Anda di halaman 1dari 16

MODEL MANUSIA

MUSLIM PESONA
 Allah Yang Menamai Anda Muslim
Beruntunglah Anda, karena ternyata "Allah-lah yang
menamai anda Muslim sejak dahulu" (QS Al-Hajj 78).
Jika anda melakukan ini, memilih Islam sebagai agama
dan jalan kehidupan dengan kesadaran AKAL yang
penuh, dan dengan dorongan PERASAAN yang tulus
dan ikhlas, serta menjalaninya sebagai SIKAP dan
PERILAKU dalam kehidupan pribadi, keluarga, sosial
dan pekerjaan “Udkhulu Fis al-Silmi Kaaffah"
(Masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh) (QS Al
Baqarah:208).
Tiga Tangga Berislam
Setiap kita harus melalui tiga
tangga untuk mengaktualisasikan
Islam dalam berbagai dimensi
kehidupan kita:
1. AFILIASI
2. PARTISIPASI
3. KONTRIBUSI.
AFILIASI adalah kita memahami dengan baik mengapa
kita memilih Islam sebagai agama dan jalan hidup, yang
membentuk Komitmen Aqidah kita kepada Islam,
memahami satuan-satuan ajaran Islam sebagai sistem
dan tatanan kehidupan sehingga kita mampu membaca
dan memahami berbagai peristiwa dan masalah
kehidupan dalam kacamata Islam, yang membentuk
Komitmen Metodologi (syariah) kita kepada Islam,
menjadikan Islam sebagai akhlak dan perilaku sehari-
hari kita, sebagai pribadi, dalam keluarga, dalam
masyarakat, dan dalam pekerjaan, yang membentuk
Komitmen Sikap (Akhlak) kita kepada Islam. Inilah
tahap Iman dan Amal Sholeh.
PARTISIPASI adalah setelah kita melalui tahap diri sendiri dalam
lingkaran khusyu' Iman dan Amal Saleh, kita mulai terlibat dalam
kehidupan sosial masayarakat Muslim sebagai salah satu peserta
sosial yang Sadar dan Proaktif. Ada tiga hal yang harus Anda lakukan
untuk ini;
1. Memiliki rasa keprihatinan yang tinggi terhadap masalah-masalah
kaum muslimin, sebab Nabi kita bersabda "Siapa yang tidak
memperhatikan urusan kaum Muslimin, maka ia bukan dari
golongan mereka"
2. Memiliki sejumlah pengetahuan sosial-humaniora yang dibutuhkan
dalam kehidupan bermasyarakat, agar keterlibatan kita dilakukan
secara sadar, terarah dan dewasa "Berilmulah sebelum beramal" kata
Imam al Bukhari
3. Kita juga harus mengetahui dan menguasai peta dan medan
lingkungan sosial budaya dimana kita hidup, agar kita tahu cara
memasuki dan merubah masyarakat kita ke arah Islam.

Disini kita menjadi DA’I.


KONTRIBUSI adalah bahwa kita harus memilih satu bidang
spesialisasi ilmu atau profesi dimana kita yakin bahwa dalam bidang
tersebut kita bisa jadi expert (ulung). Kita tidak bisa menjadi
segalanya, dan takkan pernah sanggup melakukan segalanya.
Kemampuan kita terbatas. Maka kita harus tahu dimana
persembahan kita yang setulus-tulusnya kepada Islam dan Umatnya.
Ada empat bidang kontribusi yang perlu kita miliki:
1. Kontribusi Pemikiran/Ilmiah (menjadi pemikir atau ilmuwan)
2. Kontribusi Kepemimpinan (menjadi pemimpin)
3. Kontribusi Profesional (menjadi Profesional)
4. Kontribusi finansial (menjadi entrepreneur).

Disini kita menjadi MUJTAHID


"Sungguh, semua manusia akan merugi, kecuali; manusia beriman,
beramal saleh, berwasiat kepada kebenaran, berwasiat kepada
kesabaran' (QS Al-Ashr 1-3).
KONSEP DIRI MANUSIA MUSLIM
PERJALANAN MENEMUKAN JATI DIRI
Selalu ada pertanyaan yang tersisa bagi mereka yang telah
memutuskan untuk menjadikan dirinya sebagai Model Manusia
Muslim yang menjadi simbol pesona Abad 21. Persoalan itu
adalah bagaimana ia mengadaptasikan kualifikasi manusia
Muslim Ideal itu kedalam kerangka ruang kepribadiannya. Itu
karena, wadah kepribadian kita terbatas, kita hanya bisa menjadi
muslim yang ideal dalam batasan wadah kepribadian itu.
Untuk itu kita harus melakukan tiga langkah :
1. Mengetahui kualifikasi Model Manusia Muslim. Dan ini sudah
kami jelaskan sebelumnya
2. Mengetahui dan mengenal diri kita sendiri dengan baik dan
dalam
3. Melakukan pengadaptasian antara model ideal dengan
kepribadian dan potensi diri kita yang riil.
Mengapa Kita Perlu Mengenal Diri Sendiri ?
Mengapa kita perlu mengenal diri kita sendiri ?
Karena, Allah mengatakan "Bertaqwalah kepada Allah
menurut kemampuanmu" (QS Al-Taghabun 16)". Ini berarti
bahwa Allah mengetahui keterbatasan kita sebagai manusia,
dan dalam keterbatasan kita itulah Ia ingin kita berislam
Nabi kita tercinta, Muhammad SAW, juga bersabda, "Allah
merahmati seseorang yang mengetahui kadar kemampuan
dirinya". Sebab dengan mengetahui kadar kemampuan diri
sendiri kita bisa memposisikan diri secara tepat dalam
berbagai situasi kehidupan
Ibnul Qoyyim juga mengatakan "Ada dua pengetahuan
paling penting dan mendasar bagi setiap Muslim,
Ma'rifatullah (pengetahuan tentang Allah), dan
Ma'rifatunnafs (pengetahuan tentang diri sendiri).
Tiga Tingkatan Konsep Diri
siapakah yang membentuk visi kita tentang diri kita ? Ini adalah
tingkatan konsep diri :
Aku Diri, yaitu diri kita seperti yang kita pahami
Aku Sosial, diri kita seperti yang dipahami orang lain (lingkungan
keluarga, sosial, pergaulan, kerja dan organisasi)
Aku Ideal, diri kita seperti yang sebaiknya ada dan yang kita
inginkan di masa mendatang. Aku Ideal kita adalah Model
Manusia Muslim yang telah disebutkan.
Karena Aku Diri dan Aku Sosial bisa benar bisa salah, maka
keduanya harus diletakkan dalam konteks Aku Ideal. Dengan
begitu kita menyerap Aku Ideal kedalam Aku Diri. Maka Abu
Bakar al-Shidiq mengajari kita sebuah doa," Ya Allah, ampunilah
aku atas apa yang tidak mereka ketahui tentang diriku, dan
jadikanlah aku lebih mulia dari apa yang mereka duga".
 MERENCANAKAN PENGEMBANGAN DIRI
MEMBANGUN RUMAH SENDIRI DI AKHIRAT
Merenungi Sejarah Sang Rasul
Pernahkah anda mencoba meruntut jejak-jejak kehidupan
sang Rasul tercinta, Muhammad SAW ?
Perhatikanlah tiga tahapan penting dalam kehidupannya :
Sebelum kenabian dari usia 0 sampai 40 tahun
Dakwah di Mekkah dari usia 40 sampai 53 tahun (atau selama
13 tahun)
Dakwah di Medinah dari usia 53 sampai 63 tahun (atau selama
10 tahun).
Usia 40 tahun pertama dibagi dua tahap,
(1) Sebelum menikah, 0 sampai 25 tahun,
(2) Setelah menikah, 25 sampai 40 tahun. Pada usia 25 tahun
pertama, beliau telah menyerap seluruh pengalaman dasar
kehidupan, hidup di pedalaman padang pasir Bani Sa'ad
yang memberinya kekuatan fisik dan kedekatan dengan alam
Beliau merasakan kesendirian ketika ayah, ibu dan kakek tercinta
meninggal yang memberinya ketabahan dan kemandirian, bekerja
mencari nafkah dengan mengembala kambing dan berdagang,
pengalaman internasional dengan ikut serta dalam kafilah dagang
Abu Thalib, pengalaman militer dalam perang Fijar, pengalaman
diplomasi politik, berdagang bersama Khadijah sampai menikah
dengannya.15 tahun sebelum menjadi Rasul beliau terlibat penuh
dengan dalam berbagai kegiatan sosial sebagai manusia dewasa,
menjadi pemersatu dalam konflik pemasangan Kiswah Ka'bah
sampai digelari al-amin, bertahannuts di Gua Hira selama 3 tahun
(37-40 tahun) sebagai wacana pengkondisian spiritual menjelang
kenabian sampai beliau menerima wahyu. Setelah menjadi Rasul
beliau melakukan dakwah di Mekkah dalam tiga tahap;
(1) Dakwah secara rahasia terhadap individu-individu potensial
tertentu selama 3 tahun,
(2) Dakwah kolektif secara terbuka selama 7 tahun,
(3) Persiapan pembentukan masyarakat Islam Madinah selama 3
tahun.
 Ketika berada di Madinah, beliau juga melakukan dakwah dalam
tiga tahap;
(1) Konsolidasi dan peneguhan eksistensi masyarakat Islam yang baru
berdiri selama 1 tahun,
(2) Menciptakan dan mempertahankan stabilitas negara dari invasi
militer luar selama 5 tahun,
(3) Mulai melakukan jihad ekspansi dan perluasan wilayah Islam
selama 4 tahun terakhir dari usia beliau.
Demikianlah Rasul kita tercinta, Muhammad SAW, menjalani hidup
yang sarat dengan misi, sarat beban, sarat hasil dalam satu melodi
Life Time Chart yang begitu indah. Jika beliau memulai kenabian
dengan wahyu Iqro' ('bacalah':QS A-alaq 1), maka beliau
menutupnya dengan wahyu "Al yauma Akmaltu Lakum Diinakum"
(Hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamamu; QS Al-maidah
3). Dan untuk kesuksesan serta keteladanannya, beliau menyebut
kata kuncinya; "Allah-lah yang mendidikku, maka Ia mendidikku
sebaik-baiknya."
Membangun Rumah Sendiri di Negri Akhirat
Merencanakan atau mebuat proyeksi pengembangan, dengan begitu,
merupakan bagian dari cara kita meneladani Rasul kita, Muhammad
SAW. Ini masalah yang teramat penting bagi setiap muslim, karenanya
Allah berfirman; "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah setiap jiwa melihat apakah kiranya yang telah ia
siapkan untuk hari esoknya, (sekali lagi) bertakwalah kepadaNya,
karena Ia mengetahui semua yang kamu lakukan."(QS al-Hasyr 18).
Dan "orang pintar itu," kata Rasulullah SAW,"adalah orang yang
berjuang menundukkan dirinya dan bekerja untuk hari sesudah
matinya."(Tirmizi dan Ahmad).
Jadi, merencanakan pengembangan diri itu seperti membangun
rumah sendiri di akhirat. Apakah anda sudah punya Master Plan dan
Maketnya ? Kalau mau jadi orang pintar, buatlah dulu master plan dan
maket itu ! Kalau kita punya master plan untuk hari esok, maka;
(1) Kita dapat menjalani hidup lebih mudah, lebih efektif dan efisien,
(2) "Niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya." Jadi kalau kita mati
sebelummelakukan semuanya, kita sudah dapat pahala niat.
 BAGAIMANA MEMBANGUN MOTIVASI DAN KEMAUAN ?
Kekuatan Kemauan
"Orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah." sabda Rasulullah
SAW. Dan sesungguhnya yang membuat seseorang menjadi begitu kuat, salah satunya yang terpenting
adalah kekuatan kemauannya. Karena kemauan yg kuat, kekuatan akal dan keberanian bertemu padu.
Mengumpulkan Tenaga
Inilah langkah pertama, mengumpulkan tenaga. Sebab kemauan adalah jembatan yang menghubung-
kan pikiran dengan tindakan, karena itu kemauan kita bergantung kepada tenaga fisik dan jiwa kita
sekaligus. Jika tenaga fisik dan jiwa kita kuat, maka kemauan kita juga akan menguat. Dan inilah
langkah-langkahnya :
1. Kesadaran yang jelas, kuat dan terus menerus akan TUJUAN HIDUP kita, atau titik akhir yang ingin
kita capai dalam hidup. Dan ini hanya mungkin terjadi jika tujuan hidup serta target-target jangka
panjang, menengah, dan pendek kita terdefinisi dengan jelas.
2. Mengetahui MANFAAT dari suatu perbuatan atau pekerjaan, sebab manfaat itu memiliki daya dorong
yang tinggi terhadap jiwa kita. Manfaat itu bisa bersifat duniawi, bisa juga ukhrawi.
3. Jangan MEMBUANG TENAGA secara percuma. Ada beberapa hal yang sering menguras tenaga saraf
dan jiwa secara berlebihan, seperti marah, terlalu banyak bicara, mencari penghargaan orang lain.
Karena itu Rasulullah SAW mengatakan; "Jangan marah dan kamu akan masuk syurga." Dan "orang
mukmin itu tidak terlalu banyak bicara." Dan prinsip ikhlas kita untuk tidak menjadikan penghargaan
orang lain sebagai tujuan dari tindakan kita.
4. Meninggalkan masalah-masalah sepele. Sebab masalah-masalah besar masih jauh lebih banyak. Nabi
kita bersabda,"Diantara tanda-tanda baiknya keislaman seseorang adalah bahwa ia meninggalkan
urusan yang tidak penting baginya."
5. Kemampuan berkonsentrasi, karena perhatian dan pikiran yang pecah akan menguras terlalu banyak
tenaga dan akhirnya melelahkan kita.
6. Istirahat dan tidur yang cukup.
Menggunakan Tenaga
Inilah langkah kedua. Ada bebrapa prinsip yang berlaku disini:
1. KETERATURAN. Ini merupakan salah satu nilai Islam yang
mengharuskan adanya schedule yang jelas bagi seluruh aktifitas
kita. Schedule yang baik adalah schedule yang dipelajari dan
dibangun diatas suatu VISI, STRATEGI, dan PERENCANAAN hidup
yang baik dan matang. Karena itu Ali mengatakan, "Kebenaran yang
tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir"
2. KESEIMBANGAN. Artinya, semua dimensi hidup kita harus diberi
hak secara seimbang. Sebab, keluarga kita punya hak atas kita,
badan kita juga demikian dan seterusnya.
3. MODERASI. Artinya sifat pertengahan (I'tidal) dalam segala hal dan
menghidari sifat berlebihan, termasuk dalam ibadah. Sebab Rasul
SAW mengatakan,"hanya dengan sifat pertengahan (sederhana)
kamu akan sampai (tujuan)."
4. FOKUS. Prinsip ini mengharuskan kita menentukan TARGET
sebagai fokus yang ingin kita capai. Sebab fokus membantu kita
berkonsentrasi dan memusatkan penggunaan tenaga.
Mengembalikan Tenaga
Setelah menggunakan tenaga, kita harus mampu
mengembalikannya lagi melalui cara berikut,
1. KHALWAT. Khalwat adalah kegiatan yang sangat
dianjurkan Rasulullah SAW dan beliau lakukan selama
3 tahun menjelang kenabian. Ini berguna dalam
mengembalikan kesegaran jiwa dan konsentrasi.
2. MUHASABAH. Evaluasi membantu kita melakukan
perbaikan selanjutnya.
3. PERJALANAN. Travelling berguna dalam memberi
inspirasi kepada kita
4. PENJADWALAN KEMBALI. Merubah dan dan
menjadwal ulang semua kegiatan akan memberi
penyegaran jiwa dan semangat baru bagi kita.

Anda mungkin juga menyukai