Puskesmas
Tajau Pecah
RENCANA BISNIS ANGGARAN (RBA)
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
KATA PENGANTAR
2. Prognosa Biaya
Operasional
- BLUD Rp. Rp. Rp.
- APBD 1.313.916.636 1.573.837.620 1.573.837.620
- BOK Rp. 150.940.729 Rp. 40.248.152 Rp. 557.102.364
Total Rp. 527.795.900 Rp. 828.641.417 Rp. 763.500.000
Rp. 1.992.653.265 Rp. Rp.
2.442.727.189 2.894.439.984
Kelebihan
Pendapatan Rp. 651.641.408 - Rp. 295.608.386
atas Biaya
Halaman
Ringkasan Eksekutif ………………………………………….... I
Bab I Pendahuluan……………………………………………. 1
Gambaran Umum ……………………………………. 1
Visi dan Misi BLUD …………………………………. 3
Budaya BLUD Puskesmas ………………………… 5
Susunan Pejabat Pengelola BLUD dan Dewan
Pengawas ……………………………………………… 5
I
A. Gambaran Umum
1. Sejarah dan Landasan Hukum BLUD
Salah satu agenda reformasi di bidang keuangan negara adalah dari
penganggaran tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerja.
Dengan berbasis kinerja ini, arah penggunaan dana pemerintah
tidak lagi berorientasi pada input tetapi pada output.
Pendekatan penganggaran berbasis kinerja sangat diperlukan bagi
satuan kerja pemerintah daerah yang memberikan pelayanan
kepada publik dengan cara mewiraswastakan pemerintah
(enterprising the government) yang telah diatur dalam UU
No.17/2003 tentang Keuangan Negara. Selanjutnya dengan pasal 68
dan pasal 69, UU No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara,
instasi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi
pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan
keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi
dan efektivitas.
Sebagai institusi pelayanan publik, ini merupakan peluang bagi
Puskesmas untuk berkiprah lebih baik bukan hanya output berupa
pelayanan kesehatan yang bermutu tetapi juga bersinergi untuk
memperbaiki mutu input yang selama ini dinilai masih kurang.
Secara umum dapat diartikan sebagai satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan di wilayah
kerja/kecamatan. Ada tiga fungsi yang dijalankan Puskesmas yaitu,
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, 2)
Memberdayakan masyarakat dan keluarga, 3) Memberikan
pelayanan kesehatan tingkat pertama (Depkes, 2002).
3) Pejabat Teknis
Pemimpin BLUD dalam melaksanakan program dan kegiatan
menunjuk seorang pejabat fungsionalpada masing-masing BLUD
selaku Pejabat Teknis. Pejabat Teknis yang ditunjuk bertanggung
jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Pemimpin BLUD.
Pejabat Teknis mempunyai tugas:
a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
b) Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan
c) Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran
pelaksanaan kegiatan.
d) Dokumen anggaran yang disiapkan oleh pejabat teknis
mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen
administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
II
A. Gambaran Kondisi UPT BLUD Puskesmas TAJAU PECAH
1. Kondisi Internal UPT BLUD Puskesmas TAJAU PECAH
a. Organisasi
Puskesmas Tajau Pecah merupakan lembaga teknis daerah,
secara kelembagaan sebagai UPT, berada langsung dibawah
Dinas Kesehatan. Secara umum tidak banyak berperan dalam
menentukan kebijakan kesehatan di Kabupaten Tanah Laut,
karena kewenangan ada pada Dinas Kesehatan.
Secara organisatoris, dari sudut pandang eselonisasi sebagian
besar karyawan lebih banyak sebagai pelaksana teknis, sehingga
masih mempunyai kelemahan dalam bargaining dengan
pemerintah dalam hal pencarian dana-dana, dan sumber daya
lainnya.
b. Sumber Daya Manusia
Faktor sumberdaya manusia di Puskesmas sangat dominan.
Dokter berperan utama dalam pelayanan, sehingga dalam
mencapai kinerja yang telah ditentukan, mengedepankan
kecepatan pelayanan dan kelangsungan. Dengan demikian
strategi yang diambil yaitu dengan menyediakan dokter untuk
setiap hari pelayanannya.
Belanja Operasional
1 Belanja Pegawai
2 Belanja Barang dan Jasa Rp. 2.397.354.212
3 Belanja Bunga -
4 Belanja lain-lain -
Belanja Modal -
1 Belanja Tanah -
2 Belanja Peralatan dan Mesin Rp 100.000.000
3 Belanja Gedung dan Bangunan -
4 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan -
5 Belanja Aset Tetap Lainnya -
6 Belanja Aset Lainnya -
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
5. Perkiraan Harga
Puskesmas Tajau Pecah menyusun unit cost. Tarif yang
digunakan sebagai dasar perkiraan harga menggunakan
Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Perubahan ketiga Atas Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 221
Tahun 2019 Tentang Tarif Pelayanan Pada Unit Pelayanan
Terpadu Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut
Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum daerah Tahun Anggaran 2020.
6. Ambang Batas Belanja BLUD
Ambang batas belanja yang diusulkan sebagai antisipasi atau
fluktuasi kegiatan operasional Puskesmas adalah sebesar
maksimal 10 %. Besaran ambang batas tersebut berlaku apabila
pendapatan pada tahun 2022 telah mencapai dan/atau melebihi
target pendapatan yang telah ditetapkan dalam rencana bisnis
dan anggaran.
1 Belanja Tanah
0 0 0
2 Belanja
Peralatan dan Rp 205.283.140 Rp. 100.000.000 Rp. 288.075.611
Mesin
3 Belanja 0 0 0
Gedung dan
Bangunan
4 Belanja Jalan, 0 0 0
Irigasi, dan
Jaringan
5 Belanja Aset 0 0 0
Tetap Lainnya
6 Belanja Aset 0 0 0
Lainnya
2 Pembayaran Pokok - - -
Utang/Pinjaman
Jumlah - Rp.849.114.97 -
8
A. Kesimpulan
Puskesmas Tajau Pecah adalah suatu pelayanan kesehatan yang
berada sangat strategis di daerah pusat Kabupaten Tanah Laut yang
mempunyai fungsi yang dijalankan Puskesmas yaitu, 1) Menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan, 2) Memberdayakan masyarakat dan
keluarga, 3) Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Pencapaian yang telah dilakukan puskesmas selama ini yaitu
pelayanan yang berkualitas, mempunyai tenaga pelayanan kesehatan
yang cepat dan tanggap, serta sarana dan prasarana yang cukup
memadai.
Kendala yang dialami oleh Puskesmas Tajau Pecah yaitu sumber daya
manusia di Puskesmas sangat dominan, yaitu belum mempunyai dokter
spesialis, pengelola administrasi yang kurang yang mengakibatkan satu
pegawai harus merangkap pekerjaan.
Adanya rasionalisasi pendapatan pada dana APBD mengakibatkan
pendapatan puskesmas menurun dari tahun sebelumnya.
Saran yang perlu diperhatikan adalah harus menambah sumberdaya
manusia untuk menunjang kegiatan pelayanan puskesmas,
diberlakukannya penambahan usaha lain yang dianggap perlu agar
dapat menunjang atau mendapat tambahan pendapatan puskesmas.