Anda di halaman 1dari 26

KONSEP KETUHANAN

DALAM ISLAM

Isna Rasyid Ramadhani


(13030120140130)
Konsep Ketuhanan dalam Islam

Dalam al-qur’an kata tuhan disebut dengan kata “ilah” dipakai untuk menyatakan
berbagai objek yang dibesakan atau dipentingkan oleh manusia, al-jatsiyah:23, al
qashas:38
Menurut al-qur’an Tuhan (ilah) diartikan sesuatu yang sangat dipentingkan oleh
manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya untuk dikuasai
olehnya.
Dipentingkan secara luas berarti :
● Dipuja
● Dicintai
● Diharapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan
● Ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian
Konsep Tuhan menurut Islam

 Bukan materi yang bisa ditangkap oleh indera manusia. Karena, kalau tuhan
itu berasal dari materi, maka ia akan terkekang oleh dimensi ruang dan waktu.
Dan itu merupakan hal yang mustahil bagi Dzat Allah Yang Maha Sempurna.
(QS. Al-An’am: 75 –79)
 Bukan hanya sekedar ide kosong yang tidak bisa dipahami eksistensinya
dalam realitas kehidupan manusia.
 Dzat Yang Tunggal yang sangat sempurna, dan terhindar dari sifat-sifat yang
tidak layak bagi-Nya.
Tuhan Menurut Agama-agama Wahyu

 QS 21 (al-Anbiya’) ayat 92: Sesungguhnya agama yang


diturunkan Allah adalah satu yaitu agama tauhid
 QS 5 (al-Maidah) ayat 75: Al-Masih berkata: “Hai Bani Israil,

sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu, sesungguhnya orang


yang mempersekutukan Allah maka haram baginya surga dan
tempat mereka di neraka”.
 QS 112 (al-Ikhlash) ayat 1-4
TEORI KEPERCAYAAN MASYARAKAT
TERHADAP ADANYA TUHAN

 Teori Evolusionisme yang dikembangkan oleh Max Mulller:


Kepercayaan sebuah masyarakat terhadap eksistensi Tuhan bermula
dari konsep yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat
menjadi sempurna.
Dalam teori ini, konsep ketuhanaan masyarakat primitif bermula dari
paham Dinamisme, Animisme, Politeisme, Henoteisme, dan berakhir
pada konsep Monoteisme.
 Dinamisme: paham bahwa ada kekuatan yang
berpengaruh dalam kehidupan, dan pengaruh
tersebut ditujukan pada benda (yang disakralkan).
 Animisme: paham yang percaya adanya peran roh
dalam hidup manusia.
 Politeisme: paham yang mempercayai adanya
lebih dari satu tuhan.
 Henoteisme: paham yang mempercayai adanya
satu tuhan yang dikhususkan untuk suatu bangsa
tertentu.
 Monoteisme: paham yang meyakini adanya satu
Tuhan.
 Teori Andrew Lang: bahwa paham
monoteisme (percaya adanya satu Tuhan)
itu sebenarnya sudah ada dalam masyarakat
primitif, bahkan lebih dahulu daripada
dinamisme, animisme dan politeisme itu
sendiri. Dan itulah yang dalam Islam
disebut dengan FITRAH
al-Qur’an & Keyakinan Umat Terdahulu
akan Tuhan.
 Surat al-An’am ayat 74-79
 Bahwa orang terdahulu mempersepsikan Tuhan dalam benda-
benda yang dianggapnya memiliki kelebihan/keistimewaan
(kaum Nabi Ibrahim)
 Nabi Ibrahim as. Memberikan sebuah premis sebagai prolog
untuk mengenal Tuhan yang hakiki.
‫ص نَا ًما آلِ َه ًة إِنِّ ي أَ َر َ‬
‫اك‬ ‫آز َر أََتتَّ ِخ ُذ أَ ْ‬‫يه َ‬ ‫يم لِأَ ِب ِ‬ ‫اه ُ‬‫ال إِ ْب َر ِ‬ ‫َوإِ ْذ َق َ‬
‫يم‬
‫اه َ‬ ‫ِك نُ ِري إِ ْب َر ِ‬ ‫ين (‪َ )74‬و َك َذل َ‬ ‫ال ُم ِب ٍ‬ ‫ضلَ ٍ‬ ‫َو َق ْو َم َك ِف ي َ‬
‫ِين (‪)75‬‬ ‫ِن ْال ُمو ِقن َ‬ ‫ون م َ‬ ‫ض َولَِي ُك َ‬ ‫ِ‬ ‫ر‬‫ْ‬ ‫َ‬‫أ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ات َو‬ ‫الس َما َو ِ‬ ‫وت َّ‬ ‫َملَ ُك َ‬
‫ال َه َذا َربِّي َفلَ َّما أَ َف َل َق َ‬
‫ال‬ ‫َفلَ َّما َج َّن َعلَ ْي ِه اللَّ ْي ُل َرأَى َك ْو َك ًبا َق َ‬
‫ال َه َذا َر ِّبي‬ ‫از ًغا َق َ‬ ‫ب‬
‫َ‬ ‫ر‬‫َ‬ ‫م‬‫َ‬ ‫َ‬
‫ق‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ى‬ ‫ِين (‪َ )76‬فلَ َّما َرأَ‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫ف‬‫ِ‬ ‫آ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ب‬‫ُّ‬ ‫ح‬‫ِ‬ ‫لَا أُ‬
‫ِ‬
‫الضالِّ َ‬
‫ين‬ ‫ِن ْال َق ْو ِم َّ‬‫َن م َ‬ ‫ِن لَ ْم َي ْه ِدنِي َربِّي لَأَ ُكون َّ‬ ‫ال لَئ ْ‬‫َفلَ َّما أَ َف َل َق َ‬
‫ال َه َذا َر ِّب ي َه َذا أَ ْك َب ُر‬ ‫از َغ ًة َق َ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬
‫َ‬ ‫س‬ ‫َ‬ ‫م‬‫ْ‬ ‫َّ‬
‫الش‬ ‫ى‬ ‫(‪َ )77‬فلَ َّم ا َرأَ‬
‫ون (‪ )78‬إِنِّ ي‬ ‫ِم ا تُ ْش ِر ُك َ‬ ‫يء م َّ‬ ‫ال َي ا َق ْو ِم إِنِّ ي َب ِر ٌ‬ ‫َفلَ َّم ا أَ َفلَ ْت َق َ‬
‫ض َحنِي ًف ا َو َم ا‬ ‫ات َو ْالأَ ْر َ‬ ‫الس َما َو ِ‬ ‫َو َّج ْه ُت َو ْج ِه َي لِلَّذِي َف َط َر َّ‬
‫ِين (‪)79‬‬ ‫ِن ْال ُم ْش ِرك َ‬ ‫أَنَا م َ‬
Pembuktian atas Adanya Tuhan
Adanya alam, yang notabene diciptakan, menunjukkan keberadaan
Pencipta alam tersebut, yaitu Allah swt.
- Alam itu ada
- Semua yang ada (dari tiada), maka
harus ada yang mengadakannya.
Kesimpulan= Alam itu harus ada yang
mengadakannya, yaitu Allah swt.
 Keteraturan dan keseimbangan Alam.
 Ceisl Hamman : setiap kali manusia

menemukan dan menyingkap hal-hal yang


baru berkaitan sistem yang berlaku di alam
semesta ini. Maka sesungguhnya hukum
alam yang baru saja mereka pahami seolah-
olah membisikkan kepada mereka,
bahwasannya Sang Pencipta adalah Allah,
sedangkan manusia hanya menyingkap
sistem yang Allah berlakukan bagi alam
semesta ini.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa Neraka.
QS. Ali Imron : 190-191
Pendekatan Astronomi
Dalam al-Qur’an S. al-A’raf :54 Perhatikan berikut ini :
Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya Tuhan kamu
ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas 'Arsy Dia
menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan
cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-
bintang (masing-masing) tunduk
kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha Suci
Allah, Tuhan semesta alam “
PEMIKIRAN UMAT ISLAM TENTANG
TUHAN

Pemikiran tentang tuhan melahirkan ilmu tauhid, ilmu


kalam, atau ilmu ushuluddin
Hal ini timbul sejak wafatnya nabi muhammad SAW.
Lahirlah aliran yang bersifat liberal, tradisional,
dan diantara keduanya.
ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM
DALAM ISLAM
1. Mu’tajilah menekankan pemakaian akal pikiran dalam
memahami semua ajaan dan keimanan dalam islam.
Diantara pendapatnya ialah orang yang berdosa besar
tidak mukmin tidak kafir tapi diantara keduanya atau
manzilun bainal manjilatain
2. Qadariyah berpendapat manusia mempunyai
kebebasan dalam menentukan nasibnya.
3. Jabariyah, berpendapat manusia tidak
mempunyai kemerdekaan dalam berbuat dan
berkehendak
4. Asyariyah dan maturidiyah, manusia yang
melakukan perbuatan tetapi ketika perbuatan itu
terjadi itu merupakan kehendak Allah.
Perjanjian Primordial dalam Islam

 Al-Qur’an telah menegaskan bahwa sebelum anak cucu Adam as.


dilahirkan ke muka bumi, maka mereka sesungguhnya telah
melakukan kontrak dengan Allah swt., dimana mereka ini
menegaskan akan ke-Esa-an Allah swt. adapun kontrak tersebut
dinamai dengan Perjanjian Primordial.
 Hal ini bisa diketahui dari kandungan ayat 172 –173 dari surat al-
A’raf.
‫ور ِه ْم ُذ ِّريَّ َت ُه ْم‬ ‫ه‬ ‫ُ‬
‫ظ‬ ‫ْ‬
‫ِن‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫آ‬ ‫ي‬ ‫ن‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ْ‬
‫ِن‬ ‫م‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ذ‬‫َ‬ ‫خ‬‫َ‬ ‫َ‬
‫أ‬ ‫ْ‬
‫ذ‬
‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َوإِ‬
‫َوأَ ْش َه َد ُه ْم َعلَى أَ ْن ُف ِس ِه ْم أَلَ ْس ُت ِب َر ِّب ُك ْم َقالُوا َبلَى َش ِه ْدنَا‬
‫َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة إَِّن ا ُك َّن ا َع ْن َه َذا َغا ِفل َ‬
‫ِين‬ ‫أَ ْن َت ُقولُوا‬
‫َت ُقولُوا إِنَّ َم ا أَ ْش َر َك آ َبا ُؤ َن ا م ْ‬
‫ِن َق ْب ُل َو ُك َّن ا‬ ‫(‪ )172‬أَ ْو‬
‫ِه ْم أَ َفتُ ْهلِ ُكنَا ِب َما َف َع َل ْال ُم ْب ِطلُ َ‬
‫ون (‪)173‬‬ ‫ِن َب ْعد ِ‬ ‫ُذ ِّر َّي ًة م ْ‬
Tujuan diadakannya Perjanjian Primordial

 Sebagai landasan bahwa pada hari kiamat kelak Allah tidak akan
menerima berbagai macam argumen anak cucu Adam yang
melenceng dari pahamn tauhid (meng-esa-kan Allah swt.) (QS. Al-
A’raf: 172)
 Dalam menjalani kehidupan beragama dalam konsep Islam, tidak
dikenal istilah taklid buta. Atau melimpahkan sebuah dosa kepada
orang lain. (QS. Al-A’raf: 173)
MODEL MANUSIA DALAM BERINTERAKSI
DENGAN TUHAN
1) Tidak Mau, karena tidak butuh. KAFIR
2) Malas, karena membikin repot saja. LALAI
3) Terpaksa dan ikut-ikutan. AGAMA HANYA SIMBOL
BELAKA
4) Merasakan manfaat dan membutuhkan serta merindukan
kehadiran Tuhan.
Sifat-sifat Wajib bagi Allah
1.
11. Sama’
Wujud
2.
12. Qidam
Bashar
3.
13. Baqa’
Kalam
4.
14. Mukhalafatuh lil Hawaditsih
Qadiran
5.
15. Qiyamuhu bi Nafsihi
Muridan
6.
16. Wahdaniyat
Aliman
7.
17. Qudrah
Hayan
8.
18. Iradah
Sami’an
9.
19. Ilmu
Bashiran
10.
20. Hayat
Mutakalliman.
Cara Mengenal Allah
1. Memahami ayat-ayat qauliyah-Nya, yaitu berupa wahyu-
wahyu-Nya dalam al-Qur’an.
2. Memahami ayat-ayat kauniyah-Nya, yaitu berupa
fenomena alam di sekitar kita.
(QS. Ali Imran: 190 – 191)
CINTA ALLAH
1. Mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2. Mensuri tauladani / Ittiba’ kepada Nabi saw.
3. Bertaubat dan Bersuci.
4. Melibatkan Allah dalam setiap fase kehidupan kita.
Hal-hal yang Menghambat Proses Mengenal
Allah
1. Fasiq
2. Sombong
3. Dlolim/Aniaya
4. Dusta
5. Banyak berbuat dosa.
Sekian dan Terima Kasih
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai