covid-19 era
dr. ESTHER M. L. SINSUW, SpKJ
Realita saat ini
“Faktanya terkait peredaran narkoba di Jakarta masih terus cukup tinggi. Kami
fokus juga menanganai peredaran narkoba ini,” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen
Pol Nana Sudjana kepada wartawan, Sabtu (2/5/2020).
April 2020 angka penyalahgunaan narkotika terbilang meningkat drastis di
banding bulan sebelumnya. “Ada evaluasi Mingguan, ada bulanan. Terkait
narkoba bulan April ini kenaikan besar sekitar 120 persen,”
info dari AyoBekasi.net:
Pandemi Covid-19, Penyalahgunaan Sabu dan Ganja
di Jakarta Meningkat (Jumat (26/6/2020).
Penyalahgunaan obat-obatan terlarang jenis sabu dan ganja di Provinsi DKI Jakarta
meningkat hingga 60% selama pandemi Covid-19 berlangsung atau sejak Maret
2020. "Memang narkoba jenis sabu dan ganja itu meningkat karena digunakan di
apartemen dan rumah. Sementara untuk narkoba jenis ekstasi itu menurun karena
tempat-tempat hiburan juga tutup," kata Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi
DKI Jakarta Brigjen Pol Tagam Sinaga saat ditemui di BNNP DKI Jakarta
Narkoba jenis ganja dan sabu itu banyak dikirim lewat ekspedisi barang dengan
pengirim berasal dari luar negeri. "Itu banyak yang dari luar negeri, ganja cair
misalnya itu dari Belanda dan Amerika," kata Kepala Seksi Penyidikan BNNP DKI
Jakarta Kompol Amir Nawawi.
Info TARAKAN, Koran Kaltara (26/6/2020)
HORMON STRESS
GL. ADRENAL
pola mal-adaptif dari penggunaan zat tertentu, yang mengarah ke gangguan atau tekanan yang signifikan
secara klinis seperti yang dicirikan oleh tiga (atau lebih) kriteria berikut ini, yang mana terjadi dalam
jangka waktu 12 bulan yang sama:
Adanya keinginan yang kuat atau dorongan memaksa (kompulsif) untuk menggunakan zat psikoaktif
Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, termasuk sejak mulainya, usaha
penghentian, atau pada tingkat sedang menggunakan
Keadaan putus zat secara fisiologis ketika penghentian penggunaan zat atau pengurangan, terbukti
dengan adanya gejala putus zat yang has, atau orang tersebut menggunakan zat / golongan zat yang
sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala putus zat
Terbukti adanya toleransi berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan guna memperoleh
efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis lebih rendah
Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minat lain disebabkan penggunaan zat
psikoaktif, meningkatkan jumlah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan zat atau
untuk pulih dari akibatnya
Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatannya
Kronis
Dan
Kambuhan
Tidak Kompulsif
Terkendali
KARAKTERISTIK
ADIKSI
Progresif
Perilaku Dan
Yang Cenderung
dipelajari Fatal
MENGAPA
‘ADDICT’ IMMUNITAS
LEBIH RENTAN RENDAH
coping
kurang
KOMORBIDITA MUDAH
S (GG. FISIK) STRESS
Hidup dalam tatanan baru
Adjustyour coping
Relapse prevention
Keep social distancing
Relapse
prevention
Keep social distancing
Social distancing : dalam konteks Relaps Prevention adalah membatasi kontak sosial
dengan addict yang belum memulai fase perubahannya (precontempation) dengan kata
lain masih menikmati gaya hidup sebagai pecandu. Mereka belum mengakui bahwa
dirinya perlu berubah dan perubahan itu tidak datang dengan sendirinya, namun harus
disertai dengan usaha dan motivasi yang kuat.
Bagi Addict yang sudah memulai tahapan perubahannya dengan motivasi yang sudah
terbentuk, serta adanya dukungan keluarga akan lebih mudah untuk mempertahankan
pemulihannya bila ia menjaga social distancing secara konsisten.
Rehabilitasi ?
merupakan salah satu cara untuk pemberlakuan social distancing sehingga addict yang baru memasuki tahap awal
dari Stages of Change akan didampingi oleh peer konselor maupun terapis untuk memperkuat motivasi serta
mendiskusikan berbagai issue sensitif dalam usaha mencegah kekambuhan.
Selama proses rehabilitasi maka social distancing akan diikuti dengan Physical distancing, karena pecandu akan
berada di suatu institusi yang memisahkannya dengan rekan-rekannya yang lama (rehab rawat inap)
Hal penting lainnya dalam proses rehabilitasi adalah memperbaiki coping sang addict agar mampu menghadapi
godaan bila kelak kembali ke lingkungan sosialnya. Seorang pecandu yang baru mulai memasuki tahap kontemplasi
ataupun preparasi bila kembali berada di kumpulan sosialnya yang masih prekontemplasi, akan sangat mudah
baginya untuk kembali meragukan pilihan yang sudah dibuatnya dan kembali menjadi pecandu karena motivasi
ingin berubah tidak didukung oleh lingkungan sosialnya saat itu.
Peran keluarga
Penting untuk pendamping maupun keluarga yang mampu mengerti dan terus mendampingi para addict
dalam melewati tahapan perubahannya, sebab perubahan tidak terjadi dengan mudah karena recovering
process adalah perjuangan sepanjang hidup.
Kenali bila ada tanda kemungkinan relapse sehingga addict mampu menghadapinya dengan nyaman dan
dapat berkomunikasi dengan jujur dan terbuka karena tidak merasa dihakimi.
Diatas semuanya itu letakkanlah harapan bahwa Changes is possible, setiap manusia mampu berubah dan
memiliki kapasitas untuk menjadi lebih baik serta memiliki masa depan yang lebih berarti. Adanya keyakinan
bahwa addict mampu berubah dan sanggup mencapai kehidupan yang lebih berguna bagi dirinya dan
masyarakat di sekitarnya akan menjadi terapi yang sangat manjur demi mempertahankan proses pemulihan
ini.
Jadilah pejuang bagi dirimu sendiri dan keluarga yang mengasihimu!