OLEH :
Fajar Rahadian
fajarrahadian@stietridharma.ac.id
MATERI 10
PERILAKU ORGANISASI
PERFORMANCE APPRAISAL
&
REWARD SYSTEM
Penilaian Kinerja Karyawan
PERFORMANCE APPRAISAL
DEFINISI : Penilaian secara sistematis
mengenai hasil pekerjaan, diri karyawan
dan potensinya yang dapat dikembangkan
lebih lanjut.
Disebut juga : Penilaian Karya, Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan, Penilaian
Kondite, Penilaian Prestasi Kerja.
TUJUAN PERFORMANCE
APPRAISAL
Untuk mengetahui pretasi / hasil pekerjaan
karyawan selama periode waktu tertentu,
dibandingkan dengan standar.
Untuk mengetahui diri karyawan (sikap, watak,
kekuatan, kelemahan ) dalam hubungan dengan
pekerjaannya di perusahaan.
Untuk mengetahui potensi karyawan untuk
ditempatkan di jabatan lain dengan / tanpa
training lebih lanjut.
MANFAAT PER. APPRAISAL BAGI
PERUSAHAAN
Manfaat bagi perusahaan adalah sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan
tentang
Promosi (Jabatan/Gaji)
Transfer (Mutasi)
Demosi
PHK
Mengidentifikasi Kebutuhan Training
MANFAAT PER. APPRAISAL BAGI
PEGAWAI
MANFAAT BAGI KARYAWAN, TERUTAMA
SEBAGAI UMPAN BALIK TENTANG
PRESTASI KERJANYA, SEHINGGA BISA
MNGETAHUI KELEBIHAN / KELEMAHAN
DIRI DAN DAPAT MENGETAHUI
KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN LEBIH
LANJUT.
EFEKTIVITAS TERGANTUNG “WAY OF
THINKING”
STANDAR PENILAIAN
Adalah patokan untuk menilai prestasi
kerja seseorang karyawan.
Persyaratan Standar :
Diketahui oleh pekerja
Bersifat Spesifik.
Realistis.
PELAKSANA PENILAIAN PRESTASI
Dilakukan atasan langsung dan diperiksa
oleh pejabat yang lebih tinggi.
Dilakukan oleh komite penilai : Atasan
langsung, Rekan sekerja, Bawahan,
Pejabat yang lebih tinggi, “Konsumen”.
Frekuensi penilaian : Secara formal tiap 6
bulan sekali, secara tidak formal
dilakukan tiap saat.
METODE PERFORMANCE
APPRAISAL
RATING SCALE
FORCED DISTRIBUTION
DESCRIPTIVE METHODS
BEHAVIORALLY ANCHORED
RATING SCALE
METODA RATING SCALE
Penilai mengevaluasi kerja karyawan
berdasarkan faktor-faktor / kriteria-
kriteria yang dianggap penting untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.
Penilaian dilakukan menurut opini penilai
dengan skala mulai yang rendah hingga
tinggi.
FAKTOR-FAKTOR YANG DINILAI
Hasil pekerjaan
Mutu pekerjaan
Pengetahuan tentang pekerjaan
Kreativitas
Kemampuan komunikasi dengan pihak lain
Sikap
Ketergantungan
Kepemimpinan
KELEBIHAN RATING SCALE
Mudah
Waktu yang diperlukan singkat
Bisa digunakan untuk menilai karyawan
dalam jumlah besar
KELEMAHAN RATING
SCALE
Sulit menentukan kriteria yang relevan.
Terpaksa menganggap bahwa bobot
faktor- faktor sama besarnya.
Bersifat aditif
Dapat ditafsirkan sangat bervariasi oleh
para penilai.
FORCED DISTRIBUTION
Disebut juga sebagai metode pengurutan
Karyawan dibagi dalam kelompok-kelompok
yang berbeda prestasinya, misal :
Kelompok Istimewa (10%)
Kelompok Berprestasi Tinggi (20%)
Kelompok Biasa (40%)
Kelompok Berprestasi Rendah (20%)
Kelompok Berprestasi sangat Rendah(10%)
KELEMAHAN FORCED
DISTRIBUTION
Sulit membedakan prestasi kerja
karyawan yang pekerjaannya berlainan.
Prosentasi pengelompokan hanya
didasarkan pada judgment, sehingga
jumlah karyawan pada setiap kelompok
juga belum tentu tepat.
DESCRIPTIVE METHOD
Atasan menguraikan secara tertulis
kesan / penilaiannya tentang setiap
karyawan misal
Inisiatif
Kemampuan bekerjasama
Pengetahuan tentang pekerjaan
Hasil kerja / produktivitas
KELEMAHAN DESCRIPTIVE
METHOD
Memerlukan ketelitian atasan dalam
memberikan penilaian
Memerlukan banyak pemikiran atasan
untuk menilai.
Banyak makan waktu
Sulit dilaksanakan oleh atasan yang
kurang mampu “menulis”
BEHAVIORALLY ANCHORED
RATING SCALE
Pengembangan Rating Scale yang sesuai bagi
setiap jenis pekerjaan.
Langkah :
Atasan menentukan “dimensi kunci”
Mentukan ukuran prestasi
Menentukan derajat penilaian dari berbagai
prestasi.
Menggunakan derajat penilaian untuk menilai
karyawan.
KESALAHAN DALAM PENILAIAN
EFEK HALO
CENTRAL TENDENCY
LENIENCY
STRICTNESS
PRASANGKA PRIBADI
RECENCY EFFECT
REWARD / IMBALAN
Dalam arti yuridis adalah balas jasa yang
diberikan pihak perusahaan kepada pihak
pekerja sebagai imbalan atas jasa yang
telah diberikan pekerja kepada perusahaan
Peran Upah dapat Dipandang dari :
Pekerja
Perusahaan
Masyarakat
SISTEM PEMBERIAN IMBALAN
(REWARD )
PENTINGNYA REWARD SYSTEM :
Seringkali merupakan komponen ongkos
terbesar bagi perusahaan.
Merupakan daya tarik untuk mendapatkan
tenaga kerja yang baik / bermutu.
Menghindarkan munculnya ketidakpuasan
karyawan.
Dapat menumbuhkan loyalitas
Merangsang peningkatan produktivitas
karyawan.
BENTUK IMBALAN FINANSIAL
Gaji
Bonus
Tunjangan
Bantuan Fasilitas
BENTUK IMBALAN NON
FINANSIAL
Lingkungan Perusahaan
Lingkungan Kerja
Pendapatan yang tidak dapat dikenai
pajak
Pendapatan untuk meningkatkan
kompetensi
Keuntungan-keuntungan lain
FALSAFAH PEMBERIAN IMBALAN
ADIL & KOMPETITIF
Adil : Objektif
Kompetitif :
“ Tidak kalah” dengan sistim imbalan
dalam industri sejenis.
Memilik efek positif terhadap motivasi
kerja karyawan.
CIRI SISTIM PEMBERIAN IMBALAN
YANG BAIK
Mudah dimengerti
Mudah dihitung
Motivasi Efektif
Adanya Hubungan antara Kerja & Upah
Stabil
LANGKAH PENYUSUNAN SISTIM
IMBALAN
ANALISISJABATAN
EVALUASI JABATAN
SURVEY UPAH
KEBIJAKAN IMBALAN
HARGA JABATAN
STRUKTUR / KURVA IMBALAN
FAKTOR INTERNAL DLM
KEBIJAKAN IMBALAN
Kemampuan Perusahaan untuk
Membayar
Karakteristik Pekerjaan
Karakteristik Pekerja
FAKTOR EKSTERNAL DLM
KEBIJAKAN IMBALAN
Keadaan Pasar Tenaga Kerja
Standar Biaya Hidup
Tingkat Upah Industri Sejenis
Peraturan Pemerintah Mengenai Imbalan
UPAH PERANGSANG / INSENTIF
Adalah imbalan yang diberikan
berdasarkan produktivitas pekerja.
Upah perangsang bertujuan untuk
memotivasi pekerja lebih giat
Tidak semua pekerjaan dapat
menggunakan sistem upah perangsang.
PEKERJAAN DENGAN UPAH
PERANGSANG
Unit output mudah diukur
Hubungan antara usaha dengan output
jelas.
Mutu “kurang penting”
Pekerjaan bersifat standar; jarang ada
delay.