Anda di halaman 1dari 40

Agenda :

• Pengenalan dan Tujuan dlm penanganan bahan


mudah terbakar
• Klasifikasi Bahan-bahan mudah terbakar
• Label dan Standar Komunikasi Bahaya
• Simbol & Penanganan Bahan berbahaya
• Penanganan Bahan-bahan mudah terbakar/meledak
PENANGANAN
BAHAN MUDAH TERBAKAR
&
MELEDAK
Tujuan :
•Mengurangi dan mengendalikan tingkat potensi bahaya
kebakaran terjadi ditempat kerja.
•Penanggulangan jika terjadi tumpahan atau tercecernya
bahan kimia yang berbahaya dan mudah terbakar.
•Mencegah dan melindungi aset perusahaan serta mencegah
jatuh korban jika terjadi paparan bahan kimia berbahaya.
Penyimpanan
Kegiatan menata/menyimpan/menumpuk suatu bahan dalam suatu ruang serta
kondisi ruangannya terkendali dengan tujuan agar bahan tidak mudah rusak
dalam waktu tertentu

Penanganan Bahan
Proses yang mencakup operasi dasar dalam pergerakan, perlindungan,
penyimpanan dan pengendalian bahan dan produk di seluruh pembuatan
(manufaktur), pergudangan, distribusi, konsumsi dan pembuangan (disposal).

Bahan mudah terbakar (flammable)


Semua bahan, baik padat, cair maupun gas, yang dalam kondisi standar
(temperature dan tekanan normal) dapat dengan mudah bereaksi dengan oksigen
dan menimbulkan potensi terjadinya kebakaran
Bahan mudah meledak (explosive)
Bahan kimia berupa padatan atau cairan atau campuran keduanya yang
karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan
tekanan yang besar disertai suhu tinggi sehingga dapat menimbulkan
ledakan
Klasifikasi Bahan Mudah Terbakar

A. Cairan yang mudah terbakar (flammable liquids)


Semua cairan yang mempunyai titik nyala kurang dari 1000F (37.80C) dan tekanan uap tidak
melampaui 40 psi (pada temperatur 37.80C). Hal ini berarti menunjukkan adanya potensi
bahaya kebakaran dalam keadaan terbuka jika terdapat sumber penyalaan. Titik nyala / flash
point adalah temperatur minimun yang dapat mengakibatkan cairan tersebut mulai berubah
menjadi uap (menguap), dan uap tersebut dapat segera terbakar.

Klasifikasi cairan mudah terbakar


• Cairan kelas IA : Cairan dengan titik nyala dibawah 73°F (22.8°C) dan titik didih dibawah
37.8°C. Contohnya adalah ethyl acetate dan lain-lain.
• Cairan kelas IB : Cairan dengan titik nyala dibawah 73°F (22.8°C) dan titik didih pada atau di
atas 100°F (37.8°C). Contohnya adalah butyl acetate, hexane, xylene, aceton dan lain-lain.
• Cairan kelas IC : Cairan dengan titik nyala pada atau diatas 73°F (22.8°C), tetapi dibawah
100°F (37.8°C). Contohnya adalah methanol dan lain-lain.
Klasifikasi Bahan Mudah Terbakar

Cairan yang bisa terbakar (combustible liquids)


Cairan bisa terbakar didefinisikan sebagai cairan yang mempunyai titik
nyala (flash point) antara 100°F (37.8°C) dan 200°F (93°C), diklasifikasikan
berikut ini:
Cairan Kelas II - Cairan yang memiliki titik nyala pada atau di atas 100°F
(37.8°C) dan di bawah 140°F (60°C)
Cairan Kelas III - Cairan yang memiliki titik nyala pada atau di atas 140°F
(60°C)
Cairan Kelas IIIA yaitu Cairan yang memiliki titik nyala atau di atas 140°F
(60°C), tetapi di bawah 200°F (93°C)
Cairan Kelas IIIB yaitu Cairan yang memiliki titik nyala atau di atas 200°F
(93°C)
Klasifikasi Bahan Mudah Terbakar

B. Bahan padat yang mudah terbakar (flammable solid)


Bahan kimia padat yang mudah terbakar merupakan semua jenis bahan
padatan yang mudah terbakar akibat:
 Terjadinya gesekan, contohnya korek api dan batu api.
 Merupakan bahan peledak
 Zat yang dapat bereaksi sendiri akibat reaksi dengan air atau udara,
contohnya sulfur dengan air.
Contoh bahan padat yang mudah terbakar adalah sulfur atau belerang,
fosfor, hidrida logam, dan lain-lain
Klasifikasi Bahan Mudah Terbakar

C. Gas yang mudah terbakar (flammable gas)


Gas mudah terbakar merupakan setiap gas yang pada kondisi standar
(suhu dan tekanan normal serta dalam kondisi konsentrasi oksigen
normal diudara) akan terbakar dengan sendirinya. Contohnya butane,
ethane, hidrogen, asetilen, dan lain-lain.
Penanganan Bahan Mudah Terbakar/ meledak

Beberapa hal yang harus menjadi perhatian saat penanganan bahan kimia
mudah terbakar adalah sebagai berikut :
•Pastikan semua bahan kimia telah diberikan label yang berisikan informasi-
informasi penting berupa nama bahan kimia, tingkatan bahaya, dan rumus
kimia.
•Lembar Data Keselamatan (safety data sheet) bahan kimia tersebut berada
di tempat yang mudah diakses.
•Pengendalian segala sumber energi dan menghindari timbulnya api atau
panas berlebih disekitar zat kimia mudah terbakar.
Penanganan Bahan Mudah Terbakar/ meledak

• Menghindari menyimpan bahan kimia ditempat yang berpotensi


munculnya listrik statis dan terjadi percikan api akibat short
circuit.
• Tidak diperkenankan adanya aktifitas merokok di sekitar tempat
penyimpanan bahan kimia mudah terbakar.
• Menjaga temperatur ruangan agar tidak melebihi titik nyala bahan kimia
tersebut.
• Penerangan, jika menggunakan lampu, harus menggunakan instalasi
yang tidak menyebabkan ledakan/percikan listrik (explotion proof)
Penanganan Bahan Mudah Terbakar/ meledak

• Melakukan instalasi grounding dan bonding.


• Sistem ventilasi udara dirancang untuk mencegah terjadinya
akumulasi gas di dalam ruang pengumpulan, serta memasang
kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau
binatang kecil lainnya ke dalam ruangan.
• Mempersiapkan prosedur, APD, sarana dan prasarana untuk
penanganan bila terjadi tumpahan.
• Memastikan semua yang akan menggunakan bahan tersebut mengerti
prosedur penanganan dan penyimpanan material setelah tidak
digunakan.
STANDAR KOMUNIKASI BAHAYA
(HAZARD COMUNICATION)

Menurut NFPA 704 Standard System for the Identification of the


Hazards of Materials for Emergency Response.
Pelabelan dan penandaan antara lain seperti : kode pewarnaan,
dan sistem rating angka

Keterangan bahwa simbol/label berwarna mengindikasikan :


Biru = berbahaya terhadap Kesehatan (Rating 0 – 4)
Merah = kemudahan terbakar (Rating 0 – 4)
Kuning = reaktivitas (Rating 0 – 4)
Putih = informasi bahaya khusus
STANDAR KOMUNIKASI BAHAYA
(HAZARD COMUNICATION)
STANDAR KOMUNIKASI BAHAYA
(HAZARD COMUNICATION)

Label dan simbol B3 sesuai Permen LH nomor 14 tahun 2013 tentang simbol dan label limbah
bahan berbahaya & beracun, serta Peraturan Menteri Perindustrian No:23/M-IND/PER/4/2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian No: 87/M-IND/PER/9/2009 Tentang
Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia.
Terdapat 9 (sembilan) Klasifikasi Bahan (Material) Berbahaya / B3 (Beracun dan Berbahaya)
STANDAR KOMUNIKASI BAHAYA
(HAZARD COMUNICATION)
Contoh Penerapan Label
STANDAR KOMUNIKASI BAHAYA
(HAZARD COMUNICATION)

Flammable

Permen LH No. 14/2013


STANDAR KOMUNIKASI BAHAYA
(HAZARD COMUNICATION)

Explosive
Penanganan Bahan Berbahaya

Metoda Identifikasi
Nama bahan
Penggunaan
Uraian umum potensi bahaya-bahaya
Uraian umum tindakan pencegahan dan penanggulangan jika terjadi tumpahan yang meliputi
cara pemadaman, prosedur dan saran tindakan pencegahan, prosedur penyirnpanan dll.
Sifat kimia & fisik bahan seperti titik didih, flash point, bau, warna dll.
 
Material Safety Data Sheet ( MSDS)
MSDS : suatu formulir yang memberikan informasi rinci bahan kimia yang diterbitkan oleh
industri pembuat bahan kimia untuk melindungi konsumen dari kejadian yang tidak diinginkan
akibat penanganan yang tidak benar. Oleh karena itu setiap, pabrik bahan kimia harus
menerbitkan MSDS, yang memuat informasi penting mengenai bahan-bahan kimia berbahaya.
Lembar Data Keselamatan (safety data sheet)
Merupakan lembar petunjuk yang berisi informasi bahan kimia meliputi sifat fisika,
kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara pengananan, tindakan khusus dalam
keadaan darurat dan informasi lain yang diperlukan.
Lembar Data Keselamatan (safety data sheet) meliputi keterangan :
•Identitas bahan dan perusahaan
•Komposisi bahan
•Identifikasi bahaya
•Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
•Tindakan penanggulangan kebakaran
•Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan

Ref Permen Perindustrian No. 23/M-IND/Per/4/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perindustrian No. 87/2009 Tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia
Lembar Data Keselamatan (safety data sheet)

Lembar Data Keselamatan (safety data sheet) meliputi keterangan :


•Penyimpanan dan penanganan bahan
•Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri
•Sifat fisika dan kimia
•Stabilitas dan reaktifitas bahan
•Informasi toksikologi
•Informasi ekologi
•Pembuangan limbah
•Pengangkutan bahan
•Informasi lainnya yang diperlukan
Estimasi Dampak Bahaya
kebakaran/ledakan bahan kimia

Vapor Cloud Explosion: Ledakan awan uap, yang diawali terlepasnya uap/gas
bahan mudah terbakar ke atmosfir dan bercampur dengan udara pada
daerah yang bisa terbakar, jika ketemu dengan sumber energi akan terbakar
dan meledak. Ledakan ini memberikan gambaran tentang tingkat
keparahan ledakan.

BLEVE: Boiling liquid expanding vapor explosion (BLEVE) adalah kejadian


pelepasan gas cair atau cairan bertekanan dengan masa yang besar secara
tiba-tiba ke atmosfir. Kejadian ini dipicu oleh adanya paparan panas ke
dinding tanki/vesel, yang mengakibatkan lemahnya struktur kekuatan dinding
dan menimbulkan pecahnya tanki/vessel secara tiba-tiba.
 
ESTIMASI DAMPAK BAHAYA
KEBAKARAN/LEDAKAN BAHAN
KIMIA

• Fire Ball: Bola api, kebakaran awan campuran bahan bakar/udara yang
melepaskan energi dalam bentuk radiasi panas. Secara garis besar awan gas
yang berbentuk bola, berintikan bahan bakar murni sedangkan lapisan
luarnya adalah campuran bahan bakar dan udara yang terbakar pada
awalnya.
• Flame Jet: kebakaran dalam bentuk flame jet terjadi karena adanya
pelepasan gas/cairan bertekanan suatu tanki/tabung. Potensi bahaya pada
Flame Jet adalah efek terhadap radiasi panas yang dilepaskan.
• Gas Dispersion : penyebaran gas yang tertarik oleh arah dan besarnya
angin
PENGENDALIAN BAHAYA
BAHAN MUDAH TERBAKAR/ MELEDAK

Lembar Data Keselamatan


Label & Symbol Bahaya Risk Assessment Risk Control
Bahan
Penanganan Bahan Kimia

• Penyimpanan Bahan Kimia


• Persyaratan Gudang Penyimpanan
• Pengaturan Tata letak Penyimpanan
Penyimpanan
Bahan mudah terbakar
Dalam hal Penyimpanan bahan kimia dapat dilakukan dengan
mengelompokkan bahan-bahan tersebut, seperti berikut ini tempat
penyimpanan bahan mudah terbakar antara lain :
•Jika bangunan berdampingan dengan gudang lain maka harus dibuat tembok
pemisah tahan api (kompertemenisasi)
•Jauhkan dari sumber energi/panas, nyala api dan bara, dan lain-lain.
•Pengaturan terhadap instalasi listrik (lampu, sakelar, dan peralatan lainnya)
harus kedap ledakan atau terlindung (explotion proof)
•Memiliki sistem ventilasi udara dirancang untuk mencegah terjadinya
akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan (ventilasi yang baik)
Penyimpanan
Bahan mudah terbakar

• Melakukan instalasi grounding dan bonding.


• Dilengkapi dengan Safety Data Sheet (data keselamatan bahan tersebut),
pelabelan dan simbol dari bahan tersebut secara jelas.
• Penyediaan sistem proteksi kebakaran seperti APAR, gas monitor, heat
detector dan lainnya.
• Bahan mudah terbakar jangan disimpan bersama sama bahan oksidator
• Hindari penyimpanan cairan flammable dari panas, sengatan matahari
langsung, sumber nyala atau api.
Upaya Pengendalian
Dalam upaya pengendalian terhadap potensi bahaya dalam tempat kerja terkait
penyimpanan, dan penanganan bahan berbahaya kebakaran/ meledak, maka
memerlukan pemahaman mengenai prinsip-prinsip dasar pengendalian yang
perlu diikuti yakni lewat tingkatan seperti berikut :
•Pengenalan kekuatan potensi bahaya yang ada ataupun resiko yang mungkin
muncul (Hazards Identification).
•Penilaian tingkat resiko yang mungkin muncul (Risks Assessment).
•Penetapan serta penentuan tindakan pencegahan serta pengendalian yang
tepat dengan memakai cara hirarki pengendalian (Risks Control).
•Penunjukan atau penempatan pada siapa yang akan diberi tugas serta
tanggung jawab untuk bertindak pencegahan serta pengendalian.
•Tinjauan lagi untuk mengukur efektifitas penerapan fasilitas pengendalian
yang sudah diaplikasikan (Review of Control).
PROGRAM PENGENDALIAN
TERHADAP RESIKO BAHAYA
• Segi makro, unsur lingkungan luar :
• Pemerintah, : kebijaksanaan pemerintahan yang menyangkut kebijakan
hukum seperti undang­-undang & peraturan-peraturan tentang
penanganan, pengangkutan dan penampungan bahan kimia yang mudah
terbakar dan meledak, pengawasan dalam pelaksanaannya serta sangsi
hukumnya.
• instistusi yang mempunyai perhatian untuk melindungi masyarakat dan
industri terhadap dampak penggunaan bahan kimia, seperti standarisasi
dil.
• Segi mikro, yaitu program penegendalian resiko dari industri yang
memproses, mengangkut dan menyimpan bahan kimia
PROGRAM PENGENDALIAN
TERHADAP RESIKO BAHAYA
• Pemilihan bahan kimia yang mempunyai resiko terendah
• Memenuhi standard persyaratan dalam penanganan, pengoperasian,
pengangkutan & penyimpanan bahan kimia
• Pemasangan peralatan dan sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif seperti
pemasangan sistem penanggulangan kebakarandan ledakan, sistem deteksi
kebakaran
• Pembuatan prosedur operasi
• Prosedur operasi diantaranya house keeping, prosedur operasi penanganan
dan pemindahan bahan kimia berbahaya
• Program pelatihan bagi pekerja
Proteksi Ledakan merupakan salah satu unsur teknis yang harus
dipertimbangankan dalam bidang teknologi proteksi kebakaran, karena akibat
ledakan sangat merugikan bagi Industri maupun masyarakat sekitar lokasi
industri.
Secara prinsip pencegahan dan proteksi ledakan adalah penghambatan atau
pencegahan proses terjadinya ledakan melalui berbagai metoda diantaranya :
•Mencegah terbentuknya campuran udara dan bahan bakar yang mudah
terbakar dengan cara ventilasi atau inerting.
•Mengeliminasi potensi sumber energi yang dapat menimbulkan kebakaran
seperti grounding pada peralatan untuk mencegah terjadi terkumpulnya
elektrostatis listrik.
•Membatasi kenaikan tekanan yang berlebihan melalui explosion venting atau
explosion suppression untuk ledakan tempat tertutup
Klasifikasi & Prinsip Ledakan
Secara garis besar, ledakan dibedakan atas sumber penyebabnya yaitu:
1.Ledakan Fisik
2.Ledakan Kimia

Ledakan Fisik adalah pelepasan tekanan gas atau uap yang tinggi tanpa
adanya reaksi kimia, meskipun semua ledakan fisik selalu terjadi karena
adanya penguapan, seperti peledakan ketel uap atau bejana tekan
karena tekanannya melebihi nilai ambang batas kekuatan dinding
bejana.
Sedangkan Ledakan Kimia adalah pelepasan energi dari hasil reaksi
kimia antara bahan mudah terbakar dengan bahan oksidan.
• Undang-undang No. 1thn 1970 tentang Keselamatan kerja
• PP 50 thn 2012 tentang Penerapan SMK3
• PP No.101/2014 Tentang Pengelolaan Limbah Dan B3
• Permen LH No. 14/2013 Tentang Simbol B3
• Kepmenaker 187/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya dan beracun
• Permen Perindustrian No. 23/M-IND/Per/4/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Perindustrian No. 87/2009 Tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan
Label Pada Bahan Kimia
• Sumber-sumber media Wikipedia
• NFPA 921, Guide for Fire and Explosion Investigations, 2001 Edition
• API RP 520, Sizing, Selection And Installation Of Pressure Relieving Device In Refineries.

Anda mungkin juga menyukai