Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 8

AGAMA ISLAM
ANGGOTA : RICKO INDRA PERMANA / 20171065063
SHIDIK RACHMADHI / 20171065055
FARIS ARRAHMAN / 20171065020
MUHAMMAD ALWI / 20171065016
AJI TARUNA WIJAYANTO / 20171065057
MEMAHAMI PERANAN AGAMA DALAM MEWUJUDKAN
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
PENDAHULUAN
• Agama mempunyai peranan penting dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang berakhlak, maju, mandiri dan sejahtera lahir
batin dalam suasana kehidupan yang serba selaras dan berkeseimbangan. Sejalan dengan itu, pembangunan agama sebagai
bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional, dalam Repelita VI diarahkan untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kerukunan kehidupan umat beragama, meningkatkan peran serta
umat dalam pembangunan, serta meningkatkan pendidikan agama dan keagamaan pada semua jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan.
• Dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sarana dan prasarana ibadat berbagai
agama terus ditingkatkan baik jumlah maupun kualitasnya. Pembangunan sarana dan prasarana ibadat tersebut terutama
dilakukan atas peran serta masyarakat yang mencerminkan besarnya kesadaran beragama masyarakat. Atas prakarsa dan
swadaya masyarakat yang makin me- ningkat, jumlah tempat peribadatan terus bertambah sehingga diharap- kan akan
semakin memudahkan dan memberikan perasaan nyaman dan khusu' bagi setiap umat dalam menunaikan ibadahnya.
Dengan meningkatnya jumlah sarana dan prasarana ibadat tersebut, maka kesempatan umat beragama untuk menunaikan
ibadah sesuai dengan ajaran agama masing-masing makin luas. Selain itu, dilakukan pula kegiatan bimbingan dan
penyuluhan agama terhadap pemeluk setiap masing-masing agama terutama di daerah terpencil dan transmigrasi.
PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN

•Persatuan/kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah.
Persatuan/kesatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
•Indonesia mengandung dua pengertian, yaitu pengertian Indonesia ditinjau dari segi geografis
dan dari segi bangsa. Dari segi geografis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95°
sampai 141° Bujur Timur dan 6° Lintang Utara sampai 11o Lintang Selatan atau wilayah yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang
merasa senasib dan sepenanggungan yang bermukim di dalam wilayah itu. Persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu
didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
MAKNA DAN PENTINGNYA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

•Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis
dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-
unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali.
•Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur
itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Karena
masuknya kebudayaan dari luar, maka terjadi proses akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari
luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka ragam.
Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh bangsa Indonesia. Kemudian sifat-sifat lain
terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan
dengan jalan musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia.
Jadi makna persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong,
musyawarah dan lain sebagainya.
PERANAN AGAMA ISLAM DALAM MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN INDONESIA

• Agama memberikan penerangan kepada manusia dalam hidup bersama termasuk dalam bidang politik atau bernegara. Penerangan itu antara lain :

• 1. Perintah untuk Bersatu

• Islam melalui Al-Quran menganjurkan agar antar kelompok,antar golongan maupun antar partai mau melakukan taaruf (perkenalan). Allah berfirman :

• Artinya :

• “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurat:13)

• Ayat ini sekaligus menjelaskan paham persamaan (egalitarianisme) untuk semua manusia atau lintas batas: ras,agama,bahasa,dan adat istiadat. Allah menegaskan tinggi
rendahnya derajat seseorang hanya ditentukan oleh taqwa. Allah pun tidak menentukan tinggi atau rendahnya ketaqwaan seseorang. Hanya Allah saja yang mengetahui
karena Dia-lah yang menentukan batas-batas itu.

• Pemahaman tentang Surah Al-Hujurat ayat 13 ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan bersuku-suku. Ini berarti berbagai suku,berbagai golongan,berbagai
kelompok, termasuk di dalamnya kelompok politik atau yang lainnya supaya tetap bersatu. Pengikat persatuan adalah taqwa. Karakter taqwa antara lain menjalankan
perintah Allah sejauh yang diketahuinya dan menjauhi larangannya. Jika umat tersebut taqwa maka ia akan menjaga persatuan dan kesatuan pula dengan orang lain.
LARANGAN UNTUK SALING CURIGA
• Islam melarang kepada semua orang baik dalam kapasitasnya sebagai individu, sebagai kelompok
sosial, maupun kelompok yang lain termasuk kelompok politik untuk saling curiga, saling
melecehkan atau sejenisnya. Allah berfirman :

• Artinya :

• “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan) karena sebagian dari
purba sangka itu dosa. Dan janganlah mencari keburukan
• seseorang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan
bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.”
(Q.S Al-Hujurat:12)
• Dengan demikian terhadap orang lain haruslah saling mengembangkan husnuzhan. Jika semua orang
menanamkan husnuzhan di dalam dirinya maka akan mempererat hubungan mereka. Kecurigaan dan
pelecehan terhadap kelompok lainnya hanya akan menghasilkan ketegangan antar individu maupun antar
kelompok karena kelompok yang dicurigai akan tersinggung sebagai dirinya individu atau atas nama
kelompok. Akan timbul perasaan saling mencurigai diantara mereka. Sebagai bangsa akan menjadi lemah
jika elemen-elemen di dalamnya saling bercerai dan bertikai. Itulah mengapa Allah melarang umat yang
saling bercerai berai. Allah berfirman :

• Artinya :

• “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai beraidan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(Q.S. Ali-Imran: 103)
• Perintah untuk bersatu dan larangan untuk bercerai berai disertai juga dengan al- wadu’
wa al-wa’id (janji dan ancaman). Sudah pasti janji dan ancaman Allah akan terjadi.
Rasulullah dibebaskan dari tanggung jawab terhadap umatnya yang bercerai berai.
Demikian firman Allah :

• Artinya :

• “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah Agama-Nya dan mereka menjadi
bergolongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya
urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan
kepada mereka apa yang telah kamu perbuat.” (Q.S Al-An’am : 159)
• Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah yang mengurus orang-orang yang memecah-
mecah dari keutuhan sebagai suatu umat, dan Allah pula yang akan membalas kelakuan
mereka yaitu siksaan yang pedih.

• Artinya :

• “ Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang- orang yang
mendapat siksaan yang amat berat.” (Q.S Ali-Imran : 105)
• Sebaliknya, orang-orang yang tetap istiqamah dalam kesatuan umat, mereka itulah
sebagai orang yang mempererat petunjuk illahi dan dapat merasakan kenikmatan
bersaudara.
Selain itu, peranan agama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan dapat dilakukan dengan cara :
• 1. Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual dan etika dalam
penyelenggaraan negara serta mengupayakan agar segala peraturan perundang-undangan tidak bertentangan
dengan moral agama.
• 2. Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama sehingga
lebih terpadu dan integral sehingga sistem pendidikan nasional dengan didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai.
• 3. Meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga tercipta suasana
yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama
dan pelaksanaan pendidikan beragam secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk tingkat Perguruan Tinggi.
• 4. Meningkatkan kemudahan umat beragama dalam menjalankan ibadahnya, termasuk penyempurnaan
kualitas pelaksanaan ibadah haji dan pengelolaan zakat dengan memberikan kesempatan yang luas kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan.
• 5. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi dampak perubahan
yang terjadi dalam semua aspek kehidupan untuk memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa serta
memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
• Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang
diberikan oleh Allah S.W.T agar manusia dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Dalam faktanya manusia
memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya. Di samping tentunya sejumlah
perasaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan
dalam kehidupan masyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk mewujudkan persatuan
dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah melalui agama. Secara normatif Agama
Islam lebih khusus Al-Quran banyak memberi tuntutan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan
dalam kehidupan bermasyarakan dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-Quran untuk tujuan
tersebut antara lain :
• • Prinsip Persatuan dan Persaudaraan
• • Prinsip Persamaan
• • Prinsip Kebebasan
• • Prinsip Tolong Menolong
• • Prinsip Perdamaian
• • Prinsip Musyawarah
AGAMA DAPAT MEMBANTU PERSATUAN BANGSA JIKA :
• 1. Umat berbagai agama mempunyai komitmen bersama pada persatuan bangsa dengan pemahaman yang
sama (common) tentang konsep dan wawasan kebangsaan Indonesia dengan segala implikasinya.
• 2. Jika umat berbagai agama mempunyai komitmen bersama pada cita-cita keadilan dan kesejahteraan.
Kita bersama-sama berjuang menegakkan keadilan dan menciptakan kesejahteraan umum sebagai
perwujudan cinta kasih dan pengabdian kepada sesama. Pada gilirannya, hal itu merupakan penjabaran iman,
cinta kasih, dan pengabdian kepada Tuhan, sekalipun melalui agama yang berbeda-beda.
• 3. Jika umat berbagai agama dapat mengembangkan pemahaman bersama tentang kedudukan agama
dalam negara Pancasila. Ini meliputi pengertian tentang UUD 1945, terutama ideologi Pancasila, sebagai
sumber hukum, dan tentang kebebasan beragama serta implementasinya secara konsisten.
• 4. Mengembangkan kebersamaan dalam pengertian-pengertian itu dengan segala implikasinya yang luas
merupakan masalah yang kompleks. Hal itu akan memerlukan proses dialog terus-menerus, dengan
kejujuran, keterbukaan, ketekunan, kesabaran, dan kehendak baik semua golongan agama.
TERIMA KASIH …

Anda mungkin juga menyukai