Anda di halaman 1dari 21

LAYANAN KONSELING

DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN
2

PEMBAHASAN
PENGERTIAN

TUJUAN

KONSELING KONSELING KONSELING KONSELING KONSELING


REMAJA IBU HAMIL IBU NIFAS PADA BAYI KB
3

PENGERTIAN KONSELING
DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN

Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan


hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang
dilakukan secara professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan
kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan
perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.
4

Tujuan Konseling dalam


Praktik Kebidanan

1. Membantu klien memecahkan masalah, meningkatkan keefektifan individu dalam


pengambilan keputusan secara tepat
2. Membantu pemenuhan kebutuhan klien, meliputi menghilangkan perasaan yang
menekan/mengganggu dan mencapai kesehatan mental yang positif
3. Mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi positif dan yang merugikan
klien menjadi menguntungkan klien.
5

KONSELING REMAJA DAN KESEHATAN


REPRODUKSI REMAJA
Dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Kesehatan reproduksi remaja
adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem fungsi, dan proses reproduksi remaja.
Biasanya dipengaruhi oleh masalah menikah dan melakukan hubungan seksual pada usia dini,
akses pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan gender, kekerasan seksual, dan pengaruh
media massa. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh anak-anak dan remaja. Karena ini
sangat berkualitas pada kepribadian, kesehatan, maupun pendidikan.
Topik konseling remaja meliputi:
1. Remaja dan kesehatan reproduksinya.
2. Seksualitas.
3. Infeksi menular seksual.
4. Isu gender.
5. Narkoba dan zat adiktif.
6

KONSELING IBU HAMIL


Tingginya kematian ibu merupakan permasalahan, karena kematian ibu
akan berdampak pada seluruh keluarga. Ini dikarenakan adanya
komplikasi dari kehamilan. Di Indonesia angka kematian ibu sangat
tinggi. Mengingat masih tingginya AKI, diperlukan suatu kerja sama
bidan dengan ibu. Salah satu upaya yang dilakukan bidan adalah
konseling.
PELAYANAN KEBIDANAN

Pemeriksaan Kehamilan di Indonesia ada yang


10 T dan 14 T, tergantung kondisi dan tempat yg
membutuhkan.
Standar Minimal Kemenkes RI adalah 10 T
8

PELAYANAN / ASUHAN STANDAR MINIMAL

Pelayanan antenatal 4 kali dilakukan sesuai standar kualitas melalui 10 T (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2022) :

1. Penimbangan berat badan badan

2. Pengukuran tinggi badan

3. Pengukuran tekanan darah

4. Penilaian status gizi melalui pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)

5. Pengukuran tinggi fundus uteri, penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin

6. Skrining status imunisasi TT dan pemberian imunisasi TT sesuai status imunisasi ibu.

7. Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan)

8. Pemeriksaan test lab sederhana (Golongan Darah, Hb, Glukoprotein Urin) dan atau berdasarkan indikasi
(HBsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC),

9. Tata laksana kasus

10. Temu wicara/konseling termasuk P4K serta KB PP. Pada konseling yang aktif dan efektif, diharapkan ibu
hamil dapat melakukan perencanaan kehamilan dan persalinannya dengan baik serta mendorong ibu
hamil dan keluarganya untuk melahirkan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
9

PELAYANAN 14 T
Menurut Kusmiyati (2009), bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal
perawatan Antenatal Care yang disebut “14 T”, yaitu :
1. Tinggi badan
2. Timbang berat badan
3. Ukur tekanan darah
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Pemberian imunisasi TT lengkap
6. Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil
7. Tes terhadap penyakit seksual menular
8. Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan.
9. Tes protein urine
10. Tes urine glukosa
11. Tes Hb
12. Senam hamil
13. Pemberian obat malaria
14. Pemberian obat gondok
10

KUNJUNGAN PERTAMA

Kunjungan 1 (0-12 minggu) pada kunjungan ini dilakukan :

1. Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstetric dan ginekologi

2. Pemeriksaan fisik ; tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi jantung,
bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lain-lain.

3. Pemeriksaan obstetric ; usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan lebih
dari 12 minggu), pengukuran panggul luar.

4. Pemeriksaan laboratorium ; urine lengkap, darah (Haemoglobin, leukosit, diff,


Golongan darah, Rhesus, dan gula darah).

5. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB).

6. Penilaian resiko kehamilan.

7. KIE pada ibu hamil tentang kebersihan diri dan gizi ibu hamil.

8. Pemberian imunisasi TT 1.
11

KUNJUNGAN TRIMESTER 2

Kunjungan Trimester 2, pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju


pertumbuhan janin, kelainan cacat bawaan. Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Anamnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh ibu.

2. Pemeriksaan dengan USG, Biometri janin. (besar dan usia kehamilan), aktifitas
janin, kelainan, cairan ketuban dan letak plasenta.

3. Penilaian resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium.

4. KIE tentang perawatan payudara dan senam hamil.

5. Pemberian imunisasi TT2.


12

KUNJUNGAN TRIMESTER 3

Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktifitas janin dan


pertumbuhan yang secara klinis :

1. Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.

2. Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah).

3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik.

4. Penilaian resiko kehamilan.

5. KIE tentang senam hamil, perawatan payudara, dan persiapan persalinan.

6. Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi trimester


III
13

KONSELING PADA IBU BERSALIN

Merupakan proses alamiah, tetapi meskipun proses alamiah, tidak semua ibu
bersalin  mampu beradaptasi dengan persalinan terutama pada kala 1 yang
merupakan nyeri hebat bagi si ibu. Karena pada tahap ini resiko komplikasi yang
dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi. Lancarnya persalinan ditentukan
oleh faktor psikologis.
14

KONSELING PADA IBU BERSALIN

KONSELING TAHAP I (KALA I)

A. Masalah dalam persalinan

B. Tindakan selama persalinan

C. Menganjurkan ibu tidak menahan BAK

D. Menganjurkan ibu untuk istirahat

E. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu

KONSELING TAHAP II (KALA II)

F. Mengajari cara meneran yang baik

G. Menganjurkan ibu untuk meneran pada saat His

H. Memberikan semangat dan dukungan


15

KONSELING PADA IBU BERSALIN

KONSELING TAHAP III (KALA III)

A. Mengajari ibu cara untuk massage uterus

B. Memberikan informasi ibu tentang pendarahan

KONSELING TAHAP IV (KALA IV)

C. Memberikan informasi perawatan tentang organ genital

D. Menganjurkan ibu sering mengganti pembalut

E. Memberikan informasi dan memotivasi ibu untuk melakukan mobilisasi

F. Memberikan informasi tentang penting nya kebutuhan nutrisi


16

KONSELING IBU NIFAS

1.      Proses masa nifas.


2.      Keluhan umum 1-72 jam masa nifas.
3.      Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada ibu.
4.      Tanda komplikasi masa nifas.
5.      Kebersihan ibu.
6.      Kolostrum dan pemberian ASI.
7.      Teknik menyusui
8.      Kebutuhan nutrisi ibu pada masa nifas.
17

KONSELING PADA BAYI

1.      Tanda-tanda kegawatan pada bayi.


2.      Kebersihan bayi.
3.      Perawatan tali pusat bayi.
4.      Imunisasi.
5.      Status kesehatan bayi.
6.      Penilaian pertumbuhan dan perkembangan bayi.
18

KONSELING KB

1.      Memperlakukan klien dengan baik.


2.      Interaksi dengan klien.
3.      Menghindari pemberian informasi yang berlebihan.
4.      Menyediakan metode yang diinginkan klien.
5.      Membantu klien mengerti dan mengingat.
PROSES KONSELING 19

1. Pembinaan hubungan baik : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal pertemuan dengan klien dan
perlu dijaga seterusnya dengan :
a. Memberi salam pada awal setiap pertemuan.
b. Memperkenalkan diri
c. Menciptakan suasana nyaman dan aman.
d. Bersabar.
e. Tidak memotong pembicaraan klien
f. Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER).
• S: Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/ mengganggukkan 
kepala). 
• O : Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak
menilai). 
• L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien). 
• E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata sesuia dengan cara yang
diterima budaya setempat). 
• R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).
20

PROSES KONSELING

2) Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaan. Setelah mendapatkan dan


memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu 
klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi
masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah:
• fisik,
• emosional,
• rasional,
• praktikal,
• interpesonal,
• struktural.
3) Menindaklanjuti pertemuan : Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat
rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/ merujuk klien.
TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai