Anda di halaman 1dari 22

PERTEMUAN 8

Test Transaksi

TUTI HERAWATI,SE.,M.Si
COMPLIANCE TEST DAN SUBSTANTIVE TEST
Pengujian dalam pemeriksaan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu Compliance test dan
Substantive test.

Kepatuhan atas
peraturan Compliance test

Test

Kewajaran saldo
Substantive Test
L/K
Compliance Test (test kepatuhan)
Compliance test merupakan pengujian , apakah
suatu aktivitas dapat berupa transaksi atau
aktivitas lainnya (bukan saldo akun) telah sesuai
dengan kriteria berupa aturan yang telah
ditetapkan. Di dalam suatu entitas aturan dapat
terbagi dua yaitu aturan berdasarkan undang-
undang atau aturan yang telah digariskan
manajemen.
Undang- Uji Kepatuhan
undang manajemen

Kriteria

Peraturan Uji kapatuhan


Entitas karyawan

Compliance Test

Transaksi
Kondisi

Aktivitas
lainnya
Compliance test dapat dilakukan pada awal
pemeriksaan sebagai dasar untuk melakukan
substantive test biasanya hal ini untuk uji
kepatuhan karyawan sebagai dasar test
pengendalian intern. Jika compliance test tidak
memuaskan,maka substantive test akan
diperluas, sedangkan jika compliance test
memuaskan, maka substantive akan dipersempit.
Compliance test untuk uji kepatuhan manajemen
atau undang-undang dapat dilakukan bersamaan
dengan substantive test.
Objek Compliance Test

Objek dari compliance test adalah transaksi


seperti transaksi pembelian, penjualan,
penerimaan kas atau aktivitas lainnya seperti
penggantian direksi, hasil notulen rapat
pemegang saham di dalam perusahaan.
Compliance Test:
Kriteria Undang-undang

Test tersebut merupakan pengujian apakah


entitas atau manajemen telah menerapkan
undang-undang yang berlaku yang telah
ditetapkan pemerintah seperti Undang-undang
Perpajakan, Undang-undang Perseroan Terbatas,
Undang-undang Ketenaga kerjaan.
Test ini biasanya dilakukan bersamaan dengan
substantive test.
UU Pajak

Kepatuhan UU tenaga
UU lainnya Manajemen kerja

UU
Perseroan
Terbatas
Kondisi
PT ABC berdiri tahun 2014 dengan modal saham sebesar Rp. 50 juta.
Pada akhir tahun 2014 memperoleh laba 20 juta. Berdasarkan hasil
RUPS disepakati sebesar Rp. 5 juta dibagikan sebagai dividen.
Kriteria
Undang-undang PT nomor 40 tahun 2007. Perseroan wajib
menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk
cadangan (pasal 70 ayat 1). Penyisihan laba bersih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sampai cadangan mencapai paling
sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan
dan disetor. (UU PT nomor 40 tahun 2007 pasal 70 ayat 3).
Pertanyaan:
Apakah perusahaan telah mematuhi undang-undang PT nomor 40
tahun 2007 pasal 70 ayat 3?
Compliance Test:
Kriteria Pengendalian Intern yang Berlaku Umum

Test ini untuk mengetahui apakah kebijakan


manajemen yang telah digariskan sudah cukup
memadai sesuai dengan prinsip-prinsip
pengendalian intern yang berlaku umum. Test
tersebut biasanya dilakukan pada awal
pemeriksaan sebelum dilakukannya substantive
test.
Kondisi
Prosedur pembayaran gaji di PT X adalah sebagai berikut: PT X memiliki 30 orang
pegawai. Perhitungan gaji dilakukan sebagai berikut: jam hadir pegawai dimulai dari
jam 8.00 sampai 16.00. Setiap pegawai memiliki kartu hadir yang dimasukkan ke dalam
mesin kartu setiap kali hadir. Jika pegawai terlambat maka jam kehadiran dalam kartu
akan bertanda merah. Kartu-kartu tersebut dikumpulkan oleh bagian personalia untuk
dihitung jumlah gaji yang harus dibayar, selanjutnya diserahkan ke bagian keuangan
berupa daftar pengajuan gaji dalam dua rangkap. Selanjutnya bagian keuangan
menyerahkan jumlah uang kepada bagian personalia dan bagian personalia
membagikan gaji tersebut kepada pegawai dengan menandatangani struk
pembayaran. Daftar pengajuan gaji ditandatangani oleh bagian keuangan dan
selanjutnya diserahkan ke bagian akuntansi.
Bagian akuntansi melakukan jurnal
Beban gaji …………………..xx
Kas ………………………………xx

Kriteria
Prosedur gaji dan upah yang memadai diantaranya adanya pemisahan fungsi antara
bagian pencatat waktu hadir, bagian perhitungan gaji dan bagian pembayaran gaji.
Pertanyaan:
Apakah kriteria sudah sesuai kondisi?
Compliance Test:
Kriteria Peraturan Entitas

Test terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung


transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui
apakah setiap transaksi yang terjadi sudah dicatat dan
diproses sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
manajemen. Test ini juga untuk menguji apakah
pengendalian intern yang telah diterapkan berjalan secara
efektif. Test ini dilakukan diawal pemeriksaan sebelum
dilakukannya substantive test. Apabila hasil dari
compliance test tidak memuaskan, maka pemeriksaan
bukti-bukti pembukuan dapat diperluas, atau dapat
langsung dilakukan substantive test.
Periksa
Periksa bukti Periksa
buku
transaksi Jurnal
besar

Periksa
buku
pembantu
Bukti transaksi :
Periksa atas:
• Kelengkapan bukti pendukung
• Kebenaran perhitungan matematis
• Otorisasi dari pejabat yang berwenang
Jurnal :
Periksa atas kebenaran nomor perkiraan yang didebit atau dikredit
Buku besar dan buku pembantu
Periksa atas kebenaran posting ke buku besar dan buku pembantu
Contoh kertas kerja Compliance Test Pengeluaran Kas
Tanggal No. Keterangan Jumlah No. A B C D E
bukti (Rp) Akun
5/1/2010 BK 001 Pembayaran utang PT Duratex 5,000,000 201 V V V V V
Invoice 1013 jatuh tempo 500,000 215 V V V V V
13/12/11 termasuk PPN 500.000

Sampel dipilih dalam bentuk no. check untuk semua


pengeluaran kas diatas Rp. 5.000.000

A. kelengkapan suporting dokumen


B. Kebenaran perhitungan matematis
C. Otorisasi
D. Kebenaran nomor perkiraan
E. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar
Dibuat Oleh Direview oleh Client Periode Index
Substantive Test

Test atas kewajaran saldo-saldo perkiraan


laporan keuangan. Kriteria atas test tersebut
adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK).

Kondisi:
Saldo –saldo Kriteria:
Laporan keuangan PSAK
Substantive Test dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti :
1. Melakukan observasi pisik.
2. Melakukan konfirmasi kepada pihak external.
3. Penelusuran saldo ke buku besar, jurnal dan
dokumen dasar (dokumentasi).
4. Perhitungan ulang suatu saldo.
5. Melakukan prosedur analitis.
6. Melakukan tanya jawab dengan klien.
7. Review atas peristiwa setelah tanggal laporan
keuangan.
Peristiwa Phisik
setelah Konfirm
tgl asi
neraca

Audit
Tanya Dokume
Saldo
Jawab ntasi
perkiraan

Perhitu
Prosedur
ngan
analitis
ulang
Kertas kerja Substantive Test

1. Working Balance Sheet


2. Working Profit and Loss
3. Top Schedule.
4. Supporting schedule.
Contoh Compliance test piutang usaha
a. Dapatkan faktur penjualan dalam tahun berjalan.
b. Pilih bulan yang akan dilakukan test kepatuhan.
c. Ambil sample penjualan dalam bulan yang akan ditest.
d. Periksa kelengkapan dokumennya meliputi faktur
penjualan, surat pengiriman barang, sales order.
e. Periksa perhitungan matematisnya kebenaran kwantitas
dan harga jualnya.
f. Periksa jurnal penjualan kredit dan kebenaran akunnya.
g. Pastikan bahwa dari jurnal sudah diposting kebuku besar
piutang usaha dan buku pembantu piutang usaha
Contoh Subtantive Test Piutang Usaha

a. Phisik
Dalam pemeriksaan piutang usaha, prosedur
observasi phisik tidak dilakukan
b. Konfirmasi
Pilih debitur yang akan dilakukan konfirmasi,
buat konfirmasi kepada debitur atas saldo
piutang usaha
c. Prosedur Analitis
Buat receivable turnover ratio
Contoh Subtantive Test Piutang Usaha
d. Perhitungan Matematis.
Hitung kebenaran penyisihan penurunan nilai piutang usaha.
e. Dokumentasi.
Periksa kesesuaian angka piutang usaha di laporan posisi
keuangan dengan buku besar, buku pembantu, jurnal dan
dokumen pendukungnya yaitu faktur penjualan dan surat
pengiriman barang.
f. Tanya jawab
Minta keterangan syarat-syarat penjualan kredit,
peristiwa setelah tanggal laporan keuangan,
minta pelunasan debitur dari tanggal laporan keuangan
sampai tanggal terbit laporan auditor.
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai