Anda di halaman 1dari 34

NON ORGANIC VISION LOSS

ARDELIA EMILY
NON ORGANIC VISION LOSS

• Disebut juga functional vision loss


• Adanya abnormalitas dari visus, atau lapang pandang, tanpa adanya
kelainan organic dalam evaluasi menyeluruh dan komprehensif.
• Gejalanya inkonsisten dengan hasil pemeriksaan objektif.
• Pada beberapa kasus kehilangan pengelihatan sengaja dibuat-buat,
sementara yang lain terjadi dalam kondisi tidak sadar.
PREVALENSI NOVL
• NOVL terjadi pada 1-5% dari populasi pasien di klinik mata,
• Mencakup pasien anak-anak dan dewasa.
• Usia rata-rata 11-13 tahun pada kelompok anak-anak, dan sekitar 40
tahun pada orang dewasa. Insiden rendah setelah decade keenam.
• Dominasi jenis kelamin perempuan.
• Sekitar 60-80% kasus bersifat bilateral.
• Gambaran umum novl : penurunan tajam pengelihatan dikombinasikan
dengan gangguan lapang pandang.
FAKTOR RISIKO

• Underlying stressor
• Gangguan psikiatri
• Attention deficit hyperactivity disorder
• Somatoform disorder
• Behavioral/learning disorder
• Conflict / disharmony at home
• Children  sexual / physical abuse
NON ORGANIC VISION LOSS

• Menurut bruce and newman, NOVL butuh pemeriksaan untuk


menetapkan fungsi visual normal.
• Terdapat 15-50% pasien dengan novl dapat memiliki komorbiditas
visual organic yang mendasari.
• Kasus ini perlu dievaluasi dan dikelola dengan hati-hati agar tidak
terlewat penyebab yang mendasar dan dapat diobati.
NON ORGANIC VISUAL LOSS

• Malingering
• Histeria : kondisi dimana pasien meyakini dirinya sakit
MALINGERING
• Pasien malingering akan melakukan segalanya untuk dapat menipu dokter mata.
Pada umumnya pasien merupakan rujukan pengadilan, dinas wajib militer
setempat, asuransi kesehatan atau organisasi pemerintah lainnya.
• Pasien sangat memperhatikan sikap dokter untuk memahami sifat pemeriksaan
dan menyembunyikan naluri simulasinya.
• Pasien merasa tertantang jika diberitahu bahwa dia sedang menipu, sehingga
menjadi marah dan bahkan mungkin menyerang dokter.
• Tatalaksana kasus simulasi atau berpura-pura membutuhkan pemahaman dan
pendekatan positif.
MALINGERING

• Penurunan ketajaman penglihatan dan atau lapang pandang yang tidak disebabkan
oleh lesi organik.
• Penurunan ketajaman penglihatan dapat dialami 1 mata atau bahkan kedua mata,
dari penglihatan kabur yang ringan sampai buta total.
• Defek lapang pandang, diantaranya penglihatan yang menyempit atau seperti
melihat dari terowongan.
• Berkaitan dengan depresi dan kecemasan
MALINGERING

- 50% dari pasien non organic blindness menunjukan


adanya kelainan psikis (cemas, depresi, panic attack)
- NOVL dianggap sebagai prototipe gangguan konversi.
- Penting untuk mencari riwayat medis pasien.
• Tanda klinis yang dapat ditemukan pada pasien non organic
visual loss:
- Penurunan tajam penglihatan dengan atau tanpa penyempitan
lapang pandang
- Tunnel vision (melihat seperti dari terowongan)
- Gangguan ketajaman visual dan lapang pandang
- Ketidaknyamanan, sakit kepala, dan epifora sebagian besar
merupakan gejala yang disimulasikan
DIAGNOSIS

• Anamnesa
Riwayat medis sebelumnya  depresi dan ansietas
Menjabarkan secara detail onset dari hilangnya pengelihatan
Biasanya informasi yang diberikan tidak jelas.
Pada anak-anak  tigger psikososial
• Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN
1. Afferen visual pathway (visual acuity and visual field)
2. Ocular motility and alignment
3. Pupils and accommodation
4. Eyelid position and function
5. Color perception
6. Contrast sensitivity
7. Stereopsis
8. Electrophysiologica
9. Neuroimaging
PEMERIKSAAN VISUS

• PEMERIKSAAN VISUS MENGGUNAKAN AUTOREFRACTOR, SNELLEN CHART


(BOTTOM UP TECHNIQUE)
VISUAL FIELD
• Metode ini bergantung pada perbandingan antara lapang pandang
pasien dengan pemeriksa, sehingga harus diperhatikan:
• Posisi pemerisa
• Pemeriksa harus memiliki lapang pandang dan blindspot yang normal
VISUAL FIELD
• ALWAYS DO CONFRONTATION IN THESE PATIENTS.  CONSTRICTED VF / TUNNEL
FIELD  MOVE BACK 1 METER  SIMILAR
FINGER TOUCHING TEST
PUPILLARY REACTION
• NORMAL PUPILLARY REACTION  ANTERIOR VISUAL PATHWAY INTACT
OCULAR MOTILITY
• Patient  constricted / tunnel VF  membuktikan VF normal 
memeriksa saccade
• Katakan bahwa anda sedang memeriksa kecepatan gerakan mata,
dengan mata terpaku pada hidung anda minta pasien berpindah ke jari
anda yang ditempatkan ke kiri dan kanan.
• Amati bagaimana pasien berjalan masuk dan keluar ruangan, dan cara
mereka berjabat tangan.
OCULAR MOTILITY AND ALIGNMENT

• Voluntary flutter (“nystagmus”)


• Gaze palsy
• Spasm of the near reflex
MIRROR TEST

• Cermin besar secara perlahan digeser kedepan, kebelakang,


diputar dari sisi ke sisi di depan pasien. Kalau pasien
mengatakan tidak melihat apa-apa tapi pemeriksa melihat
adanya pergerakan mata pada cemin, makan menunjukakan
adanya ketidak sesuaian anatara subjektif dan objektif.
PEMERIKSAAN PUPIL

• INSPEKSI SEGMEN ANTERIOR  SLIT-LAMP


• CORNEAL
• COA
• IRIS

• PENGUKURAN PUPIL
• SIMPLE HANDHELD PUPIL GAUGE
• KALIPER ATAU PENGGARIS
• HANDHELD PUPIL CAMERA
• INFRAED VIDEO PUPILLOMETRY
UKURAN PUPIL

• TERANG • ANISOCORIA (PERBEDAAN


• GELAP DIAMETER KEDUA PUPIL MINIMAL
0.4 MM)
• NEAR STIMULATION  TARGET
AKOMODATIF (KONSTRIKSI
MAKSIMUM)
REFLEKS CAHAYA LANGSUNG
• REAKSI LANGSUNG PUPIL • SUMBER CAHAYA  TEPAT KE ARAH
SAAT DISINARI CAHAYA MATA  KE BAGIAN BAWAH MENJAUHI
SECARA LANGSUNG MATA (DAPAT DIULANG)
• RESPON NORMAL  KONSTRIKSI
• RUANG REDUP
(PUPILLARY CAPTURE / PHASIC
• FIKSASI PADA OBJEK JAUH RESPONSE)

• SUMBER CAHAYA HARUS • RESPON TIDAK NORMAL  KONSTRIKSI


RELATIF TERANG LALU PERLAHAN DILATASI KE UKURAN
• TERLALU TERANG  SPASTIC SEMULA (PUPILLARY ESCAPE)
MIOSIS
REFLEKS CAHAYA KONSENSUAL
• SAAT MATA DISINARI CAHAYA, PUPIL KONTRALATERAL AKAN KONSTRIKSI
• MENGGUNAKAN 2 SUMBER CAHAYA
• TERANG
• REDUP

• NORMAL  RESPON KECEPATAN DAN UKURAN SAMA PADA KEDUA MATA


DILATASI PUPIL
• DILATASI DIPENGARUHI OLEH BANYAK
HAL
• DILATASI SETELAH KONSTRIKSI (RESPON
CAHAYA)
• SUDDEN NOISE
• CILIOSPINAL REFLEX

• PUPIL NORMAL
• MULAI DILATASI DALAM 5 DETIK
• DILATION LAG  TERDAPAT ANISOCORIA
• DILATASI KE UKURAN MAKSIMAL DALAM 5 DETIK SETELAH STIMULUS
DALAM 12-15 DETIK DIHILANGKAN KEMUDIAN PERLAHAN
BERDILATASI MENJADI ISOKOR (DEFEK PADA
PERSARAFAN SIMPATIK PUPIL)
RELATIVE AFFERENT PUPILLARY DEFECT

• “MARCUS GUNN” ATAU “GUN” PHENOMENON


• PUPIL YANG ABNORMAL  MARCUS GUNN PUPIL
SWINGING FLASHLIGHT TEST
• SUMBER CAHAYA YANG TERANG DAN RUANGAN YANG REDUP
• PASIEN BERFIKSASI PADA OBJEK YANG JAUH
• STIMULASI 1 MATA SELAMA 2-3 DETIK, KEMUDIAN DENGAN CEPAT PINDAH
KE MATA LAIN SELAMA 2-3 DETIK (ULANGI BEBERAPA KALI)
• OBSERVASI KONSTRIKSI PUPIL AWAL DAN ADA TIDAKNYA DILATASI
• RAPD BERAT  LEBIH GAMPANG DILIHAT
• RAPD MODERATE/MILD  SULIT DILIHAT

• JIKA 1 PUPIL TIDAK BEREAKSI (TRAUMA IRIS, SINEKIA) EVALUASI RESPON


CAHAYA LANGSUNG DAN KONSENSUAL.
EYELID POTITION

• PTOSIS
• BLEPHAROSPASM
ELECTROPHYSIOLOGIC TESTING

• Visual evoked potentials


Untuk mengonfirmasi adakah gangguan neurologis.
VEP dengan amplitude turun dan peningkatan masa laten pada
demyelinating optic neuripathy.
Jika hasilnya normal namun terdapat gangguan visus yang berat, dan hasil
pemeriksaan klinis lain normal  functional vision loss
TATALAKSANA

• Tidak ada pengobatan yang digunakan untuk memperbaiki hasil visus pasien
dengan NOVL. Metode yang dapat dilakukan adalah psikoanalisis.
• Pada kasus NOVL anak – anak, harus meluangan waktu untuk berbicara kepada
orang tua dan meyakinkan bahwa anak dengan novl memiliki prognosis baik.
• Anak –anak dengan gejala gangguan visual yang bertambah, membutuhkan
bantuan psikologis.
• Meskipun sangat jarang, kemungkinan pelecehan fisik atau seksual harus
dipertimbangkan dalam semua kasus kehilangan penglihatan non-organik masa
kanak-kanak.
PROGNOSIS VISUAL

• PROGNOSIS BAIK PADA PASIEN DENGAN USIA MUDA DAN TIDAK ADA PENYAKIT
KEJIWAAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai