Pengantar
Pendidikan Anak
Berkebutuhan
Khusus
Aswar, M.Pd.
Pendidikan
Khusus Anak
Tunagrahita
Materi
Diskusi
Tes Normatif
Tujuan Kegiatan Belajar
Peristilahan di
Indonesia.
Klasifikasi
Anak Tunagrahita
Klasifikasi - PP 72 Tahun 1991
Tunagrahita ringan
IQ-nya 50 - 70.
Tunagrahita sedang
IQ-nya 30 - 50
Microcephal
Anak ini memiliki ukuran kepala yang
kecil
Hydrocephal
Kepala besar, raut muka kecil,
pandangan dan pendengaran tidak
sempurna, mata kadang-kadang juling
Kretin (Cebol)
Badan gemuk dan pendek, kaki dan
tangan pendek dan bengkok, kulit
kering, tebal, dan keriput, rambut
kering, lidah dan bibir, kelopak mata,
telapak tangan dan kaki tebal,
pertumbuhan gigi terlambat.
Penyebab Ketunagrahitaan
Genetik & kromosom Pra-kelahiran Saat kelahiran Masa perkembangan
Gen orang tua mengalami Adanya penyakit rubella • Kelahiran prematur • Penyakit radang selaput otak
kurangnya produksi enzim pada janini, dan atau • Kekurangan oksigen (meningitis)
yang memproses protein dan Infeksi penyakit spyhilis • Trauma kepala akibat • Radang otak (encephalitis)
terjadi penumpukan asam intervensi alat-alat
yang disebut phenylpyruvic – kedokteran
kerusakan otak
Usaha Pencegahan Ketunagrahitaan
Penyuluhan genetik
Tes darah
Diagnostik prenatal
Program KB
Imunisasi
Tindakan operasi
Intervensi dini
Sanitasi lingkungan
Diet sesuai ahli kesehatan
Pemeliharaan kesehatan
Dampak Umum Ketunagrahitaan
Akademik
Terbatas mengenai hal-hal yang abstrak
Lebih banyak belajar dengan membeo (rote learning)
Menghindarkan diri dari perbuatan berpikir
Cepat bosan, merasa susah, dan mengantuk pada mapel matematika
Minat bagus pada mapel seni, olahraga atau keterampilan
Sosio-emosional
Ketidakmampuan dalam memahami
aturan sosial, keluarga, sekolah, dan
masyarakat
Tidak dapat mengurus diri, memelihara,
Fisik/Kesehatan
dan memimpin diri
Struktur dan fungsi tubuh kurang daripada anak normal
Cenderung bergaul atau bermain dengan
Dapat berjalan dan berbicara pada usia lebih tua dari anak
anak yang lebih muda dari usianya
normal
Memiliki rasa empati yang cukup baik
Sikap dan gerakannya kurang indah – cenderung tunawicara
Memiliki ketekunan yang baik saat bekerja
Pendengaran dan penglihatan kurang sempurna
Kurang mampu merawat diri, sehingga cenderung mudah
terkena penyakit.
Dampak Ditinjau dari tingkatannya
Tunagrahita ringan
Masih mampu melakukan kegiatan bina diri: merawat diri, adaptasi
sosial, dan melakukan tata laksana rumah (mandiri)
Dalam belajar, tidak mampu mempelajari hal-hal bersifat abstrak
Mampu melaksanakan tugas-tugas kelas VI SD meski telah dewasa
Dapat mengerjakan perkerjaan yang bersifat semi skilled
Tunagrahita sedang
Dapat melakukan kegiatan bina diri,
khususnya makan, minum, berpakaian
sendiri, ke kamar mandi, dst.
Sedikit bergantung kepada orang tua
Dapat mengerjakan pekerjaan rutin:
Tunagrahita berat
Membutuhkan bantuan secara terus-menerus
menganyam, menenun, tapi butuh
Mereka dapat dilatih untuk hal-hal yang sederhana dan
diawasi.
berulang-ulang, seperti mengampelas papan tetapi harus
Dalam hal akademik, mereka mampu
selalu dalam pengawasan.
menulis namanya, alamatnya, dan nama
orang tuanya.
Dampak Ditinjau dari tingkatannya
Tunagrahita ringan
Masih mampu melakukan kegiatan bina diri: merawat diri, adaptasi
sosial, dan melakukan tata laksana rumah (mandiri)
Dalam belajar, tidak mampu mempelajari hal-hal bersifat abstrak
Mampu melaksanakan tugas-tugas kelas VI SD meski telah dewasa
Dapat mengerjakan perkerjaan yang bersifat semi skilled
Tunagrahita sedang
Dapat melakukan kegiatan bina diri,
khususnya makan, minum, berpakaian
sendiri, ke kamar mandi, dst.
Sedikit bergantung kepada orang tua
Dapat mengerjakan pekerjaan rutin:
Tunagrahita berat
Membutuhkan bantuan secara terus-menerus
menganyam, menenun, tapi butuh
Mereka dapat dilatih untuk hal-hal yang sederhana dan
diawasi.
berulang-ulang, seperti mengampelas papan tetapi harus
Dalam hal akademik, mereka mampu
selalu dalam pengawasan.
menulis namanya, alamatnya, dan nama
orang tuanya.
Kebutuhan Khusus &
Profil Pendidikan Anak
Tunagrahita
Kebutuhan Khusus Anak Tunagrahita
Kebutuhan pendidikan
Jenis mata pelajaran: lebih diarahkan pada pelajaran
keterampilan (berkisar 70%), dan sisanya untuk
akademik dan apresiasi.
Waktu belajar: membutuhkan pengulangan dalam
mempelajari sesuatu dan butuh didukung dengan
contoh-contoh konkret serta alat bantu
Kemampuan bina diri: kajian bina diri harus diajarkan
secara rutin dan terencana.
Prinsip khusus
Materi Media
• Pelajaran mempunyai ciri • Alat latihan kematangan motorik: puzzle
kecepatan motorik (unsur praktek) • Latihan kematangan indera
• Pelajaran berkaitan dengan • Alat latihan mengurus diri: memasang
kehidupan sehari-hari kancing
• Bahan tidak berbahaya, ukuran pas, dst.