Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL PADA


FILM LAMARAN

OLEH :
DINRI SEPTIA MARITO GIRSANG
197440027

Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Simalungun
2023
DAFTAR ISI

 PENDAHULUAN

 KAJIAN TEORI

 METODE PENELITIAN

 DAFTAR PUSTAKA

 PENUTUP
LATAR BELAKANG
• Film merupakan produk media yang sangat popular. Film juga merupakan media hiburan
yang merupakan bagian dari tugas komunikasi, dan juga sebagai media informasi sebagai
film yang dapat dilakukan dengan tepat.
• Film tidak hanya sebagai media hiburan, tetapi juga sebagai media informasi dan
Pendidikan, film sangat berperan penting sebagai media, yaitu sebagai sarana
penyampaian pesan kepada penontonnya. Dan dapat menimbulkan dampak positif dan
negative. Banyak orang dapat dengan mudah ‘’ Menangkap’’ pesan dari film tersebut, namun
banyak pula yang merasa kesulitan. Bahkan mereka yang hanya menonton untuk hiburan.
• Pesan, symbol yang dihadirkan secara tersurat maupun tersirat dalam film, yang
menggambarkan dan menceritakan peran film atau kisah tersebut. Kita bisa mengetahui cerita
sekaliogus makna di dalamnya melalui analisi ssemiotika yang menjadi salah satu ilmu
komunikasi.
• Semiotik mempelajarai system-system, aturan=aturan,konvensi-konvensi yang memungkinkan
tandtanda tersebut mempunyai arti ( Kriyantono, 2006 )
• Semiotika merupakan ilmu tentang tanda dan penanda, jadi dapat dikatakan semiotika
merupakan suatu bidang keilmuan yang mampu mengungkapkan segala bentuk informasi
melalui tanda dan penanda yang terdapat di dalam sebuah objek seperti halnya film.
 TUJUAN PENELITIAN

 Mengetahui apa isi pesan moral yang


BATASAN MASALAH terdapat pada film lamaran.
 Untuk mengetahui penanda dan petanda
Agar masalah yang diteliti lebih terfokus serta pesan moral pada film lamaran.
mengindari ruang lingkup yang terlalu luas dan
mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi
masalah yang akan diteliti. Penulis meneliti berupa
scene/dialog teks yang menampilan pesan moral
dalam film lamaran.
MANFAAT PENELITIAN

 Secara Akademi: Hasil penelitian ini


diharapkan untuk melengkapi seleksi
RUMUSAN MASALAH penelitian komunikasi, khususnya komunikasi
massa.
 Apa isi pesan moral yang terdapat  Secara Teoriti: Kemajuan dan
pada film lamaran ?  Secara Praktis : penelitian ini bertujuan untuk
 Bagaimana penanda dan petanda dapat mendeskripsikan secara semiotik
pesan moral Dalam Film Lamaran? pembacaan makna-makna yang terkandung
dalam film dan menambah pengetahuan
tentang film atau dunia perfilman dan sebagai
skripsi salah satu persyaratan gelar jurusan
ilmu Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia.
Universitas Simalungun.
RUANG LINGKUP
BATASAN ISTILAH
Penelitian ini dibatasi hanya
sekedar yang menyangkut  Tuturan adalah suatu ujaran dari seorang penutur terhadap
jenis tindak tutur lokusi dan mitra tutur ketika sedang berkomunikasi. Tuturan dalam
fungsi-fungsi tindak tutur pragmatik diartikan sebagai produk suatu tindak verbal
lokusi yang muncul dalam (bukan tindak verbal itu sendiri) (Leech, 1993:20).
pertuturan personil Satpol  Levinson (1983) dalam bukunya yang berjudul Pragmatics,
PP dan para pelanggar memberikan beberapa batasan tentang pragmatik.
peraturan daerah. Beberapa batasan yang dikemukakan Levinson itu antara
lain mengatakan bahwa pragmatik ialah kajian hubungan
antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan
SISTEMATIKA PENYAJIAN
pengertian bahasa.
 Austin (1962:108) mengemukakan bahwa tindak tutur
Sistematika penyajian ini terdiri berkaitan dengan analisis ujaran, yang berkaitan dengan
dari Bab I, Bab II, Bab III, dan perilaku penutur suatu bahasa dengan lawan bicaranya.
daftar pustaka.  Menurut Levinsion (dalam Cahyono, 1995:224) tindak
lokusi merupakan pengujaran kata atau kalimat dengan
makna dan acuan tertentu. Analisis tuturan tersebut
diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas
mengenai tindak lokusi.
LANDASAN TEORI
 Austin dalam (Cummings, 2007:8)
 (Rustono, 1999: 31)

HAKIKAT DARI PRAGMATIK


Ada beberapa hakikat atau
pragmatik menurut para ahli,
dimana beberapanya adalah :
 Yule (2006: 3)
 Tarigan (1986: 34)
 Levinson (1983)
BENTUK-BENTUK
BIDANG- PRAGMATIK
BIDANG 1.Berdasarkan fungsi tindak tutur

PRAGMATIK (Lokusi, Ilokusi,Perlokusi)


2.Berdasarkan Implikatur
(Implikatur Konvemsional, Implikatur Percakapan)
3.Berdasarkan rujukan atau referensi
 1.Tindak tutur (Anafora, Katafora)
4.Berdasarkan prinsip kerja sama
 2.Deiksis (Maksim kuantitas, Maksim kualitas, Maksim
 3.Praanggapan hubungan (Relevansi), Maksim cara (Pelaksanaan)
)
 4.Implikatur 5.Berdasarkan prinsip kesopanan (Kesantunan)
(Maksim kebijaksanaan, Maksim penerimaan atau
kedermawanan, Maksim kemurahan atau
pujian/penghargaan, )Maksim kerendahan
hati/kesederhanaan, Maksim kecocokan atau
kesepakatan/kemufakatan
, Maksim kesimpatian)
6.Berdasarkan Praanggapan
(Praanggapan semantik, Praanggapan Pragmatik
SALAH SATU BENTUK PRAGMATIK

1.Tindak Tutur Lokusi


Tindak tutur lokusi (locutionary act) adalah tindak proposisi yang
mengacu kepada aktivitas bertutur kalimat tanpa disertai tanggung
jawab penuturnya untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
2.Tindak Tutur Ilokusi
Dalam pembelajaran pragmatik, terdapat bentuk tindak tutur
ilokusi. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya
diidentifikasi dengan kalimat perfomatif yang ekplisit. Tindak tutur
ini berhubungan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih,
menyuruh menawarkan, dan menjajikan.
3.Tindak Tutur Perlokusi
Tindak tutur perlokusi yakni, merupakan sebuah tuturan yang
memiliki efek atau daya pengaruh yang ditimbulkan dari tuturan
penutur terhadap mitra tutur.
Contoh :
Satpol PP : Tidak bisa berjualan disini (lokusi)
Pedagang : Kenapa tidak bisa? (ilokusi)
Satpol PP : Ini sudah melanggar peraturan daerah yang ada di
kota Pematang Siantar ini (perlokusi)
KERANGKA BERPIKIR
Penelitian ini akan berfokus pada tuturan yang terjadi pada saat penertiban peraturan
daerah yang dilakukan oleh Satpol PP kepada pedagang di Lapangan Merdeka tersebut.
Pengamatan hasil tuturan tokoh difokuskan pada jenis tindak tutur lokusi. Berdasarkan
hasil tuturan personil Satpol PP dan para pelanggar peraturan daerah tersebut, kemudian
dilakukan analisis untuk menentukan bentuk tindak tutur lokusi yang muncul dalam
Penertiban Peraturan Daerah di Lapangan Merdeka. Seperti yang diketahui, tidak tutur
lokusi terbagi lagi menjadi beberapa bagian. Dalam hal ini peneliti akan membahas
tuturan-tuturan Satpol PP dengan para pelanggar peraturan daerah yang menyangkut
kepada tindak tutur lokusi diantaranya (a) lokusi deklaratif, (b) lokusi interogatif, (c) lokusi
imperatif.
PERSONIL SATPOL
PP PEMATANG
TINDAK TUTUR SIANTAR PADA
LOKUSI SAAT PENERTIBAN ANALISIS
PERATURAN
DAERAH DI
LAPANGAN
BENTUK-BENTUK TINDAK TUTUR MERDEKA
PRAGMATIK
TINDAK TUTUR ILOKUSI
 

HASIL

TINDAK TUTUR
PERLOKUSI
METODE PENELITIAN

Penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.


Penelitian deskriptif kualitatif, deskriptif yaitu suatu rumusan
masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau
memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh,
luas dan mendalam. Menurut Bogdan dan Taylor yang Dikutip
oleh Lexy.J. Moleong, pendekatan kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan Perilaku yang diamati.
Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi lengkap tentang “Tindak Tutur Lokusi Oleh Satpol PP
Pematang Siantar dalam Penertiban Peraturan Daerah di
Lapangan Merdeka ”.
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya, perilaku, persepsi, minat, motivasi,
tindakan, dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Austin, John Langshaw. 1962. How to Do Things With Words. Oxford: Oxford University
Press.
Abdul Chaer dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Juanda, dkk. (2018). Tindak Tutur Ekspresif Guru Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas X Man Pinrang. Pendidikan, 1(1), 11–24.
Hidir, Lalu Muhammad. 2013. “Tindak Tutur Pengawas dalam Kegiatan Supervisi
Akademik pada Guru SMA di Kabupaten Lombok TimurTahun 2012/2013”. Jurnal. Vol 2
Tahun 2013.
Kridalaksana, Harimurti. 1980. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Flores: Nusa Indah.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).
Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. London: Cambridge University Press.
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy J.2019. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.
Rahardi, R. kunjana. 2009, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Erlangga.
Sumarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tarigan, Henry Guntur. 2009. PengkajianPragmatik. Bandung: Angkasa.
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007)
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Ananlisis Data, cet.2 (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011)
TERIMA KASIH

#FKIPJAYASELALU

Anda mungkin juga menyukai