Pada tahun 2008, Bakrie Life mengalami gagal bayar klaim pada produk
Diamond Investa yang berjenis unit link (asuransi dan investasi) yang
mencapai Rp500 miliar. Kasus gagal bayar ini disebabkan keinginan
perusahaan yang terlalu agresif dalam berinvestasi di pasar saham.
Padahal pada masa-masa tersebut banyak saham yang justru berguguran
lantaran krisis global yang terjadi akibat kasus subprime mortgage di
Amerika Serikat (AS).
Bakri Life dilaporkan atas delik pidana, sesuai dengan Pasal 75 Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian dan Bakri Life juga
dilaporkan melanggar Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
Dampak Skandal
(-)
Bakrie Life
Skandal Bakrie Life memiliki dampak yang cukup
besar bagi masyarakat. Banyak nasabah yang merasa
kehilangan kepercayaan akan kepastian hukum
asuransi di Indonesia.
(-)
Masyarakat mempertanyakan tentang langkah tegas
dari OJK terkait perlindungan hak konsumen terkait
kegagalan pembayaran klaim, transparansi informasi
produk asuransi, dan kondisi kesehatan keuangan
perusahaan asuransi.
Dampak Skandal Bakrie
(-) Life
Nasabah Bakrie Life kehilangan uang mereka
akibat kelalaian Bakrie Life sebagai
perusahaan asuransi ternama namun gagal
dalam menjaga keamanan finansialnya.
(+)Namun di sisi lain, dari kasus Bakrie Life
ini, masyarakat kita telah belajar untuk lebih
cerdas dalam memilih perusahaan asuransi
yang kredibel dan memilih produk asuransi
yang sesuai dengan kebutuhannya.
Dampak Skandal
Bakrie Life
(+)
Perusahaan-perusahaan asuransi lain juga belajar
untuk:
• lebih cerdas dalam mengelola dana nasabah
dan menjaga likuiditas
• lebih bijak dalam memilih instrument
investasi di pasar modal
• lebih transparan dalam menjelaskan jenis
produk
• lebih mengedepankan keamanan finansial
perusahaan.
SOLUSI
Bakri Life harus segera bangkit untuk
membenahi Rasio Solvabilitas dan Rasio
Likuiditas perusahaan.