Anda di halaman 1dari 19

PEREKONOMIAN NEGARA JERMAN

Disusun Oleh :
Kelompok 6 (Enam)
Nama-nama kelompoK:
• Yerniat Zai
• Windarni Zai
• Yarniman Kasih Tafonao
• Yarman Lawolo
• Tadeus Putra Telambanua
• Utamakan Laia
PEREKONOMIAN JERMAN
A.Sistem Ekonomi

Jerman merupakan negara dengan


perekonomian terbesar di Eropa. Negara
ini memiliki PDB (Pendapatan Domestik
Bruto) terbesar nomor 4 dunia, dan
Pendapatan Nasional Bruto terbesar
kelima di dunia (2008). Dan sistem
ekonomi yang dianut Jerman hampir
sama dengan Jepang, yakni kapitalisasi
pasar dan industrialisasi.
Jerman sukses menjadi motor, inovator, dan
pengglobal ekonomi semenjak era
industrialisasi dan kapitalisme industri.
Jerman merupakan negara eksportir terbesar
ketiga dunia (2011), yakni sebesar 1.409
dolar Amerika Serikat.
Dari segi Sumber Daya Alam, Jerman tak
banyak memiliki bahan mentah. Di negara
tersebut, hanya lignit dan potas yang
tersedia dalam jumlah yang banyak. Untuk
pembangkit listrik, Jerman menggunakan
lignit sebagai sumber bahan bakar.
Untuk bahan bakar lainnya, seperti minyak bumi,
gas alam, dan sumber daya alam lainnya, Jerman
harus mengimpor dari negara lain.
Adapun sektor-sektor yang berkontribusi
terhadap PDB Jerman antara lain:
• Sektor jasa (70%)
• Sektor industri (29,1%)
• Sektor pertanian (0,9%).
Adapun 10 perusahaan terbesar di Jerman (tahun 2010), terdiri
dari:

• Volkswagen • Munich Re
• Metro • Daimler
• Allianz • BASF
• Deutsche Telekom • Siemens
• E.ON • BMW.
Kemudian daftar perusahaan-perusahaan
Jerman yang terkenal di pasar global,
seperti:
• Mercedes Benz • Adidas
• BASF • Siemens
• Volkswagen • SAP
• BMW • Audi Bayer
• Bosch • Porsche
• Nivea • Lufthansa
Berikut ini beberapa fakta mengenai
'superioritas' perekonomian Jerman yang cukup
disegani dunia, meliputi:
1. Sejak era industrialisasi dan kapitalisasi, Jerman
telah menjadi motor dan penggerak ekonomi
global.
2. Jerman adalah pendiri Uni Eropa, G8, G20, serta
menjadi eksportir terbesar dunia di tahun 2003
hingga tahun 2008.
3. Di tahun 2011, Jerman menjadi eksportir
terbesar kedua dunia dan importir terbesar
ketiga dunia. Hasil perdagangannya pun
menghasilkan surplus yang cukup besar, yakni
sebesar $189,7 milyar.
4. Jerman adalah satu-satunya negara yang
tidak tergabung dalam anggota tetap Dewan
Keamanan PBB yang termasuk ke dalam
5 negara eksportir senjata terbesar di
dunia.
5. Jerman awalnya berada di belakang beberapa
negara-negara pemimpin industri seperti
Inggris, Perancis, dan Belgia. Namun, sejak
tahun 1850 Jerman mulai berbenah, hingga di
tahun 1900 Jerman sudah bisa menyamai
Inggris dan Amerika Serikat.
Penduduk Jerman tercatat sebanya
80,88 juta dan mayoritas warga di sana
memiliki etnis asli Jerman, dengan Turki
dan Eropa lainnya yang mewakili populasi
minoritas yang signifikan. Variasi etnis
tersebut diakibatkan menariknya negara
tersebut sebagai negara tujuan migrasi
yang membuat populasi asing tumbuh
secara substansial di abad 21.
B.Sejarah Perekonomian Jerman

sejarah ekonomi Jerman mengkaji aktivitas


ekonomi yang berlangsung di daerah dengan
bahasa (mayoritas) Jerman. Setelah Jerman
berdiri sebagai suatu negara pada 1871, kajian ini
menyempit dan berfokus pada aktivitas ekonomi
 di negara Jerman atau yang berkaitan dengan
pemerintahannya. Pada tahun 1900, Jerman
adalah salah satu negara dengan perekonomian
terbesar di Eropa, hal ini kemudian membuat
Jerman memainkan peran penting dalam Perang
Dunia I dan Perang Dunia II.
Ekonomi Jerman pascaperang dapat dikatakan
mengalami jatuh b angun, mengalami krisis besar setelah
Perang Dunia I, perekonomian Jerman berhasil bangkit,
namun mengalami kemundurann kembali setelah
mengalami kekalahan di Perang Dunia II.  Setelah Perang
Dunia II, diiringi bantuan Marshall Plan oleh negara-
negara sekutu, Jerman sukses dalam melakukan
rekonstruksi perekonomian yang sebelumnya hancur.
Sejak saat itu, perekonomian Jerman terus tumbuh dan
saat ini kembali menjadi negara dengan perekonomian
terbesar di Eropa menurut GDP. Saat ini, perekonomian
Jerman juga dikategorikan sebagai salah satu
perekonomian yang tidak begitu terpengaruh oleh krisis.
• Abad pertengahan - akhir abad ke 18
Jerman pada abad pertengahan berada pada
dataran Eropa Tengah dan terbagi dalam ratusan
kerajaan yang saling bersaing, keuskupan, dan kota-
kota yang bebas. Dengan lingkungan seperti ini,
Jerman pada masa ini dipenuhi oleh ketidakpastian
baik dibidang politik, hukum, maupun ekonomi.
 Pada bidang hukum dan ekonomi misalnya tidak
ditemukan suatu hukum yang memungkinkan
pedagang untuk menuntut suatu pembayaran dari
aktivitasnya, bantuan diberikan oleh penguasa jika
dan hanya jika terdapat kontrak sebelumnya. 
Meskipun di bawah kondisi yang relatif tidak
stabil, Jerman pada masa ini telah mampu
mengembangkan ekonomi yang cukup kuat.
Ekonomi Jerman pada masa ini berbasis pada
industri kerajinan dan pertukangan.
• Abad ke-19 hingga awal abad ke-20

Otto von Bismarckyang dijuluki sebagai arsitek dari


terbentuknya negara Jerman modern. Pada awal abad
ke-19, Jerman sebagai suatu negara masih belum
berdiri sehingga aktivitas ekonomi di Jerman masih
banyak menemui kendala. 
Pada tahun 1833, terdapat kesepakatan yang
berkaitan dengan pasar bebas antar kerajaan-
kerajaan di Jerman.

Pascakekalahan pada Perang Dunia Pertama,


Jerman harus menandatangani Perjanjian
Versailles yang membawa banyak kerugian
bagi perekonomian Jerman. Selain itu
timbulnya gejolak revolusi dikalangan sipil
turut memperparah keadaan ini dan membuat
perekonomian Jerman makin tidak stabil.
Kekalahan yang dialami Jerman pada Perang
Dunia II kembali membawa perekonomian Jerman
terpuruk. Di akhir kehancuran Nazi, terdapat
sedikitnya 9 juta warga Jerman yang menjadi
pengungsi. Perang Dunia II juga menghancurkan
sekitar 70% dari perumahan di Jerman.
Pada 1948 Jerman mulai melakukan reformasi
pada mata uang. Pemerintah Jerman Barat
mengganti mata uang lama Reichsmark menjadi
mata uang baru Deustchemark. Pergantian mata
uang juga dilakukan Jerman Timur di bawah kendali
Uni Soviet
Pergantian mata uang, bantuan Marshall Plan
 oleh negara-negara sekutu, disertai oleh
reformasi sistem ekonomi menjadi lebih bebas di
Jerman Barat berhasil membuat perekonomian di
daerah tersebut bangkit kembali.
Dari 1951 sampai 1961 GNP (Gross National
Product) Jerman Barat meningkat 8% per tahun,
dua kali lipat dari laju pertumbuhan GNP Inggris
dan Amerika Serikat

Anda mungkin juga menyukai