Anda di halaman 1dari 37

MESIN PEMBAKARAN DALAM

NAMA : MUHAMAD FARHAN MUHADZIB


NPM : A01210003
PRODI : TEKNIK REKAYASA INDUSTRI OTOMOTIF
MESIN KALOR
Mesin Pembakaran Luar MESIN PEMBAKARAN DALAM
(EXTERNAL COMBUSTION ENGINE) (INTERNAL COMBUSTION ENGINE)

• Menghasilkan suatu usaha atau


• Menghasilkan suatu usaha atau tenaga, dimana pembakaran
tenaga, dimana pembakaran terjadi didalam mesin (ada ruang
terjadi diluar mesin pembakaran sendiri)
• Contoh: Mesin Uap • Contoh: Mesin Bensin (2-tak dan
4-tak)
MESIN KALOR
Mesin Pembakaran Luar MESIN PEMBAKARAN DALAM
(EXTERNAL COMBUSTION ENGINE) (INTERNAL COMBUSTION ENGINE)

• Bahan bakar yang bisa dipakai • Mesin lebih sederhana, kompak,


lebih beragam dan ringan
• Lebih bebas getaran • Temperatur bagian mesin lebih
• Lebih praktis untuk daya tinggi rendah
(contoh: daya lebih dari 2000 PS) • Lebih efisien
MOTOR BAKAR
ENERGI KIMIA ENERGI PANAS TENAGA (DAYA)

• Automobiles
• Power Generation
• Bahan Bakarnya Motor Bakar
• Submarines
• Diesel Locomotive
MOTOR BAKAR

CONTOH MESIN
4-Stroke engines
Setiap siklus kerja membutuhkan 4 kali langkah kerja, 2 putaran poros engkol

Langkah hisap LANGKAH KOMPRESI


• Torak dari Titik Mati Atas
ke Titik Mati Bawah • Torak dari Titik Mati Bawah ke
Titik Mati Atas
• Katup Hisap terbuka dan
Katup Buang tertutup • Katup Hisap dan Katup Buang
Tertutup
• Campuran dari bahan
bakar dan udara pun masuk • Tekanan dan Temperatur naik
karena kompresi
4-Stroke engines
Setiap siklus kerja membutuhkan 4 kali langkah kerja, 2 putaran poros engkol

LANGKAH EKSPANSI LANGKAH BUANG


• Sebelum Torak Mencapai • Torak dari Titik Mati Atas ke
Titik Mati Atas, busi menyala Titik Mati Bawah
dan terjadi pembakaran • Katup Hisap tertutup
• Terjadi langkah kerja torak • Katup Buang terbuka
dari Titik Mati Atas ke Titik
Mati Bawah • Gas hasil pembuangan pun
keluar
• Katup Hisap dan Katup
Buang Tertutup
2-Strokes engines

Motor Bakar jenis ini tidak memiliki Katup Hisap maupun Katup
buang, digantikan oleh 2 lubang, yaitu lubang hisap dan lubang
hisap.
SIKLUS IDEAL MOTOR BAKAR

Jenis motor bakar Siklus udara motor bakar


• Otto (Siklus udara volume
konstan)
• Spark Ignition Engine (Bensin)
• Diesel (Siklus udara tekanan
• Compresion Ignition Engine konstan)
(Diesel)
• Gabungan (Siklus udara tekanan
terbatas)
SIKLUS IDEAL OTTO
• Fluida kerja sebagai gas ideal
• Langkah Hisap (0 ke 1) adalah proses tekanan konstan
• Langkah Kompresi (1 ke 2) adalah proses isentropik
• Proses pembakaran pada volume konstan (2 ke 3) adalah proses pemasukan kalor
• Langkah Kerja (3 ke 4) adalah proses isentropik
• Langkah pembuangan (4 ke 1) berarti proses pengeluaran kalor pada volume konstan
• langkah buang (1 ke 0) terjadi pada tekanan konstan, tapi volume berkurang
• Entropi = Besarnya energi dalam per satu satuan temperatur yang tidak bisa
melakukan usaha
SIKLUS IDEAL OTTO
PERBEDAAN MENDASAR

Mesin bensin 2-tak Mesin bensin 4-tak

• Masing-masing proses terjadi


• 2 proses terjadi dalam 1 langkah
dalam 1 langkah (4 kali
(2 kali pergerakan dan 1 putaran
pergerakan dan 2 putaran poros
poros engkol)
engkol)
RUMUS EFISIENSI THERMAL OTTO
• Thermal Efficiency dari siklus otto:

• Qin dan Qout


• Apply first law closed system to proceed 2-3, V = constant

• Thus, for the constant-specific heats.


RUMUS
• Apply first law closed system to proceed 4-1, V = constant

• Thus, for the constant-specific heats.

• The thermal efficiency menjadi seperti ini:


RUMUS

• Recall processes for 1-2 and 3-4 are isentropic, so:

• Since, V3 = V2 and V4 = V1, we saw that: or


RUMUS
• Efisiensi Siklus Otto:

• Q: Is this the same as the Carnot Cycle Efficiency?


A: Yes, that’s the same as the Carnot Cycle Efficiency.
RUMUS
Since process 1-2 is Isentropic,

where the compression ratio is r = V1/V2 and


• Peningkatan rasio kompresi berarti peningkatan efisiensi thermal.
Bagaimanapun itu, ada batas di r bergantung pada bahan bakarnya. Bahan
bakar dalam suhu tinggi dari rasio kompresi tinggi akan menyebabkan
knock. 1
th, Otto  r k 1
1
SIKLUS IDEAL DIESEL

• Fluida kerja sebagai gas ideal


• Langkah Hisap (0 ke 1) adalah proses tekanan konstan
• Langkah Kompresi (1 ke 2) adalah proses isentropik
• Proses pembakaran pada volume konstan (2 ke 3) adalah proses pemasukan kalor
• Langkah Kerja (3 ke 4) adalah proses isentropik
• Langkah pembuangan (4 ke 1) berarti proses pengeluaran kalor pada volume konstan
• langkah buang (1 ke 0) terjadi pada tekanan konstan
SIKLUS IDEAL DIESEL
RUMUS EFISIENSI THERMAL DIESEL

• Thermal Efficiency dari siklus diesel:

• Qin dan Qout


• Apply first law closed system to proceed 2-3, P = constant

• Thus, for the constant-specific heats.


RUMUS
• Apply first law closed system to process 4-1, V = constant

• Thus, for the constant-specific heats.

• The thermal efficiency menjadi seperti ini:


RUMUS

• Apa itu T3/T2 ?

• Ketika rc itu cut-off ratio, diketahui sebagai V3 /V2,


Dan pengukuran durasi tambahan panas dalam tekanan konstan.
Karena bahan bakar diinjeksi langsung ke silinder, itu dapat berhubungan
dengan jumlah derajat rotasi crank selama injeksi bahan bakar ke silinder itu.
RUMUS
• Apa itu T4/T1 ?

• Recall processes for 1-2 and 3-4 are isentropic, so:


Since, V4 = V1 and V3 = V2, we have to divide the second equation by the first one, then
obtain it.
RUMUS
• Therefore,

When rc > 1 for a fixed r,

th, Diesel  th, Otto . But, since rDiesel


 rOtto , th, Diesel  th, Otto .
SIKLUS TEKANAN TERBATAS
• Fluida kerja sebagai gas ideal
• Langkah Hisap (0 ke 1) adalah proses tekanan konstan
• Langkah Kompresi (1 ke 2) adalah proses isentropik
• Proses pembakaran pada volume konstan (2 ke 3) adalah proses pemasukan kalor
• Proses pembakaran pada volume konstan (3 ke 3a) adalah proses pemasukan kalor
• Langkah Kerja (3a ke 4) adalah proses isentropik
• Langkah pembuangan (4 ke 1) berarti proses pengeluaran kalor pada volume konstan
• langkah buang (1 ke 0) terjadi pada tekanan konstan
SIKLUS TEKANAN TERBATAS
SIKLUS TEKANAN TERBATAS
 Proses 0-1 (langkah isap)
• Pada langkah ini udara mengisi silinder yang bertambah besar karena torak bergerak dari TMA → TMB,
dalam hal ini seolah-olah udara melakukan kerja sebesar

• W0-1 = P0 (V1 – V0) (positif, fluida melakukan kerja)

Proses 1-2 (langkah kompresi)


• Pada langkah kompresi dilakukan secara isentropik.
• Jadi Q = 0 dan ΔS = 0, sehingga kerja yang dilakukan
• W1-2 = - ΔU = U1 – U2 = m Cv (T1 – T2) (negatif, fluida dikenai kerja)
SIKLUS TEKANAN TERBATAS
 Karena isentropik, berlaku:

Dengan
VL  volume langkah torak
Vs  volume sisa
  berat jenis udara
SIKLUS TEKANAN TERBATAS
 Proses 2-3 (pemasukan kalor pada volume konstan) Pemasukan kalor setelah torak mencapai TMA (titik 2) Fluida kerja
tidak melakukan atau dikenai kerja, sehingga W2-3 = 0

• Q2-3 = m Cv (T3 – T2) (positif, pemasukan kalor)

 Proses 3-3a (pemasukan kalor pada tekanan konstan)


• Pemasukan kalor tekanan konstan berlangsung setelah Temperatur kerja
• mencapai T3.
• Volume fluida kerja berubah dari V3 – V3a,
• sehingga fluida kerja melakukan kerja sebesar:
• W3-3a = P3 (V3 – V3a) = P3a (V3 – V3a) (positif, fluida melakukan kerja)
SIKLUS TEKANAN TERBATAS

Sehingga jumlah pemasukan kalor


Q3-3a = m Cv (T3a – T3) + W3-3a
= U3a – U3 + P3 (V3 – V3a)
= (U3a+V3a) – (U3 + P3 V3)
= H3a – H3 = m Cp (T3a – (positif, pemasukan kalor)
T3 )
SIKLUS TEKANAN TERBATAS
 Proses 3a-4 (langkah ekspansi atau langkah kerja)
• Pada langkah kerja berlangsung secara isentropik. Jadi Q = 0 dan ΔS = 0, sehingga
kerja yang dilakukan

• W 3a-4 = ΔU = U3a – U4 = m Cv (T3a – T4)


• (positif, fluida melakukan kerja)
•Karena isentropik berlaku:
SIKLUS TEKANAN TERBATAS
 Proses 4-1 (langkah pembuangan kalor)
Proses ini dilakukan pada volume konstant. Torak telah mencapai TMB.
Karena V4 = V1 , sehingga besar kerja 4-1, W4-1 = 0

Jumlah kalor yang dibuang


(negatif, pembuangan kalor)
Q4-1 = -ΔU = U1 – U4 = m Cv (T1 – T4)
 Proses 1-0 (langkah buang)
Torak bergerak dari TMB → TMA
Fluida kerja dikenai kerja, sebesar :
W1-0 = P0 (V1 – V0)

(negatif, fluida kerja dikenai kerja)


SIKLUS TEKANAN TERBATAS
 Kerja yang dihasilkan oleh siklus tiap kg udara
 w = (u3 – u2) + (h3a – h3) + (u1 – u4)

q masuk q keluar
Efisiensi siklus Jika

atau Maka
 Untuk jumlah pemasukan kalor sama dan perbandingan
• kompresi sama

• ηvolume-konstan > ηtekanan-terbatas > ηtekanan-konstan

 Untuk jumlah pemasukan kalor sama dan tekanan


• maksimum yang sama

• ηtekanan-konstan > ηtekanan-terbatas > ηvolume-konstan


• Rasio kompresi atau r dari mesin adalah rasio dari volume maksimum
hingga volume minimum yang dibuat dalam satu silinder.
• MEP atau Mean Effective Pressure adalah tekanan samaran yang jika
dioperasikan dalam piston sepanjang stroke dayanya akan memproduksi
jaringan sejumlah yang diproduksi dalam siklus sebenarnya.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH 😊😊

Anda mungkin juga menyukai