Anda di halaman 1dari 46

BADAN

LAYANAN UMUM
Kelompok :
1. Andre Nughroho
2. Mei Wulandaria Sipahutar
MATERI KITA:

1. Dasar Hukum

2. Pengertian BLU dan PPK BLU

3. Tujuan dan asas-asas BLU

4. Persyaratan, Penetapan, dan Pencabutan BLU

5. Standar dan Tarif Layanan

6. Pengelolaan Keuangan BLU


Perkembangan Jumlah BLU 2020

105 100
243 Kesehatan Pendidikan
233
216
201
176
10 5
152 Pengelola Pengelola
128 135 Dana Kawasan
120
99
75
47 23
36 Barang/Jasa
13 16 Lainnya

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: PPKBLU (November


2020)
Dasar Hukum
1. 1. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara Psl 68 dan 69
2. 2. PP No. 23/2005 tentang PK BLU yang diperbaharui dengan PP No. 74 Tahun 2012

3.

• PMK No. 119/2007 tentang Persyaratan Administrasi dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan
Satker Instansi Pemerintah untuk Menerapkan PK BLU (penganti PMK 7/PMK.02/2006)
• PMK No. 08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU
• PMK No. 109/2007 tentang Pembentukan Dewas pada BLU (pengganti PMK 9/PMK.02/2006)
• PMK No. 10/PMK.02/2006 dan PMK No. 73/2007 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi bagi
Pejabat Pengelola, Dewas, dan Pegawai BLU
• PMK No. 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan
Perubahan RBA serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLU
• PMK No. 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran
BLU
• PMK 129/PMK.05/2020 tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum stdd PMK Nomor
202/PMK.05/2022 tentang Perubahan atas PMK Nomor 129/PMK.05/2020 tentang Badang
Layanan Umum
Latar Belakang
 Salah satu agenda reformasi keuangan negara adalah
adanya pergeseran dari penganggaran tradisional
menjadi pengganggaran berbasis kinerja (UU 17/2003)
 Salah satu alternatif untuk mendorong peningkatan
pelayanan publik adalah dengan mewiraswastakan
pemerintah (enterprising the government).
 Instansi pemerintah yang tugas dan fungsinya memberi
pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan
pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. (UU
1/2004 Psl 68 dan 69).
 BLU ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam
pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat.
Badan Layanan Umum …bagian dari Reformasi Pengelolaan Keuangan
Negara untuk memberikan layanan publik yang lebih baik dan lebih bekualitas
…paradigma New Public
paradigma let the managers manage, Management
dipengaruhi pasar, otonom, orientasi pada hasil, kompetitif, layanan kepada
konsumen, perbaikan yang berkelanjutan, pengambilan risiko, dan
enterprising government

…karakteristik
Instansi Pengelolaan Pengelolaan Kombinasi Antara Publik dan Privat
Pemerintah Keuangan
Badan Layanan Tatakelola - agensifikasi
Konvensional
Umum Aset Tidak Dipisahkan
PP No.23/2005
diperbaharui PP Anggaran Menyatu dengan APBN/D
74/2012 Pegawai PNS dan dapat mengangkat pegawai non
PNS

…bentuk reformasi birokrasi yang mentransformasi lembaga birokrasi konvensional menjadi modern
(corporatization) dengan konsep agensifikasi,
untuk dapat menyelenggarakan layanan publik yang berkualitas dengan efisien dan produktif,
dengan tetap tidak berorientasi mencari keuntungan semata…
Pasal 68 UU No. 1 Tahun 2004

1. BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Kekayaan BLU merupakan kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan serta dikelola
dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU yang bersangkutan

3. Pembinaan keuangan BLU pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri Keuangan dan
pembinaan teknis dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab atas bidang
pemerintahan yang bersangkutan.

4. Pembinaan keuangan BLU pemerintah daerah dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan
daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah yang
bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan.
Pasal 69 UU No. 1 Tahun 2004
1. Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan.
2. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan
disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran
serta laporan keuangan dan kinerja Kementerian Negara/Lembaga/pemerintah
daerah.
3. Pendapatan dan belanja BLU dalam rencana kerja dan anggaran tahunan sebagaimana
dimaksud pada nomor (1) dan nomor (2) dikonsolidasikan dalam rencana kerja dan
anggaran KN/Lembaga/pemerintah daerah yang bersangkutan.
4. Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan
merupakan Pendapatan Negara/Daerah.
5. BLU dapat memperoleh hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain.
6. Pendapatan sebagaimana dimaksud pada nomor (4) dan nomor (5) dapat digunakan
langsung untuk membiayai belanja BLU yang bersangkutan.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur dalam peraturan
pemerintah.
Apa perbedaan antara BLU dengan:

Status ?
● Satker Non-BLU ? Independensi ?
Fleksibilitas ?
● BUMN ?
● PTN-BH ?


# B E L A J A R T A N P A B A T A S
● SUI GENERIS ?

p k n s t a n . a c . i d
diiipknstan@2020
Public Goods Semi Public Goods Private Goods

BUMN
BUREAUCRACY BLU
 Persero
 Legislation & Regulation  Public Service  Perum
 Authorities Deliveries  ?)
S  Controls & Judiciary  Internal Service PT BHMN( P
T Agencies R
A I
T V
E A
T
E

YAYASAN PRIVATE
? & NGOs PROPERTIES

Government- non profit Non-for-Profit Market- profit oriented


Karakteristik Kelembagaan

BLU BUMN
Satker
PNBP • Motif: not-for-profit.
• Memberikan layanan quasi • Motif: Profit.


public goods, tidak internal • Memberikan layanan private
• Motif: Non Profit service dan bukan

# B E L A J A R T A N P A B A T A S
goods (rivalry dan excludability).
• Sumber pendapatan dari administratif. • Seluruh pendapatan operasional
jasa layanan/PNBP • Mempunyai PNBP yang mampu menutupi seluruh biaya
fungsional. signifikan (> =Rp 15 miliar). operasional dan investasi.
• Seluruh pendapatan harus • Dapat menggunakan PNBP • Pendapatan usaha bukan
disetor ke Kas Negara. secara langsung. merupakan PNBP.

p k n s t a n . a c . i d
• Dapat menggunakan PNBP • Mempunyai fleksibilitas • Mempunyai otonomi/fleksibilitas
fungsional atas ijin Menkeu. pengelolaan keuangan manajerial yang luas.
• Tidak mempunyai negara (semi otonom). • Surplus dapat digunakan dan
fleksibilitas pengelolaan • Pertanggungjawaban dg untuk investasi langsung.
keuangan (tidak otonom). SP3B. • Mampu berkontribusi terhadap
• Pertanggungjawaban dg • Surplus dapat digunakan PNBP laba pemerintah.
SPM. pada tahun anggaran • Kekayaan negara yang
• Sisa anggaran lebih di akhir berikutnya. dipisahkan.
tahun tdk dpt digunakan • Kekayaan negara tidak
lagi. dipisahkan.
• Kekayaan negara tidak
diiipknstan@2020 dipisahkan.
PENGERTIAN BLU & ISTILAH-ISTILAH
 Badan Layanan Umum (BLU) Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BLU
Dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran
Instansi di lingkungan Pemerintah yang yang berisi program, kegiatan, target kinerja, dan
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada anggaran suatu BLU.
masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan Standar Pelayanan Minimum (SPM)
mencari keuntungan dan dalam melakukan Spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan
minimum yang diberikan oleh BLU kepada
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi masyarakat.
dan produktivitas.
“Praktek bisnis yang sehat”


Penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan
 Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLU

# B E L A J A R T A N P A B A T A S
kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka
Pola pengelolaan keuangan yang memberikan pemberian layanan yang bermutu dan
fleksibilitas berupa keleluasaan untuk berkesinambungan.
menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat

p k n s t a n . a c . i d
untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan negara pada
umumnya. Psl 1 PP 23/2005

diiipknstan@2020
Pengertian Pengelolaan Keuangan BLU
Apakah Pengelolaan Keuangan BLU (PK BLU)?
Pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Institusi yang dapat menerapkan PK BLU:


 Instansi yang langsung memberikan layanan kepada masyarakat (organic
view);
 Memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.
Tujuan BLU

Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka


memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.

Pasal 2 PP 23/2005
AZAS BADAN LAYANAN UMUM (BLU)
1. BLU beroperasi sebagai unit kerja K/L/Pemda untuk BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa
tujuan pemberian layanan umum yang mengutamakan pencarian keuntungan
pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan.

BLU merupakan bagian perangkat pencapaian Rencana kerja dan anggaran (RKA) serta laporan
tujuan K/L/Pemda sehingga status hukum BLU keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan
tidak terpisah dari K/L/Pemda sebagai instansi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana
induk. kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan
K/L/SKPD/Pemda.

Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati
/walikota tertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum
yang didelegasikannya kepada BLU dari segi sejalan dengan praktek bisnis yang sehat.
manfaat layanan yang dihasilkan.

Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU


bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
pemberian layanan umum yang didelegasikan
kepadanya oleh menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/ walikota.
PERSYARATAN BLU  Menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi utama yang
berhubungan dengan:
1) menyediakan barang dan/atau jasa untuk layanan
Persyaratan Subtantif umum;
Fungsi dasar pelayanan publik 2) Mengelola wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan
meningkatkan perekonomian masyarakat atau
untuk layanan umum; dan/atau
3) Mengelola dana khusus dalam rangka
meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan
kepada masyarakat
 Bidang layanan umum yang diselenggarakan bersifat
Persyaratan Teknis operasional yang menghasilkan semi barang/jasa publik
Diatur oleh K/L Teknis (quasi public goods);
sebagai instansi induk  Dalam melakukan kegiatannya tidak mengutamakan
pencarian keuntungan.
 Kinerja pelayanan layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU
sebagaimana direkomendasikan Dokumen
menteri/pimpinan lembaga; a. pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja
 Kinerja keuangan satker yang bersangkutan pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;
sehat sebagaimana ditunjukkan dalam b. pola tata kelola;
dokumen usulan penetapan BLU. c. rencana strategis bisnis ;
d. laporan keuangan pokok;
e. standar pelayanan minimum; dan
f. laporan audit terakhir (bila telah diaudit) atau
Persyaratan Keuangan / administratif membuat pernyataan bersedia diaudit secara
Diatur oleh Menteri Keuangan independen.
PENETAPAN BLU(D)
Instansi/calon BLU Menteri Teknis/ Pimpinan Menteri
Lembaga Keuangan/Gub/Bup/Walkot
Persyaratan usulan usulan
substantif

ya memuaskan Penetapan
memenuhi Usulkan Teliti ya Usulkan BLU Penuh
BLU Persyaratan diteruskan
tidak teknis
Teliti
Persyaratan
Tidak diusulkan tidak administrasi
kurang


tidak memuask

# B E L A J A R T A N P A B A T A S
Tdk an Penetapan
diusulkan BLU bertahap
Tdk
disetujui

p k n s t a n . a c . i d
1. Penilaian Persyaratan Administrasi oleh Tim yang dibentuk Menteri
Keuangan.
2. Penilaian dengan SOP yang ditetapkan Dirjen Perbendaharaan.
3. Penetapan PK BLU paling lambat 3 (tiga) bulan sesudah persyaratan
administrasi diterima dengan lengkap.
4. Penetapan PK BLU dengan Keputusan Menteri Keuangan Pasal 5 PP 23/2005

diiipknstan@2020
Status BLU dan Konsekuensinya
BLU Kriteria Kriteria BLU
Bertahap 1. Persyaratan Substantif, Teknis 1. Persyaratan Substantif, Teknis
Penuh
terpenuhi terpenuhi
2. Persyaratan Administrasi 2. Persyaratan Administrasi
terpenuhi kurang memuaskan terpenuhi memuaskan sesuai
sesuai dengan kriteria SOP dengan kriteria SOP penilaian
Penilaian BLU

Feksibilitas dibatasi Feksibilitas


Semua yang diamanatkan PP

# B E L A J A R T A N P A B A T A S
1. Penggunaan langsung
40% pendapatan dibatasi, sisanya 23/2005 a.l 90%
harus disetor ke kas negara sesuai 1. Pengelolaan Pendapatan dan
prosedur PNBP. Belanja
2. Tidak dibolehkan mengelola 2. Pengelolaan Kas

p k n s t a n . a c . i d
utang. 3. Pengelolaan Piutang dan Utang
3. Tidak dibolehkan mengelola 4. Investasi
paling lama 3 Investasi. 5. Pengadaan dan Pengelolaan
tahun 4. Pengadaan barang/jasa mengikuti Barang
ketentuan umum pengadaan 6. Pengembangan sistem dan
barang/jasa yang berlaku. prosedur pengelola keuangan
5. Tidak diterapkan flexible budget. dan akuntansi.

diiipknstan@2020
PENCABUTAN STATUS PPK BLU
Penerapan PPK-BLU berakhir apabila Psl 6 PP 23/2005

1 dicabut oleh Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota


Bila BLU ybs sudah tidak
memenuhi persyaratan
dicabut oleh Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota substantif, teknis,
2 berdasarkan usul dan menteri/pimpinan lembaga/kepala dan/atau administratif
SKPD
Penetapan pencabutan penerapan PPK-BLU atau penolakannya
Bila terlampaui = usulan ditolak
paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tggl usul pencabutan diterima


# B E L A J A R T A N P A B A T A S
berubah statusnya menjadi badan hukum dengan Dilakukan berdasarkan
3 kekayaan negara yang dipisahkan. penetapan ketentuan
peraturan per-UU-an

Instansi pemerintah yang pernah dicabut dari status PPK-BLU dapat diusulkan kembali

p k n s t a n . a c . i d
untuk menerapkan PPK-BLU

Dalam rangka menilai usulan penetapan dan pencabutan, Menteri Keuangan/gubernur/


bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya, menunjuk suatu tim penilai.
Psl 7 PP 23/2005

diiipknstan@2020
STANDAR DAN TARIF LAYANAN BLU
Standar Layanan Tarif Layanan

1) Instansi pemerintah yang 1. BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai
menerapkan PPK-BLU imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan.
menggunakan Standar 2. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan ditetapkan
Pelayanan Minimum (SPM) dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya
yang ditetapkan oleh per unit layanan atau hasil per investasi dana.
menteri/pimpinan 3. Tarif layanan harus mempertimbangkan:
lembaga/gubernur/bupati/walik a. kontinuitas dan pengembangan layanan;
ota. b. daya beli masyarakat;


c. asas keadilan dan kepatutan; dan
2) SPM dapat diusulkan oleh

# B E L A J A R T A N P A B A T A S
d. kompetisi yang sehat.
instansi pemerintah yang 4. BLU menyusun tarif layanan dengan memperhatikan
menerapkan PPK-BLU. pedoman umum yang disusun Menkeu/Gub/Bup/Walkot dan
pedoman teknis yang disusun Menteri/Pim
3) SPM harus mempertimbangkan
Lembaga/Sekda/Kepala SKPD.

p k n s t a n . a c . i d
1.kualitas layanan,
5. Tarif Layanan diusulkan oleh pemimpin BLU secara berjenjang
2.pemerataan dan kesetaraan
untuk ditetapkan dlm Peraturan Menkeu/Gub/Bup/Walkot.
layanan, 3.biaya serta,
6. Menkeu sesuai dgn kewenangannya dapat mendelegasikan
4.kemudahan untuk
kewenangan penetapan tarif layanan kepada Menteri/Pim
mendapatkan layanan.
Lembaga dan/atau pemimpin BLU.

Pasal 8 PP 23/2005 Psl 9 PP 23/2005 diubah dgn PP 74/2012

diiipknstan@2020
PENGELOLAAN KEUANGAN BLU
Perencanaan dan Penganggaran

Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja

Pengelolaan Barang
Pengelolaan Kas

Pengelolaan Piutang Penyelesaian Kerugian


dan Utang
Akuntansi, Pelaporan, dan
Investasi Pertanggungjawaban Keuangan

Akuntabilitas Kinerja

Surplus dan Defisit

Tata Kelola BLU


Perencanaan dan Penganggaran (1/3)
1) BLU menyusun rencana strategis bisnis (RSB) lima tahunan dengan mengacu
kepada Rencana Strategis K/L (Renstra-KL) atau Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
2) BLU menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Tahunan dgn mengacu kpd RSB.
3) RBA Tahunan disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya
menurut jenis layanannya dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan
lain, dan APBN/APBD.
(3a) Perhitungan akuntansi biaya berdasarkan standar biaya yang ditetapkan oleh
pemimpin BLU.
(3b) Perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya paling kurang
menyajikan perhitungan biaya langsung dan biaya tidak langsung.
(3c) Dalam hal BLU belum menyusun standar biaya, BLU menggunakan standar
biaya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 10 PP 23/2005 diubah dengan PP 74/2012


Perencanaan dan Penganggaran (2/3)
1) BLU mengajukan RBA kepada menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD untuk
memperoleh persetujuan sebagai bagian dari RKA-KL atau sebagian dari
rencana kerja dan anggaran SKPD.
2) RBA disertai dengan usulan standar pelayanan minimum dan standar biaya.
3) RBA BLU yang telah disetujui oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD
diajukan kepada Menteri Keuangan sebagai bagian RKA-KL / PPKD sebagai
bahan penyusunan Perda tentang APBD.
3a) Pagu Anggaran BLU dlm RKA-K/L atau Pagu Anggaran BLU dlm rancangan
Perda ttg APBD yang bersumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan
surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu output
dan jenis belanja.
4) Menteri Keuangan atau Tim Anggaran Pemda sesuai dgn kewenangannya
melakukan telaah terhadap RBA sebagai bagian dari mekanisme pengajuan
dan penetapan APBN/APBD.
5) BLU menggunakan APBN/APBD yang telah ditetapkan sebagai dasar
penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA definitif.
Pasal 11 PP 23/2005 diubah dengan PP 74/2012
Perencanaan dan Penganggaran (3/3)
RBA RKA K/L DIPA
Pendapatan: APBN Belanja Pegawai, Barang/jasa,
Layanan
KSO PNBP Modal (APBN)
Hibah & Lainnya

Cost Accounting dgn SPM


 Variable Direct Costs
 Belanja Pegawai
 Fixed Direct Costs Penggunaan pendapatan BLU
 Variable OH Costs
 Belanja Barang/Jasa
 Belanja Pegawai
 Fixed OH Costs Belanja Modal  Belanja Barang/Jasa
 Belanja Modal
 Biaya Pegawai
 Biaya Material dan
Supplies
 Depresiasi/Amortisasi dgn SPM Pengesahan
 Biaya Operasional Lainnya

Ringkasan Belanja Modal:


- Belanja Modal APBN Rpxxx
- Belanja Modal dr Pendapatan Fungsional Rpxxx
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLU
DPA BLU itu:
1. Disusun dengan mengacu RBA BLU untuk diajukan kepada
Menkeu/PPKD.
2. Paling sedikit mencakup:
a. seluruh pendapatan dan belanja,
b. proyeksi arus kas, serta
c. jumlah dan kualitas jasa dan/atau barang yang akan dihasilkan
3. Disahkan oleh Menteri Keuangan/PPKD paling lambat 31 Desember
menjelang awal tahun anggaran, dan jika belum disahkan oleh
Menteri Keuangan/PPKD, BLU dapat melakukan pengeluaran paling
tinggi sebesar angka DPA tahun lalu.
4. DPA yang telah disahkan:
a. menjadi lampiran dari perjanjian kerja antara pimpinan BLU
dengan menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah
b. menjadi dasar penarikan dana dari APBN/APBD
Pendapatan dan Belanja BLU (1/2)
1) Penerimaan anggaran yg bersumber dari APBN/APBD
diberlakukan sebagai pendapatan BLU.
2) Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang
diberikan kepada masyarakat dan hibah tidak terikat
yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain
merupakan pendapatan operasional BLU.
3) Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau
badan lain merupakan pendapatan yang harus
diperlakukan sesuai dengan peruntukan.
4) Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil
usaha lainnya merupakan pendapatan bagi BLU.
Pendapatan 5) Pendapatan (1), ayat (2), dan ayat (4) dapat dikelola
langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA.
1. Rupiah Murni (APBN/APBD) 6) Pendapatan (2), ayat (3), dan ayat (4)
2. PNBP dilaporkan sebagai pendapatan negara bukan pajak
 Pendapatan jasa layanan kementerian/lembaga atau pendapatan bukan pajak
 Hibah tidak terikat pemerintah daerah.
 Hibah terikat
 Hasil kerjasama BLU
 Hasil usaha lainnya
Pendapatan dan Belanja BLU (2/2)
Belanja Pasal 15 PP 23/2005

a. Belanja BLU tediri dari unsur biaya yang sesuai dengan


struktur biaya yang dituangkan dalam RBA definitif.
b. Fleksibel berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan
pelayanan dengan jumlah pengeluaran mengikuti praktik
bisnis yang sehat.
c. Fleksibilitas pengelolaan belanja berlaku dlm ambang
batas sesuai dgn yang ditetapkan dlm RBA.
d. Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas
harus mendapat persetujuan Menkeu/gub/bupati/walikota
atas usulan menteri/pim lembaga/kep SKPD.
e. Dalam hal kekurangan anggaran, BLU dapat mengajukan
usulan tambahan anggaran dari APBN/APBD kepada
Menkeu/PPKD melalui menteri/pim lembaga/kep SKPD.
f. Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa
K/L /SKPD/pemda.
P E N D A PATA N
BUDGET

BELANJA

P E N D A PATA N
BELANJA

PENDAPATAN
REALISASI
PENERAPAN FLEXIBLE BUDGET

BELANJA
FLEXIBLE

P E N D A PATA N
% Ambang Batas
DIPA
RKA-KL
Pengelolaan Kas
Memanfaatkan surplus kas jangka
pendek untuk memperoleh
pendapatan tambahan.
Dilakukan sebagai investasi jangka
pendek pada instrumen keuangan
dengan risiko rendah.
Melakukan pemungutan
pendapatan/tagihan

Melakukan pembayaran. Penarikan


dana yang bersumber dari
APBN/APBD dengan menerbitkan Merencanakan
SPM penerimaan dan
pengeluaran kas

Mendapatkan sumber dana


untuk menutup defisit Menyimpan kas dan
jangka pendek mengelola rekening bank.
Rekening Bank dibuka oleh
Pimpinan BLU pada Bank
Pasal 16 PP 23/2005 Umum
Pengelolaan Utang dan Piutang
Piutang
a. BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau
transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.
b. Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktik bisnis
yang sehat dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
c. Piutang dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang berwenang,
yang nilainya ditetapkan secara berjenjang.
Utang
a. BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan
peminjaman dengan pihak lain.
b. Utang BLU di kelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.
c. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka pendek ditujukan
hanya untuk belanja operasional.
d. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka panjang ditujukan
hanya untuk belanja modal.
e. Perikatan peminjaman dilakukan oleh pejabat yang berwenang secara berjenjang
berdasarkan nilai pinjaman.
f. Pembayaran kembali utang merupakan tanggung jawab BLU.
g. Hak tagih atas utang BLU menjadi kadaluarsa setelah 5 tahun sejak utang tersebut jatuh
tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang

Pasal 17 & 18 PP 23/2005


Pengelolaan Barang
Pengadaan Barang
• Berdasarkan prinsip efisien & ekonomis sesuai dgn praktek bisnis yang sehat
• BLU Penuh dapat diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau
seluruhnya dari ketentuan pengadaan barang dan jasa pemerintah bila terdapat
alasan efektivitas dan/atau efisiensi.
• Kewenangan PBJ secara berjenjang bdsrkn nilai yg diatur oleh Menkeu/kepala
daerah (mis. PMK No.08/PMK.02/2006 ttg Kewenangan PBJ pada BLU.
Pengelolaan Aset
• Barang inventaris milik BLU dapat dihapuskan dan/atau dialihkan bdsrkn pertimbangan
ekonomis kepada pihak lain dgn cara dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan.
• BLU tidak dapat mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap, kecuali atas persetujuan
pejabat yang berwenang.
 Penerimaan hasil penjualan aset akibat dari pemindahtanganan sbb:
a. hasil penjualan inventaris BLU mrpkn pendapatan BLU
b. hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya selain dari APBN/APBD mpkn
pendapatan BLU & dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU.
c. hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya sebagian atau seluruhnya berasal
dari APBN/APBD bukan merupakan pendapatan BLU dan wajib disetor ke RKUN/D.
• Penggunaan asset tetap untuk kegiatan yg tidak terkait langsung dgn tugas pokok dan
fungsi satker BLU harus mendapat persetujuan Pengelola Barang.
• Tanah dan bangunan BLU disertifikatkan atas nama Pemerintah RI/Pemda yang
bersangkutan
Pasal 20-23 PP 23/2005 diubah dgn PP 74/2012
Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban

Psl 26 Psl 27 Psl 27


Akuntansi Pelaporan Pertanggungjawaban
• BLU menerapkan sistem informasi • Pimpinan BLU bertanggung Keu
manajemen keuangan sesuai dengan jawab atas penyusunan dan
kebutuhan dan praktek bisnis yang penyajian laporan keuangan • LK BLU merupakan bagian
sehat BLU yang disertai dengan surat yang tidak terpisahkan dari
• Menerapkan Standar Akuntansi pernyataan tanggung jawab. laporan
Keuangan yang diterbitkan oleh • Laporan keuangan tersebut pertanggungjawaban
Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia. disampaikan kepada keuangan
• Jika tidak ada standar akuntasi, dapat menteri/pimpinan KL/SKPD/pemerintah
menerapkan standar akuntansi lembaga/kepala daerah secara daerah.
industri yang spesifik setelah berkala u/ dikonsolidasi • Penggabungan laporan
mendapat persetujuan Menteri • Komponen Laporan Keuangan: keuangan BLU pada
Keuangan 1. Laporan Realisasi KL/SKPD/pemerintah
• BLU mengembangkan & menerapkan Anggaran/ Laporan daerah dilakukan sesuai
sistem akuntansi dengan mengacu Operasional dengan Standar Akuntansi
pada standar akuntansi yang berlaku 2. Neraca Pemerintahan.
sesuai dengan jenis layanannya dan 3. Laporan Arus Kas • LK BLU diaudit oleh auditor
ditetapkan oleh menteri/pimpinan 4. Catatan atas LK eksternal.
lembaga/kepala daerah 5. Laporan Kinerja
Penyelesaian Kerugian & Akuntabilitas Kinerja
KERUGIAN
Setiap kerugian negara/daerah pada BLU yang disebabkan
oleh tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang
disesesaikan sesuai ketentuan perundang-undangan
mengenai penyelesaian kerugian negara/daerah

AKUNTABILITAS
 Pimpinan BLU bertanggungjawab terhadap kinerja
operasional BLU sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan
dalam RBA.
 Pimpinan BLU mengihktisarkan dan melaporkan kinerja
operasional BLU secara terintegrasi dengan laporan
keuangan.
Investasi
Keuntungan yang diperoleh dari
investasi jangka panjang merupakan
pendapatan BLU.

BLU tidak dapat melakukan investasi jangka


panjang, kecuali atas persetujuan
Menkeu/gub/bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.

Pasal 19 PP 23/2005
Surplus dan Defisit

Surplus
Dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali atas perintah
Menkeu/Gub/Bupati/Walikota, sesuai dengan kewenangannya, disetor
sebagian atau seluruhnya ke Kas Umum Negara/Daerah dengan
mempertimbangkan posisi likuiditas BLU

Defisit
• Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaanya dalam tahun
anggaran berikutnya kepada Menkeu/PPKD melalui menteri/pim
lembaga/kepala SKPD, sesuai dengan kewenangannya.
• Menkeu/PPKD, sesuai dengan dapat mengajukan anggaran untuk
menutup defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBN/APBD tahun
anggaran berikutnya.
Tata Kelola BLU
a. Kelembagaan tunduk pada peraturan
Kelembagaan Psl 31 perundangan sektoral.
Perlu b. Jika perlu terjadi perubahan
berubah? kelembagaan, harus berpedoman pada
Pejabat Pengelolaan & ketentuan Menteri PANRB
Kepegawaian
Psl 32-33 a. Pejabat pengelola BLU
b. Pegawai BLU
Pembinaan dan
Pengawasan
Psl 34-35 Pembina Teknis
Pembina Keuangan
Dewan Pengawas
Remunerasi
Psl 36 Untuk:
• Pejabat Pengelola
• Dewan Pengawas
• Dan Pegawai BLU
Pejabat Pengelolaan PK BLU
Sebagai penanggung jawab umum operasional
dan keuangan BLU yang berkewajiban:
1. menyiapkan rencana strategis bisnis BLU;
2. menyiapkan RBA tahunan;
3. mengusulkan calon pejabat keuangan dan teknis sesuai ketentuan; dan
4. menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan
BLU
Sebagai penanggung jawab
keuangan yg berkewajiban :
Pemimpin BLU 1. mengkoordinasikan
Sebagai penanggung penyusunan RBA;
jawab teknis di bidang 2. menyiapkan dokumen
masing-masing yang pelaksanaan anggaran BLU;
berkewajiban: 3. melakukan pengelolaan
1. menyusun perencanaan Pejabat Pejabat pendapatan dan belanja;
kegiatan teknis di 4. menyelenggarakan
bidangnya;
Teknis Keuangan pengelolaan kas;
2. melaksanakan kegiatan 5. melakukan pengelolaan
teknis sesuai menurut utang-piutang;
RBA; dan 6. menyusun kebijakan
3. mempertanggungjawabka pengelolaan barang, aset
n kinerja operasional di tetap, dan investasi BLU;
bidangnya. 7. menyelenggarakan sistem
informasi manajemen
keuangan; dan
8. menyelenggarakan akuntansi
dan penyusunan laporan
keuangan.

(Psl 32 PP 23/2005)
Kepegawaian pada PK BLU
Pegawai BLU
& Pejabat Pengelola BLU

PNS / ASN Tenaga Profesional Non PNS/Non


ASN
• sesuai dengan kebutuhan BLU • sesuai dengan kebutuhan BLU
• Syarat pengangkatan dan • dapat dipekerjakan secara tetap
pemberhentian sesuai dengan atau berdasarkan kontrak
ketentuan peraturan • Syarat pengangkatan dan
perundang-undangan di bidang pemberhentian diatur
kepegawaian pemimpin BLU/ Kepala Daerah
atas usul pemimpin BLUD

Pejabat perbendaharaan pada BLU yang meliputi Kuasa Pengguna


Anggaran, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Pengeluaran harus
dijabat oleh pegawai negeri sipil.

Pejabat perbendaharaan pada BLUD yang meliputi Pengguna


Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Penerimaan, dan
Bendahara Pengeluaran harus dijabat oleh pegawai negeri sipil.

Pasal 33 PP 23/2005 diubah dgn PP 74/2012


Pembinaan dan Pengawasan
Pembinaan
• Pembinaan BLU terbagi 2
 Pembinaan Teknis  menteri/pimp. lembaga/kepala SKPD terkait
 Pembinaan Keuangan  Menteri Keuangan/PPKD

Pengawasan
• Dapat dibentuk Dewan Pengawas (hanya untuk BLU dgn realisasi nilai
omzet tahunan menurut LRA atau nilai aset menurut neraca yang
memenuhi syarat minimum yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan)
 Dewas BLU  dibentuk K/L dengan acc Menkeu
 Dewas BLUD  dibentuk Kepala Daerah atas usul Kepala SKPD
• Dewan Pengawas yang terdiri dari unsur pejabat dari Kementerian
Negara/Lembaga/Dewan Kawasan, Kementerian Keuangan, dan tenaga
ahli (profesional).

Pemeriksaan
EKSTERNAL
Pemeriksaan ekstern terhadap BLU dilaksanakan oleh pemeriksa ekstern
sesuai dengan ketentuan
Remunerasi
Dapat berupa: Berdasarkan:
• Gaji; Tingkat tanggung jawab &
• Honorarium; tuntutan profesionalisme yg
• Tunjangan tetap; diperlukan.
• Insentif; (Psl 36 PP 23/2005 ayat 1)
• Bonus atas prestasi;
• Pesangon; dan/atau Mempertimbangkan
• Pensiun. prinsip:
Remunerasi • Proporsionalitas;
Proses • Kesetaraan; dan
• Kepatutan.

1. Pengusulan 2. Penyampaian Usulan

Pemimpin Menteri/pim Menkeu/Gub/


BLU lembaga/ kep Bupati/walikota
SKPD (Psl 36 PP 23/2005 ayat 2)
THANKS!
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai