Anda di halaman 1dari 23

Kerangka Respon Gizi Pada Masa Tanggap Darurat

Bencana 9. KESIAPSIAGAAN

1.Kajian & Analisis 2.


Kebutuhan 3. Mobilisasi Sumberdaya & Pelaksanaan/Intervensi
Perencanaan
9. KESIAPSIAGAAN

9. KESIAPSIAGAAN
6. Koordinasi
7.Komunikasi Risiko &
Pelibatan Masyarakat
PMBA Gizi Buruk Suplementasi Kel. Rentan
8. Manajemen
Gizi Lainnya
Informasi/Surveilans
9. Logistik
4.Intervensi Gizi Sensitif

5. Monitoring & Evaluasi

9. KESIAPSIAGAAN
Halaman 77-84
RESIKO KEMATIAN PADA ANAK DENGAN GIZI BURUK MENINGKAT
11 KALI LEBIH BESAR DARIPADA ANAK NORMAL

RESIKO MENINGKAT PADA SAAT BENCANA KARENA KETERBATASAN


LAYANAN DAN ASUPAN MAKANAN UNTUK KELOMPOK RENTAN

PENGELOLAAN GIZI BURUK


TERINTERGRASI (PGBT)
TARGET MINIMUM – STANDAR
SPHERE (PIAGAM KEMANUSIAAN)
KASUS GIZI KURANG YANG DITANGANI:
Jangkauan program tercapai untuk daerah
rural >50%, daerah perkotaan >70%, dan
pada pengungsian >90%.

KASUS GIZI BURUK YANG DITANGANI:


Jangkauan program tercapai untuk daerah
rural >50%, daerah perkotaan >70%, dan
pada pengungsian >90%.

4
KOMPONEN DALAM PGBT

NUTRISI
SENSITIF

6
AKSES &
JANGKAUAN

PRINSIP
MAKSIMUM

MANAJEMEN GIZI TEPAT TERAPI

BURUK
WAKTU, MEDIS &
SESEGERA GIZI YANG
MUNGKIN, TEPAT
TERINTEGRASI KEPATUHAN

PERAWATAN
DILAKUKAN
SELAMA
DIBUTUHKAN

7
Pencegahan dan Penanganan Gizi Kurang dan Gizi Buruk

Memastikan
terlaksanakannya
penanganan balita gizi
Rujukan ke RS Darurat
kurang dan gizi buruk
• Akses ke layanan
perawatan gizi kurang &
gizi buruk
Penapisan • Menentukan mekanisme
rujukan
• Penugasan Tim Asuhan
Gizi & peningkatan
kapasitas SDM
Tujuan dari dukungan layanan
gizi buruk di bencana:
(1) Menurunkan angka
kematian balita gizi buruk
akibat dari bencana dan;
2) Memperkuat kemampuan
nakes dalam memberikan
layanan gizi buruk melalui
pelatihan tata laksana gizi
NTB (2018): Gibur 4.38% buruk di fasilitas kesehatan

DATA SEBELUM BENCANA MENUNJUKKAN


PREVALENSI GIZI KURANG (termasuk GIZI BURUK
YANG SANGAT TINGGI)
AMBANG BATAS PREVALENSI GAM*
Ambang Batas Prevalensi Sebelumnya Ambang Batas Prevalensi Revisi
Ambang Batas Label Ambang Batas Label
Prevalensi (%) Prevalensi (%)
Tidak Tersedia Tidak Tersedia (N/A) <2.5 Sangat rendah
(N/A)

2.5 - < 5 Rendah


<5 Diterima
5 - <10 Sedang
5-9.9 Rendah
10 - <15 Tinggi
10-14.9 Serius
>15 Kritis >15 Sangat Tinggi

*Global Nutrition Cluster 2018

10
Koordinasi Pencegahan & Penanganan Gizi Kurang & Buruk

Klaster Kegiatan

Kesehatan (PKK RHA, Penyediaan air bersih, Penapisan masal


Kemenkes)
Logistik (BNPB & Transportasi dan pergudangan
Kemensos)

Perlindungan dan Penapisan di pengungsian & Rujukan,


Pengungsian (Kemensos) Pelacakan aktif oleh masyarakat
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana air bersih
(PUPR)
TARGET GRUP INTERVENSI PENGELOLAAN GIZI BURUK TERINTEGRASI
5 kelompok rentan

BAYI <6 BULAN


BADUTA (6-24 BULAN) dengan tanda klinis
tertentu
Skrining dengan pita
LILA cut-off mulai
<12,5 cm, BB/TB BALITA (sampai 59 bulan)
dibawah < -2 SD, Skrining dengan pita LILA
oedema cut-off mulai <12,5 cm
CMAM BB/TB mulai < -2 SD,
Management Oedema

IBU HAMIL dengan


Kekurangan Energi
IBU MENYUSUI : KEK, setelah
Kronis (KEK),
pengkajian menyusui, didapati air
Skrining dengan PITA LILA
susu tidak cukup, kondisi payudara
IBU, dengan cut-off mulai
tertentu (mastitis, duktus tersumbat,
23,5cm
puting flat, melesak, terlalu besar
atau terlalu panjang) serta ibu degan
kurang dukungan psikososial

14
Pembelajaran dari
Bencana Siklon Seroja
 
6.1-6.4. Identifikasi Faskes rujukan; Layanan gizi
kurang, gizi buruk dan rawat jalan, ketersediaan obat
dan perbekalan kesehatan
• Pemetaan ketersediaan sumber daya: kabupaten dan puskesmas yang
memiliki tenaga gizi terlatih untuk skrining gizi buruk vs puskesmas
terdampak; identifikasi konselor PMBA & menyusui
• Koordinasi dukungan untuk skrining dan perawatan gizi buruk di camp
pengungsian dan rumah masyarakat terdampak
• Pengiriman pita LiLA melalui ke 2 kabupaten terdampak (Dompu dan
Bima).
• Mendukung permintaan stok Makanan Tambahan bagi balita dan ibu
hamil ke Kemenkes. Mobilisasi sumber daya dari puskesmas lain terdekat.
• Koordinasi kecukupan stok RUTF di 2 kabupaten terdampak dengan
mempertimbangkan dampak bencana.
6.5. Penugasan Tim Asuhan Gizi (TAG) terlatih
• Skrining balita di wilayah terdampak
• Melibatkan kader posyandu dalam pembuatan MP-ASI
6.6. Pelacakan Aktif dan Deteksi Dini Kasus
Kekurangan Gizi pada Balita oleh Masyarakat
• Pendistribusian pita LiLA
• Skrining pada saat kunjungan ke wilayah terdampak bersama
tenaga gizi puskesmas dan desa
• Informasi layanan gizi buruk WA 08115009000
6.7. Koordinasi Pencegahan dan Penanganan Gizi Kurang
& Gizi Buruk
• Koordinasi dengan Tim Gizi Dinas Kesehatan Provinsi NTB untuk:
1. Analisis situasi termasuk data kelompok rentan dan
kabupaten/puskesmas terdampak
2. Pemetaan 4W (dikoordinir oleh UNICEF Jakarta dan Kemenkes)
3. Dapur PMBA
4. Konseling PMBA
• Koordinasi dengan tim gizi Dinas Kesehatan Provinsi NTB untuk
pengawasan donasi susu formula dan makanan/minuman (dalam
koordinasi dengan Posko bantuan.
6.8. Pemantauan dan Pelaporan Intervensi Pencegahan dan
Penanganan Gizi Kurang & Gizi Buruk
• Koordinasi pengumpulan laporan skrining dan perawatan dengan
Dinkes Provinsi/Kabupaten/Puskesmas
• Koordinasi follow up kunjungan rumah bagi pasien rawat jalan oleh
nakes/kader

Halaman 84
INFORMASI LAYANAN GIZI
BURUK
• DOWNLOAD APPLIKASI WHATSAPP
• KETIK KATA ‘GIZI’ DAN KIRIM KE

08115009000
• PENDAFTARAN (SEKALI SAJA PER NOMOR HP)
• MENGIKUTI INSTRUKSI UNTUK LAYANAN YANG ADA
CONTOH INFORMASI LAYANAN GIZI
BURUK
Apa itu Skrining Gizi Buruk dengan pita
LiLA?
Apa itu RUTF?

Anda mungkin juga menyukai