Perhitungan Perencanaan Jembatan Komposit
Perhitungan Perencanaan Jembatan Komposit
Data Jembatan
Jenis : Jembatan gelagar sederhana
Bentang, L : 25 m
Jumlah gelagar memanjang : 6 buah
Jarak antargelagar, bo : 140 cm
Lebar trotoar : 50 cm
Tinggi trotoar : 25 cm
Tebal pelat lantai : 22 cm
Tebal lapisan aspal : 5 cm
=
Lebar sayap, bf 29.9 cm
:
Tebal sayap, tw 15 mm
:
Tebal badan, tf 23 mm
:
ds = 890 tw
=15
bf = 299
Es
n =
Ec
210000
=
27691.466
= 7.58
digunakan n = 8
1400
=
8
= 220
Perhitungan ditunjukkan pada tabel 1
38500 mm2
A Ay y-y' A(y-yi)2 I0
y
Komponen
mm2 mm mm3 mm mm4 mm4
Slab beton 38500 -110 -4235000 258.610 2.006E+09 1.00E+08
Jarak garis netral terhadap bagian teratas pada sayap atas (top flange) baja adalah:
Ay
ý= 9055050
A =
57090
= 158.610 mm
= 15.86
sehingga :
cm
ytc = -200.00 mm
yts = -158.61 mm
ybs = 731.39 mm
Catatan : y bernilai positif jika terletak dibawah garis netral.
bE/n = 175
ts = 220
yts = 158.61
ybs = 731.39
d=890
bf =
200
Gambar Letak garis netral struktur komposit dengan beban jangka pendek
I xc1 I 0 A(y
yi3.55E+09
)2 + 3.55E+09
= 7.10E+09 mm4
=
Ixc1
Stc1 =
Ytc
=
7.10E+0
9 -35500.00 cm3
-
20
Ixc1
Sts1 = 0.0
Yts
0
= -
=
3.55E+0
7.10E+0
7 mm3 -44763.86 cm3
9
=
-
15
Ixc1
Sbs1 = 8.
61
Ybs
= -
= 7.10
4.48E+0 731.39
7 mmE+0
3
9707.54 cm3
= =9.71E+06 mm3
9 =
b). Properti potongan melintang struktur komposit untuk beban jangka panjang
(long term) 3n = 24 pada tengah bentang jembatan
Properti potongan melintang struktur ini dihitung pada gelagar dengan lebar
efektif plat beton bE = 1200 mm
= 1200
200
24
= 10000 mm2
Perhitungan ditunjukkan pada tabel 1
A y Ay y-y' A(y-yi)2 I0
Komponen
mm2 mm mm3 mm mm4 mm4
Slab beton 10000 -100 -1000000 398.060 1.585E+09 1.00E+08
Gelagar Baja 27090 445 12055050 146.940 584909053 3.45E+09
Jumlah 37090 11055050 3.55E+09
Jarak garis netral terhadap bagian teratas pada sayap atas (top flange) baja adalah:
Ay 11055050
ý= =
A 37090
= 298.060 mm
= 29.81 cm
sehingga :
ytc = -200.00 mm
yts = -298.06 mm
ybs = 591.94 mm
Catatan : y bernilai positif jika terletak dibawah garis netral.
bE/n = 200
ts = 200
yts = 298.06
ybs = 591.94
d=890
bf =
200
Gambar Letak garis netral struktur komposit dengan beban jangka panjang
I xc1 I 0
A(y
= yi3.55E+09
)2 + 3.55E+09
= 7.10E+09 mm4
Ixc1
Stc1 =
Ytc
=
7.10E+0
9 -35500.00 cm3
-
20
Ixc1
Sts1 = 0.0
Yts
0
7.10E+09
== -
-298.06
3.55E+0
7 mm3
=
= -2.38E+07 mm3 = -23820.70 cm3
Ixc1
Sbs1 =
Ybs
=
= 11994.46 cm3
7.10E+0
9
B. Perhitungan Pembebanan
591.94 dan Beban Maksimum
a. Beban mati= primer
1.20E+07 mm3
Berat pelat beton = 0.0024 20 120 = 5.76 kg/cm
Gelagar memanjang = 2.13 kg/cm
Lain-lain = 0.75 kg/cm
QMP =
8.64 kg/cm
MMP = 1/8 Q L2
MP
= 1/8 8.64 4000000
= 4320000 kg cm
MMS L2
=
1/8 QMS
= 1/8 5625.00
3.29
= 2316.09 kg cm
b. Beban Hidup (lalu-lintas)
Beban lalu lintas harus memperhitungkan terhadap 3 macam yang bekerja yaitu beban
lajur D, beban garis P, dan beban truk. Baban lajur D dan beban garis P bekerja secara
bersama-sama sedangkan beban truk dihitung dengan mengunakan garis pengaruh untuk
memperoleh nilai beban yang memberikan pengaruh paling besar. Beban lalu lintas
diambil sebagai nilai terbesar antara nilai beban truk dan jumlah antara beban lajur D
dan beban garis P.
Dalam peraturan pembebanan RSNI T-02-2005 ditetapkan bahwa untuk jembatan
dengan bentang L < 30 m maka digunakan beban lajur D sebesar q = 9,0 kPa = 9,0
kN/m2 sedangkan untuk beban garis P ditetapkan sebesar 49 kN/m. Penempatan beban
lajur D pada jembatan dengan lebar jalur lalu lintas sebesar, b = 7 m ditunjukkan dalam
Gambar 4.12 berikut ini.
Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa beban lajur D ditempatkan selebar 5,5 m
dengan nilai 100% sedangkan sisanya yaitu selebar 1,5 m diberikan beban D sebesar
50%. Lebar lajur rencana berdasarkan RSNI T-02-2005 ditetapkan sebesar 2,75 m.
Jarak antar gelagar adalah 1200 mm. Besarnya beban D dan beban P yang diterima oleh
1 buah gelagar ditunjukkan dalam gambar
2750
’kN/m 9
1200
1200 1200
1.2
= 9 1 m
2.75
= 3.93
kN.m
Beban lajur D harus memperhitungkan terhadap pengaruh beban dinamis sebesar 40 %
sesuai dengan peraturan SNI sehingga beban qTD menjadi:
Momen yang terjadi akibat interaksi dari beban lajur D dengan beban garis P sebesar:
d. Beban angin
Perhitungan beban angin pada jembatan dilakukan pada dua keadaan yaitu
keadaan ultimit dan batas daya layan. Beban ini juga memperhitungkan
apabila terdapat kendaraan yang berada pada jembatan sehingga
mengakibatkan tambahan beban.
Gaya normal ultimit dan gaya layan jembatan akibat angin (TEW1) tergantung
kecepatan angin rencana yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
Dengan:
= gaya nominal akibat angin
TEW1
= luas bagian samping jembatan (m2)
Ab
Cw = koefisien seret
= kecepatan angin rencana (m/s) untuk keadaan batas yang ditinjau
Vw
Tabel 2 Koefisien Seret
Tipe Jembatan Cw
Bangunan atas masif :
b/d < 2.1 2.1
b/d = 2 1.5
1.25
b/d ≥ 6
Catatan:
a) b = lebar keseluruhan jembatan dihitung dari sisi luar
d = tinggi bangunan atas termasuk tinggi bangunan sandaran yang masif.
b) Untuk harga antara dari b/d bisa diinterpolasi linear.
c)Apabila bangunan atas mempunyai superelevasi, Cw harus dinaikkan sebesar 3%
untuk setiap derajat superelevasi, dengan kenaikan maksimum 2,5%.
Lokasi
Keadaan Batas
Sampai 5 km dari pantai > 5 km dari pantai
9900
Untuk b/d =
2140
= 4.63
4.63 - 6
Harga Cw = 1.25 + 1.5 - 1.25
2 -
6
= 1.25 +
0.0858645
= 1.336
Jika suatu kendaraan sedang berada di atas jembatan maka beban garis merata
tambahan arah horisontal yang harus ditetapkan pada ketinggian lantai, ditentukan
sebagai berikut:
Cw = 1.336
Tewu
2 = 0,0012 x CW x (Vwu)2 x Ab kN
= 0.0012 x 1.336 x 30 2 x 42.8
= 61.749 kN
MEW
u
= (TEW1u + TEW2u) x e2
0.409
= 30.9 + 61.7
= 37.846897 kN.m
sebagai berikut:
Cw =
1.336
Tewu
2 = 0,0012 x CW x (Vwu)2 x Ab kN
= 37.918744 kN
MET = Δt x εs x Es x Ixcl/h
Dengan:
MET = momen yang terjadi akibat pengaruh temperatur (Nmm)
Δs = koefisien muai suhu baja
Es = modulus elastisitas baja (Mpa)
h = d + ts
= 890 + 200
= 1090 mm
MET = Δt x εs x Es x Ixcl/h
7.10E+09
= 15 x 0.000012 x 210000 x
1090
= 246220183.486 N.mm
= 246.220 kN.m
Dengan:
= gaya horisontal akibat susut dan rangkak (kN)
FSR
= luas efekti slab beton pada kondisi beban jangka panjang (mm2)
Alantai = regangan yang terjadi akibat susut dan rangkak (210 x 10-6 mm)
εcs = modulus elastisitas slab beton (MPa)
Ec
Momen yang terjadi pada gelagar akibat gaya horisontal dari pengaruh susut dan
rangkak slab beton dihitung dengan Persamaan sebagai berikut:
MSR = FSR x e
Dengan :
= Momen lentur akibat susut dan rangkak (kNm)
MSR
= lengan momen (m)
e
Alantai = bE/3n x ts
1200
= 200
24
= 10000
mm
=
2
Ec
FSR Alantai x εcs x
= 10000 x 0.00021 X
27.6914658334
= 58.152 kN
e = Yts3 + ts/2
= 298.060 + 100
= 398.060 mm
MSR = FSR x e
= 58.152 x 0.398
= 23.148 kN
g. Gaya Rem
Gaya rem yang bekerja pada jembatan sebesar 5% dari beban lajur D tanpa dikalikan
faktor beban dinamis. Beban ini bekerja dalam arah horisontal dan dengan titik
tangkap gaya setinggi 1,8 m dari permukaan lantai kendaraan. Gaya rem hanya akan
menimbulkan momen sedangkan gaya geser akibat beban rem tidak akan terjadi.
Besarnya momen yang terjadi akibat gaya rem memiliki nilai yang sama pada tiap titik
sepanjang bentang jembatan.
BR = 5% qTD L
= 5%
3.93 20
= 3.93
kN
Momen yang terjadi akibat gaya rem dihitung dengan cara mengalikan besarnya gaya
rem arah horisontal (BR) dengan tinggi titik tangkap gaya rem tersebut (e) yaitu
setinggi 1,8 m.
MBR = BR x e
= 3.93 1.8
= 7.07 kN.m
h. Gempa Bumi
Digunakan ketentuan sebagai berikut:
a. diambil koefisien geser dasar daerah (C) = 0.15
b. diambil faktor kepentingan (I) = 1
c. diambil Tipe Bangunan (S) = 3
d. Koefisien beban gempa horisontal: Kh = C S
=
0.45
MEQ = Kh x I x MT
= 0.45 1 432.23
194.504
=
kN.m
i. Gesekan Perletakan
Gesekan pada perletakan dihitung dengan menggunakan beban tetap dan nilai dari
koefisien gesekan pada tumpuan yang bersangkutan. Jembatan menggunakan tumpuan
sendi rol maka digunakan koefisien gesek (cg) = 0,01. Gesekan perletakan akan
menyebabkan terjadinya momen sedangkan gaya geser tidak terjadi. Besarnya momen
akibat gesekan perletakan dihitung sebagai berikut:
= cg x (MMS + MMA)
MFR
Dengan:
MFR = momen akibat gesekan perletakan
(kNm) cg = koefisien gesekan tumpuan
= 0.01 432.23
= 4.322 kN.m
C. Perhitungan tegangan-tegangan
Kombinasi II
F's = 125% Fs = 1993.8 kg/cm2
F'c = 125% Fc = 168.8 kg/cm2
Kombinasi III
F's = 140% Fs = 2233.0 kg/cm2
F'c = 140% Fc = 189.0 kg/cm2
Kombinasi IV
F's = 150% Fs = 2392.5 kg/cm2
F'c = 150% Fc = 202.5 kg/cm2
ftsa = - MMP
Ss
4320000
= -
7760
= -556.701 kg/cm2
fbs a = - fts a
= 556.701 kg/cm2
Setelah Komposit
f = - MMS
tc
Ss