Anda di halaman 1dari 33

UNDANG UNDANG

KEFARMASIAN

apt. NENSIRIA TARIGAN, S.Si.,Apt.,M.Kes.


BANDAR LAMPUNG, 1 APRIL 2023
Regulasi dan pedoman pendukung untuk
pelayanan kefarmasian
• UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
• PP No.72 tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
• PP No.51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
• Permenkes No.31 tahun 2016 tentang registrasi izin praktek dan izin kerja tenaga kefarmasian
• Permenkes No.72 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
• Permenkes No.73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotekt
• Permenkes No.74 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas
• Permenkes No.9 tahun 2017 tentang Apotek
• Permenkes No.26 tahun 2020 tentang perubahan atas Permenkes No.74
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
•Fasilitas Pelayanan Kefarmasian hanya dapat
memberikan pelayanan kefarmasian sepanjang
Apoteker berada di tempat dan memberikan
pelayanan langsung kepada pasien.

•Sesuai PP Nomor 51 tentang Pekerjaan Kefarmasian


yang dipertegas dalam SE Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.01/MENKES/24/2017 Tentang Juklak PMK 31/2016

•TINJAUAN PRAKTIK KEFARMASIAN


•Transformasi Apoteker dari dispensing sediaan farmasi menjadi penyedia pelayanan
•kefarmasian dan informasi obat :

·Obat sebagai ·Terapi obat


•sebuah produk ·Care giver


·Dispensing ·Tim tenaga
·Solo (bekerja •kesehatan
•sendiri)
·Pengetahuan bagi ·Informasi
•diri sendiri •disampaikan
•pada pasien

•Peningkatan outcome terapi pasien dalam


•rangka peningkatan keselamatan pasien • •4 4
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
Nomor 31 Tahun 2016
Tentang
Perubahan Registrasi Izin Praktek
dan Kerja Tenaga Kefarmasian
•LATAR BELAKANG

•Bahwa Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja •Kebutuhan hukum dan
Tenaga Kefarmasian perlu disesuaikan perkembangan yang ada,
dengan Perkembangan dan Kebutuhan khususnya dengan diterbitkannya
hukum .....Permenkes No. 31 tahun Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2016 2014 tentang Tenaga Kesehatan,
yang mensyaratkan semua tenaga
kesehatan yang melakukan praktik
wajib memiliki surat izin praktik
PERUBAHAN PADA PMK 31/2016

•1
Nomenklatur yang berbunyi SURAT IZIN KERJA dalam
PMK No. 889/2011, harus dibaca dan dimaknai
sebagai SURAT IZIN PRAKTIK

•2 Mengubah Pasal 17 Pasal 18 dan Pasal 19


PMK No. 889/2011
,
Tenaga Kefarmasian
adalah tenaga yang melakukan pekerjaan Kefarmasian,
yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian

Tenaga Teknis Kefarmasian


adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani
Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
Pekerjaan Kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian

• Fasilitas Pelayanan Kefarmasian adalah sarana yang digunakan


untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian, yaitu apotek,
instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau
praktek bersama Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker
pendamping dan/ atau Tenaga Teknis Kefarmasian
• Berdasarkan Permenkes RI No. 80 tahun 2016 tentang
Penyelenggraan pekerjaan kefarmasian asisten tenaga kesehatan
pada pasal 23 dinyatakan :
“ tenaga menengah farmasi/asisten apoteker yang
telah memiliki surat tanda registrasi tenaga teknis
kefarmasian, dan surat izin kerja tenaga teknis
kefarmasian atau surat izin praktik tenaga teknis
kefarmasian”
• Tenaga Kefarmasian sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 31 Tahun 2016 tentang Registrasi, Izin
Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian,
dan telah memberikan pelayanan
kefarmasian sebelum tanggal 17 Oktober
2014, dinyatakan masih berlaku dan tetap
dapat memberikan pelayanan kefarmasian
sampai dengan tanggal 17 Oktober 2020
• Saat ini TTK minimal dari pendidikan D3
SURAT IZIN PRAKTIK

Setiap Tenaga Kefarmasian yang akan menjalankan


pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai
tempat Tenaga Kefarmasian bekerja.

•SIPA bagi Apoteker

•SIPTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian


•PENERBITAN SIPA DAN SIPTTK

•PEMERINTAH KAB/KOTA •Menerbitkan


•SIPA dan
•SIPTTK
Pemerintah Kab/Kota
dapat dilaksanakan
•rekomendasi
pada :
•Dinas Kesehatan,
•Badan Perizinan
Terpadu (PTSP) •Pejabat Kesehatan
•Lembaga lain yang berwenang
yang ditetapkan
oleh Bupati/Wako
•SIPA bagi Apoteker di fasilitas kefarmasian hanya diberikan untuk 1 (satu)
tempat fasilitas kefarmasian / distribusi / produksi.
•Dikecualikan dari ketentuan tersebut, SIPA bagi Apoteker di fasilitas
pelayanan kefarmasian dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga)
tempat fasilitas pelayanan kefarmasian.

•FASILITAS PRODUKSI DAN •FASILITAS PELAYANAN


DISTRIBUSI KEFARMASIAN

·Sarana Produksi ·Rumah Sakit


·Sarana Distribusi ·Puskesmas
·Apotek
·Klinik

•SIPA diberikan •SIPA diberikan


paling banyak untuk paling banyak untuk
1 tempat 3 tempat
•• Dalam hal Apoteker telah memiliki Surat Izin Apotek, maka Apoteker
yang bersangkutan hanya dapat memiliki 2 (dua) SIPA pada fasilitas
pelayanan kefarmasian lain.
· SIPTTK dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas
kefarmasian.
·Dalam rangka permohonan untuk memperoleh SIA, Apoteker dapat
menggunakan SIPA Kesatu, SIPA Kedua atau SIPA Ketiga

SIPA + SIA
Waktu pelayanan
yang berbeda
APOTEKER SIPA

SIPA
•Dalam rangka
•menjamin mutu
•pelayanan kefarmasian
•di Apotek

•PERATURAN MENTERI KESEHATAN


•Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek

•PERATURAN MENTERI
KESEHATAN
•Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek

•LATAR BELAKANG

•1 •Peran Apotek dalam melayani


•masyarakat di era JKN perlu ditingkatkan. •4 •Perlu penataan kembali penyelenggaraan
•pelayanan kefarmasian di Apotek.

•Peran penting Apotek dalam

•5
•Diperlukan pembatasan masa berlaku izin
•2 •meningkatkan aksesibilitas,
•keterjangkauan, dan kualitas pelayanan
•kefarmasian
•apotek dalam rangka pembinaan dan
•pengawasan yang lebih baik.

•Mekanisme pemberian izin apotek di

•3
•Praktik profesi apoteker di Apotik perlu
•didukung melalui mekanisme regulasi. •6 •beberapa pemerintah daerah
•kabupaten/kota melalui Pelayanan
•Terpadu Satu Pintu (PTSP)

•10
•TUJUAN PENGATURAN APOTEK

•1 2
3
•kepastian
•hukum

•11
•HAL YANG DIATUR DALAM PMK NO. 9/2017

•Pendirian •Persyaratan Pendirian •Perizinan

•Pembinaan dan
•Penyelenggaraan
•pengawasa n

•12
•1. PENDIRIAN
•Apoteker dapat mendirikan Apotek
•dengan modal sendiri dan/atau modal
•pemilik modal, baik perorangan
•maupun perusahaan.

•Meskipun modal dari pemilik modal,


•pekerjaan kefarmasian dilakukan
•sepenuhnya oleh Apoteker yang
•bersangkutan.
•13
•2. PERSYARATAN PENDIRIAN

•LOKASI BANGUNAN

•SARANA DAN
•PRASARANA KETENAGAAN

•3. PERIZINAN


•Izin Apotek berupa SIA, yang diberikan oleh Menteri melalui pelimpahan wewenang
•kepada Pemerintah Daerah Kab/Kota

•SIA berlaku selama 5 tahun, dan dapat diperpanjang kembali, selama memenuhi
•persyaratan.

•SIA diajukan oleh Apoteker kepada Pemerintah Daerah Kab/Kota.

•Masa berlaku SIA adalah mengikuti masa berlaku SIPA.


•4. PENYELENGGARAAN

•Pengelolaan Sediaan Farmasi, •Pelayanan Farmasi Klinik


•Alkes dan BMHP

•16
•Apotek hanya dapat menyerahkan obat kepada
• •

Apotek lainnya Dokter

Puskesmas Bidan praktik mandiri


Instalasi Farmasi
RS/Klinik Pasien dan masyarakat

Hanya dapat digunakan untuk Hanya dapat dilakukan sesuai


memenuhi kekurangan jumlah peraturan perundang-undangan
sediaaan akbat terjadi kelangkaan yang berlaku
dan/atau kekosongan

17
17
•Apotek WAJIB memasang: •2. Papan Praktik Apoteker
•1. Papan Nama Apotek
•APOTEK MANTAP

•BUDI, S.Farm., Apt.


•APOTEK MANTAP •No. SIPA : xxxxxxxxx
•No. SIA : xxxxxxxxx
•Jadwal Praktik:
•Ala mat: Jl. xxxxxxxxxxxxxx Hari : Senin s.d. Sabtu
Waktu : 08.00 s.d. 21.00

•Memuat informasi sekurang-kurangnya:


·Nama Apoteker
• Memuat informasi sekurang-kurangnya: ·Nomor SIPA
·Nama Apotek
·Nomor SIA
·
Jadwal Praktik Apoteker -* jadwal praktik harus
•berbeda dengan jadwal praktik di Fasilitas
·Alamat •Kefarmasian lain
• 18
•5. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

•Pembinaan dan •Pengawasan dapat •Kepala Badan POM,


•Pengawasan secara •melibatkan organisasi •terkait pengawasan
•berjenjang oleh •profesi (Ikatan Apoteker •sediaan farmasi, sesuai
•Menteri, Kepala Dinas •Indonesia) •tupoksi masing-masing
•Kesehatan Provinsi dan
•Kepala Dinas Kesehatan
•Ka bu pate n/Kota
• 19•19
Standar Pelayanan Kefarmasian

• Permenkes No.72 • Permenkes • Permenkes No.74


tahun 2016 No.73 tahun tahun 2016
tentang standar 2016 tentang tentang standar
pelayanan standar pelayanan
kefarmasian di
kefarmasian di pelayanan Puskesmas
Rumah Sakit kefarmasian di
• Permenkes No.26
Apotek
tahun 2020
tentang perubahan
atas Permenkes
No.74 Tahun 2016
tentang Standar
Pelayanan
Kefarmasian di
Puskesmas

•T E R I M A
KASIH

Anda mungkin juga menyukai