KESEIMBANGAN
DEPARTEMEN / SMF ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK - BEDAH KEPALA DAN LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNAIR – RSUD DR. SOETOMO
JANUARI 2023
PEMERIKSAAN VESTIBULER
4. Manuver pemicu nystagmus & vertigo
1. Pemeriksaan Okulomotor 5. Tes koordinasi
• Gaze
• Smoooth pursuit • Disdiadokokinesis
• Sakadik • Finger nose
• Cover-Cross-Cover (Skew deviation)
• Divergence, Convergence • Past pointing
2. Pemeriksaan Vestibulo Okular Reflex (FOR) 6. Gait & Balance test
• Head Thrust
• Head Shake 7. Lain-lain
• Dinamic Visual Acuity (Tes Ketajaman • Tes Fistula
Mata) • Doll’s eye movement
3. Pemeriksaan Vestibulo Spinal Reflex (VSR) • Tes schellong
• Romberg / Sharpened Romberg
• Fukuda Stepping
NISTAGMUS
Pasien diminta melirik 30º ke lateral kanan kiri, keatas (upgaze) dan kebawah (downgaze)
Normal tidak ada nystagmus
Adanya nystagmus menunjukkan keadaan patologik
TES GAZE
TES GAZE
1. Arah nystagmus
□ Unidireksional/Bidireksional
□ Terdapat dua fase, cepat dan lambat, dimana fase lambat
merupakan reaksi sitem vestibular terhadap rangsangan, sedangkan
fase cepat merupakan reaksi kompensasinya (ke arah yang sehat)
2. Tipe nystagmus
□ Horizontal
□ Vertikal
□ Torsional
TES SMOOTH PURSUIT
Berfungsi untuk menstabilkan bayangan obyek di retina pada saat terjadi pergerakan kepala
Pemeriksaan VOR
Head Trust
Head shake
Dynamic visual acuity
Tes kalori
HEAD THRUST
Pasien membaca huruf pada Snellen eye chart, tandai garis kemampuan baca maksimal
Goyangkan kepala kekanan dan kekiri pada kecepatan (seperti tes head shake) sambil pasien diminta membaca
chart
Normal ketajaman mata menurun 1-2 garis
Kerusakan fungsi vestibuler bilateral berat kehilangan ketajaman 5-6 garis
Kerusakan unilateral kehilangan ketajaman 3-4 garis, tergantung beratnya deficit vestibuler
DYNAMIC VISUAL ACUITY
VESTIBULO SPINAL REFLEKS (VSR)
Memiliki fungsi utama mencegah agar tubuh tidak jatuh dengan mempertahankan posisi tubuh dan titik tumpu
beban
Pemeriksaan VSR
Tes Romberg
Fukuda stepping tes
TES VESTIBULOSPINAL - TES ROMBERG
1. Pemeriksa harus berdiri di dekat pasien dan bersiap bila pasien akan jatuh
2. Pasien tidak boleh memakai alas kaki dan berdiri dengan kedua kaki
saling berhimpitan. Tangan saling menggenggam dan ditarik
(maneuver Jendrassik).
3. Minta pasien untuk membuka mata, lalu menutup m at a selama 2-30
detik.
4. Hasil:
□ Normal 🡪 Sedikit bergoyang
□ Romberg (+) 🡪 Pasien jatuh, swaying, atau menahan dengan kaki untuk
mencegah terjatuh
5. Romberg (+), cenderung ke arah telinga yang sakit
TES VESTIBULOSPINAL - TES SHARPENED ROMBERG
ROMBERG TEST
TES VESTIBULOSPINAL – FUKUDA STEPPING TEST
□ Cara melakukan:
• Lakukan di tempat yang tidak terlalu terang dan berisik untuk mencegah pasien
bergerak menuju suber c ahay a atau suara
Uji koordinasi
Menunjuk jari telunjuk dan hidung pasien sendiri secara bergantian
TES KOORDINASI
TES PAST POINTING
Uji koordinasi
Mempertemukan kedua ujung jari telunjuk tangan secara berulang-ulang
TES VESTIBULOOKULER - TES DIX-HALLPIKE
□ Pasien duduk
□ Kemudian secara tiba-tiba jatuhkan badan pasien ke belakang
dengan cepat dari posisi duduk ke posisi berbaring dengan kepala
tergantung miring ke
kanan, kepala menggantung
miring ke kiri, serta posisi kepala
lurus
□ Tiap posisi dipertahankan sekitar
45 detik
□ Dilihat apakah timbul nystagmus
atau tidak
BPPV
DEPARTEMEN / SMFILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK - BEDAH KEPALA DAN LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNAIR – RSUD DR. SOETOMO
JANUARI 2023
BPPV merupakan kelainan vestibuler tersering,
BPPV adalah vertigo yang terjadi pada posisi kepala tertentu disebabkan
oleh keadaan patologis berupa degenerasi debris (otokonia) pada kupula
semisirkularis atau pada cairan endolimfe disekitarnya yang ditandai
dengan serangan vertigo yang berat, singkat, serta dapat disertai mual dan
muntah.
ETIOLOGI
1. Teori kupulolitiasis
Teori ini menyatakan adanya debris degeneratif atau fragmen otokonia dari
utrikulus yang terlepas dan melekat pada permukaan kupula KSS, sehingga menjadi
sensitif terhadap perubahan gravitasi
2. Teori kanalitiasis
Teori ini dipublikasikan oleh Epley pada tahun 1980, dasarnya adalah adanya partikel
padat (debris) yang mengapung dan bergerak dalam KSS.
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan
Riwayat / keluhan Tes keseimbangan positioning
Karakteristik vertigo
Faktor pencetus
Lama berlangsungnya/durasi
Keluhan lain yang menyertai
DIAGNOSIS
Kelainan bisa terjadi di ketiga KSS, Terdapat beberapa manuver yang dapat
90 - 95% terjadi pada KSS Posterior, dilakukan untuk menentukan KSS mana yang
mengalami kelainan:
25% di KSS Anterior
Kelainan di KSS posterior dapat ditegakkan
3 ± 12% di KSS Lateral dengan manuver Dix-Hallpike dan Side
lying
Kelainan di KSS anterior ditegakkan dengan
manuver Dix-Hallpike
Kelainan di KSS lateral ditegakkan dengan
manuver Supine roll tes
PERASAT DIX-HALLPIKE
Pasien duduk dengan posisi kepala menoleh ke satu sisi (kanan/kiri) sejauh 45º
Pemeriksa berdiri disamping atau belakang pasien, kemudian secara tiba-tiba
jatuhkan badan pasien ke belakang dengan kepala tergantung miring satu sisi
(kanan/kiri) 30º pada ujung tempat tidur pemeriksaan
Dilihat apakah timbul nystagmus atau tidak
Kembali ke posisi duduk
KONTRAINDIKASI PERASAT DIX-HALLPIKE
Riwayat operasi leher (cervical), prolaps diskus vertebra, fraktur tulang cervical,
rheumatoid arthritid berat, cervical myelopathy
Bila ada kontraindikasi lakukan perasat Sidelying untuk kanalis semisirkularis
anterior dan posterior
PERASAT SIDELYING
Kepala menoleh 45º ke arah yang berlawanan dengan sisi telinga diperiksa
Kemudian pasien dibaringkan dengan cepat kesisi yang diperiksa
Timbulnya nystagmus diamati selama 40-60 detik
Pesien dikembalikan ke posisi duduk dengan kepala tetap dalam posisi menoleh 45º,
dilakukan bergantian pada sisi lainnya
PERASAT SIDELYING
PERASAT PAGNINI-MCCLURE (SUPINE HEAD ROLL TEST)
Prinsip manuver ini sama dengan CRT, bertujuan mengembalikan debris/otolit ke tempat yang seharusnya
Dapat digunakan pada kupulolitiasis dan kanalitiasis
Pasien duduk dengan kepala menoleh 45º kesisi yang tidak sakit, kemudian secara cepat dipindahkan posisinya
kesisi yang sakit
Setelah 1-2 menit pasien secara cepat dipindahkan posisinya kesisi yang lain dengan mempertahankan posisi
kepala menoleh 45º
Setelah 1-2 menit pasien perlahan-lahan Kembali pada posisi duduk
PERASAT SEMONT/ LIBERATORY MANUVER
MANUVER DEEP HEAD HANGING
Manuver ini dilakukan pada BPPV kanalis semisirkularis anterior, yang bertujuan untuk mengembalikan otolit ke
tempatnya semula.
Posisi pasien duduk tegak di tempat tidur
Badan direbahkan ke belakang, dengan posisi kepada ekstensi sekitar 30º dan menggantung di ujung tempat tidur
Kepala pasien diangkat sehingga posisinya 30º diatas bidang datar dan didiamkan selama kurang lebih 30 detik
atau setelah rasa pusing hilang (nistagmus hilang)
Badan pasien diangkat lagi sampai posisi duduk dengan posisi kepala inklinasi ke depan sekitar 30º selama kurang
lebih 30 detik
MANUVER DEEP HEAD HANGING
PERASAT LEMPERT/BARBEQUE ROLL