Anda di halaman 1dari 27

1

KELEMBAGAAN SERTIFIKASI HALAL


(MUI, LPPOM MUI dan Komisi Fatwa MUI)

Sertifikasi halal diajukan ke MUI

MUI = Majelis Ulama Indonesia.

LPPOM MUI : Lembaga di bawah MUI dengan tugas utama melakukan


sertifikasi (registrasi, pembayaran, penjadwalan, pelaksanaan audit,
menyiapkan laporan untuk komisi fatwa, dll)

Komisi Fatwa : Komisi di bawah MUI yang mempunyai otoritas untuk


memutuskan status kehalalan produk yang didaftarkan untuk disertifikasi

2
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
Pemangku Kepentingan

MUI
lainnya:
WHFC, ASEAN, MABIMS,
IMTGT, Universitas,
Komunitas Konsumen, dll…

Komisi LPPOM
Fatwa MUI MUI
Pemerintah RI

BPOM RI KEMENAG RI
Ijin Label Halal
pada Kemasan KEMENTAN RI
produk

Dll…

Sertifikat Halal MUI

Gambar Pemangku Kepentingan Sertifikasi Halal di Indonesia


Buku HAS 23000

Seluruh persyaratan sertifikasi dituangkan

dalam buku HAS 23 000

HAS 23 000 : 1 --- Kriteria Sistem Jaminan Halal


• Ada 11 kriteria sistem
• Level pemenuhan kriteria ini mencerminkan tingkat kemampuan sistem dalam
menjaga kehalalan produk secara konsisten

HAS 23 000 : 2 --- Kebijakan dan Prosedur

Persyaratan ini harus diikuti sepenuhnya (dipenuhi 100%)

4
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
Persyaratan Sertifikasi Halal
 HAS 23000 :
Persyaratan Sertifikasi Halal
 HAS 23103 :
Pedoman SJH di Rumah Potong Hewan
 HAS 23201 :
Persyaratan Bahan Pangan Halal
 HAS 23101
Pedoman Pemenuhan Kriteria SJH di Industri
Pengolahan
 HAS 23301
Pedoman Penyusunan Manual SJH di Industri
Pengolahan

5
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
Definisi dan Penjelasan
Kriteria :

Kalimat yang menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan dalam rangka
menghasilkan produk halal secara konsisten .

Perusahaan harus menjawab kriteria ini dalam bentuk manual SJH (dokumen
perencanaan) dan implementasinya.

Perusahaan dapat menentukan sendiri bentuk manual dan cara implementasinya. Bagi
UKM telah disiapkan Manual SJH Template yg diisi oleh pelaku usaha.

6
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
Kategori Kriteria
Sistem Jaminan Halal
1. Kebijakan halal
2. Tim manajemen halal
3. Training dan edukasi
4. Bahan
5. Fasilitas
6. Produk
7. Prosedur tertulis kegiatan kritis
8. Kemampuan telusur (Traceability)
9. Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria
10. Audit internal
11. Kaji ulang manajemen (Management Review)

7
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
1. Kebijakan Halal
Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan halal secara tertulis yang
menunjukkan komitmen perusahaan untuk menghasilkan produk halal secara
konsisten.

Kebijakan halal harus disosialisasikan kepada seluruh karyawan

Sosialisasi dapat dengan berbagai macam cara sesuai kebutuhan perusahaan


(antara lain : training, briefing, memo internal, buletin, spanduk, email,
banner, poster, dll)

8
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
2. TIM MANAJEMEN HALAL
Tim manajemen halal adalah sekelompok orang yang ditunjuk oleh
manajemen puncak sebagai penanggung jawab atas perencanaan,
implementasi, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan sistem jaminan halal di
perusahaan.

Manajemen puncak harus menetapkan tim manajemen halal

Tanggung jawab tim harus didefinsikan dengan jelas

Tim manajemen halal harus mencakup semua bagian yang terlibat dalam
aktifitas kritis

9
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
TIM MANAJEMEN HALAL (Lanjutan)
Penunjukan tim manajemen halal harus disertai surat pengangkatan yang
berlaku di perusahaan.

Tim Manajemen Halal harus memahami persyaratan sertifikasi halal


(Kriteria, Kebijakan dan Prosedur pada HAS 23000) sesuai dengan
tanggungjawabnya masing-masing.

Ketua/koordinator Tim Manajemen Halal harus diutamakan seorang muslim.

10
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
3. TRAINING DAN EDUKASI
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis pelaksanaan pelatihan untuk
semua personel yang terlibat dalam aktifitas kritis, termasuk karyawan baru.

Pelatihan internal adalah pelatihan mengenai HAS 23000 (persyaratan


sertifikasi halal) yang dilakukan oleh perusahaan dengan trainer dari
perusahaan sendiri.

Pelatihan internal harus dilakukan setidaknya setahun sekali atau lebih


sering jika diperlukan.

11
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
TRAINING DAN EDUKASI (Lanjutan)

Pelatihan eksternal adalah pelatihan mengenai HAS 23000 (persyaratan


sertifikasi halal) dengan trainer dari LPPOM MUI, baik diselenggarakan
oleh LPPOM MUI atau oleh pihak lain.

Pelatihan eksternal dilakukan setidaknya dua tahun sekali atau lebih sering
jika diperlukan.

12
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
4. BAHAN
Bahan yang dimaksud mencakup bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.

Bahan baku dan bahan tambahan adalah seluruh bahan yang digunakan untuk
menghasilkan produk dan menjadi bagian dari komposisi produk (ingredient).

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu pembuatan produk,
tetapi bahan tersebut tidak menjadi bagian dari komposisi produk (ingredient).

13
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
BAHAN (Lanjutan)
Bahan tidak boleh berasal dari : (a) Babi dan turunannya, (b) Khamr
(minuman beralkohol), (c) Turunan khamr yang diperoleh hanya dengan
pemisahan secara fisik, (d) Darah, (e) Bangkai, (vi) Bagian dari tubuh
manusia.

Bahan tidak boleh mengandung bahan yang berasal dari : (a) Babi dan
turunannya, (b) Khamr (minuman beralkohol), (c) Turunan khamr yang
diperoleh hanya dengan pemisahan secara fisik, (d) Darah, (e) Bangkai, (vi)
Bagian dari tubuh manusia

14
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
BAHAN (Lanjutan)
Bahan hewani harus berasal dari hewan halal. Untuk hewan sembelihan,
maka harus dilakukan penyembelihan sesuai dengan syariah Islam yang
dibuktikan dengan : (a) sertifikat halal dari MUI atau (b) sertifikat dari
lembaga yang sertifikat halalnya diterima sebagai dokumen pendukung pada
proses sertifikasi di MUI atau (c)dengan cara diaudit langsung oleh LPPOM
MUI.

15
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
BAHAN (Lanjutan)
Seluruh bahan kritis yang digunakan harus memiliki dokumen Halal, yang
dapat berupa sertifikat Halal maupun melihat daftar Halal yang ada di
Jurnal Halal atau website.

Perusahaan harus membuat daftar bahan yang disetujui LPPOM MUI setelah
produknya dinyatakan halal oleh Komisi Fatwa.

Setiap bahan baru harus mendapatkan persetujuan LPPOM MUI sebelum


digunakan.

16
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
5. FASILITAS PRODUKSI
Fasilitas produksi adalah semua lini produksi dan peralatan pembantu yang
digunakan untuk menghasilkan produk, termasuk tempat penyimpanan bahan
dan produk.

Seluruh nama (jika ada) dan alamat fasilitas produksi harus didaftarkan.

Seluruh fasilitas produksi harus bebas najis termasuk najis bahan dari babi
atau turunannya.

17
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
FASILITAS PRODUKSI (Lanjutan)
Seluruh fasilitas produksi tidak boleh digunakan secara bergantian untuk
keperluan lain yang menggunakan bahan dari babi atau turunannya.

Fasilitas produksi harus terjaga dari barang najis dan dilakukan pencucian
untuk menghindari masuknya bahan najis

Pencucian dapat dilakukan dengan air atau non air (dekstrin, maltodekstrin,
disikat, dengan lap basah, minyak) yang menghilangkan warna, rasa dan bau

18
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
6. PRODUK
Yang dimaksud produk adalah produk yang didaftarkan untuk sertifikasi, baik
berupa produk akhir maupun produk antara (intermediet).

Dalam hal restoran, produk adalah semua menu yang disajikan, baik dibuat
sendiri oleh perusahaan maupun menu yang dibeli dari pihak lain atau menu
konsinyasi (titipan).

19
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
PRODUK (Lanjutan)
Nama produk tidak boleh menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu
yang diharamkan atau ibadah yang tidak sesuai dengan syariah Islam.

Karakteristik/profil sensori produk tidak boleh memiliki kecenderungan bau


atau rasa yang mengarah kepada produk haram atau yang telah dinyatakan
haram berdasarkan fatwa MUI.

20
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
PRODUK (Lanjutan)
Khusus untuk produk retail, jika suatu merk tertentu didaftarkan, maka semua
varian produk dengan merk yang sama juga harus didaftarkan.

Jika produk mempunyai formula, maka formula baku harus dibuat dan
didokumentasikan. Formula baku adalah formula yang menjadi rujukan
dalam proses produksi.

Khusus untuk restoran, semua menu harus didaftarkan.

Restoran harus membuat aturan khusus yang melarang pengunjungnya


mengkonsumsi produk dari luar.

21
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
7. PROSEDUR TERTULIS AKTIFITAS
KRITIS

Prosedur tertulis aktivitas kritis adalah seperangkat tata cara kerja yang dibakukan
untuk mengendalikan aktifitas kritis.

Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis mengenai pelaksanaan aktifitas kritis.

Aktifitas kritis mencakup seleksi bahan baru, pembelian bahan, formulasi produk (jika
ada), pemeriksaan bahan datang, produksi, pencucian fasilitas dan peralatan
pembantu, penyimpanan dan penanganan bahan/produk serta transportasi. Cakupan
aktivitas kritis tidak selalu sama antar perusahaan, tergantung pada proses bisnisnya
masing-masing

22
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
8. KEMAMPUAN TELUSUR
(TRACEABILITY)
Perusahaan harus mempunyai prosedur untuk menjamin ketertelusuran
produk yang disertifikasi.

Ketertelusuran yang dimaksud adalah bahwa selalu dapat dibuktikan produk


yang disertifikasi berasal dari bahan yang disetujui, termasuk jika ada
pengkodean bahan/produk, dan diproduksi di fasilitas yang memenuhi
kriteria.

Bukti ketertelusuran produk harus dibuat dan dipelihara

23
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
9. PROSEDUR MENANGANI PRODUK
YANG TIDAK MEMENUHI KRITERIA
Perusahaan harus mempunyai prosedur untuk menangani produk yang tidak
memenuhi kriteria.

Definisi : produk disertifikasi yang terlanjur diproduksi dari bahan yang


tidak halal dan atau dari fasilitas yang tidak memenuhi kriteria.

Cara menangani :
 tidak dijual ke pembeli yang mempersyaratkan produk halal
 Jika terlanjur dijual, maka produk harus ditarik.

24
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
10. AUDIT INTERNAL
Definisi Audit Internal :

Evaluasi yang dilakukan perusahaan untuk melihat pelaksanaan sistem jaminan


Halal

Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis pelaksanaan audit internal.

Audit internal harus dilakukan setidaknya dua kali dalam setahun.

Hasil audit internal harus disampaikan ke LPPOM MUI sebagai laporan


berkala

25
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
11. KAJI ULANG MANAJEMEN
Definisi Kaji Ulang Manajemen :

Penilaian yang dilakukan manajemen/pemilik perusahaan tentang efektifitas


pelaksanaan SJH.

Kaji ulang manajemen harus dilakukan setidaknya setahun sekali.

26
HAS 23000 : 1 -- Kriteria Sistem Jaminan Halal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai