Anda di halaman 1dari 8

Reformasi Indonesia

(1998-sekarang)
KELOMPOK:6
1.Antoni
2.Pebrianto
3.Darmansyah
• Indonesia dimulai pada tahun 1998, tepatnya saat Kejatuhan
Soeharto Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998
dan digantikan oleh wakil presiden saat itu, B.J. Habibie. Periode ini
didirikan oleh lingkungan sosial politik yang lebih terbuka.
• Isu-isu selama periode ini di antaranya dorongan untuk
menerapkan demokrasi dan pemerintahan sipil yang lebih kuat,
elemen militer yang mencoba untuk mempertahankan
pengaruhnya, Islamisme yang tumbuh dalam politik dan
masyarakat umum, serta tuntutan otonomi daerah yang lebih besar.
Proses reformasi menghasilkan tingkat kebebasan berbicara yang
lebih tinggi, berbeda dengan penyensoran yang meluas saat Orde
Baru. Akibatnya, debat politik menjadi lebih terbuka di media massa
dan ekspresi seni makin meningkat. Peristiwa-peristiwa yang telah
membentuk Indonesia dalam periode ini di antaranya serangkaian
peristiwa terorisme (termasuk bom Bali 2002) serta gempa bumi
dan tsunami Samudra Hindia 2004.
Latar belakang:
         

Penjarahan dan pembakaran di Jakarta, 14 Mei 1998.


Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi
Indonesia melemah dan semakin besarnya
ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap
pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu
menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran
yang dilakukan berbagai gerakan mahasiswa di
berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah 
Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang menyebabkan
empat mahasiswa tertembak mati dan kemudian
memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. 
Gerakan mahasiswa pun meluas hampir di seluruh
Indonesia. Di bawah tekanan yang besar dari dalam
maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk
mengundurkan diri dari jabatannya pada 21 Mei 1998.
Kepresidenan Habibie (1998–1999)
Setelah pengunduran diri Soeharto, Wakil Presiden B.J. Habibie
 dilantik sebagai presiden dan melakukan berbagai reformasi
politik. Pada Februari 1999, pemerintahan Habibie
mengesahkan Undang-Undang Partai Politik yang mencabut
pembatasan jumlah partai politik (parpol). Sebelumnya, pada
masa Soeharto, hanya tiga parpol yang diperbolehkan. Parpol
juga tidak diwajibkan berideologi Pancasila. Hal ini
mengakibatkan partai politik bermunculan dan 48 di antaranya
akan bersaing dalam pemilihan legislatif 1999.

Pada Mei 1999, pemerintahan Habibie mengesahkan Undang-


Undang Otonomi Daerah[3] yang merupakan langkah pertama
dalam desentralisasi pemerintahan Indonesia dan
memungkinkan provinsi-provinsi untuk lebih berperan dalam
mengatur daerahnya. Pers lebih dibebaskan pada pemerintahan
Habibie, meskipun Kementerian Penerangan tetap
dipertahankan. 
Kepresidenan Abdurrahman Wahid (1999–
2001)
• Pada 1999, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden
Indonesia. Kabinet pertama, yang diberi nama Kabinet Persatuan
Nasional, adalah kabinet koalisi yang mewakili beberapa partai
politik: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, Partai Persatuan Pembangunan
 (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan (PK).
Perwakilan nonpartisan dan militer (TNI) juga ditempatkan dalam
kabinet. Salah satu reformasi administrasi negara yang dilakukan Gus
Dur adalah penghapusan Kementerian Penerangan, senjata utama
Orde Baru untuk mengendalikan media, dan pembubaran Kementerian
Kesejahteraan, yang telah menjadi korup pada masa Orde Baru.
Kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono
(2004–2014)
• Pemilu Presiden Indonesia 2004 merupakan pemilu pertama yang memilih
pasangan presiden dan wakil presiden secara langsung. Pasangan 
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla memenangi pemilu setelah
melewati dua putaran pemilihan. Pada 21 Oktober 2004, SBY mengumumkan
susunan Kabinet Indonesia Bersatu.
• Dua bulan setelah SBY menjabat, gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004
 melanda Aceh dan negara-negara lain di sepanjang garis pantai Samudra Hindia.
Tiga bulan kemudian, gempa susulan memicu tsunami di Pulau Nias. Pada tahun
2006, Gunung Merapi meletus dan disusul gempa bumi di Yogyakarta.
• Indonesia juga mengalami wabah flu burung dan semburan lumpur Sidoarjo. Pada
tahun 2007, banjir besar melanda Jakarta. SBY mengizinkan Gubernur DKI
Jakarta Sutiyoso membuka pintu air Manggarai dengan risiko membanjiri Istana
Kepresidenan.
Kepresidenan Joko Widodo (sejak 2014)
• Pada pemilu presiden 2014, Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Jusuf Kalla (yang kembali dicalonkan sebagai
wakil presiden) mengalahkan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Jokowi adalah presiden pertama tanpa latar
belakang politik atau militer yang tinggi.[31] Dalam kampanye pemilu 2014, Jokowi berjanji akan meningkatkan
pertumbuhan PDB hingga 7% dan mengakhiri kebijakan bagi-bagi kursi (memberikan jabatan pemerintahan pada
koalisi politiknya), meski janji tersebut belum terpenuhi. Pada masa pemerintahannya, rupiah mencapai rekor
terendah dalam 20 tahun terakhir.
• Pernyataan kontroversial yang diucapkan oleh mantan wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan Muslim saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Sejumlah
protes dilancarkan sebagai tanggapan atas ucapan Ahok oleh berbagai kelompok Islam pada November dan 
Desember 2016 di Jakarta.[34][35][36] Belakangan, pemerintahan Jokowi melarang organisasi Hizbut Tahrir Indonesia.
• Ada kekhawatiran akan menurunnya kebebasan berekspresi selama periode ini, terbukti dengan penangkapan,
penahanan, dan pemenjaraan banyak orang karena aktivitas media sosial mereka yang diartikan sebagai
"penghinaan" kepada presiden.
• Beberapa bencana seperti gempa bumi (di Palu, Lombok, dan Banten) dan kabut asap akibat deforestasi di 
Kalimantan dan Sumatra terjadi selama periode pemerintahan Jokowi. Pengeboman terkait ISIS juga terjadi di 
Jakarta dan Surabaya.
• Pada Maret 2018, Badan Pusat Statistik melaporkan angka kemiskinan di Indonesia sebesar 9,82 persen, turun
dari Maret 2017 yang sebesar 10,64 persen. Ini adalah pertama kali tingkat kemiskinan di Indonesia turun hingga
di bawah dua digit. Sebelumnya, angka kemiskinan selalu di atas 10 persen, bahkan mencapai 23,4 persen pada
1999 pascakrisis 1997–1998.

Anda mungkin juga menyukai