Anda di halaman 1dari 21

ANATOMI DAN FISIOLOGI KESEIMBANGAN

Oleh :
dr. Dena Tria Andini

Pembimbing:
dr. Ikbal Ismail, M.Kes, Sp. THT – KL (K)

BIMBINGAN NEUROTOLOGI – 1 KSM ILMU KESEHATAN THT- KL


FK USK/ RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2022
Telinga Dalam
Telinga dalam
 Alat pendengaran (organon
auditus )
Cochlea
Alat keseimbangan (organon
status )
Utrikulus
Sakulus
3 kanalis semisirkularis

Struktur Vestibular dan Koklea


Labirin Tulang: ruang berliku berisi
cairan perilymph. Terbagi menjadi 3
bagian:
- Vestibuli
- Kanalis semisirkularis
- Koklea

Labirin Membranosa: serangkaian


saluran berongga yang terletak dalam
labirin tulang. Mengandung cairan
endolymph
Sistem Vestibular :
1. Labirin (organ vestibularis)
2. N. Vestibularis
3. Nukleus vestibularis di batang
otak
Equilibrium memiliki 2 fungsi:

1. Kanalis Semisirkularis
Menjaga keseimbangan linier

2. Sakulus dan Utrikulus


Menjaga keseimbangan statik ( vertikal dan
horizontal)
Kanalis Semisirkularis

Kanalis semisirkularis berperan menjaga keseimbangan


Dinamik (mendeteksi aselerasi atau deselerasi rotasional
kepala)

Reseptor pada kanalis semisirkularis disebut Ampula

Sel-sel rambut terbenam dalam lapisan gelatinosa yang


Disebut Cupula
Defeleksi ke arah Kinosilia
 Depolarisasi

Defleksi ke arah berlawanan dari Kinosilia


 Hiperpolarisasi
Sakulus dan Utrikulus

Makula adalah organ sensorik dari sakulus dan utrikulus

Makula Utrikulus berada pada bidang horizontal dan


Makula Sakulus berada pada bidang vertikal

Setiap makula ditutupi oleh lapisan gelatinous yang


diatasnya terdapat Statoconia

Di dalam makula terdapat Sel Rambut


VESTIBULO-OKULER REFLEK VESTIBULO- SPINAL REFLEK
(VOR) (VSR)

Berfungsi untuk Memiliki fungsi utama


menstabilkan bayangan mencegah tubuh tidak
obyek di retina pada jatuh dengan
saat terjadi pergerakan mempertahankan
kepala posisi tubuh
pada titik tumpu
beban
VESTIBULO- COLLI REFLEK (VOR)

Berperan mempertahankan
atau menstabilkan
kepala melalui
proprioseptor di otot-otot
leher

Respon gerak kepala


dirangsang oleh organ otolit
(utrikulus dan sakulus) &
kanalis semisirkularis
Pemeriksaan Fungsi Keseimbangan

 Anamnesa : riwayat penyakit, onset, intensitas serangan, lama serangan,


perubahan posisi, episodik/terus-menerus, adanya penyakit lain, penggunaan
obat ototoksik, riwayat trauma

 Pemeriksaan fungsi keseimbangan :


 Pemeriksaan serebelum : past pointing test, finger to nose test, disdi-
adokokinesis test
 Tes VOR : gaze nystagmus test, head shaking nystagmus test, head im-
puls test, dynamic visual acuity test, tes kalori nistagmus
 Tes VSR : romberg & sharpned romberg test, stepping test, posturografi
test
 Pemeriksaan neurotologi : otoscopy, audiometri, fungsi n.III, IV, VI, VII,
IX, Dix Hallpike
manuver, ENG
 Pemeriksaan lain : schellong test
Past pointing test

 Interpretasi :
→ deviasi : gangguan
vestibular ipsilateral
→ gerakan hiper/hipometri
: gangguan serebelum

Finger to nose test

→ jika terjadi disimetria :


lesi serebelum
ipsilateral
Rapid Alternating Movements (RAM) Test / Disdiadokokinesis test

→ Ketidak mampuan melakukan gerakan yang berlawanan secara harmonis/seimbang


→ Interpretasi : adanya gerak tertinggal lesi di serebelum ipsilateral
Vestibulo Ocular Reflex (VOR) Test

Head impuls Test Head Shake Nystagmus

 Pasien menunduk 300 → gerakkan  Pasien menunduk 300 → goyang kan kepala
ke kanan/kiri (10 – 150) tanpa di duga pasien ke kanan&kiri sejauh 450 selama 30 detik /
pasien, mata tetap fokus ke 1 target 20-30 kali dengan mata terbuka
fiksasi → perhatikan : adakah gerak  Interpretasi :
sakadik pada mata akibat kurang nya (-) nistagmus : Normal atau lesi vestibuler
fiksasi visual
 Interpretasi :
bilateral simetris/komplit
penurunan fungsi KSS ipsilateral (+) nistagmus : lesi vestibuler asimetris
nistagmus horizontal monofasik (fase cepat
kesalah satu sisi) → fase cepat kearah sisi
tellinga sehat
bifasik (fase cepat ke salah satu sisi, kemudian
berganti ke sisi lain) → fase cepat
pertama ke sisi telinga sehat dan fase kedua ke
sisi telinga sakit
nistagmus vertikal (cross couple nystagmus) :
lesi vestibuler sentral
Manuver Dix-Halpike
 Pasien duduk di tempat tidur → pemeriksa merotasikan
kepala pasien 450 ke sisi kanan
 Pasien dibaringkan hingga kepala menggantung15-200
dibawah bidang datar tempat tidur.
 Amati apakah muncul nistagmus.
 Pasien diminta untuk duduk tegak kembali. Lakukan ke sisikiri
dengan teknik yang sama.
 Pada BPPV didapatkan nistagmus dengan karakteristik
upbeat rotational ke sisi lesi, dengan latensi 1-15 detik,
durasi <60 detik dan lama-kelamaan akan menghilang
(fatigue)
 Jika terdapat nistagmus → lanjut reposisi kanal
 KSS superior : deep hanging manuver
 KSS posterior : eplay manuver
 KSS horizontal : lampert/barbeque manuver
Dynamic Visual Acuity Test

 Pasien di minta membaca huruf pada


snellen chart → tandai kemampuan
membaca maksimal

 Goyangkan kepala kekanan&kiri sepert


head shake test sambil membaca chart

 Hasil : Penilaian ketepatan visual


berdasarkan
karakter pada baris terakhir yang dapat
dibaca
dengan benar sebanyak 50% karakter

 Positif → penurunan tiga baris atau lebih


mengindikasikan adanya gangguan VOR
(hipofungsi vestibuler bilateral)
Vestibulo Spinal Refleks (VSR) Test

Romberg & Romberg di pertajam

Positif : deviasi/ jatuh menunjukkan


gangguan proprioseptif dan vestibular
ipsilateral

Stepping test

Positif : jika deviasi ke satu sisi


>300 atau bergeser > 1 meter
→ kelainan vestibuler
Posturografi Test
Berdiri tenang diatas alas busa setebal 10
cm, mata terbuka, memandang titik tertentu
(input propioseptif diganggu)

Berdiri tenang di alas alas busa 10 cm, mata


tertutup, (input viusal & propioseptif diganggu)
→ organ vestibuler saja yang bekerja.

Jika terdapat pemanjangan ayunan tubuh


berarti terjadi gangguan keseimbangan
Schellong Test (hipotensi ortostatik)
 Pasien berada dalam posisi berbaring selama 10
menit
 Dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut
nadi
 Pengukuran diulang pada menit ke 1, 5, dan 10
setelah pasien berada dalam posisi berdiri
 Hasil POSITIF (setelah 10 menit):
 penurunan tekanan sistolik 21 mmHg atau lebih
 penurunan tekanan nadi 16 mmHg atau lebih
 peningkatan denyut nadi 21 kali per menit atau
lebih
Penyakit Gangguan Keseimbangan
Gangguan kesseimbangan Gangguan keseimbangan
sentral : perifer :
 Nukleus vestibular – batang  Benign Paroxysmal Positional
otak, contoh : TIA, stroke Vertigo)
vertebrobasilaris, tumor,  Menier’s desease
trauma, migren basilaris,  Infeksi (neuritis vestibular,
multiple sklerosis (degeneratif) OMSK)
 Zat ototoksik
 Serebelum, contoh : stroke,  Penyumbatan pembuluh darah
tumor, kelainan degeneratif (oklusi a.labirin)
 Serebri,
contoh : epilepsi,  Trauma (neuroma akustik)
kelainan degeneratif  Kelainan degeneratif
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai