Di susun oleh
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WAHIDIYAH
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,atas limpahan nikmat, rahmat,
taufik, serta hidayahnya dan syafaat tarbiyah Rasulullah SAW, barokah nadhroh beliau Ghoutsu
Hadzaz Zaman RA, serta doa restu Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid
pembuatan makalah tentang islam sebagai jalan hidup manusia dapat kami selesaikan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa teknis maupun isinya
masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan semoga penyajian yang
sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang
membacanya.
Dalam laporan ini penulis banyak mendapat masukan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Hafidz Akhiruddin S.Sy, sebagai Dosen pengampu mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Penulis tidak dapat membalas atas semua jasa dan kebaikannya selain ucapan
A. Kesimpulan .................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................... 19
PENDAHULUAN
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan
menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. agama akan memelihara manusia dari segala bentuk
perilaku menyimpang, dan menjauhkanya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan
membuat hati manusia menjadi jernih, halus, dan suci. Di samping itu, agama merupakan
benteng pertahanan bagi generasi muda dalam menghadapi berbagai macam perilaku yang tidak
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw, diyakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai
petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara
Islam merupakan agama yang membawa kedamaian, rasa persaudaraan, cinta kasih, dan
tolong menolong. Agama yang telah di ridhai oleh Allah swt. kepada hambanya. dalam Al
Quran, semua Nabi memilih islam sebagai agama mereka untuk mencapai tujuan akhir dari
Sebagai ummat islam kita tentunya harus memahami makna dari agama yang kita anut.
Karena dengan mengerti makna dan maksud dari ajaran islam, maka di harapkan kita akan
senatiasa melaksanakan kewajiban kita sebagai umat islam dengan penuh keikhlasan dan
kekhusyuan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Dari hasil penelitian penulis dapat menambah wawasan dan dapat mengetahui tentang
2. Bagi Pembaca
PEMBAHASAN
Islam memberikan konsepsi yang lengkap dan sempurna tentang seluruh aspek
1. Keyakinan ( al-i’tiqodi)
QS Al Baqoroh ayat 255 “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi
Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-
Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” yakni keyakinan tentang Tuhan, nama dan sifatnya;
akhirat; tentang nabi dan Rasul; atentang alam ghaib, malaikat, jin, iblis, setan, kehidupan
sesudah mati; alam barzah; kebangkitan; hisab, surga, neraka dan hal-halghaib lainnya. semua
2. Akhlak (al-akhlaqi)
bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
dan QS Ar Ra’d ayat 28“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Yakni sikap moral manusia terhadap Allah, dirinya, sesama manusia dan alam semesta. Aqidah
islamiyah akan membentuk kesadaran untuk sealu berbuat yang terbaik dan menghindari yang
buruk”.
QS Surat Al Baqoroh ayat 138 “Shibghah Allah*). dan siapakah yang lebih baik
shibghahnya dari pada Allah? dan Hanya kepada-Nya-lah kami menyembah”.*) Shibghah
artinya celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti iman kepada Allah yang tidak
disertai dengan kemusyrikan. Yakni tindakan psikomotorik yang bersumber dari aqidah dan
akhlak-Nya. Sistem Islam mengarahkan agar budaya perilaku manusia menjadi mulia dan
terhormat.
4. Perasaan (asy-syu’uri)
QS Ar Ruum ayat 30 “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui” fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri
beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah
wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan. QS Asy
Syu’araa’Surat 26 ayat 192 – 195 yaitu “192. Dan Sesungguhnya Al Quran Ini benar-benar
diturunkan oleh Tuhan semesta Alam, 193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),194.
Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang
memberi peringatan, 195. Dengan bahasa Arab yang jelas.” Yakni perilaku jiwa dalam
merespon segala sesuatu. Perasaan sangat dipengaruhi oleh aqidah dan akhlak. Islam secara
sempurna menyentuh aspek ini sehingga melahirkan generasi yang lembut, sensitif, tegas dan
5. Pendidikan (at-tarbawi)
nikmat kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al
Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”. QS Ali
‘Imran surat ke 3 ayat 164. “Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan
Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” QS surat Al Jumu’ah ayat 2.
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab
dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata:” Islam sebagai pedoman hisup harus dipahami dengan baik dan diwariskan
pemahamannya kepada generasi penerus agar mereka tidak sesat, prosestersebut hany berhasil
6. Sosial (Al-ijtima’i)
Surat An Nur surat ke 24 ayat 2-10 yaitu “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang
berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman
kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman. 3. Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan
perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak
dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu
diharamkan atas oran-orang yang mukmin[1028] 4. Dan orang-orang yang menuduh wanita-
wanita yang baik-baik[1029] (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi,
Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima
kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. 5. Kecuali
orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), Maka Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 6. Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina),
padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian
orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya dia adalah termasuk
orang-orang yang benar. 7. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la’nat Allah atasnya, jika dia
termasuk orang-orang yang berdusta[1030]. 8. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh
sumpahnya empat kali atas nama Allah Sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-
orang yang dusta. 9. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu
termasuk orang-orang yang benar. 10. Dan Andaikata tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya
atas dirimu dan (andaikata) Allah bukan Penerima Taubat lagi Maha Bijaksana, (niscaya kamu
[1028] maksud ayat Ini ialah: tidak pantas orang yang beriman kawin dengan yang berzina,
[1029] yang dimaksud wanita-wanita yang baik disini adalah wanita-wanita yang suci, akil balig
dan muslimah.
[1030] maksud ayat 6 dan 7: orang yang menuduh Istrinya berbuat zina dengan tidak
mengajukan empat orang saksi, haruslah bersumpah dengan nama Allah empat kali, bahwa dia
adalah benar dalam tuduhannya itu. Kemudian dia bersumpah sekali lagi bahwa dia akan kena
laknat Allah jika dia berdusta. Masalah Ini dalam fiqih dikenal dengan Li’an.
Interaksi sosial manusia tidak lepas dari sentuhan Islam. Islam mengatur sedemikian sehingga
tercipta hubungan sosial yang harmonis, penuh kasih sayang dan bebas dari permusuhan.
7. Politik (as-siyasi)
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan
aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu.” (Al-Maidah:48) Sebagai
khalifah Allah di buim, kita tidak akan lepas dari masalah politik, baik sebagai subyek maupun
obyek. Dengan Islam Allah mengatur bagaimana seharusnya politik dan berpolitikitu.
Tarbiyah siyasiah yang bermakna pendidikan atau pembinaan politik adalah sangat
urgent dipahami oleh setiap muslim. Karena pemahaman politik yang sejatinya, tidak sama
dengan pemahaman selama ini dalam ilmu politik secara umum, yaitu berpolitik yang hanya
dimaksudkan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Akan tetapi kita berpartisipasi
dalam politik untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran ilahiah dan memperjuangkan kepentingan
masyarakat. Berkuasa untuk melayani umat, dan memimpin untuk memperbaiki sistem yang
Oleh karenanya, seluruh aktivitas yang berkaitan dengan gerakan berpartai dan berpolitik,
disebut dengan “Jihad Siyasi” (Perjuangan Politik). Dalam bahasa Imam Hasan Al-Banna,
perjuangan ini dikatagorikan dalam marhalah “rukun amal” yang disebut “Ishlahul
Keberhasilan dan kesuksesan berpolitik atau jihad siyasi harus berimpact kepada dimensi
kehidupan yang lain. Harus berimpact kepada dunia pendidikan dan dakwah. Yang berujung
kepada pencerdasan anak bangsa dan pencetakan generasi rabbani. Harus berimpact kepada
dunia ekonomi dan sosial budaya. Yang berakhir kepada pemeliharaan aset-aset negara dan
pendayagunaan kepada masyarakat yang lebih luas. Begitu juga mampu memelihara identitas
atau jati diri bangsa yang bertumpu pada pondasi spirituil dalam aspek sosial budaya.
Seruan dan anjuran kepada umat Islam untuk kembali ke barak atau ke dunia dakwah saja
dengan pemahaman yang sempit, karena alasan bahwa dunia politik adalah dunia “rawan dan
beranjau”, dunia yang sarat dengan kebohongan, ketidak jujuran, khianat, gunjing-menggunjing,
halal menjadi haram, haram menjadi halal, atau menyetujui demokrasi yang merupakan produk
Barat, adalah sebuah seruan kemunduran dalam berdakwah. Bukankah seruan ini seperti orang
yang mengatakan dulu: “Islam Yes, Politik No”. Sebuah adigium yang dulu merupakan musuh
bersama umat Islam dan da’i yang mengajak kembali manusia kepada Islam secara kaffah atau
komprehensif.
Dan bila ada sebagian kader yang tergelincir dan terjerumus dalam permainan sistem
yang destruktif negatif, maka tugas umat, organisasi massa Islam atau organisasi politik Islam
untuk menyiapkan sarana dan prasarana agar setiap yang terjun ke dunia politik tetap istiqamah
dalam menjalankan amanah yang dibebankan kepadanya dan tetap menjaga integritas diri.
Apakah ada pertentangan antara dakwah dan siyasah atau politik?. Jawaban pertanyaan ini akan
menyelesaikan kerisauan dan kegamangan kita dalam melakukan kerja-kerja dakwah selanjutnya
yang bersinggungan dengan dunia politik dan langkah meraih kemenangan “Jihad Siyasi” dalam
Ayat di atas dan pengertian Islam yang didefinisikan oleh Imam Hasan Al-Banna di bawah ini
adalah dalil yang menunjukkan tentang titik temunya amal da’awi dan amal siyasi dalam bingkai
keislaman. Jadi tidak ada samasekali pertentangan antara dunia Dakwah dengan dunia Politik.
“Islam adalah nidzam (aturan) komprehensif yang memuat seluruh dimensi kehidupan. Ia
adalah daulah dan tanah air atau pemerintahan dan ummat, ia adalah akhlak dan kekuatan atau
rahmat dan keadilan. Ia adalah tsaqafah (wawasan) dan qanun (perundang-undangan) atau
keilmuan dan peradilan, ia adalah materi dan kesejahteraan atau profesi dan kekayaan. Ia
adalah jihad dan dakwah atau militer dan fikrah, sebagaimana ia adalah aqidah yang benar
Dakwah yang bertujuan menyeru manusia untuk kembali kepada nilai-nilai Islam secara
komprehensif bisa dilakukan oleh kader di manapun ia berada dan apapun profesinya. Apakah ia
seorang ekonom, pengusaha, pendidik, teknokrat, birokrat, petani, buruh, politikus (aleg) dan
eksekutif (menetri) bahkan seorang presiden sekalipun. Jadi dakwah bukan suatu yang antagonis
dengan dunia politik, akan tetapi dunia politik merupakan salah satu lahan dakwah
8. Ekonomi (al-istishadi)
Untuk menunaikan tugas-tugas dan agar bisa bertahan hidup, manusia melakukan
kegiatan ekonomi. Islam mengatur agar kegiatan ekonomi itu bukan untuk memenuhi
kesengangan sesaat, namun menyiapkan kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat nanti.
9. Militer (al-’askari)
Manusia diberi hak membuat aplikasi hukum dan perundang-undangan, baik perdata maupun
pidana
Seseorang yg ditugaskan di suatu pos, tentu ia harus mengetahui apa sebenarnya tujuan
ia ditempatkan di pos tersebut. Demikian pula dengan manusia, sudah sewajibnya kita tahu apa
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
Kini jelaslah, bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin hanyalah untuk mengabdi &
1. Makna Ibadah
Secara bahasa ibadah berarti tunduk dan taat. Sedangkan menurut istilah, ibadah berarti segala
perkataan dan perbuatan yang dicintai serta diridhai Allah swt, baik yg bersifat lahir (nampak)
Namun ada sebagian orang yg kurang benar dalam memahami arti dari ibadah. Mereka
menganggap ibadah hanyalah terbatas pada ibadah ritual yg tercantum dalam rukun Islam, yaitu
syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Padahal sebenarnya ibadah sendiri tidak mempunyai arti
sesempit itu. Sebaliknya rukun Islam inilah yg seharusnya menjadi titik tolak bagi seorang
Muhammad Quthb dalam sebuah bukunya menuliskan: "Perasaan seorang muslim dalam
perjalanan mencari rizki, mencari ilmu, mengupayakan kemakmuran bumi dan setiap aktivitas
fisik, akal dan jiwanya adalah (bisa bernilai) ibadah. (Nilai) Ibadah yg dilaksanakan dengan
keikhlasan yg sama dengan keikhlasan untuk melaksanakan (ibadah) shalat." Ternyata menuntut
ilmu, mendidik & membesarkan anak, bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga, bahkan
menyingkirkan duri dari jalanan pun bisa mempunyai nilai ibadah. Tentunya ada syarat-syarat
Tiga syarat yg harus dipenuhi agar ibadah kita diterima Allah swt:
1. Lillah, yaitu niat yg ikhlash, niat hanya karena Allah swt semata, niat hanya untuk
3. Illallaah, yaitu dengan tujuan hanya untuk mencari keridhaan Allah semata. Firman
Allah: Dan di antara manusia ada orang yg mengorbankan dirinya karena mencari
keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (QS. 2:207)
Jika salah satu saja syarat di atas tidak terpenuhi dalam melaksanakan peribadatan kepada Allah
swt, maka ibadah tersebut tertolak dan tidak bernilai ibadah di sisi Allah swt.
3.Bekerja & Mengerjakan Hal yang Mubah Bisa Bernilai Ibadah di Sisi Allah SWT
Melaksanakan suatu aktivitas kebaikan (hal yang halal atau mubah) di luar
peribadatan misalnya bekerja mencari nafkah, maka syarat minimal yg harus terpenuhi agar
pekerjaan tersebut dapat bernilai ibadah di sisi Allah swt adalah memenuhi persyaratan ‘lillah’
yaitu niat yang ikhlash, niat untuk menafkahi keluarga, niat mencari rezeki yang baik & halal,
Rasulullah saw bersabda: "Bahwasanya segala amal perbuatan itu tergantung pada
Contoh, seseorang yg pergi bekerja dengan niat hanya untuk mencari dunia semata atau untuk
menumpuk harta semata tanpa dibarengi niat yg lebih dari itu, yaitu niat ikhlash atau niat untuk
menafkahi anak dan istri dengan rizki yg baik & halal, maka gugurlah nilai ibadah dari usaha
kerja tersebut walaupun dia berhasil memperoleh apa yg dia inginkan atau niatkan yaitu uang
atau harta.
Makan juga akan bernilai ibadah jika kita niatkan bahwa dengan makan maka kita akan menjadi
sehat dan kuat sehingga kita akan selalu siap untuk beraktivitas, berfikir dan beribadah dengan
baik.
Maka... Jangan sia-siakan segala bentuk aktifitas kebaikan kita sehari-hari walau hanya
menyingkirkan duri dari jalanan, ber-niatlah-lah dengan ikhlash, maka insya allah semua
aktivitas kita bisa bernilai ibadah & pahala di sisi Allah swt. Dan jangan lupa ucapkanlah
Ayat tersebut menerangkan bahwa tujuan dari ibadah adalah untuk membentuk insan yg
bertakwa. Jika ibadah itu tidak menghasilkan takwa, maka perlu ditinjau kembali kebenaran niat
& pelaksanaan ibadah tersebut. Apakah sudah benar ia berniat dengan ikhlash mencari ridho
Allah, apakah cara pelaksanaannya sudah sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasulullah,
dsb. Hasil dari takwa seorang muslim yg telah mampu mencapai derajat takwa akan diberi
1. Furqan, yaitu pembeda antara yg haq dan yg bathil. "Hai orang- orang beriman, jika
kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan ..." (QS.
8:29). Banyak orang yg kini melihat sesuatu yg bathil itu seperti yg haq dan sebaliknya
sesuatu yg haq itu seperti yg bathil hingga terjadi percampuran antara haq & kebathilan.
Disinilah urgensi furqaan, yg dengannya kita dapat membedakan dan melihat dengan
jelas bahwa sesuatu yg haq itu haq dan yg bathil itu bathil.
2. Jalan keluar, rizki dan kemudahan. "...Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tidak
keluarga tersebut mendapat hadiah yg dapat mereka gunakan untuk meringankan beban
dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, ..." (QS. 7:96). Sepiring makanan yg mempunyai berkah akan dapat mengenygkan
sekeluarga. Sebalik-nya, makanan yg tidak mengandung berkah tidak akan dapat
4. Ampunan & Surga. Dan bersegera-lah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada
surga yg luasnya seluas langit dan bumi yg disediakan untuk orang-orang yg bertaqwa,
(QS. 3:133) Selain itu masih banyak lagi hasil dari takwa yg disebutkan dalam Al-Quran.
Usia agama Islam sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW menjangkau lebih
1400 tahun. Kemandirian Islam beradaptasi dengan perubahan zaman, masa dan pemikiran
manusia tidak mencalarkan sifatnya malahan ia menjadi agama yang unggul dan paling cocok
Namun, di kalangan umat Islam mereka menjelaskan intipati akidah melalui kehidupan yang
berbeza. Ini adalah kerana Islam telah meresapi semua kebudayaan bangsa sehingga proses
asimilasi telah meruntuhkan ketegaran budaya aslinya. Misalnya, masyarakat Islam di negara
China tidak mempraktiskan Islam seperti masyarakat Islam di Negara Arab. Begitu juga,
masyarakat Islam di Eropah mengamalkan Islam dalam kontek yang berbeza daripada
masyarakat Islam di asia khususnya Malaysia dan Indonesia. Momennya, berlaku hubungkait di
antara masyarakat ini ialah pendasaran pada sunnahtullah iaitu al-Quran dan sunnah walau
mereka. Bahkan kehilangan sifat-sifat ini akan mencacatkan radiasi keabsahan Islam pada
Allah SWT mengutuskan para rasul untuk membebaskan manusia daripada syirik iaitu
menyembah Tuhan selain Allah. Tauhid menjadi intipati utama dakwah para rasul khususnya
para rasul yang tergolong sebagai Ulul Azmi. Misalnya, Nabi Ibrahim AS berdakwah kepada
kaumnya (Raja Namrud), begitu Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS sehinggalah Nabi
Muhammad SAW.
Misi Rasulullah SAW di Mekah selama 13 tahun adalah membebaskan masyarakat Arab Jahiliah
daripada perbuatan syirik. Ayat-ayat Makiyyah menyeru kepada mengesakan Allah. Dalam
Surah al-Kafirun misalnya menegaskan bahawa orang-orang yang beriman amat berbeza dengan
orang kafir. Sifat utama orang beriman adalah beriman kepada Allah, para malaikat, kitab, para
rasul, hari kiamat, qodho’ dan qodar. Mereka membuang segala perbuatan yang menyerupai
orang-orang kafir. Percaya dan yakin bahawa peranan mereka adalah sebagai hamba dan
khalifah Allah dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan rasul.
Tauhid juga bermaksud orang-orang beriman meletakkan Allah dan Rasulullah SAW sebagai
matlamat utama melebihi perkara lain. Seperti sifat Abu Bakar As-Siddiq kala dipukul kafir
Quraisy tetapi masih bertanyakan Rasulullah SAW apabila tersedar daripada pengsan. Ini
menunjukkan kasih dan cintanya kepada Rasulullah SAW melebihi dirinya sendiri.
Masyarakat Islam juga adalah masyarakat yang teguh serta sanggup menggadaikan
nyawa demi keyakinan terhadap Allah dan rasul seperti keluarga Yasir dan Sumayyah yang
meningga dunia di tangan musuh serta keteguhan Bilal bin Rabah mempertahankan akidahnya
Masyarakat Islam berteraskan akidah telah dimodelkan oleh para sahabat baginda SAW yang
mula – mula memeluk Islam. Mereka sanggup dimusuhi saudara kerana memilih Islam, mereka
memilih untuk hidup melarat dan miskin serta berjuang harta dan nyawa demi Islam, pasukan
Muhajirin sanggup meninggalkan kampung halaman serta keluarga yang dicintai termasuk
Zainab, Puteri sulung Rasulullah SAW. Beliau tinggalkan suaminya Abu Al- Ash yang masih
Masyarakat berteraskan akidah yang benar hanya akan menggunakan al-Quran dan sunnah
sebagai panduan hidup. Selain keduanya, mereka akan menolak. Bahkan prinsip akidah Islam
yang tegas tidak akan membenarkan umatnya bertoleransi dengan agama lain apatah lagi
merayakan hari-hari kebesaran mereka. Kisah-kisah pejuang Islam sepanjang zaman yang teguh
mempertahankan akidah boleh menjadi tauladan kepada umat Islam sekarang seperti perjuangan
Badiuzzaman Sa’id Nursi, Hassan al-Banna, Syed Qutb, Tok Kenali dan lain-lain.
Kesan daripada akidah Tauhid yang mendokongi iman adalah ibadah, amal, akhlak dan
sikap yang ikhlas dan benar. Dr Wahbah az-Zuhaili dalam bukunya Akhlak Muslim
menjelaskan bahawa sifat benar hanya terdapat pada orang mukmin. Firman Allah Taala
bermaksud;
‘Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan jadilah kamu bersama orang-
Allah juga menyebut dalam surah al-Ahzab ayat 35 tentang sifat orang beriman bermaksud; ‘
menyifatkan mereka sebagai al-mukazzibin (penipu). Sifat penipu atau tidak amanah termasuk
sebagai sifat munafik. Dalam surah as-Soff menyebutkan; Wahai orang-orang yang beriman
mengapa kamu mengata sesuatu yang tidak kamu laksanakan? Perbuatan tidak amanah sangat
Daripada diri mukmin yang benar dan bersih, akan melahirkan keluarga dan ahli
masyarakat yang baik. Tauladan ini boleh diambil daripada kisah-kisah para solihin yang telah
melahirkan generasi gemilang kerana mengamalkan Islam (bersih) dalam kehidupan. Contohnya,
Maryam, ibu Nabi Isa AS. Seorang wanita yang suci dan bersih dan mengabdikan diri kepada
Allah SWT. Keturunan seorang soleh bernama Imron, anak saudara Zakaria dan Yahya AS.
Daripada generasi anbiyai ini lahirlah Nabi Isa AS. Kisah para ulama masa kini, ibubapa mereka
adalah orang-orang yang benar dan bersih. Contoh lain, kisah Badiuzzaman Sa’id Nursi, bapanya
seorang yang warak dan hanya memberi makanan yang halal kepada anak-anak termasuk
binatang ternakannya juga dipastikan makan rumput yang halal. Manakala Ibu Sa’id Nursi hanya
menyusukan anak-anaknya dalam keadaan bersih dan berwudhuk . Begitu juga para imam
seperti Imam Syafie, Imam Ibnu Taimiyah dan Imam Ghazali, semuanya lahir daripada
Masyarakat Islam juga benar dalam tindakan, percakapan dan pemikiran. Hanya bercakap
perkara-perkara yang baik dan benar. Tidak berlaku zalim seperti mengamalkan rasuah,
memakan harta anak yatim, mengabaikan tanggungjawab dan 1001 perkara yang bertentangan
dengan kebenaran.
Hadis Rasulullah SAW bermaksud; Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi daripadanya.
Justeru, masyarakat Islam yang mengambil siri tauladan Islam bermakna menjadikan kebenaran
sebagai rujukan kehidupannya, Manakala selainnya adalah kesesatan.
Allah SWT menciptakan manusia daripada tubuh yang satu iaitu Nabi Adam AS.
Justeru, percaturan fitrah manusia seperti bentuk fizikal, naluri dan perasaan, kecenderungan
adalah sama sahaja. Malah, Allah telah berfirman yang bermaksud Allah tidak menilai seseorang
itu berdasarkan keturunan, bangsa, warna kulit tetapi hanya sifat taqwa. Justeru, kebersamaan
itulah yang mengikat manusia untuk tunduk kepada Allah SWT sebagai Pencipta dan Tuhan
sekalian alam.
Sesiapa yang beriman kepada Allah SWT maka ia telah disatukan dalam persaudaraan
Islam. Malah baginda SAW pernah mengatakan bahawa orang-orang beriman itu ibarat satu
tubuh, jika salah satu anggotanya sakit maka sakitlah seluruh tubuh. Tauladan dipetik daripada
peristiwa hijrah yang telah menyatukan kaum Muhajirin dan Ansar di Madinah. Umat Islam di
zaman Rasulullah SAW bersatu mempertahankan akidah. Berkongsi pemilikan harta bahkan
Misalnya, kisah di Medan Uhud menyaksikan tentera Islam berkorban untuk sahabat-
semua mereka mati syahid. Ini bertepatan dengan sabda Rasulullah SAW yang bermaksud;
Tidak masuk syurga seseorang yang membiarkan saudaranya lapar walaupun dia seorang ahli
ibadah.
Punca kekuatan Islam boleh tersebar ke pelusuk dunia timur dan barat adalah kesatuan diri dan
akidah. Umat Islam sujud pada kiblat yang sama, menikmati al-Quran dan Sunnah (panduan
hidup) yang sama serta rasa cinta kepada Allah dan rasul yang sama Apabila kesatuan itu pecah,
maka hancurlah kekuatan Islam, ini boleh diiktibari daripada sejarah khalifah Islam. Tatkala
umat Islam berpecah kepada firqoh (kumpulan) fahaman seperti Syiah, Ahl Sunnah, Khawarij
dan Muktazilah, musuh terutama orang munafik dan Yahudi senang melaga-lagakan sehingga
tercetusnya peperangan yang mengorbankan ramai pemimpin Islam seperti Saidina Ali RA,
Saidina Uthman RA, Saidina Hussien RA dan ramai lagi. Begitu juga apa yang berlaku saat
keruntuhan Khalifah Uthmaniyyah di Turki. Sultan Abdul Hamid II telah diselewengkan oleh
orang-orang kanannya mengakibatkan sistem khalifah Islam hancur digantikan sistem sekular
Kini, apabila kuasa barat Eropah menakluk sebahagian dunia, mereka telah
memisahkan negara-negara Islam kepada negara dan bangsa melalui dasar pecah dan perintah.
Oleh itu, wujudlah jurang perbezaan berdasarkan geografi, bahasa, warna kulit walaupun
masing-masing adalah Muslim. Malang lagi, semua mereka disatukan dengan penonjolan budaya
barat (hegemoni) yang jauh bertentangan dengan Islam. Oleh itu, umat Islam tidak lagi berasa
sensitive kepada keadaan yang berlaku di negara Islam lain kerana sikap taksub terhadap bangsa
Jelaslah bahwa, apabila rasa ukhwah hilang dari jiwa umat Islam, maka mereka menjadi umat
Ilmu adalah perkara pertama yang diajarkan Allah SWT kepada Nabi Adam AS.
Firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah:31 bermaksud: Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama benda seluruhnya. Daripada ayat yang berikutnya, Nabi Adam AS telah
mengajarkan pula kepada malaikat (al-Baqarah: 33). Ini membuktikan Allah SWT menaikkan
taraf manusia berbanding para makluk lain termasuk malaikat hanya dengan akal fikiran yakni
ilmu pengetahuan. Bahkan ketika Rasulullah SAW diangkat menjadi nabi, wahyu pertama yang
diberikan kepada baginda SAW adalah Iqra iaitu membaca. Malaikat Jibril AS sendiri yang
Tamadun-tamadun awal manusia iaitu Yunani, Rom, Parsi, Cina dan India masyhur kerana
penguasaan ilmu pengetahuan meliputi falsafah, teknologi dan kemahiran. Bangsa Rom menjadi
hebat kerana pengetahuan mereka terhadap ilmu binaan, bangsa Parsi terkenal dengan
kecerdikan mereka di medan peperangan, bangsa Cina agung dengan budaya perniagaan,
perubatan dan teknologi (kertas), bangsa Yunani dan India pula terkenal dengan falsafah.
Justru, kala Allah SWT memunculkan Islam, maka seiring itu jugalah Dia membentangkan ilmu
pengetahuan yang berlunaskan syariat yang semuanya terkandung dalam al-Quran dan Sunnah.
Peradaban Islam pasca negara Islam Madinah menyaksikan umat Islam paling unggul apatah lagi
ketika itu, bangsa Eropah mengalami zaman gelap. Ketika itu lahirlah tokoh-tokoh pemikir dan
ilmuan Islam seperti Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Ibnu Baitutah, Ibnu Kathir dan ramai lagi
termasuk empat imam fikah iaitu Imam Malik, Imam Syafie, Imam Abu Hanifah dan Imam
Hanbali. Bahkan, ilmu-ilmu Islam sentiasa berkoleborasi dengan zaman sehingga ia tidak pernah
Justru, umat Islam adalah umat yang paling unggul sekiranya mereka memahami
martabat ilmu. Sebaliknya, jika mereka tidak menguasi ilmu, mereka menjadi umat yang
mundur, lemah, dan menjadi mangsa keadaan. Ia sangat bertentangan dengan apa yang dialami
oleh umat Islam di era Rasulullah SAW, para sahabat dan tabiin.
Contoh-contoh keruntuhan umat Islam akibat tidak menguasai ilmu pengetahuan boleh dilihat
pada masa kini. Umat Islam lebih banyak menjadi pengguna daripada pengeluar, lebih ramai
menjadi hamba daripada tuan, lebih rela menjadi pengikut dan pelaksana daripada ketua dan
pengusaha. Jika keadaan ini berterusan, adalah mustahil masyarakat Islam boleh bangkit
Perbezaan di antara orang yang berilmu dengan orang jahil itu amat ketara. Ini telah disebutkan
Adakah sama orang-orang yang mengetahui-ilmu- dan orang-orang yang tidak mengetahui-
Salah satu ciri Islam adalah memudahkan umatnya. Sabda Rasulullah SAW:
Mudah yang dimaksudkan ialah Islam melorongkan hak yang boleh memenuhi fitrah
kemanusiaan manusia. Contohnya, Islam membenarkan perkahwinan di antara lelaki dan wanita
dengat syarat yang mudah, Islam membenarkan umatnya menjadi kaya dengan jalan usaha yang
benar. Islam memudahkan umatnya yang bermusafir bahkan seluruh hukum Islam (yang tidak
berkait dengan akidah) boleh disesuaikan mengikut keadaan zaman dan persekitaran.
Hari ini, apabila negara-negara Islam diserapi pengaruh penjajahan terutama Barat (Eropah) dan
berlangsung lebih daripada 500 tahun, Islam masih kukuh dan meresapi jiwa penganutnya
sehingga di abad 21, Islam menjadi satu tamadun yang paling ampuh melawan tamadun Barat
yang mulai dihakis kerosakan. Malahan, umat barat mulai takut dengan budaya Islam yang mula
menyerapi warga Eropah hingga menyingkirkan budaya sekular yang menjadi pegangan barat.
Misalnya, di Belanda, filem Fitna yang dihasilkan bagi tujuan memburukkan Islam dengan
mengaitkan keganasan kepada Islam adalah interpretasi daripada kebimbangan mereka terhadap
kebudayaan yang ada. Sebaliknya, cuba memahami Islam dalam sudut yang luas dan syumul.
Hafiz Firdaus, seorang intelektual Islam di Malaysia menggagaskan supaya umat Islam melihat
Islam seperti menaiki sebuah kapal terbang. Di tempat yang tinggi, kita dapat melihat bucu-bucu
Keadaan umat Islam di negara Eropah tidak sama dengan keadaan umat Islam di Timur Tengah
atau Asia dan Eropah. Perbezaan budaya dan cara berfikir di kalangan umat Islam yang
dipisahkan dalam kala geografi ini tidak menjadikan Islam itu berpecah-pecah tetapi lebih
uniknya, ia bertoleransi dan melambangkan keistimewaan Islam yang meraikan semua budaya
dan bangsa.
Allah SWT telah menyebut dengan khusus keistimewaan sifat orang Mukmin yang
meletakkan mereka di martabat yang mulia dan beruntung dalam surah al-Mukminun ayat 1- 10
iaitu;
2. Orang yang menjauhkan diri daripada perbuatan yang tidak berguna (maksiat dan lagho)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada makalah ini kami simpulkan beberapa inti pokok dari pembahasan makalah
2. Bahwasannya agama islam memiliki fungsi tersendiri dan memiliki struktur yang dapat
B.Saran
Akhirnya, pemakalah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu
di dalam menyelesaikan makalah kami ini. Disamping itu, kritik dan saran dari mahasiswa serta
dosen pengampu dan para pembaca sangat kami harapkan, demi kebaikan kita bersama terutama
bagi pemakalah.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Muh. Rifa’i. Fiqih Islam Lengkap. (Semarang: PT Karya Toha Putra)