Anda di halaman 1dari 21

METABOLISME KALSIUM DAN TULANG

GIZCKA ADILLAH B(J 055222002)


LEVINA SISFIANTI(J055222003)

PEMBIMBING : Dr. drg. Nurlinda Hamrun, M.Kes


 
DIFERENSISASI OSTEOBLAS

Osteoblas berasal dari istromal stem cell atau connectivetissue mesenchvmal stemcell
yang dapat berkembang menjadi osteoblas, kondrosit,sel otot, adiposit dan sel
ligamen. Sel mesenkimal ini memerlukan tahap-tahap transisi sebelum menjadi sel
yang matang.
Untuk diferensiasi dan maturasi osteoblas dibutuhkan faktor pertumbuhan lokal,
seperti fibroblast growth factorF F ) , bone morpho- genetic proteins (BMPs) dan
Wnt proteins.
3

FAKTOR PERTUMBUHAN
OSTEOGENIK
 Hormon pertumbuhan (Growth Hormone, GH)
Hormon ini mempunvai efek langsung dan tidak langsung
terhadap osteoblas untuk meningkatkan remodeling tulang dan
pertumbuhan tulang endokondral. Defisiensi GH pada manusia
akan menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang.

 Insulin-like Growth Factor-1 dan 2 (IGF-1 dan IGF-2)


IF merupakan growth hormone-dependent polypeptides yang
memiliki berat molekul 7.600. Ada 2 macam IGF, yaitu IGF |
dan IGF I, yang disintesis oleh berbagai macam iaringan,
termasuk tulang, dan mempunyai efek biologik yang sama.
FAKTOR PERTUMBUHAN
OSTEOGENIK
• Hormon pertumbuhan (Growth Hormone, GH)

Hormon ini mempunvai efek langsung dan tidak langsung terhadap osteoblas
untuk meningkatkan remodeling tulang dan pertumbuhan tulang endokondral.
Defisiensi GH pada manusia akan menyebabkan gangguan pertumbuhan
tulang.

• Insulin-like Growth Factor-1 dan 2 (IGF-1 dan IGF-2)

IF merupakan growth hormone-dependent polypeptides yang memiliki berat


molekul 7.600. Ada 2 macam IGF, yaitu IGF | dan IGF I, yang disintesis oleh
berbagai macam iaringan, termasuk tulang, dan mempunyai efek biologik
yang sama.
• Bone Morphogenetic Proteins (BMPs).

Merupakan anggota superfamili TGFB,


terdiri dari BMP-2 sampai -7. BMP
disintesis oleh jaringan skeletaldan
ekstraskeletal, sedangkan BMP-2, 4- dan
6- disintesis oleh sel-sel seri osteoblas
dan berperan pada diferensiasi osteoblas

• Protein Wnt

Protein Wnt memiliki aktivitas yang


sama dengan BMP dan menginduksi
diferensiasi sel
• TGF B.
Merupakan polipeptida dengan BM 25.000. Pada mamalia
didapatkan 3 isoform yang memiliki aktivitas biologik yang
sama dan diekspresikan oleh sel tulangdan sel
osteosarkoma

• Fibriblast Growth Factors (FGFs).


FGF 1 dan 2 adalah polipeptida dengan BM 17.000,
bersifat angiogenik dan berperan pada neovaskularisasi,
penyembuhan luka dan reparasi tulang.

• Platelet-Derived Growth Factor (PDGF).


Merupakan polipeptida dengan BM 30.00 dan pertama
kali disolasi dari trombosit dan diduga berperan penting
pada awal penyembuhan luka
REGULASI HORMONAL FORMASI TULANG
• Steroid dan hormon polipeptida berperan pada pertumbuhan osteoprogenitor dan
pertumbuhannya menjadi osteoblas yang matur
• PTH berperan pada pertumbuhan populasi osteoprogenitor sedangkan PTHrP
berperan pada diferensiasi osteoblast
• Glukokortikoid berperan pada diferensiasi sel mesenkimal meniadi osteoblas in
vitro, tetapi penggunaan glukokortikoid untuk pengobatan justru menghambat
formasi tulang dan menyebabkan osteoporosis.
• Vitamin D[1,25(OH),D,] merupakan regulator transkripsi gen yang poten yang
berperan meningkatkan atau menurunkan ekspresi berbagai gen fenotip osteoblas,
misalnva meningkatkan sintesis osteokalsin.
• Asam retinoat berperan pada pertumbuhan tulang selama masa embrional.
• Andrenomedulin berperan pada pertumbuhan osteoblas. Leptin yang disekresikan
oleh jaringan adiposa dan osteoblas memiliki efek anabolic terhadap osteoblas.
OSTEOKLAS DAN REMODELING TULANG

 Setelah pertumbuhan berhenti dan puncak massa tulang tercapai, maka proses
remodeling tulang akan dilaniutkan pada permukaan endosteal.
 Osteoklas akan melakukan resorpsi tulang sehingga meninggalkan rongga yang
disebut lakuna Howship pada tulang trabekular atau rongga kerucut (cutting cone)
pada tulang kortikal.
 Setelah resorpsi selesai, maka osteoblas akan melakukan formasi tulanq padarongga
yang ditinggalkan osteoklas membentuk matriks tulang yang disebut osteoid,
dilanjutkan dengan mineralisasi primer yang berlangsung dalam waktu yang singkat
dilanjutkan dengan mineralisasi sekunder dalam waaktu yang lebih panjang dan
tempo yang lebih lambat sehingga tulang menjadi keras.
9
OSTEOPROTEGRIN (OPG)/RANKL/RANK

OPG adalah anggota superfamili reseptor T F yang tidak


memiliki domain transmembran sehingga akan disekresikan
Ke- dalam sirkulasi. Ekspresi OPG akan menghambat resorpsi
tulang yang fisiologik maupun patologik. Ligand OPG hanya
2, yaitu RANKL dan TRAIL. Perlekatanan OPG pada
RANKL akan menghambat perlekatan RANKL terhadap
RANK di permukaan progenitorosteoklas, sehingga akan
menghambat maturasi osteoklas dan resorpsi tulang
10

HORMON PARATIROID
Berperan merangsang formasi dan resorpsi tulanq in vitro
maupun in vivo, tergantung pada cara pemberiannya apakah
intermiten atau terus menerus. Mekanisme kerja yang berbeda
ini tidak jelas, tetapi diduga melalui jalur Cbfa, karena Cbfa
merupakan faktor transkripsi untuk diferensiasi osteoblas, selain
itu Cbfa juga mengatur ekspresi RANKL. Jadi efek PTH
terhadap osteoklas tidak bersifat langsung karena osteoklas tidak
memiliki reseptor PTH. Selain PTH, PTHrP juga memiliki efek
bifasik terhadap tulang.
11

INSULIN
Insulin mempunyai peranan dalam merangsang sintesis matriks
tulang dan pembentukan tulang rawan. Selain itu, insulin juga
sangat penting pada mineralisasi tulang yang normal, dan
merangsang produksi IGF I oleh hati. Peranan insulinpadasintesis
matriks terutama pada fungsi diferensiasi osteoblas, sedangkan
IGF Imeningkatkan jumlah sel yang dapat mensintesis matriks
tulang.
12

KALSITONIN

Kalsitonin merupakan inhibitor yang poten


terhadap efek resorpsi tulang dari osteoklas,
tetapi efek ini hanya sementara, terutama
pada pemberian kalsitonin yang
berkepanjangan. Kalsitonin menyebabkan
kontraksi sitoplasma osteoklas dan
pemecahan osteoklas meniadi sel
mononuklear dan menghambat
pembentukan osteoklas.
13

GLUKOKORTIKOID

Glukokortikoid mempunyai efek merangsang resorpsi


tulang, mungkin melaluipenurunan absorbsi kalsiumyang
kemudian akan diikuti oleh peningkatan PTH. Pemberian
glukokortikoidjangka pendek pada konsentrasi fisiologik,
dapat merangsang sintesis kolagen tulang. Tetapi
pemberian jangka panjang dapat menurunkan replikasi
sel preosteoblastik, sehingga jumlah osteoblas menurun
dan pembentukan matriks tulang terhambat. Selain itu,
glukokortikoid juga menghambat sintesis IGF I oleh sel
tulang dan hal in mungkin berperan pada penghambatan
formasi tulang.
14

ESTROGEN DAN ANDROGEN


Memegang peranan yang sangat penting pada maturasi
tulang yang sedang tumbuh dan mencegah kehilangan
massa tulang. Reseptor estrogen pada sel-sel tulang
sangat sedikit diekspresikan, sehingga sulit
diperlihatkan efek estrogen terhadap resorpsi dan
formasi tulang. Estrogen dapat menurunkan resorpsi
tulang secara tidak langsung melalui penurunan sintesis
berbagai sitokin, seperti IL-1, TNF-a dan IL-6. IL-6
diketahui banyak terdapat pada lingkungan mikrotulang
dan berperan meransang resorpsi tulang.
PROSTAGLADIN 15

Merupakan mediator inflamasi yang merupakan metabolit


asam arakidonat dan memiliki efek yang kompleks
terhadap tulang. Prostaglandin berhubungan dengan
hiperkalsemia dan resorpsi tulang pada keganasan dan
keradangan kronik. Walaupun demikian, efek prostag-
landin terhadap tulang pada manusia mash belum jelas.
PGE, pada dosis rendah ternyata berperan merangsang
formasi tulang, sedangkan pada dosis tinggi berperan
meningkatkan resorpsi tulang tanpa menghambat formasi
tulang. Pada fase resorps tulang, produksi PGE, akan
meningkat, sedangkan pada formasi tulang atau fase
penyembuhan, produksi PGE, akan menurun.
INFLAMASI DAN 16

REMODELLING TULANG
• Secara molekular, ternyata remodeling tulang
memiliki kesamaan dengan proses inflamasi.
Inflamasi dimulai oleh rangsangan, baik akibat
trauma maupun benda asing, sedangkan
remodeling dicetuskan oleh faktor mekanik yang
mengenai permukaan tulang yang termineralisasi.
• Pada inflamasi, trauma atau benda asing akan merangsang
makrofag menghasilkan berbagai sitokin yang akan
merangsang produk sidan migrasi sel darah putih lainnya ke
tempat inflamasi. Berbagai sitokin yang dihasilkan pada
inflamasi merupakan stimulator yang kuat terhadap
diferensiasi osteoklas dan resorpsi tulang ole osteoklas. IL-1
dan TNF-a yang dihasilkan pada inflamasi akan
merangsang osteoblas untuk mengekspresikan RANKL dan
M-CSF dan menahambat produksi OPG
Seperti diketahui, estrogen berperan menghambat
proliferasi dan diferensiasi prekursor osteoklas
Pada proses inflamasi, teriadi
melalui mekanisme yang belum jelas. Reseptor neovaskularisasi yang
estrogen, ditemukan pada permukaan monosit, dirangsang oleh FGF, VEGF dan
osteoblas, prekursor osteoklas maupun osteoklas. sitokin lainnya. Pada
Defisiensi estrogen akan mengakibatkan osteogenesis, VEG berperan
peningkatan produksi IL-1, TF, IL-6 dan kompleks pada angiogenesis dan formasiu
reseptor IL-6, M-CSF dan GM-CSF. Pada fase
laniut dari inflamasi, akanterjadi pengerahan
osteoklas. Faktor lain yang juga
fibroblast yang akan menghasilkan matriks untuk penting pada remodeling tulang
mengisolasi benda asing penyebabinflamasi dari adalah osteopontin yang
jaringan lain. Berbagai faktor pertumbuhan, seperti dihasilkan oleh makrofag pada
fibroblast growth factor (FGF) turut berperan pada prosesinflamasi, maupun
proses ini. Persamaan proses ini dengan makrofag yang banyak terdapat
remodeling tulang adalah pengerahan osteoblas
yang akan menutupi area resorpsi
pada jaringan tumor.
OSTEOSIT

Osteosit merupakan sel yang berbentuk stelat yang mempunyai juluran


sitoplasma (prosesus) yang sangat panjang yang akan berhubungan dengan
prosesus osteosit yang lain dan juga dengan bone linning cells. Di dalam
matriks, osteosit terletak di dalam rongga yang disebut lakuna,
sedangkanprosesusnyaterletak di-dalam terowonganyang disebutkanalikuli.
Lakuna dankanalikuli berhubungan satu sama lain, termasuk dengan lakuna
dan kanalikuli dari osteosit lain dan bone linning cells dipermukaan tulang
membentuk jaringan yang disebut sistem lakunokanalikular (LCS). Sistem
LCS berisi cairan yang merendam osteosit dan prosesusya dan turut
berperan pada mekanisme penyebaranrangsang mekanik dan kimia yang
diterima tulang melalui transduksi mekano- bio-elektro-kemikal.
MINERALISASI TULANG
Mineral tulang yang matur adalah hidroksiapatit dengan rumus
molekul Ca,(PO,)g(OH), yang bentuk kristalnya hanya dapat dilihat di
bawah mikroskop elektron, sedangkan di bawah mikroskop cahaya
tampak amorf. Hidrosiapatit akan menqisi lubang-lubang di dalam
serat kolagen dan menyebar sehingga membentuk tulang yang
terkalsifikasi secara sempurna. Pada tulang yang matur, kristal-kristal
mineral akan bertambah besar akibat penambahan ion-ion pada kristal
dan dan agregasi kristal-kristal itu sendiri. Setelah osteoid dibentuk
oleh akibat penambahan ion-ion pada kristal dan dan agregasi kristal-
krista itu sendiri. Setelah osteoid dibentuk oleh osteoblas, terdapat jeda
10-15 hari sebelum mineralisasi berlangsung. Dua- pertiga mineralisasi
akan berlangsung dengan cepat, sedang sepertiga sisanya akan
berlangsung selama beberapa bulan.osteoblas, terdapat jeda 10-15 hari
sebelum mineralisasi berlangsung. Dua-pertiga mineralisasi akan
berlangsung dengan cepat, sedang sepertiga sisanya akan berlangsung
selama beberapa bulan
METABOLISME TULANG
• Kalsium berperan penting terhadap fungsi organ – organ tubuh, di antaranya
kalsium berperan pada kontraksi otot, penghantaran potensial aksi di sel saraf,
sebagai kofaktor untuk berbagai enzim sehingga kadar kalsium dalam tubuh harus
dipertahankan dalam kisaran yang normal, yaitu sekitar 9-11mg/100mL. Sekitar
99% kalsium didalam tubuh tersimpan di tulang, tulang berperan dalam menjaga
homeostasis kalsium di dalam tubuh melalui dua proses, yaitu deposisi dan resorpsi
tulang.
• Regulasi kalsium tersebut melibatkan dua hormon penting, yaitu hormone
paratiroid dan hormone kalsitonin. Hormon paratiroid di sekresikan oleh kelenjar
paratiroid yang di stimulasi oleh penurunan kadar kalsoum di sirkulasi, hormone
tersebut akan meningkatkan jumlah dan aktivitas sel osteoklas yang berperan pada
proses resorbsi tulang. Selain itu, hormone paratiroid juga bekerja di ginjal dengan
cara meningkatkan resorbsi kalsium di tubulus distal
• Hormon lain yang berperan dalam metabolisme kalsium adalah hormone
kalsitonin. Hormon tersebut memiliki efek kerja yang berlawanan dengan efek
yang ditimbulkan oleh hormone paratiroid, yaitu deposisi kalsium ke tulang.
Hormone kalsitonin disekresikan oleh kelenjar tiroid dan distimulasikan oleh kadar
kalsium plasma yang meningkat. Hormon ini bekerja menghambat aktivitas
osteoklas, meningkatkan deposisi serta ambilan kalsium dari sirkulasi ke tulang dan
menurunkan resorbsi kalsium ginjal.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai