Anda di halaman 1dari 27

Pertemuan ke - 1

Adminisrasi Pemerintahan Kampung

SYAHRABUDIN HUSEIN ENALA, S.SOS., M.A.P


ASAL USUL ISTILAH ADMINISTRASI

Bahasa Belanda, “administratie” ---- segala kegiatan


yang meliputi tulis menulis, ketik mengetik,
komputerisasi, surat menyurat (korespondensi),
kearsipan, agenda (pekerjaan –pekerjaan Tata Usaha
kantor)
Bahasa Yunani, “Ad ministrare” -- Ad = pada,
ministrare= melayani ---- administrasi berarti
memberikan pelayanan.
Administrasi bararti : “Pelayanan kegiatan tata usaha
kantor” (pelayanan pengetikan/ komputer, pelayanan
surat menyurat , dan lain sebagainya )
PENGERTIAN ADMINISTRASI

Tidak bisa terlepas dari asal kata Administrasi :


“Kegiatan Tata Usaha Kantor” & “Melayani”
Prof.Prajudi Atmosudirdjo (Lembaga Administrasi
Negara), membedakannya dalam 2 pengertian,
yaitu :
1. Administrasi dalam pengertian sempit
2. Administrasi dalam pengertian luas
Administrasi dalam Pengertian Sempit

Dimaksudkan ditinjau dari lingkup kerja yang sempit yaitu


hanya berkisar pada kegiatan tata usaha kantor (office
work)
Seperti :
 Tulis menulis,
 Pengetikan surat menyurat (termasuk menggunakan
komputer),
 Agenda,
 Kearsipan,
 Pembukuan
 dan lain sebagainya.
ADMINISTRASI DALAM PENGERTIAN LUAS

Administrasi dapat dibedakan dalam 3 sudut, yaitu :


1. Proses
2. Fungsi atau Tugas
3. Kepranataan/Institusi
Proses = Administrasi merupakan keseluruhan
proses, mulai dari proses pemikiran, proses
perencanaan, proses pengaturan, proses
penggerakan, proses pengawasan sampai dengan
pencapaian tujuan.
Fungsi Atau Tugas

Administrasi berarti keseluruhan tindakan (aktivitas) yang harus


dilakukan oleh seseorang yang berkedudukan sebagai
“administrator” (memegang jabatan dalam manajemen suatu
organisasi).
Dalam setiap organisasi atau instansi sudah tentu ada orang-orang
yang menjalankan administrasi --- Misal:
 Orang-orang yang melaksanakan tugas kepemimpinan (pemimpin);
 Orang-orang yang melaksanakan tugas perencanaan (perencana);
 Orang-orang yang melaksanakan tugas pengawasan /kontrol
(pengawas);
 Orang-orang yang mengorganisir (organisator),
 Dan lain sebagainya.
Kepranataan (Institusi)

Administrasi adalah melihat kegiatan dalam suatu


lembaga melakukan aktivitas
tertentu.Misal:Lembaga perbankan, maka ada
orang-orang yang melakukan kegiatan perbankan
dalam lembaga itu;Kantor Pos, maka ada orang-
orang yang melakukan kegiatan pelayanan pos (surat
menyurat, pengiriman barang, dan lain lain);Kantor
pajak, kantor kepolisian, kantor departemen –
departemen, non departemen danKantor lain
sebagainya.
Genealogi Ilmu Pemerintahan

Unsur Mutlak Negara: (1) Rakyat; (2) Wilayah; (3)


Pemerintah dan Pemerintahan; (4) Kedaulatan dan
Kemerdekaan; dan (5) Dasar dan Tujuan
Negara merupakan suatu bentuk kehidupan
bersama, suatu organisasi dari sejumlah manusia
yang memiliki tujuan bersama.
Dalam setiap organisasi, pasti ada kegiatan
tertentu yang dilakukan warga dalam mencapai
tujuannya.
Pemerintah dan Pemerintahan

Pemerintah  Organ (badan,


lembaga), atau alat perlengkapan
negara.
Pemerintahan  bidang tugas atau
fungsi.
Pemerintahan dalam Arti Luas dan Sempit

Pemerintahan (luas)  semua organ-organ,


badan-badan atau lembaga-lembaga, alat-alat
kelengkapan negara atau aparatur negara yang
menjalankan pelbagai macam kegiatan atau
aktivitas untuk menbcapai tujuan negara.
Pemerintah (luas)  semua lembaga negara
yang terdiri dari lembaga-lembaga legislatif,
eksekutif, dan yudikatif (John Locke dan
Mosteqiueu)
Continue...

Pemerintah (sempit)  hanyalan ditujukan pada


lembaga eksekutif saja.
Lembaga eksekutif (baik di pusat (presiden- wakil
presiden dan kabinetnya (departemen), dan
beberapa lembaga lainnya. Gubernur, Bupati,
Walikota, dan jajaran pemerintahan kebwahnya).
Pemerintahan
Pemerintahan Umum  keseluruhan
struktur dan proses-proses didalamnya
(proses&tata cara) perumusan kebijakan dan
keputusan yang bersifat mengikat, untuk dan
atas nama kehidupan bersama (U. Rosental).
Pemerintahan  kegiatan di dalam negara
yang bersumber pada kedaulatan dan
kemerdekaan negara.
Obyek sasaran  rakyat dan wilayah negara.
Dasar negara  landasan dan tujuan negara
(arah perjalanannya)
Continue…

Pemerintahan  segala kegiatan/ usaha yang


terorganisir, bersumber pada kedaulatandan
kemerdekaan, berlandaskan dasar negara,
mengenai rakyat dan wilayah negara tersebut demi
tercapainya tujuan negara.
Pemerintahan  kegiatan yang terorganisisr
mempunyai makna bahwa kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan oleh sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama, dengan kerjasama,
adasnya pembagian kerja, dibawah satu pimpinan.
Continue…

Secara Struktur Fungsional  suatu sistem (struktur


atau organisasi) dari berbagai macam fungsi yang
dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk
mewujudkan tujuan negara.
Tugas dan fungsi  hanya dapat dilaksanakan
apabila disertai dengan kewenangan/ kekuasaan.
Kedudukan Kampung dan Pemerintahannya dalam sistem
Pemerintahan NKRI

Kampung/Desa Adalah Lembaga terkecil dari


Eksekutif (Pemerintah) yang memiliki peran untuk
mendukung proses pembangunan bangsa.
Kampung sangat memiliki peran yang sangat
penting dalam menjalankan tugasnya dalam
sistem NKRI
KONSEP DASAR
OTONOMI DAERAH

Devolution / decentralisation: The transfer of


functions or decision-making authority from the
central government to local government (Cheema
& Rondinelli, 1981).

Otonomi daerah (local autonomy): kewenangan


Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (UU No.32 Tahun 2004).
METODE PELIMPAHAN WEWENANG

 “Ultra vires” is basically used for denoting the situation where local
governments “vires” (functions) are explicitly listed, and therefore any
local government action outside this list would be deemed to be “ultra
vires”, i.e. beyond the scope of allowed functions.

 “General competence”, on the other hand, is the principle that


allows local governments to take whatever necessary actions in their
territories, i.e. protecting citizens, providing services, and developing
the regions. Under the “general competence” principle, local
governments are free to take actions as long as they do not breach
provisions in higher levels’ regulations. Ferrazzi (2002); Hoessein
(2002)
Pelimpahan Wewenang di Indonesia
 Metode yang dianut adalah general competence,
dengan sedikit modifikasi
 Perumusan kewenangan daerah ditetapkan
berdasarkan “kewenangan residual”, dengan rumusan
eksplisit dimulai dari pemerintah pusat, yi: bidang
pertahanan dan keamanan, kebijakan moneter dan
fiskal, politik luar negeri, agama, justisi.
 Dalam peraturan lebih teknis, perumusan kewenangan
didahului dengan kewenangan pemerintah pusat dan
pemerintah provinsi, menurut PP No.25/2000.
 Perumusan berdasarkan pengakuan kewenangan
dalam tiga jenjang (pusat, provinsi, kabupaten/kota)
menurut PP No.38/2007.
Pembagian kewenangan antara pemerintah pusat,
provinsi, kab/kota secara rinci (lampiran 856 hal,
mirip dengan muatan Kepmendagri 130-67 th
2002)
Kewenangan wajib (basic services): 26 urusan
Kewenangan pilihan (core competence) : 8 urusan.
Bagaimana dengan urusan pemerintahan yang
konkuren?
1. Pendidikan
URUSAN WAJIB
2. Kesehatan
3. Lingkungan hidup
4. Pekerjaan umum
5. Penataan ruang
6. Perencanaan pembangunan
7. Perumahan
8. Kepemudaan & olah-raga
9. Penanaman modal
10. Koperasi & usaha kecil-menengah
11. Kependudukan & catatan sipil
12. Ketenagakerjaan
13. Ketahanan pangan
14. Pemberdayaan perempuan & perlindungan anak
15. KB & keluarga sejahtera
16. Perhubungan
17. Komunikasi & Informatika
18. Pertanahan
19. Kesatuan bangsa & politik dalam-negeri
20. Otda, PU, adm. Keuangan daerah, perangkat daerah kepegawaian, persandian
21. Pemberdayaan masyarakat dan desa
22. Sosial
23. Kebudayaan
24. Statistik
25. Kearsipan
26. Perpustakaan
URUSAN PILIHAN

1. Kelautan & perikanan


2. Pertanian
3. Kehutanan
4. Energi & sumberdaya mineral
5. Pariwisata
6. Industri
7. Perdagangan
8. Transmigrasi
Proses Terbentuknya Stuktur Organisasi

Pembagian
kerja 1

Struktur
organisasi

Pembagian
Kerja 2
Pembagian
Kerja 3 Koordinasi dan
integrasi
Perkembangan Organisasi dan Restrukturisasi

Kedewasaan

Pertumbuhan Kemunduran

Formasi

1. Tahap kewiraswastaan 2. Tahap kebersamaan 3. Tahap 4. Tahap 5. Tahap


formalisasi dan perluasan kemunduran
kontrol struktur
 Tujuan tidak jelas  Komunikasi dan  Formalisasi  Stuktur lebih  Turnover pegawai
 Kreativitas tinggi struktur informal Peraturan kompleks tinggi
 Komitmen tinggi  Struktur stabil  Desentralisasi  Konflik
 Pemekaran  Berbagai macam meningkat
pada efisiensi pasar  Sentralisasi
Sistem Pemerintahan Daerah
setelah Reformasi

 UU No 32/2004 meletakkan otonomi atas dasar lima landasan yaitu: (1)


demokrasi, (2) partisipasi dan pemberdayaan, (3) persamaan dan keadilan,
(4) pengakuan atas potensi daerah dan perbedaannya, (5) penguatan
parlemen lokal.
 Pengakuan adanya otonomi luas, kecuali lima urusan pemerintah pusat
(politik LN, pertahanan & keamanan, justisi, moneter & fiskal nasional,
agama)
 Bertanggung jawab terhadap semua urusan yang telah diserahkan kepada
daerah mulai dari perencanaan, penganggaran, implementasi, dan
evaluasinya.
 Daerah diberi kewenangan untuk mengurus urusan keuangan, kepegawaian
dan organisasi daerah.
 Pemerintah daerah tidak termasuk DPRD (ada pemisahan yang jelas).
 Instansi vertikal digabung dengan dinas daerah.
 Kecamatan (distrik) memiliki fungsi dekonsentrasi, pemerintahan desa
(kampung, mukim) berhak untuk memilik kepala pemerintahan dan Badan
Perwakilan sendiri.
REALISASI PEMBAGIAN
KEWENANGAN DALAM PENATAAN KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

 Diberikan keleluasaan daerah untuk menatanya


sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
 Daerah mempunyai keadaan dan kemampuan
yang berbeda
 Kewenangan daerah dalm konstruksi otonomi
UU No.32/2004 seharusnya lebih leluasa
ketimbang ketika diatur oleh UU No.5/1974
 Peraturan pemerintah seharusnya tidak
mengatur yang cenderung membatasi
keleluasaan dan keberagaman daerah
Sekian terimakasih

Anda mungkin juga menyukai