Anda di halaman 1dari 11

UJI KOMPETENSI

PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN
Skema Sertifikasi TERSTRUKTUR LAINNYA
: Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan
Beton
Kualifikasi : Teknisi/Analis Jenjang 6
Nama Asesi : VIKO SAFANTINO
NIK Asesi : 1603020310910002
Tgl. Asesmen : 26 Mei 2023
TUK : LSP ATAKI PALUGADA
Nama Asesor : FITRI HARIYANTI, ST & FIRLIN
CARDINATA, ST
SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara lain:
• Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L)
• Menerapkan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja
• Melaksanakan Pekerjaan Drainase
• Melaksanakan Pekerjaan Tanah
• Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Berbutir
• Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Aspal
• Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Beton Semen
• Melaksanakan Pekerjaan Pelengkap Jalan
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3-L)
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L) adalah suatu pendekatan atau strategi yang digunakan dalam dunia kerja untuk menjaga dan meningkatkan
keselamatan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan dalam lingkungan kerja. Tujuannya adalah melindungi pekerja, mencegah kecelakaan kerja, mengurangi risiko terhadap
kesehatan pekerja, serta menjaga dan melestarikan lingkungan alam sekitar.

Penerapan K3-L melibatkan berbagai aspek yang meliputi:


1. Identifikasi Risiko
Langkah pertama dalam penerapan K3-L adalah mengidentifikasi risiko dan bahaya yang ada di tempat kerja. Ini melibatkan penilaian risiko untuk menentukan potensi
bahaya fisik, kimia, biologis, ergonomi, dan psikososial yang dapat membahayakan pekerja dan lingkungan.
2. Pencegahan dan Pengendalian
Setelah risiko dan bahaya diidentifikasi, langkah-langkah pencegahan dan pengendalian harus diambil. Ini meliputi pengembangan prosedur kerja yang aman, penggunaan
peralatan pelindung diri (APD), pelatihan pekerja tentang praktik kerja yang aman, dan pemantauan terhadap pelaksanaan standar keselamatan yang ditetapkan.
3. Keterlibatan Pekerja
Penerapan K3-L melibatkan keterlibatan aktif dari pekerja dalam mengidentifikasi risiko, memberikan umpan balik, dan berpartisipasi dalam pengembangan kebijakan dan
prosedur keselamatan. Pekerja juga harus dilibatkan dalam pelatihan dan program kesadaran K3-L untuk memastikan pemahaman yang baik tentang praktik keselamatan.
4. Pelatihan dan Kesadaran
Pelatihan yang tepat harus diberikan kepada pekerja untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap risiko dan bahaya di tempat kerja. Ini termasuk pelatihan tentang
penggunaan APD, prosedur darurat, pengelolaan bahan kimia berbahaya, ergonomi, dan aspek-aspek penting lainnya yang berkaitan dengan K3-L.
5. Pemantauan dan Evaluasi
Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan K3-L di tempat kerja. Inspeksi rutin, audit keselamatan, dan pengukuran kinerja harus dilakukan untuk
memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan mendeteksi masalah potensial.
6. Penyusunan Kebijakan
Organisasi harus memiliki kebijakan yang jelas terkait K3-L. Kebijakan ini harus mencakup komitmen manajemen untuk melindungi kesejahteraan pekerja dan lingkungan,
serta menetapkan tanggung jawab dan tindakan yang akan diambil dalam situasi darurat.
7. Lingkungan Hidup
Selain keselamatan dan kesehatan kerja, penerapan K3-L juga memperhatikan dampak lingkungan dari kegiatan industri. Organisasi diharapkan untuk mengurangi polusi,
meminimalkan limbah, mengelola bahan berbahaya, dan menerapkan praktik ramah lingkungan.
Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja
Melakukan komunikasi yang efektif di tempat kerja merupakan salah satu aspek penting dalam penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Komunikasi yang baik memainkan peran kunci dalam memastikan pemahaman yang tepat tentang kebijakan K3,
prosedur keselamatan, risiko yang ada, serta tindakan pencegahan yang harus diambil.
Berikut adalah beberapa poin yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan komunikasi di tempat kerja terkait K3:
1. Kebijakan dan prosedur: Komunikasikan secara jelas dan terbuka mengenai kebijakan K3 perusahaan serta prosedur keselamatan yang
berlaku.
2. Instruksi kerja: Sampaikan instruksi kerja yang berkaitan dengan K3 dengan jelas dan mudah dipahami oleh semua pekerja.
3. Komunikasi dua arah: Berikan kesempatan bagi pekerja untuk berpartisipasi dalam komunikasi dua arah. Dengarkan masukan, saran,
dan keluhan dari pekerja terkait dengan aspek K3 di tempat kerja.
4. Komite K3: Jika perusahaan memiliki komite K3, pastikan adanya komunikasi yang teratur dan efektif antara komite dan pekerja.
5. Pelaporan insiden: Dorong pekerja untuk melaporkan insiden atau hampir terjadinya kecelakaan dengan segera.
6. Penyampaian perubahan: Ketika ada perubahan dalam kebijakan, prosedur, atau langkah-langkah keselamatan, pastikan informasi
tersebut disampaikan secara efektif kepada semua pekerja.
7. Bahasa yang jelas: Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan jelas dalam semua komunikasi terkait K3.
Melaksanakan Pekerjaan Drainase

saluran drainase yang akan digunakan, titik pembuangan air, dimensi saluran,
dan elemen-elemen lain yang terkait dengan sistem drainase.
2. Persiapan Area Kerja
Sebelum memulai pekerjaan drainase, Anda perlu mempersiapkan area kerja
yang meliputi pembersihan lokasi, penghilangan hambatan, dan pembuatan
akses yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lancar. Hal ini juga
mencakup pengaturan alur lalu lintas yang aman di sekitar area kerja.
3. Pemasangan Saluran Drainase
Berdasarkan rencana yang ada, Anda akan memasang saluran drainase di
sepanjang jalan yang memerlukan sistem drainase. Saluran ini bisa berupa
saluran beton, pipa PVC, atau material lain yang sesuai dengan kondisi proyek.
4. Perakitan dan Pemasangan Tutup Saluran
Setelah saluran drainase terpasang, Anda perlu merakit dan memasang tutup
saluran. Tutup saluran ini berfungsi untuk melindungi saluran dari kotoran,
sampah, serta memberikan akses untuk perawatan dan pembersihan. Pastikan
tutup saluran terpasang dengan aman dan rapi.
Langkah-langkah yang terlibat dalam melaksanakan pekerjaan drainase sebagai 5. Pengujian dan Pengaturan Sistem
pelaksana lapangan pekerjaan jalan adalah sebagai berikut: Setelah semua saluran drainase terpasang, Anda perlu menguji sistem untuk
memastikan bahwa air dapat mengalir dengan lancar melalui saluran. Hal ini
1. Pemahaman Rencana melibatkan mengalirkan air ke dalam saluran dan memeriksa apakah saluran
Anda harus memahami rencana dan desain sistem drainase yang telah disiapkan bekerja dengan baik, tidak ada kebocoran.
oleh insinyur perencana. Rencana ini akan memberikan informasi mengenai jenis
Melaksanakan Pekerjaan Tanah
dimensi, tinggi jalan, dan spesifikasi teknis lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan
tanah.
2. Penggalian
Jika ada perluasan atau perbaikan jalan yang melibatkan penggalian, Anda akan
bertanggung jawab untuk melakukan penggalian sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan. Penggalian harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan spesifikasi
yang ditetapkan, termasuk kedalaman, lebar, dan kemiringan yang sesuai.
3. Pemadatan
Setelah penggalian selesai atau jika ada kebutuhan pemadatan pada area tertentu,
tugas Anda adalah memadatkan tanah dengan menggunakan alat berat seperti
buldoser, roller, atau pemadat lainnya. Tujuan pemadatan adalah mencapai
kepadatan tanah yang sesuai dengan persyaratan teknis, sehingga jalan memiliki
kestabilan yang baik.
4. Pengisian
Pada beberapa kasus, pekerjaan tanah juga melibatkan pengisian atau pengurukan
area tertentu. Anda akan melakukan pengisian dengan menggunakan material yang
sesuai, seperti tanah galian yang telah dipadatkan atau bahan pengisi lainnya yang
disetujui.
5. Pengaturan Tanah
Pada tahap akhir pekerjaan tanah, Anda akan melakukan pengaturan tanah untuk
mencapai profil jalan yang diinginkan. Hal ini melibatkan penyesuaian dan perataan
Pekerjaan tanah melibatkan serangkaian kegiatan yang terkait dengan penggalian, tanah di sepanjang jalan, termasuk pengaturan kemiringan, kelancaran permukaan,
pengisian, pemadatan, dan pengaturan tanah untuk pembangunan atau perbaikan jalan. dan penghilangan ketidakrataan.
6. Pengendalian Erosi
Aspek-aspek pelaksanaan pekerjaan tersebut meliputi: Selama pelaksanaan pekerjaan tanah, penting untuk memperhatikan pengendalian
1. Pemahaman Desain erosi. Anda perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah erosi tanah dan aliran
Anda perlu memahami rencana dan desain yang telah disiapkan oleh tim perencana air yang dapat merusak area kerja. Ini bisa meliputi pemasangan penahan erosi
atau insinyur. Rencana ini akan memberikan informasi mengenai tata letak jalan, seperti jaring penahan atau penggunaan material penahan erosi.
Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Berbutir

Pekerjaan perkerasan berbutir melibatkan penyebaran, untuk memberikan kehalusan dan ketepatan pada lapisan perkerasan
berbutir. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat seperti grader atau
pemadatan, dan penyelesaian lapisan permukaan berbutir motor grader untuk meratakan permukaan dan menghilangkan
pada jalan. Tujuan utamanya adalah memberikan kekuatan, ketidakrataan.
keamanan, dan kenyamanan pada permukaan jalan.
• Penyebaran Material Berbutir
Melakukan penyebaran material berbutir ke permukaan jalan yang telah
dipersiapkan. Material berbutir bisa berupa agregat kasar, agregat halus,
pasir, atau campuran aspal dengan agregat. Anda perlu menggunakan
alat seperti spreader atau paver untuk menyebar material dengan
ketebalan yang sesuai sesuai dengan rencana.
• Pemadatan Material
Setelah material berbutir disebarkan, Anda perlu melakukan pemadatan
untuk mencapai kepadatan yang optimal. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pemadat seperti roller atau wacker plate. Pemadatan
harus dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang hingga mencapai
kepadatan yang diinginkan.
• Penyelesaian Permukaan
Setelah pemadatan, Anda perlu melakukan penyelesaian permukaan
Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Aspal
Pekerjaan perkerasan aspal melibatkan penyiapan, pemasangan, pemadatan, dilakukan dengan menggunakan alat pemadat seperti roller. Pemadatan
dan penyelesaian lapisan perkerasan aspal pada jalan. Tujuannya adalah untuk harus dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang untuk
memberikan permukaan yang halus, tahan lama, dan aman bagi pengguna menghilangkan udara dan mencapai kepadatan yang diperlukan.
jalan 5. Penyelesaian Permukaan: Setelah pemadatan, Anda perlu melakukan
penyelesaian permukaan untuk memberikan kehalusan dan keseragaman
Berikut adalah Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan perkerasan aspal pada lapisan perkerasan aspal. Ini melibatkan penggunaan alat seperti
sebagai pelaksana lapangan: grader atau motor grader untuk meratakan permukaan dan
menghilangkan ketidakrataan.
1. Pemahaman Rencana dan Spesifikasi: Anda perlu memahami rencana
dan spesifikasi yang telah disiapkan oleh tim perencana atau insinyur.
Rencana ini akan memberikan informasi mengenai jenis campuran aspal
yang akan digunakan, ketebalan lapisan, metode pemasangan, dan
spesifikasi teknis lainnya yang harus diikuti.
2. Penyiapan Campuran Aspal: Tahap selanjutnya adalah penyiapan
campuran aspal yang sesuai dengan spesifikasi. Campuran aspal terdiri
dari agregat kasar, agregat halus, dan bahan pengikat aspal. Anda perlu
memastikan campuran aspal yang disiapkan memenuhi persyaratan
kualitas dan proporsi yang telah ditentukan.
3. Pemasangan Campuran Aspal: Setelah campuran aspal siap, Anda akan
memasangnya di permukaan jalan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat seperti paver atau spreader. Pemasangan campuran
aspal harus dilakukan secara merata dan sesuai dengan ketebalan yang
ditentukan dalam rencana.
4. Pemadatan Campuran Aspal: Setelah pemasangan, campuran aspal
harus dipadatkan untuk mencapai kepadatan yang optimal. Pemadatan
Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Beton Semen
Pekerjaan perkerasan beton semen melibatkan penyiapan, pengecoran,
pemadatan, dan penyelesaian lapisan perkerasan beton pada jalan. Tujuannya
adalah untuk memberikan permukaan yang kuat, tahan lama, dan tahan
terhadap beban lalu lintas.

• Penyiapan Campuran Beton


Penyiapan campuran beton harus yang sesuai dengan spesifikasi.
Campuran beton terdiri dari semen, agregat kasar, agregat halus, dan air.
Anda perlu memastikan campuran beton yang disiapkan memenuhi
persyaratan kualitas, proporsi, dan kekuatan yang telah ditentukan.
• Pengecoran Beton
Setelah campuran beton siap, Anda akan melakukan pengecoran beton di
permukaan jalan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
seperti truk mixer beton atau pompa beton. Pengecoran beton harus
dilakukan secara merata dan sesuai dengan ketebalan yang ditentukan
dalam rencana.
• Pemadatan Beton
Setelah pengecoran, beton perlu dipadatkan untuk mencapai kepadatan
yang optimal. Pemadatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pemadat seperti vibrator beton. Pemadatan beton harus dilakukan secara
merata untuk menghilangkan udara dalam campuran dan mencapai
kepadatan yang diperlukan.
Melaksanakan Pekerjaan Pelengkap Jalan
Pekerjaan pelengkap jalan melibatkan berbagai aspek yang mendukung keberfungsian jalan secara keseluruhan. Ini termasuk pemasangan elemen
pelengkap seperti marka jalan, rambu lalu lintas, dan peralatan keselamatan jalan.

Melaksanakan pekerjaan pelengkap jalan yang dimaksud meliputi :

1. Pemasangan Marka Jalan


Marka jalan adalah tanda dan garis yang digunakan untuk membantu pengaturan lalu lintas dan memberikan petunjuk kepada pengguna jalan.
Pemasangan marka jalan harus sesuai standar yang telah ditetapkan. Ini melibatkan pengukuran, pengecatan atau pemasangan marka jalan, serta
memastikan kejelasan dan ketepatan marka jalan yang diterapkan.
2. Pemasangan Rambu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas memberikan informasi dan peringatan kepada pengguna jalan. Tugas pelaksana adalah memasang rambu lalu lintas di lokasi yang
tepat sesuai dengan peraturan dan rencana yang berlaku. Ini melibatkan pemasangan rambu dengan pengikatan yang aman, pengaturan ketinggian
dan sudut yang sesuai, serta memastikan kejelasan dan keterbacaan rambu lalu lintas.
3. Pemasangan Peralatan Keselamatan Jalan
Peralatan keselamatan jalan termasuk berbagai elemen seperti penandaan jalan, alat pengaman sementara, dan peralatan penunjang keselamatan
lalu lintas. Anda perlu memasang peralatan keselamatan jalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Ini meliputi pemasangan pembatas jalan,
pembatas pejalan kaki, cermin pengawas, atau peralatan lain yang diperlukan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
4. Pengendalian Kualitas
Selama pelaksanaan pekerjaan pelengkap jalan, penting untuk melakukan pengendalian kualitas. Anda perlu memastikan bahwa pemasangan elemen
pelengkap dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan keamanan dan kualitas. Ini melibatkan pengukuran,
pengujian, dan pemeriksaan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai