Preseptor :
dr. Eka Agustia Rini, Sp.A (K)
BAB 1
Pendahuluan
World Health Organization
Osteoporosis
• Bone Mineral Density (BMD)
• Dual-energy X-Ray absorptiometry (DEXA)
Level Definition
Normal Densitas tulang antara +1 s/d -1 SD
Osteopenia Densitas tulang antara -1 s/d -2,5 SD
Osteoporosis Densitas tulang dibawah -2,5 SD
Osteoporosis Densitas tulang dibawah -2,5 SD dengan
Berat riwayat patah tulang
Epidemiologi
30-40% dewasa
Faktor risiko
• Yang dapat diubah
• Tidak dapat diubah
Hiperparatiroid
Diabetes Mellitus
Obat-Obatan
Glukokortikoid
Patofisiologi dan Patogenesis
Massa tulang terbentuk dari
. sel – sel tulang
. Mineral tulang
Matrik
• Protein kolagen
Patofosiologi dan patogenesis
Disebabkan
CKD adalah laju filtrasi glomerulus (GFR) kurang dari 60 mL / min / 1,73 m2
selama tiga bulan atau lebih karena kerusakan ginjal.
Penurunan absorbsi kalsium yang terjadi pada pasien ckd memicu hiperksekresi
paratiroid hormon.
T3
Hormon tiroid
meningkat
Hipertiroid T4
Thyroid
Stimulating
Hormone menurun
Hormon
TSH
tiroid
Meningkatkan
aktivasi siklus
remodelling bar
u
Menghambat
pembentukan Meningkatkan
osteoklas resorpsi tulang
Menghambat
resorspsi Meningkatkan
tulang aktifitas
osteoklas
Resorpsi Tulang
peningkatan Cyclic Adenosine
Monophosphate (cAMP)
Kualitas Massa
Tulang Tulang
Osteoblas
Osteosit
• Mengubah jaringan elastis
disekitar lakuna
• Menginduksi apoptosis osteosit
• Mekanisme pertahanan tulang
terganggu
Glukokortikoid Induced Osteoporosis
Osteoklas
Dipengaruhi Menurunkan
Meningkatkan
dua sitokin (M- ekspresi Menurunkan
ekspresi kedua
CSF) dan Ligan inhibitornya: apoptosis
sitokin diatas
RANK (RANK-L) osteoprotegerin
Glukokortikoid Induced Osteoporosis
• Menghambat transkripsi gen
IGF-I.
• Aktivitas IGF-I dipengaruhi
Insulin
oleh ENAM IGF Binding
-like Protein (IGFBP).
Growt • Menghambat transkripsi
h IGFBP.
Factor
(IGF-I)
Osteoporosis pada Diabetes Melitus Tipe 1
Osteoporosis dengan diabetes melitus tipe I (DM tipe I)
Pada DM tipe 1 terjadi gangguan pada sinyal molekular
perubahan pada sel-sel tulang, mikroarsitektur yang telibat dalam
remodeling tulang
Osteoblas
• penurunan marker pembentukan carboxyterminal propeptide of type
1 (PICP).
• PICP berfungsi memodulasi differensiasi osteoblas di sumsum tulang
dengan mengurangi jumlah stem sel mesenkim dan sel progenitor
osteoblas
osteoklas
• Penurunan OPG Peningkatan
• Peningkatan RANK-L aktivitas osteoklas
Matriks tulang
• pembentukan Advanced glycation end (AGEs) apoptosis osteoblas
Fraktur berulang
Leg discrepancy
Pseudoarthrosis
Invaginasi Basilar
Perdarahan serebral
Anestesi
Komplikasi
OI pada kehamilan
Pendarahan antepartum yang lebih tinggi
Abruptio placentae
Malformasi kongenital
Kelahiran prematur
Manifestasi Klinis
Vertebral
Morphometry
Tes Biokimia
Laju Endap Darah
Kreatinin Serum
Kalsium Serum
Pospat Serum
Kalsium Urin
DEXA (Dual X-Ray Absorptiometry )
Level Definition
Edukasi
Kalsium dan vitamin D
Bayi <1 tahun : vitamin D sebanyak 400 IU
Anak > 1 tahun dan remaja : 600 IU
DM Tipe 1 : intake kalsium 1200mg/hari
Aktifitas fisik
Osteoporosis akibat defisiensi hormone
Hormon pengganti
Estrogen : antiresorptif dengan menekan aktifitas osteoklas
Mengendalikan diferensiasi osteoklas -> menghambat interaksi
Receptor Activator Nuclear Factor Kappa B (RANK) dan
Receptor Activator Nuclear Factor Kappa B Ligand (RANKL)
Menghambat produksi interleukin IL-6, IL-1 dan atau tumor
necrosis factor-α (TNF-α) yang juga berperan dalam
diferensiasi osteoklas
Antiresorptif lain : Bifosfonat
Bekerja pada permukaan tulang dengan cara melekat pada osteoklas
Osteogenesis Imperfecta (OI) -> Bifosfonat intravena
Dosis :
- < 2 tahun 0.25 mg/kg pada hari pertama dan 0.5 mg/kg pada
hari kedua dan ketiga setiap 8 minggu
- 2-3 tahun dosis yang dianjurkan 0.38 mg/kg pada hari
pertama, 0.75 mg/kg pada hari kedua dan ketiga setiap 12
minggu
- >3 tahun dosisnya 0.5 mg/kg pada hari pertama dan 1 mg/kg
pada hari kedua dan ketiga setiap 16 minggu.
Glucocorticoid Induced Osteoporosis
Bifosfonat intravena atau alendronate oral 1-2 mg/kg berat badan/minggu selama
satu tahun
Meningkatkan kepadatan tulang dan menurunkan tingkat resorpsi tulang
Osteoporosis dengan gagal ginjal kronik
Penggunaan bifosfonat setelah koreksi gangguan metabolik
Rawat jalan : untuk monitoring densitas mineral tulang.
Pengujian densitometri ulang disarankan oleh AAP dalam waktu 6 bulan sampai 1
tahun
Komplikasi
Fraktur berulang
Leg discrepancy
Pseudoarthrosis
Infeksi saluran pernapasan berulang
InvaginasiBasilar
Perdarahan serebral
BAB 3
Kesimpulan
Osteoporosis terjadi ketika tulang kehilangan mineral seperti kalsium.
Pada anak terjadi ketika bone mineral density (BMD) yang rendah. BMD yang
rendah pada anak-anak disebabkan ketidakseimbangan antara reabsorbsi
tulang dan pembentukan tulang serta berkurangnya puncak masa tulang
Osteoporosis pada anak terbagi atas osteoporosis primer dan osteoporosis
sekunder
Osteoporosis primer yang paling sering adalah Osteogenesis Imperfecta (OI)
Osteoporosis sekunder : penyakit kronik, penyebab endokrin, dan obat-obatan
Penegakan diagnosis pada osteoporosis anak melibatkan berbagai pemeriksaan
diantaranya tes biokimia, Dual X-ray Absorptiometry (DEXA), Vertebral
Morphometry
Tatalaksana : edukasi, terapi nutrisi (vitamin D dan kalsium), dan terapi
farmakologis.
Osteoporosis yang disebabkan oleh gangguan hormon dapat ditatalaksana
dengan pemberian hormon tambahan
Obat antiresorptif seperti bifosfonat juga dapat digunakan pada kasus
osteoporosis pada anak disesuaikan dengan dosis menurut umur dan berat
badan
Pemantauan anak dengan osteoporosis dilakukan dengan pengujian
densitometri ulang dalam jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun.