Anda di halaman 1dari 32

Manfaat Mediasi dan

Karakteristik Perkara yang


dapat Dimediasi
Satisfaction
Story

The mediation process is a powerful tool for satisfying


human needs and reducing suffering for parties to individual
disputes
Social Justice
Story

Mediation offers an effective means of organizing individuals


around common interests and thereby building stronger
community ties and structures
Manfaat Mediasi
-  Mempercepat proses penyelesaian sengketa
- Biaya rendah
- Memberi kesempatan bagi tercapainya penyelesaian
yang menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima
oleh semua pihak sehingga para pihak tidak
menempuh upaya banding dan kasasi.
- Mengurangi kemacetan dan penumpukan perkara di
  pengadilan
- Memberdayakan para pihak yang bersengketa dalam
  proses penyelesaian sengketa
- Memperlancar jalur keadilan (access to justice) bagi
  masyarakat
-  Bersifat tertutup/rahasia

- Lebih tinggi tingkat kemungkinan untuk melaksanakan


kesepakatan sehingga hubungan para pihak yang
bersengketa di masa depan masih dimungkinkan terjalin

  dengan baik
Karakteristik perkara yang
dapat dimediasi
Pasal 4 Perma No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan yaitu semua sengketa perdata yang diajukan ke
Pengadilan termasuk perkara perlawanan (verzet) atas putusan
verstek dan perlawanan pihak berperkara (partij verzet) maupun
pihak ketiga (derden verzet) terhadap pelaksanaan putusan yang
telah berkekuatan hukum tetap, wajib terlebih dahulu diupayakan
penyelesaian melalui Mediasi.
Namun tidak semua sengketa wajib dilakukan penyelesaian melalui
mediasi, adapun sengketa yang dikecualikan dari mediasi meliputi
1. sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Niaga;
2. sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Hubungan
Industrial;
3. keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha;
4. keberatan atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen;
5. permohonan pembatalan putusan arbitrase;
6. keberatan atas putusan Komisi Informasi;
7. penyelesaian perselisihan partai politik;
8. sengketa yang diselesaikan melalui tata cara gugatan sederhana; dan
9. sengketa lain yang pemeriksaannya di persidangan ditentukan
tenggang waktu penyelesaiannya dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan;
8. sengketa yang pemeriksaannya dilakukan tanpa
hadirnya penggugat atau tergugat yang telah
dipanggil secara patut;
11.gugatan balik (rekonvensi) dan masuknya pihak
ketiga dalam suatu perkara (intervensi);
12.sengketa mengenai pencegahan, penolakan,
pembatalan dan pengesahan perkawinan;
13.sengketa yang diajukan ke Pengadilan setelah
diupayakan penyelesaian di luar Pengadilan
melalui Mediasi dengan bantuan Mediator
bersertifikat yang terdaftar di Pengadilan
setempat tetapi dinyatakan tidak berhasil
berdasarkan pernyataan yang ditandatangani oleh
Mediasi Penal
Dalam hal perkara pidana, apabila merujuk pada hukum positif di
Indonesia perkara pidana tidak dapat diselesaikan di luar proses
pengadilan namun sejak keluarnya Surat Kapolri
No Pol: B/3022/XII/2009/SDEOPS tanggal 14 Desember 2009 tentang
Penanganan Kasus Melalui Alternative Dispute Resolution (ADR),
penyelesaian kasus pidana dapat dilaksanakan melalui ADR atau juga
dikenal dengan istilah mediasi penal. Kemudian Edaran Kapolri
Nomor SE/8/VII/2018 tentang penerapan restorative justice dalam
penyelesaian perkara pidana.
Perkara pidana yang dapat
1.dimediasi
Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori delik aduan.
2. Pelanggaran hukum pidana tersebut memiliki pidana denda sebagai ancaman pidana dan
pelanggar telah membayar denda tersebut (Pasal 80 KUHP).
3. Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori “pelanggaran” yang hanya
diancam dengan pidana denda, bukan “kejahatan”.
4. Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk tindak pidana di bidang hukum administrasi
yang menempatkan sanksi pidana sebagai ultimum remedium.
5. Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori ringan/serba ringan dan aparat
penegak hukum menggunakan wewenangnya untuk melakukan diskresi.
6. Pelanggaran hukum pidana biasa yang dihentikan atau tidak diproses ke pengadilan
(Deponir) oleh Jaksa Agung sesuai dengan wewenang hukum yang dimilikinya.
7. Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori pelanggaran hukum pidana adat
yang diselesaikan melalui lembaga adat.
Dasar Hukum
Pasal 6: Usaha penyelesaian
sengketa atau beda pendapat
melalui mediator sebagaimana
dimaksud dalam ayat (5) dengan
memegang teguh kerahasiaan,
Permberdayaan
dalam waktu paling lama 30 ( tiga mediasi sebagai
puluh ) hari harus tercapai
kesepakatan dalam bentuk tertulis
penerapan Pasal 130
PROSEDUR MEDIASI DI
yang ditandatangani oleh semua HIR/154 Rbg PENGADILAN
pihak yang terkait.

UU No. 30/1999 SEMA No. 1/2002 Perma No. 1/2016


HIR/Rbg Perma No.2/2003;
No. 1/2008
Pasal 130 HIR dan Pasal
154 Rbg yang mengatur Mediasi di Pengadilan
lembaga perdamaian.
Hakim wajib terlebih
dahulu mendamaikan
para pihak yang
berperkara sebelum
perkaranya diperiksa 11
Menghadiri Proses Mediasi
1. Para pihak wajib menghadiri proses
mediasi secara langsung dengan atau tidak
didampingi oleh kuasa hukum.
2. Kehadiran melalui sarana komunikasi
audio visual jarak jauh dianggap sebagai
kehadiran langsung.
3. Ketidakhadiran dibolehkan hanya
berdasarkan alasan yang sah.
Alasan Sah Tidak Menghadiri Mediasi

Tugas negara,
Sakit Tempat tinggal tugas profesi atau
berdasarkan Di bawah atau tuntutan
surat keterangan pengampuan berkedudukan di pekerjaan yang
dokter luar negeri tidak bisa
ditinggalkan.
14

Ittikad Baik dalam Proses Mediasi

- Mediasi harus dilakukan dengan iktikad


baik.
- Pengaturan iktikad baik dalam proses
mediasi berlaku bagi Para Pihak dan kuasa
hukum.
Indikator Tidak Beriktikad Baik
1. Tidak hadir dalam proses mediasi meskipun
sudah dipanggil dua kali berturut-turut.
2. Hadir dalam pertemuan mediasi pertama,
tetapi selanjutnya tidak hadir meskipun sudah
dipanggil dua kali berturut-turut.
3. Tidak hadir berulang-ulang sehingga
mengganggu jadwal mediasi.
4. Tidak mengajukan atau tidak menanggapi
resume perkara.
5. Tidak menandatangani draft kesepakatan
perdamaian.
Akibat Hukum Penggugat Tidak Beriktikad Baik
1. Penggugat yang tidak beriktikad baik gugatannya dinyatakan
tidak dapat diterima (N.O.)
2. Penggugat juga dikenai kewajiban membayar biaya mediasi.
3. Mediator menyatakan Penggugat tidak beriktikad baik dalam
laporan ketidakberhasilan/tidak dapat dilaksanakannya mediasi
disertai rekomendasi sanksi dan besarannya.
4. Hakim Pemeriksa Perkara berdasarkan laporan mediator
menggelar persidangan dan mengeluarkan putusan.
5. Biaya mediasi sebagai sanksi diambil dari panjar biaya atau
pembayaran tersendiri oleh Penggugat dan diserahkan kepada
Tergugat.
Akibat Hukum Tergugat Tidak Berittikad Baik

1. Tergugat yang tidak beriktikad baik dikenakan pembayaran biaya


mediasi.
2. Mediator menyatakan Tergugat tidak beriktikad baik dalam laporan
ketidakberhasilan/tidak dapat dilaksanakannya mediasi disertai
rekomendasi sanksi dan besarannya.
3. Hakim Pemeriksa Perkara berdasarkan laporan mediator sebelum
melanjutkan pemeriksaan perkara mengeluarkan penetapan tentang
tidak berittikad baik dan menghukum Tergugat untuk membayar.
4. Pembayaran biaya mediasi oleh Tergugat mengikuti pelaksanaan
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap.
5. Pembayaran dari Tergugat diserahkan kepada Penggugat melalui
kepaniteraan.
Pengaturan Tentang Mediator
1. Setiap mediator wajib memiliki sertifikat mediator dari
Mahkamah Agung atau lembaga sertifikasi yang
terakreditasi oleh Mahkamah Agung
2. Hakim tidak bersertifikat mediator dapat menjalankan
fungsi mediator jika tidak ada atau terbatasnya jumlah
mediator bersertifikat di Pengadilan.
3. Pegawai Pengadilan yang memiliki sertifikat mediator
dapat menjalankan fungsi mediator.
4. Pegawai Pengadilan adalah panitera, sekretaris, panitera
pengganti, jurusita, jurusita pengganti, calon hakim dan
pegawai lainnya.
Tahapan Tugas Mediator

5. Memperkenalkan diri dan memberi kesempatan


kepada Para Pihak untuk saling memperkenalkan
diri.
6. Menjelaskan maksud, tujuan, dan sifat mediasi
kepada Para Pihak.
7. Menjelaskan kedudukan dan peran mediator yang
netral dan tidak mengambil keputusan.
8. Membuat aturan pelaksanaan mediasi bersama Para
Pihak.
9. Menjelaskan tentang kaukus.
10. Menyusun jadwal mediasi.
11. Mengisi formulir jadwal mediasi.
Tahapan Tugas Mediator

12. Memberikan kesempatan kepada Para Pihak untuk


menyampaikan. permasalahan dan usulan
perdamaian
13. Menginventarisasi permasalahan dan
mengagendakan pembahasan.
14. Memfasilitasi dan mendorong Para Pihak untuk
menelusuri dan menggali kepentingan Para Pihak,
mencari berbagai pilihan penyelesaian dan
bekerjasama mencapai penyelesaian.
15. Membantu Para Pihak dalam membuat dan
merumuskan kesepakatan perdamaian.
Tahapan Tugas Mediator

16. Menyampaikan laporan mediasi kepada Hakim


Pemeriksa Perkara.
17. Menyatakan salah satu pihak atau Para Pihak tidak
beriktikad baik dan menyampaikannya kepada
Hakim Pemeriksa Perkara.
18. Tugas lain dalam menjalankan fungsinya.
Jenis-Jenis Mediasi Yang Diatur
Jenis Mediasi Yang Diatur

Mediasi Wajib

Mediasi Sukarela
Mediasi di Luar Pada Tahap
Pengadilan Pemeriksaan
Perkara

Mediasi Sukarela
Pada Tahap
Upaya Hukum
Jangka Waktu Proses Mediasi Pada Mediasi Wajib

1. Proses mediasi berlangsung paling lama


30 hari kerja terhitung sejak Penetapan
Perintah Melakukan Mediasi dan
Penunjukan Mediator.
2. Atas dasar kesepakatan Para Pihak, jangka
waktu mediasi dapat diperpanjang paling
lama 30 hari kerja.
3. Permohonan perpanjangan waktu
mediasi dilakukan oleh mediator disertai
alasan dan pernyataan para pihak.
Mediasi Wajib—Hasil-Hasil Mediasi

Mediasi
Berhasil

Mediasi Tidak Mediasi


Dapat Berhasil
Dilaksanakan Sebagian

Mediasi Tidak
Berhasil
26

Pengaturan Mediasi Berhasil pada Mediasi Wajib

1. Jika mediasi berhasil, para pihak dengan bantuan


mediator merumuskan Kesepakatan Perdamaian
secara tertulis.
2. Kesepakatan Perdamaian ditandatangani oleh para
pihak dan mediator.
3. Kesepakatan Perdamaian tidak boleh memuat
ketentuan yang:
a. Bertentangan dengan hukum, ketertiban
umum, dan kesusilaan;
b. Merugikan pihak ketiga;
c. Tidak dapat dilaksanakan;
Pengaturan Mediasi Berhasil pada Mediasi wajib

o Jika mediasi diwakili oleh kuasa hukum,


Kesepakatan Perdamaian ditandatangani setelah
ada pernyataan persetujuan tertulis dari Para
Pihak.
o Kesepakatan Perdamaian dapat dikuatkan dengan
Akta Perdamaian atau pencabutan gugatan.
o Mediator melaporkan keberhasilan mediasi disertai
dokumen Kesepakatan Perdamaian.
Mediasi Wajib—Mediasi Berhasil

o Hakim Pemeriksa Perkara mempelajari


Kesepakatan Perdamaian paling lama 2 hari.
o Jika belum memenuhi ketentuan, Kesepakatan
Perdamaian dikembalikan kepada mediator untuk
perbaikan paling lama 7 hari.
o Paling lama 3 hari setelah menerima perbaikan,
Hakim Pemeriksa Perkara membacakan Akta
Perdamaian.
Mediasi Tidak Berhasil

Mediasi dinyatakan tidak berhasil, apabila:


1. Para pihak tidak menghasilkan kesepakatan
sampai batas waktu mediasi berakhir.
2. Para pihak dinyatakan tidak beriktikad baik,
karena tidak mengajukan atau menanggapi
resume perkara atau tidak menandatangani
kesepakatan perdamaian
Mediasi Sukarela Pada Tahap Pemeriksaan Perkara
1. Setelah mediasi wajib tidak berhasil, selama
pemeriksaan perkara sampai dengan sebelum
putusan, Hakim Pemeriksa Perkara tetap
mengupayakan perdamaian dan Para Pihak atas
kesepakatan bersama dapat mengajukan
permohonan untuk berdamai.
2. Atas permohonan tersebut, Hakim Pemeriksa
Perkara menunjuk salah seorang Hakim
Pemeriksa Perkara sebagai mediator.
3. Jangka waktu mediasi sukarela dalam proses
pemeriksaan perkara adalah 14 hari terhitung
sejak Penetapan Perintah Mediasi.
Mediasi Sukarela Pada Tahap Upaya Hukum
1. Selama perkara belum diputus di tingkat Banding, Kasasi
dan Peninjauan Kembali Para Pihak atas kesepakatan
bersama dapat menempuh upaya perdamaian.
2. Hasil kesepakatan bersama berupa Kesepakatan Pedamaian
diajukan secara tertulis kepada Ketua Pengadilan untuk
diserahkan kepada Hakim Pemeriksa Perkara di tingkat
Banding, Kasasi, atau Peninjauan Kembali.
3. Kesepakatan Perdamaian harus memuat klausula
mengesampingkan Putusan yang telah ada sebelumnya.
4. Hakim Pemeriksa Perkara di tingkat Banding, Kasasi dan
Peninjauan Kembali mengeluarkan Akta Perdamaian
berdasarkan Kesepakatan Perdamaian tersebut yang
memuat pula pernyataan mengesampingkan Putusan yang
telah ada.
32

THANK YOU
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai