Anda di halaman 1dari 38

KEJANG DEMAM

Pembimbing :
dr. Laila Fitri, Sp.A

Pendamping
dr. Meidi
dr. Khairul

Disusun oleh:
dr. Mohammad Haniif S.L.
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. F
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Muko-muko
Agama : Islam
Masuk Rumah Sakit : 09 Februari 2019
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan di


selangkangan kiri, benjolan tiba-tiba awalnya hilang
timbul , namun sekarang tidak dapat kembali lagi
dalam 1 hari ini , mual (+) muntah (-) BAB BAK tidak
ada keluhan
ANAMNESIS

Alloanamnesis dan autoanamnesis dengan


Ibu pasien

Keluhan Utama : Benjolan di selangkangan


RIWAYAT PASIEN

Riwayat Penyakit dahulu :


Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya
disangkal.

Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan sama dengan
pasien
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak sakit
Kesadaran : Compos mentis
Kesan Gizi : Baik
Status Gizi
Tinggi badan : 80 cm
Berat Badan : 11 kg
IMT/U : Normal

Tanda Vital
Nadi : 104 x / menit
Nafas : 24 x / menit
Suhu : 39.0 °C
SPO2 : 99
STATUS GENERALIS

KEPALA : Normocephali, ubun-ubun datar


MATA : sklera ikterik -/- Cekung -/-
THT : Bentuk normal, sekret -/-, pernafasan cuping hidung -/-
BIBIR : mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-)
MULUT : trismus (-) , oral hygiene baik, lidah kotor (-)
LEHER : Kaku kuduk (-), KGB tidak teraba membesar
THORAKS : Bentuk : Simetris
Sternum : Nyeri tekan (-)
Paru
Inspeksi : Bentuk dada dan pergerakan simetris, retraksi (-/-)
Palpasi : pelebaran ICS (-/-)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi: Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Dalam batas normal, tidak terdapat pembesaran jantung
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-) gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : perut cembung, benjolan (+) a/r inguinalis sinistra
Palpasi : supel, nyeri tekan (-). Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut
Auskultasi : Bising usus normal
PEMERIKSAAN PEUNJANG

Jenis Pemeriksaan
Hasil Nilai Rujukan

Hemoglobin 10,5 14-16 gr/dl

Leukosit 14.000 5000 – 10.000 /ul

Hematokrit 30 36-46 %

Trombosit 438.000 150.000-500.000


PENATALAKSANAAN
DIAGNOSIS
IVFD RL 11 tpm
Hernia Inguinalis Lateral
Paracetamol inf 4x110 mg
Puasa
Pasang kateter
 
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
09-02- Pasien kejang selama ± 2 menit Kesadaran: CM Kejang - Konsul SpB: rawat
2019 , kejang pertama kali , kata ibu TTV : demam bersama SpA terapi

09.14 WIB dan perawat saat kejang tangan HR : 102 x/m sederhana + kejang sesuai SpA
dan kaki kaku , mata seperti HIL - Konsul SpA:
Suhu : 39.1 0 C
melihat keatas, saat dokter Ivfd RL 11 tpm
datang kejang sudah berhenti RR : 38 x/ m Pct inf 150mg/8jam
tanpa pemberian obat, pasien SPO2 : 99 Inj ceftriaxone iv 500mg/12
sadar penuh, menangis kencang, jam
Abdomen : supel, timpani
demam awalnya sejak tadi pagi  
(+), benjolan (+) a/r
namun demam tidak terlalu  
inguinalis Sinistra
tinggi  
- Ekstremitas : akral
 
hangat, CRT <2”

Kaku kuduk (-)

Bruzinski I (-/-)

Bruzinski II (-/-)

 
09-02- Apnoe Kesadaran: -   - Lapor SpA:

2019 Instruksi:
TTV :
RJP
11.40 HR : tidak teraba Bolus epinefrin 0.1
WIB ml+ NacL sampai
RR : -
1 ml iv
Pupil: dilatasi (+/+)

    - Dilakukan RJP 14 siklus


- Bolus epinefrin 2x
- Nadi tidak teraba
- Akral dingin
- Pupil dilatasi maksimal
- EKG: asistole
- Pasien dinyatakan meninggal hari sabtu 9 februari
2019 pukul 11.40 didepan keluarga pasien dan
perawat
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
BUKAN PENYAKIT TETAPI
KEJANG MANIFESTASI DARI SUATU
PENYAKIT

BERBAGAI PENYAKIT DAPAT MENYEBABKAN


TERJADINYA BANGKITAN KEJANG MISALNYA:

KELAINAN GENETIK DAN FAKTOR KELAHIRAN, DEMAM,


INFEKSI OTAK, TOKSIN, TRAUMA, GANGGUAN PEREDARAN
DARAH, GANGGUAN METABOLISME DAN NUTRISI, TUMOR,
KELAINAN DEGENERATIF,FAKTOR PSIKOGENIK DAN
PENYEBAB YANG TIDAK DIKETAHUI DENGAN JELAS.
DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
di atas 38ºC) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium (di luar rongga kepala).
Epidemiologi
•Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6
bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk
pertama kalinya pada usia < 6 bulan atau > 3 tahun.
•Insidensi puncak usia 18-22 bulan
•Anak laki-laki > perempuan dengan perbandingan
1,4 : 1,0.
•Menurut ras maka kulit putih lebih banyak daripada
kulit berwarna.
ETIOLOGI
 Penyebab kejang demam belum diketahui dengan pasti.
 disebutkan penyebab utama kejang demam ialah demam yang
tinggi. Demam yang terjadi sering disebabkan oleh :
 Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
 Gangguan metabolic
 Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media,
bronchitis.
 Keracunan obat
 Faktor herediter
 Idiopatik.
FAKTOR RESIKO
• Demam
• Usia
• Genetik Riwayat kejang demam pada
orang tua atau saudara sekandung
• Perkembangan terlambat (Malnutrisi)
PATOFISIOLOGI DEMAM-KEJANG
PATOFISIOLOGI KEJANG

Keadaan normal membrane sel neuron dapat dilalui dengan


mudah oleh ion kalium dan sangat sulit oleh ion natrium dan
elektrolit lainnya, kecuali ion klorida

Konsentrasi kalium dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi


natrium rendah, diluar sel sebaliknya

Terdapat perbedaan potensial membrane dari sel


neuron
keseimbangan potensial membran dijaga oleh energi dan
bantuan enzime Na-K-ATPase yang terdapat dalam
permukaan sel

keseimbangan ini dapat berubah oleh perubahan konsentrasi


ion di ruang ekstra seluler, rangsangan mendadak
(mekanis,kimiawi/aliran listrik)

pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan


keseimbangan dari sel neuron
Terjadi difusi ion kalium maupun ion natrium lewat
membrane

Terjadi pelepasan muatan listrik

Meluas ke seluruh sel maupun membrane sel lainnya


dengan bantuan neurotransmiter

kejang
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM

Kejang Demam Kejang Demam


Sederhana kompleks
-Kejang berlangsung -Kejang lama, > 15
singkat, < 15 menit menit
-Kejang umum tonik dan -Kejang fokal atau
atau klonik parsial satu sisi, atau
-Umumnya berhenti kejang umum didahului
sendiri kejang parsial.
-Tanpa gerakan fokal atau -Berulang atau lebih dari
berulang dalam 24 jam 1 kali dalam 24 jam
Kejang
Prichard & Mc Greal Livingstone Fukuyama
Demam
KD Sederhana KD Sederhana KD Sedehana
1 Kejang bersifat simetris 1 Kejang bersifat umum 1 Tidak ada riwayat epilepsi dalam
keluarga

2 Usia: 6 bln - 4 thn 2 Kejang berlangsung singkat ( <15 mnt ) 2 Tidak ada riwayat cidera otak oleh
penyebab apapun

3 Suhu 100'F (37,78'C) atau lebih 3 Usia waktu KD pertama muncul < 6 thn 3 Serangan KD pertama terjadi antara 6
bln - 6 thn

4 Kejang berlangsung < 30 mnt 4 Frekuensi serangan 1-4 kali dalam setahun 4 Kejang berlangsung tidak lebih dari 20
mnt

5 Fungsi saraf normal dan 5 EEG normal 5 Tidak bersifat fokal


setelah kejang tetap normal

6 EEG setelah tidak demam 6 Tidak didapatkan gangguan atau


normal abnormalitas pasca kejang
Klasifikasi
  7 Sebelumnya juga tidak didapatkan
& abnormalitas neurologis atau
Uraian abnormalitas perkembangan

8 Kejang tidak berulang dalam waktu


singkat

KD tidak khas Epilepsi yg dicetuskan demam KD Kompleks


1 KD yg tidak memenuhi butir KD 1 Kejang berlangsung lama atau bersifat 1 Bila KD tidak memenuhi kriteria KD
sederhana diatas fokal/setempat sederhana diatas

  2 Usia penderita lebih dari 6 thn saat  


serangan KD pertama

3 Frekuensi serangan kejang melebihi 4 kali


dalam setahun

4 EEG yg dibuat setelah anak tidak demam


lagi adalah abnormal
MANIFESTASI KLINIS
• Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan
bersamaan dengan kenaikan suhu yang tinggi dan cepat, yang
dikarenakan infeksi diluar susunan syaraf pusat.
• Serangan kejang biasanya ter adi dalam 24 jam pertama
sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan
dapat membentuk tonikklonik, tonik, klonik, fokal atau
akinetik.
• Umumnya kejang berhenti sendiri.
• Setelah kejang berhenti anak tidak memberi reaksi sejenak
tetapi setelah beberapa detik atau menit anak sadar kembali
tanpa kelainan syaraf.
DIAGNOSIS

• ANAMNESIS:
Kejang:
* Frekuensi dan lama kejang
* Kapan terjadinya
* Pertama kali atau sudah pernah
* Bila sudah pernah, saat umur berapa?
* Sifat kejang
* Gejala penyerta (muntah, lumpuh,
kemunduran fungsi kognitif)
* Kesadaran waktu kejang dan pasca kejang
• PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran
• Suhu tubuh
• Tanda Rangsang meningeal :
Pemeriksaan kaku kuduk
Tanda brudzinki I dan II
Tanda kernig

Pada kejang demam rangsangan meningeal (-)


PEMERIKSAAN FISIK

• Pemeriksaan Refleks Neurologis


untuk menyingkirkan kemungkinan
infeksi SSP ( meningitis, ensefalitis)
Refleks fisiologis
Refleks patologis

Pada kejang demam refleks patologis (-)


Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN LUMBAL PUNGSI
LABORATORIUM •Pemeriksaan cairan
•mengevaluasi sumber serebrospinal dilakukan
infeksi penyebab demam, untuk menegakkan atau
atau keadaan lain. menyingkirkan
•Pemeriksaan yaitu: darah kemungkinan meningitis
perifer, elektrolit dan gula
darah.
EEG
(ELEKTROENSEFALOGRAFI)

Pemeriksaan EEG dapat


dilakukan
pada kejang demam yang tidak
khas.
PENCITRAAN

Foto X-Ray kepala dan


pencitraan seperti (CT-
Scan) atau (MRI), untuk
mengetahui adakah
kelainan pada struktur
otak.
PENATALAKSANAAN

ADA 3 HAL YANG PERLU DIKERJAKAN, YAITU :

1. PENGOBATAN FASE AKUT

2. MENCARI DAN MENGOBATI PENYEBAB

3. PENGOBATAN PROFILAKSIS TERHADAP

BERULANGNYA KEJANG DEMAM


PENGOBATAN

• Anti Piretik
* Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
* Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali

• Anti Konvulsan
* Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb
* Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb
BB<10Kg:5mg; >10Kg:10mg
Jika kejang tidak teratasi  dapat diulang dengan cara
dan dosis yang sama dengan interval 5 menit
Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih
tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Dan
diberikan diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgbb
Bila kejang belum berhenti diberikan fenitoin 10-20
mg/kgbb/kali dengan kecepatan 1 mg/kgbb/menit atau
kurang dari 50 mg/menit.
 Kejang berhenti  Dosis selanjutnya 4-8
mg/kgbb/hari, yaitu 12 jam setelah dosis awal
 Kejang belum berhenti  rawat di ruang intensif.
RUMATAN

• Fenobarbital 3 – 4 mg/kgBB/hari  dibagi 2


dosis
• Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hair dibagi 2-
3 dosis
BAGAN PENATALAKSANAAN KEJANG
SEGERA DIBERIKAN DIAZEPAM INTRAVENA
ATAU DIAZEPAM REKTAL DIAZEPAM :
DOSIS RATA-RATA 0,3-0,5MG/KGBB/KALI (iv) ATAU
DOSIS <10 KG: 5 MG REKTIOL
>10 KG : 10 MG REKTIOL

BILA KEJANG TIDAK BERHENTI DAPAT DIULANG


CARA DAN DOSIS YANG SAMA DENGAN INTERVAL 5 MNT

KEJANG (+) ------ DIAZEPAM 0,3-0,5 MG/KGBB/HARI (iv)

KEJANG (+) FENITOIN 10-20 MG/KGBB/KALI (IV, BOLUS)

KEJANG (+) KEJANG (-)

RUMATAN
RAWAT ICU Fenobarbital 3 – 4 mg/kgBB/hari
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hr
PROGNOSIS
• Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor
resiko.
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Tingginya suhu badan sebelum kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
- Ada seluruh faktor resiko  kejang demam berulang
80%.
- Tidak ada faktor resiko  kejang demam berulang 10-
15%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai