10 detik dan di ulang sampai 10 kali.
 Selama 2 pertemuan pertama, para participant di instruksikan untuk melakukan
protocol tersebut selama 2 sesi dengan istirahat di setiap sesi. Setelah itu di lakukan 3
sesi dengan 10 kali kontraksi jika memungkinkan di setiap kunjungan.
 Partisipant di instruksikan untuk merelaxsasikan Pelvic floor muscle dengan
diaphragmatic breathing di antara kontraksi.
 Pada pertemuan ke 8 dan 9 partisipant di minta untuk menambah 3 kontraksi cepat
pada akhir sesi.
 Pada saat tindak lanjut participant menjawab kuesioner lagi dan fungsi otot PFM dan
anal di nilai Kembali mengggunakan manometer, Myomed 932.
10 HASIL
Hasil untuk tingkat inkontinensia urin dan anal Penilaian akhir dilakukan dalam waktu 1

mengalami perubahan. minggu setelah selesainya 12 sesi. Dan

tindak lanjut penilaian dijadwalkan 1


Secara keseluran 84 ibu post partum di bagi
tahun setelah kelahiran anak. Pada tahap
memjadi 2 kelompok. 41 ibu kelompok intervensi
penilaian akhir peserta juga menjawab
dan 43 ibu kelompok kontrol. Rata-rata ibu 9
kuesioner lagi, dan PFMT dan fungsi
minggu post partum , pada pertemuan pertama 16
otot anal dinilai ulang.
ibu mengalami kesulitan untuk mengaktifkan pmf,

tapi semua mampu melakukannya setelah intruksi

verbal dan di berikan contoh melalui palpasi vagina.


11 Diskusi

Diantara ibu dengan inkontinensia urin setelah


melahirkan menunjukkan bahwa latihan otot
dasar panggul yang teratur secara subtansi
mengurangi tingkat UI gangguan terkait kekuatan
dan daya tahan otot otot dasar panggul juga
meningkat. Namun tidak ada perbedaan yang
signifikan untuk inkontinensia urin. Pada tindak
lanjut 1 tahun, prevalensi inkontinensia urin dan
anal yang sama diamati, sedangkan peningkatan
kekuatan dan daya tahan PFM dan sfingter anal
tetap ada .

12 KESIMPULAN

• PFMT postpartum menurunkan jumlah wanita yang


mengalami inkontinensia urin pada akhir pengobatan,
tetapi tingkat kontinensia tidak sepenuhnya dipertahankan
hingga 12 bulan pasca persalinan. Tingkat kontinensia
anal tidak berubah. Setelah penghentian intervensi, di
perlu kan lebih banyak pelatihan berkelanjutan untuk
menemukan cara untuk memotivasi dan mendorong
wanita untuk melakukan latihan otot dasar panggul secara
teratur selama periode postpartum yang lebih lama.
13 KELEMAHAN DAN KELEBIHAN

KELEBIHAN KEKURANGAN

 Pada bagian intervensi tidak


di sertai dengan foto
 kurangnya kekuatan untuk
 Dosis intervensinya jelas
mendeteksi perubahan
 Bahasa yang di gunakan mudah di
terkait AI
pahami
 Tingginya tingkat yang di
drop out dari intervensi
group
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai