▪ Indonesia → tingkat kejadian infeksi rubella pada tahun 2015 adalah 3,2 per 100.000
kelahiran hidup dan meningkat menjadi 5,6 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2017
▪ Seorang anak dapat menunjukkan 1 atau lebih gejala CRS dengan gejala tersering
adalah gangguan pendengaran
▪ The Joint Committee on Infant Hearing (JCIH) → identifikasi bayi resiko tinggi,
termasuk infeksi intrauterin seperti TORCH → skrining pendengaran dan evaluasi
audiologi hingga diagnosis definitif dapat ditegakkan
Patofisiologi
Hambatan mitosis
Infeksi janin & Masa penularan :
Kerusakan organ 1 minggu sebelum &
4 hari setelah onset
ruam
Nekrosis epitel vili
korealis & endotel
kapiler
Tingkat kerusakan
setelah Trimester I
menurun
Penurunan
Potensial aksi aliran darah
terganggu koklea
Kelompok A Kelompok B
Gangguan pendengaran Purpura
Penyakin jantung bawaan* Splenomegali
Katarak atau glaukoma kongenital** Mikrosefali
Pigmentary retinopathy Retardasi mental
Meningoensefalitis
Kelainan “Radiolucent bone”
Ikterik yang muncul dalam waktu 24 jam
setelah lahir
Diagnosis CRS
1. Suspek CRS
Bayi berusia <12 bulan dan memiliki minimal satu dari manifestasi klinis dari kelompok A
2. CRS klinis
Bayi berusia <12 bulan dengan :
▪ Dua manifestasi klinis dari kelompok A; atau
▪ Satu manifestasi klinis dari kelompok A dan satu manifestasi klinis dari kelompok B
3. CRS pasti
Kasus suspek CRS dengan pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil salah satu diantara berikut:
▪ Jika usia bayi <6 bulan: IgM rubella positif
▪ Jika usia bayi 6 bulan < 12 bulan:
- IgM dan IgG rubella positif; atau
- IgG dua kali pemeriksaan (dengan selang waktu 1 bulan) positif sesuai standar laboratorium yang
terakreditasi
4. Bukan CRS
Algoritma Klasifikasi CRS
Algoritma Klasifikasi CRS
Pemeriksaan Laboratorium CRS
No Jenis Pemeriksaan Jenis Spesimen
Fetus/Bayi Ibu
1 Isolasi Virus Sekret hidung, darah, hapusan Sekret hidung, darah,
tenggorok, air kemih, cairan hapusan tenggorok, air
serebrospinal kemih, cairan
serebrospinal
PASS REFER
PASS REFER
Tidak perlu tindak lanjut (*) ABR klik + cochlear
mikrophonic
(*) Audiologi 3-6 (*) ABR klik + ABR tone burst 500 Hz
(*) ABR tone burst 500 Hz atau
ASSR bln sampai anak (*) Timpanometri frekuensi tinggi
bisa bicara (usia 3
(*) Timpanometri frekuensi tinggi tahun)
Tuli sensorineural
(*) Evaluasi
development
Neuropati Auditori speech
Habilitasi usia 6 bln
Penatalaksanaan dan Pencegahan
Observasi keadaan
umum → sesuai gejala
simptomatik
Rehabilitasi
pendengaran:
▪ ABD
Skrining formulir
▪ Latihan bicara
pengisian kasus CRS
▪ Implan Koklea
Vaksin MMR
Penghentian
komsumsi alkohol
dan obat-obatan
pada ibu hamil
Penatalaksanaan Pada Gangguan Dengar
CRS tidak memiliki tatalaksana spesifik, Alat Bantu Dengar :
hanya bersifat supportif. ▪ Mampu memperkuat getaran suara sampai
ke telinga
Gangguan dengar akibat CRS → perlu ▪ Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :
rehabilitasi agar komunikasi berjalan lancar 1) Microphone
2) Amplifier
Rehabilitasi : 3) Receiver
▪ Alat bantu dengar
▪ Latihan bicara dan mendengar
▪ Teknik operasi seperti : implan koklea.
Alat Bantu Dengar (ABD)
Indikasi ABD ditujukan untuk individu yang Jenis ABD :
tidak dapat ditolong dengan obat / operasi, ▪ Body-Worn Type
seperti : ▪ Behind-the-ear (BTE)
▪ Tuli sensorineural yang dapat mengganggu ▪ Tipe Kacamata
aktivitas sehari-hari manusia. ▪ Jenis In-The-Ear
▪ Ketulian pada anak. Pada anak dengan tuli ▪ Tipe Kanalis (ITC atau CIC)
berat perangkat yang dapat digunakan pada
kedua telinga lebih efektif. Latihan membaca
gerakan bibir dapat dilakukan bersamaan.
▪ Tuli konduktif
▪ Digunakan pada orang-orang dengan tuli konduksi, unilateral atau tuli campuran, namun
tidak dapat ABD jenis in the ear (ITE) atau behind the ear (BTE)
▪ BAHA dapat digunakan pada pasien yang memiliki infeksi dan inflamasi kronik pada kanalis
akustikus yang tidak dapat dilakukan ABD jenis lainnya
▪ Pada anak-anak dengan malformasi atau tidak memiliki telinga luar dan kanalis akustikus
eksternus seperti mikrotia atau atresia kanalis akustikus dan penurunan pendengaran
unilateral.37
Implan Koklea
▪ Sesuai untuk derajat ketulian yang sangat berat Kriteria dalam pemasangan implan koklea:
▪ Bekerja dengan cara menghasilkan stimulasi ▪ Tuli derajat berat dan sangat berat bilateral
elektrik dari saraf pendengaran yang telah ▪ Hanya sedikit mendapatkan efek dari ABD
mengalami degenerasi pada sel rambut koklea ▪ Tidak ada kontraindikasi medis untuk operasi
▪ Sebagai alternatif jika amplifikasi menggunakan ▪ Dukungan keluarga & lingkungan untuk habilitasi
ABD tidak efektif lagi ▪ Memiliki fungsi kognitif yang baik sehingga
▪ Memiliki komponen eksternal (external speech mampu mengoperasi perangkat dengan baik.
processor dan internal (transmiter)
Terimakasih