Anda di halaman 1dari 12

KASUS KEPAILITAN BATAVIA AIR

Oleh:
Kelompok 4
Anggota Kelompok

MUH.YUSRIL IZZA YUSUF


200401056

CHARISMA RINDAYANI DHETA ALVINA RAMDANI


200401040 200401041

EMANIA SASTIKA ELANDEWA FANI RAHMASARI


200401043 200401044

LENI JANITA SYIFA AMURI


200401052 200401111
Latar Belakang Masalah

Menurut UU No. 37 tahun 2004 pasal 1 ayat (1), kepailitan adalah sita umum
atas semua kekayaan debitur pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan
oleh kurator di bawah pengawasan hakim pengawas. Dalam hal ini, debitur
dinyatakan pailit oleh putusan pengadilan apabila ia memiliki dua atau lebih kreditur
dimana debitur tersebut tidak bisa membayar lunas utangnya setidaknya salah satu
dari kreditur tersebut hingga utang-utangnya jatuh tempo.
Latar Belakang Masalah

Kasus kepailitan telah menimpa banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia,


diantaranya Eastman Kadak Co. (Kodak), PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
(Asuransi Manulife), PT. Adam SkyConnection Airline (Adam Air), hingga PT. Metro
Batavia, yang merupakan perusahaan penerbangan maskapai udara Batavia Air.
Dalam makalah ini, kita akan membahas mengenai kasus kepailitan Batavia Air
sebagai model kasus kepailitan di Indonesia.
Disaat industri penerbangan Indonesia tengah
mengalami pertumbuhan yang positif, ada kabar
menyedihkan mengenai kepailitan salah satu
maskapai penerbangan Indonesia, yaitu Batavia Air.
Di tengah industri transportasi udara Indonesia yang
sedang tumbuh dengan cepat, Batavia Air justru
terpuruk. Pasalnya, maskapai penerbangan ini
dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta
Pusat atas permohonan salah satu kreditur Batavia
Air, yaitu International Lease Finance Corporation
(ILFC).
Batavia Air dinyatakan pailit sejak tanggal 30 Januari
2013 atas surat putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
No.77/pailit/2012/PN.NIAGA.JKT.PST. Akibatnya,
Batavia Air berhenti beroperasi sejak tanggal 31 Januari
2013. Kepailitan ini disebabkan oleh permohonan
pengajuan pailit Batavia Air oleh salah satu krediturnya,
yaitu ILFC, lantaran utang Batavia Air terhadap ILFC
yang telah jatuh tempo pada 13 Desember 2012 sebesar
US$ 4.68 juta. Permohonan pailit itu diajukan oleh ILFC
kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 20
Desember 2012. Selain dari ILFC, Batavia Air juga
memiliki utang dari Sierra Leasing Limited (SLL). Utang
Batavia Air kepada SLL adalah sebesar US$ 4.94 juta dan
jatuh tempo pada 13 Desember 2012 juga.
Proses kepailitan ini menyebabkan berbagai
masalah mulai dari jumlah pesawat Batavia Air
yang semakin berkurang hingga tidak beroperasi
sama sekali, dan bahkan kepailitan ini memberikan
dampak negatif kepada konsumen Batavia Air
dimana mereka yang telah membeli tiket disaat
Batavia Air sedang mengalami proses putusan
kepailitan tidak medapatkan refund atau
pengembalian uang atas tiket yang telah mereka
beli.
Peristiwa menjelang kepailitan
Batavia Air
Utang ini bermula dari keinginan Batavia Air untuk mengikuti tender
pelayanan haji dengan menyewa (leasing) dua pesawat Airbus A330 dari
ILFC. Namun, dari total kontrak leasing selama 9 tahun, sudah 3 tahun
berturut-turut Batavia Air kalah tender di Kementerian Agama untuk
mengangkut jemaah haji. Dalam gugatan ILFC, Batavia Air memiliki tagihan
sebesar USD 440rb di tahun pertama, USD 470rb di tahun kedua, USD
500rb di tahun ketiga dan ke empat, dan USD 520rb di tahun kelima dan
keenam.
Akibat Pailitnya Batavia Air Bagi Penumpang Dan Agen Travel

Akibat putusan pailit Batavia, beberapa asosiasi travel agent sudah mencatatkan kerugian
mencapai milliaran rupiah. Asosiasi Travel Agen Indonesia (Asita) Jakarta dengan anggota sekitar
1500 agen, memperkirakan dana deposit yang hilang mencapai 20 milliar rupiah.

Sementara itu, Astindo Sulawesi Tengah mencatat kerugian uang deposit mencapai 500 juta
rupiah. Pasca penutupan Batavia Air, beberapa airlines telah menawarkan bantuan bagi penumpang
Batavia Air dengan booking ulang secara cuma-cuma. Tiger Airways (dan Mandala Airlines) telah
menawarkan rebooking gratis untuk rute-rute tertentu (CGK-SG, CGK-PKB, CGK-Padang, dan
CGK-SUB). Express Air juga mengakomodir penumpang Batavia Air untuk rute Yogyakarta -
Pontianak secara gratis.
Proses Penyelesaian Pailit Oleh Kurator
Penyelesaian pailit Batavia Air telah diputuskan untuk diurus oleh empat kurator, antara lain Turman M Panggabean,
Permata Nauli Daulay, Andra Reinhard Sirait, dan Alba Sumahadi. Kantor kurator bertempat di Ruko Cempaka Mas B-24,
Jl. Letjen Suprapto, Jakarta Pusat.Beberapa aktifitas yang sudah terjadwal ada sebagai berikut:

 15 Feb 2013: Rapat Kreditur di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pukul 09:00.

 18 Feb 2013: Mengundang kreditur non-tiket dan agen untuk mengajukan tagihan kreditur dan pajak di Kantor Kurator.

 18 Feb - 1 Maret 2013: Penumpang Batavia Air bisa muendaftarkan diri sebagai kreditur Batavia Air.

 14 Maret 2013: Verifikasi dan pencocokan piutang di kantor Kurator.

Namun untuk para pemegang tiket calon penumpang, salah satu Kurator Batavia Air (Turman Panggabean) sudah
menyatakan bawah penggantian tiket calon penumpang dapat dilakukan dengan syarat ada investor baru. Jadi sepertinya
sudah pupus harapan bagi pemegang tiket untuk bisa mendapatkan uang refund atau pengembalian.
Langkah Kedepan Untuk Mencegah
Terulangnya Batavia Air
Escrow Account untuk deposit travel agent dan tiket yang belum terpakai. Dengan terjadinya
kasus pailit Batavia Air, Astindo (Assosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan) mendesak
Departemen Perhubungan untuk membuat peraturan baru dimana deposit travel agent dan deposit tiket
yang belum terpakai untuk ditempatkan dalam escrow account atau akun penjaminan yang terpisah
dari operasional perusahaan penerbangan. Sehingga dalam kasus-kasus pailit seperti Batavia Air,
deposit tersebut dapat diamankan secara terpisah. Proposal yang kedua adalah kerja sama dari
Asosiasi Travel yang telah ada, antara lain Astindo, Asita, maupun assosiasi-assosiasi lain nya, untuk
membuat sebuah "early detection system". Early detection ini dapat menggunakan beberapa indikasi,
antara lain: pengurangan rute penerbangan secara signifikan, utang yang mulai gagal bayar, analisa
perbandingan uutang dengan aset perusahaan, dll. Dengan fasilitas seperti ini, iuran tahunan assosiasi-
assosiasi yang terkadang berjumlah cukup besar menjadi lebih berguna.terkadang berjumlah cukup
besar menjadi lebih berguna.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai