TERHADAP MAKANAN 60% dari kasus keracunan makanan disebabkan oleh
> penanganan makanan yang tidak
baik > kontaminasi pada hidangan makanan di tempat penjualan makanan. Orang yang menderita sakit karena makanan : > kehilangan jam kerja dan > biaya pengobatan, > makanan yang tercemar harus dimusnahkan. > dapat mengakibatkan masy. enggan membeli produk yang bersangkutan. Pencemar makanan yang terutama adalah bakteri, disamping pencemar lainnya yaitu virus, parasit, cacing, zat kimia dan bahan pencemar alami. 1. Pertumbuhan a.Suhu, (Danger Zone 10 – 60oC) b.Waktu (membelah setiap 20 mnt dan jadi 2 juta selama 7 jam) c.Kelembaban (Sel – sel bakteri terdiri dari 80% ) d.Oksigen e.Keasaman (pH) f. Cahaya (mati dgn ultraviolet) 2. Spora Kebanyakan bakteri mati jika tidak ada makanan atau dalam kondisi yang tidak cocok. Tetapi bakteri tertentu dapat membentuk spora yang mempunyai dinding luar untuk bertahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan. Bakteri pembentuk spora adalah karena dapat bertahan hidup pada suhu memasak makanan. Contoh Bacilus cereus. 3. Toksin Banyak bakteri pahatogen yang menyebabkan penyakit membentuk racun yang merusak protein dan jaringan. Racun ini dikenal sebagai TOKSIN. Beberapa toksin tahan panas, misalnya Staphilococcus. Hal ini membuat mereka sangat berbahaya dalam makanan karena tidak rusak dengan memasak makanan. 4. Mengetahui Keberadaan Bakteri Pemeriksaan bakteriologis untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi atau carrier dari bakteri pathogen tertentu, atau apakah sejumlah makanan terkontaminasi. Dengan cara. Misalnya dengan lidi kapas steril dapat diambil spesimen dari suatu luka. Tinja dapat dikumpulkan dalam wadah yang steril. Begitu pula sampel makanan dan spesimen usap alat atau usap permukaan kerja pengolahan makanan dapat diambil untuk pemeriksaan. Bakteri phatogen penyebab penyakit bawaan makanan biasanya tidak merusak penampilan, rasa dan bau makanan sehingga sulit untuk mendeteksi apakah makanan tercemar atau tidak tanpa pemeriksaan bakteriologis. 5. Terjadinya Penyakit Bawaan Makanan Jumlah bakteri dalam makanan harus cukup banyak dan dapat bertahan hidup setelah dimasak atau setelah disimpan. Bakteri dalam makanan harus berkembang biak dan mencapai jumlah yang cukup atau menghasilkan toksin dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan penyakit. Bakteri harus masuk ke daerah pengolahan makanan atau terdapat dalam bahan mentah dan dipindahkan melalui tangan pengolah makanan atau ke alat-alat dan permukaan kerja, yang jika tangan tidak dicuci secara sempurna akan mencemari makanan. SUMBER BAKTERI DAN PENULARANNYA
1. Staphylococcus aereus :
Daging, Sea food, Kulit telur,
Binatang piaraan dan binatang lain, Tanah, Makanan hewan, Tubuh manusia, 2. Transmisi a.Kontaminasi silang :adalah pencemaran makanan yang sudah diolah oleh bahan mentah yang mengandung kuman patogen. Hal ini dapat terjadi misalnya jika bahan mentah terutama daging disimpan bersama dengan makanan yang sudah masak dalam satu tempat. 2. Transmisi b.Penjamah makanan Penjamah makanan dapat memindahkan kuman pathogen ke dalam makanan dengan berbagai cara. Batuk dan bersin Tangan penjamah makanan yang luka Tangan penjamah yang tidak bersih, tidak mencuci tangan sesudah dari toilet atau sebelum mengolah makanan. 2. Transmisi c. Serangga, tikus dan hewan rumah Serangga menularkan kuman patogen ke makanan secara mekanis melalui kaki mereka. Tikus dapat memindahkan penyakit binatang ke manusia melalui kontaminasi makanan. Begitu pula hewan rumah seperti kucing dan anjing. d. Debu Debu memindahkan kuman patogen yang terdapat di tanah ke makanan, apabila makanan dalam keadaan terbuka. MENCEGAH KONTAMINASI MAKANAN (WHO Golden Rule)
1. Pilih makanan yang sudah diproses
2. Memasak makanan dengan sempurna 3. Santap makanan segera 4. Simpanlah makanan masak dengan benar. 5. Panasi kembali makanan dengan benar 6. Cegah kontak makanan dengan bahan mentah 7. Cuci tangan sesering mungkin 8. Jaga kebersihan permukaan dapur secermat mungkin 9. Lindungi makanan dari serangga, tikus dan binatang lain. 10. Pergunakan air bersih GOLDEN RULE
BENTUK KEGIATAN PENGAWASAN
MAKANAN DISESUAIKAN KONDISI DAN SITUASI DENGAN BERPEGANG KEPADA “ TIDAK TERPUTUSNYA RANTAI PENGAWASAN MAKANAN” PRINSIP - PRINSIP 1. TIDAK BOLEH AMBIL RESIKO 2. MENGAMANKAN DAN MEMBERI RASA AMAN 3. TIDAK MENGGANGGU JADWAL KEGIATAN 4. TIDAK MENGGANGGU JADWAL MAKAN INDONESIA SEHAT 2010