Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS

OTITIS MEDIA SUPURATIF


KRONIS
Pembimbing :

dr. Ricky Yue, Sp. THT-KL

Presentan :

Nicholas Pratama 2015 061 161

Ignatio Armando Kenzi 2016 061 119


IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. T
 Usia : 40 tahun
 Alamat : Penjaringan
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Asisten Rumah Tangga
 Tanggal Pemeriksaan : 23 Maret 2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Keluar cairan dari telinga kiri sejak 3
bulan SMRS
Keluhan Tambahan
• Adanya gangguan pendengaran sejak 3
bulan SMRS
ANAMNESIS
> 3 Bulan SMRS:
1 Minggu SMRS:
3 Bulan SMRS: 2 Minggu SMRS:
-Batuk dan pilek.
Terdapat sekret kuning -Puskesmas, Kontrol
-Keluar cairan pada -Puskesmas
kehijauan, sedikit
telinga kiri. Tidak muncul -Keluhan tidak membaik
kental, darah(-)
setiap hari. - Amoxicillin 3 x 500 mg
dan paracetamol 500
-Nyeri telinga kiri
- Berwarna putih, sedikit mg
mendadak sepanjang
kental, Bau(-). darah (-)
hari
-Keluhan tidak membaik
-Pendengaran menurun
-Demam, suhu tidak
diukur

MRS:
-Pasien merasa tidak nyaman pada telinga kiri
-Keluar cairan (+)
-Pendengaran menurun
-Keluhan lain: nyeri telinga (-/-), telinga berdenging(-),
pusing berputar(-)
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
▪ Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal
▪ Riwayat trauma pada telinga disangkal
▪ Riwayat alergi disangkal
▪ Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
▪ Keadaan umum : Tampak sakit ringan
▪ Kesadaran : Compos mentis
▪ Tanda-tanda vital

- Tekanan darah : 130/80 mmHg


- Laju nadi : 84 kali per menit
- Laju napas : 16 kali per menit
- Suhu : 36,8 °C
▪ Kepala dan wajah : normocephali, deformitas (-), simetris
▪ Mata : konjuntiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Auricula Auricula
Pemeriksaan Pre-Aurikula
Dekstra Sinistra
Auricula Auricula - Nyeri tekan tragus -
Dekstra Pemeriksaan Aurikula Sinistra
- Hiperemis -
- Edema -
N Bentuk N - Fistula -
- Laserasi - - Abses -
- Hematoma - - Lain-lain -
- Edema -
Auricula Pemeriksaan Retro- Auricula
- Massa - Dekstra aurikula Sinistra
- Kista - - Nyeri tekan mastoid -
- Nyeri tarik Aurikula - - Hiperemis -

- Lain-lain - - Edema -
- Fistula -
- Lain-lain -
PEMERIKSAAN FISIK
Auricula Auricula
Pemeriksaan Liang Telinga
Dekstra Sinistra
Lapang Lapang / sempit Lapang
- Hiperemis -
- Laserasi -
- Massa -
- Benda asing -
- Lain-lain -
- Serumen -

- Sekret +
Jumlah Sedikit
Sifat Mukoid
Bau -
PEMERIKSAAN FISIK
Auricula Auricula
Dekstra Pemeriksaan Membran Sinistra
Timpani

+ Refleks cahaya -

Jernih Warna Suram

Intak Keutuhan Perforasi

- Perforasi +
Letak Sentral
anteroinferior
Bentuk Bulat
Besar 30%
- Lain-lain -
PEMERIKSAAN FISIK
▪ FUNGSI PENDENGARAN
Auricula Dekstra Auricula Sinistra
Tes Penala

+ Rinne -

Lateralisasi - Weber Lateralisasi +


Tidak diperiksa Schwabach Tidak diperiksa
PEMERIKSAAN FISIK
Nares
Pemeriksaan Nares Sinistra
Dekstra
▪ HIDUNG
Vestibulum
- Sekret -
- Edema -
- Hiperemi -
- Laserasi -
- Krusta -
- Furunkel -
- Lain-lain -
Cavum nasi
Lapang Lapang / sempit Lapang
N Mukosa N
- Sekret -
- Edema -
- Hiperemi -
- Krusta -
- Darah -
- Polip -
PEMERIKSAAN FISIK
Nares
Dekstra Pemeriksaan Nares Sinistra

Deviasi - Septum nasi Deviasi -


N Konka Inferior N
+ Hembusan (tongue +
spatel)
Nyeri tekan sinus
- Sinus maksilaris -
Sinus frontalis
- Sinus ethmoidalis
-
- -
PEMERIKSAAN FISIK
▪ MULUT
Dekstra Pemeriksaan Sinistra Pemeriksaan Tonsil
Dextra Sinistra
& Faring
N Bibir N
Deviasi Deviasi
N Lidah N Uvula
- -
N Dasar lidah N N Arkus faring N
N Mukosa buccal N N Dinding faring N
- Edema -
N Palatum durum N
- Hiperemis -
N Trigonum retromollare N - Post nasal drip -
N Alveolar reach N - Granul -
- abses -
T1 Tonsil T1
RESUME
 Pasien datang dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri dan
pendengaran telinga kiri menurun sejak 3 bulan SMRS. Cairan
berwarna putih dengan konsistensi sedikit kental, tidak berbau,
tidak bercampur darah.
 2 minggu SMRS pasien ke Puskesmas, mendapatkan amoxicillin 3 x
500 mg dan paracetamol 3 x 500 mg, keluhan tidak membaik.
 Pasien memiliki riwayat batuk dan pilek dengan sekret kuning
kehijauan diikuti nyeri pada telinga kiri yang terjadi mendadak
dan dirasakan sepanjang hari. Pasien juga mengeluh demam
namun suhu tidak diukur. Tidak berobat.
RESUME
PF:
▪ Sekret mukoid jumlah sedikit berwarna putih AS

▪ Perforasi sentral anteroinferior membran timpani AS

▪ Tuli konduktif pada AS


DIAGNOSIS KERJA
▪ Otitis media supuratif kronis AS
SARAN PEMERIKSAAN

 -
TATALAKSANA
▪ Aural toilet
▪ Ofloxacin 0,3% 2 x 4 tetes selama 14 hari
▪ Edukasi menjaga telinga tetap kering
▪ Kontrol ke poli THT 1 minggu
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI

Moore’s Clinically Oriented Anatomy 9th ed.


ANATOMI

Moore’s Clinically Oriented Anatomy 9th ed.


DEFINISI

• Kronis: > 3 bulan

Ballenger’s
• OMK: Perubahan struktur pada sistem telinga tengah dengan defek permanen pada membran
timpani.
• OMSK: Otorrhea presisten atau intermiten melalui membran timpani yang sudah tidak intak.
• Histopatologis (OMK): perubahan mukosa yang ireversibel pada middle ear cleft

AAFP • Inflamasi persisten dari telinga tengah / ruang mastoid dengan adanya otorrhea
rekuren/persisten selama 2-6 minggu melalui perforasi membran timpani

Buku ajar • Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari

THT
telinga tengah terus menerus / hilang timbul

Snow JB, Ballenger JJ, Snow JB. Ballenger’s otorhinolaryngology: head and neck surgery. 16th ed. Hamilton, Ont: BC Decker; 2003. 1616.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi-6;2007
Morris P. Chronic suppurative otitis media. American Family Physician. 2013;694.
FAKTOR RISIKO
Riwayat OMA rekuren → 35%

Orang tua dengan riwayat OMSK

Lingkungan yang padat dan hygiene buruk

Daya tahan tubuh rendah → gizi kurang

Terapi AB yang inadekuat / terlambat

ISPA berulang
Ekonomi menengah kebawah (sulit akses ke fasilitas
kesehatan)

Riwayat pemasangan tympanostomy tube

Child and Adolescent Health and Development. Chronic suppurative otitis media Burden of illness. World Health Organization; 2004.
Morris P. Chronic suppurative otitis media. American Family Physician. 2013;694.
ETIOLOGI

Aerobes Anaerobes

Pseudomonas aeruginosa (32%) Peptococcus/Peptostreptococcus


(30%)
Staphylococcus aureus (19%) Bacteroides (28%)

Proteus mirabilis (18%) Clostridium (7%)


Escherecia coli (8%) Fusobacterium (3%)
Klebsiella pneumoniae (9%) Propinobacterium (2%)

Cumming’s Otolaryngology Head & Neck Surgery 6 th Ed (2015)


KLASIFIKASI

Dhingra PL, Dhingra S, Dhingra D. Diseases of ear, nose and throat & head and neck surgery. New Delhi, India: Elsevier; 2014.
KLASIFIKASI
OMSK

Ada tidaknya
Ada tidaknya otorrhea
kolesteatoma

OMSK aktif : OMSK tanpa


rekuren otorrhea kolesteatoma

OMSK inaktif:
OMSK dengan
perforasi membran timpani
yang permanen, cairan (-)
kolesteatoma

Cumming’s Otolaryngology Head & Neck Surgery 6 th Ed (2015)


WHO. Chronic suppurative otitis media Burden of Illness and Management Options (2004)
KLASIFIKASI PERFORASI MT

Dhingra PL, Dhingra S, Dhingra D. Diseases of ear, nose and throat & head and neck surgery. New Delhi, India: Elsevier; 2014.
Dhingra PL, Dhingra S, Dhingra D. Diseases of ear, nose and throat & head and neck surgery. New Delhi, India: Elsevier; 2014.
Dhingra PL, Dhingra S, Dhingra D. Diseases of ear, nose and throat & head and neck surgery. New Delhi, India: Elsevier; 2014.
PATOFISIOLOGI (1)
Obstruksi Tuba Eustachius
(fungsional : cleft palate, mekanik : sekresi mukoid, edema,
neoplasma, NGT, hipertrofi adenoid)

Disfungsi Tuba Eustachius

Ventilasi telinga tengah inadekuat

Tekanan negatif di telinga tengah (absorbsi nitrogen dan darah


vena ke telinga tengah)

(1) Transudasi cairan serosa ke telinga tengah


(2) Bakteri nasofaring masuk ke telinga tengah → infeksi dan
inflamasi
(3) Membran timpani retraksi
Cumming’s Otolaryngology Head & Neck Surgery 6 th Ed (2015)
PATOFISIOLOGI (2)
• Awalnya akut, lalu menjadi kronik dan persisten
Bakteri • Pelepasan mediator inflamasi dan respon imun ke telinga tengah
nasofaring masuk • Sel mononuklear ↑, edema persisten, dan jaringan granulasi (+) →
inflamasi akut
ke telinga tengah • Metaplasia epitel telinga tengah (e.kuboid → pseudostratified
→ infeksi dan columnar = ↑ sekret mucoid)
inflamasi • Jaringan granulasi mengganggu aerasi antrum dan mastoid (fibrotik
& adhesi)

• Sebab : kerusakan membran timpani (tekanan -)


Membran timpani • Akibat : atelektasis telinga tengah, otitis adesiva, perforasi
retraksi membran timpani, kolesteatoma akuisita

Cumming’s Otolaryngology Head & Neck Surgery 6 th Ed (2015)


Dhingra PL, Dhingra S, Dhingra D. Diseases of ear, nose and throat
& head and neck surgery. New Delhi, India: Elsevier; 2014.
OMK DENGAN KOLESTEATOMA
▪ Definisi kolesteatoma:
▪ Kista dari telinga tengah atau mastoid yang berisi debris yang terdeskuamasi dan keratin dari epitel
skuamosa

▪ ‘cholesteatoma’ tidak mengandung kolesterol, serpihan


keratin berwarna putih kekuningan yang ditemukan pada
kolesteatoma menyerupai kristal kolesterol.
▪ Klasifikasi:
▪ Kongenital
▪ Acquired → OME dan/atau OMA

Cumming’s Otolaryngology Head & Neck Surgery 6 th Ed (2015)


Snow JB, Ballenger JJ, Snow JB. Ballenger’s otorhinolaryngology: head and neck surgery. 16th ed. Hamilton, Ont: BC Decker; 2003. 161
KOLESTEATOMA KONGENITAL
▪ Berasal dari daerah dengan epitel
berkeratin di celah telinga tengah
▪ Massa seperti mutiara (pearl-like) di
belakang membran yang intak, namun dapat
menyebabkan perforasi dan infeksi
▪ Staging:
I. Terbatas pada satu kuadran
II. Beberapa kuadran, tanpa mengenai
tulang
III. Mengenai tulang pendengaran, tanpa
mastoid
IV. Mengenai mastoid

Cumming’s Otolaryngology Head & Neck Surgery 6 th Ed (2015)


ACQUIRED KOLESTEATOMA
▪ 4 teori dasar pembentukan kolesteatoma:
1. Teori invaginasi dari membran timpani:
▪ Mekanisme primer pembentukan koleastoma atik.
▪ Kantung retraksi dari pars flaksida tertarik ke dalam karena tekanan negatif.
(bukan perforasi)
▪ Seringkali akibat gangguan tuba
▪ Bakteri menginfeksi matriks keratin → proliferasi epitel dan invasi kolesteatoma.

2. Hiperplasia sel basal


▪ Sel epitel pada pars flaksida dapat menginvasi jaringan subepitel dengan cara
berproliferasi hingga ke lamina basalis

Cumming’s Otolaryngology Head & Neck Surgery 6 th Ed (2015)


ACQUIRED KOLESTEATOMA

3. Teori migrasi (invasi epitel)


▪ Sel skuamosa berkeratin pada permukanan membran timpani bermigrasi ke dalam
telinga tengah setelah terjadi perforasi MT

4. Metaplasia sel skuamosa


▪ Sel skuamosa atau epitel kuboid dapat bermetaplasia menjadi epitel berkeratin.
Disebabkan oleh infeksi dan inflamasi berulang
Cumming’s Otolaryngology Head & Neck Surgery 6 th Ed (2015)
OMK TANPA KOLESTEATOMA
▪ Infeksi akut/rekuren pada telinga tengah → perforasi permanen dari membran timpani
▪ Ditandai dengan munculnya perubahan inflamasi persisten pada telinga tengah dan
mastoid
▪ Patogenesis:
▪ Telinga tengah dan antrum mastoid hanya dihubungkan melalui 2 pembukaan:
▪ Antara tendon tensor timpani dan stapes
▪ Antara short prosesus incus dan tendon stapedial
▪ Edema dan inflamasi serta granulasi dapat menutupi bukaan tersebut → cegah
drainase dan aeration dari antrum dan mastoid
▪ Menyebabkan “irreversible changes” pada mukosa dan tulang dari antrum serta
mastoid → erosi tulang

Cumming’s Otolaryngology Head & Neck Surgery 6 th Ed (2015)


DIAGNOSIS

Otorrhea
• Karakteristik
• Non Kolesteatoma
• Kolesteatoma

Hearing Loss

Perforasi membrane timpani

Painless
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik

• Eliminasi serumen, cairan telinga, debris atau massa pada


kanalis auditorius eksternus  visualisasi MT
• Discharging tympanic perforation, painless mucoid otorrhea
• Lokasi, ukuran perforasi, karakteristik cairan, mukosa telinga
tengah (thickened granular), kolesteatoma
• Demam (-), kecuali disertai otitis eksterna atau komplikasi
infeksi ekstra/intra kranial
Kolesteatom
a

Sekret
Jar granulasi
mucoid

Otoskopi

Perforasi Polip
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
• Kultur bakteri
• Tidak terlalu dibutuhkan untuk diagnosis
• Susp resistensi antibiotik
• CT Scan / MRI → dicurigai adanya
kolesteatoma/ komplikasi intrakranial
DIAGNOSIS BANDING
▪ Cholesteatoma
▪ Tanda :
1. Tuli konduktif secara perlahan
2. Ottorhea purulen dan bau
3. Komplikasi cholesteatoma : vertigo, penurunan pendengaran karena fistula labirin,
paralisis nervus VII, infeksi intrakranial
▪ Gejala :
1. Retraksi attic → regio posterosuperior membran timpani
2. Terdapat debris keratin (cholesteatoma primer)
3. Epitelium keratin bermigrasi melalu perforasi ke telinga tengah (cholesteatoma
sekunder)
EDUKASI
▪ Jaga telinga tetap kering
▪ Masukkan kapas petrolatum / ear plug
TERAPI
1.Aural Toilet
▪Membersihkan sekret, debris→ memudahkan
antibiotik topikal dapat mencapai telinga tengah
dengan konsentrasi adekuat
TERAPI
2. Topikal antibiotik – kombinasi dengan aural toilet
•Antibiotik tetes kuinolon (ofloxacin) 2 x sehari selama 14 hari
•Antibiotik topikal lebih baik dibandingkan dengan antibiotik
sistemik

3. Antibiotik sistemik
▪Kurang efektif daripada topikal antibiotik
▪Ciprofloxacin, ofloxacin → antipseudomonal (3-4 minggu)
▪ Pada kasus infeksi kronik tanpa perbaikan → pertimbangkan antibiotik
intravena (6-8 minggu) atau pembedahan timpanomastoid

▪ Debridemen

▪ Tujuan timpanomastoidektomi →
1. Aerasi telinga tengah dan mastoid
2. Membuang jaringan ireversibel
3. Penutupan telinga tengah
4. Rekonstruksi mekanisme penghantaran suara
PEMBEDAHAN
Mastoidektomi

• Mengangkat mastoid air cell, granulasi dan debris


menggunakan bor tulang dan instrumen mikro

Timpanoplasti

• Penutupan perforasi dengan menggunakan graft


jaringan lunak dengan/tanpa rekonstruksi dari
ossicular chain
KOMPLIKASI
Infeksius :
▪ Mastoiditis aku dan kronis
▪ Petrositis
▪ Infeksi intrakranial

Non infeksius :
▪ Erosi osikular
▪ Erosi labirin
▪ Timpanosklerosis → gangguan pendengaran
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai