Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN RISIKO & AUDIT INTERNAL

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM)

Dr. Komang Agus Rudi Indra Laksmana, MM.


Paramudya Education Centre
 LKM mengandalkan usahanya dari kepercayaan masyarakat.
 LKM yang mengalami perkembangan usaha, maka rentang kendali antara Pengurus dan Dewan
Pengawas dengan para pelaksana operasional semakin lebar dan komplek.
 Pengurus dan Pengawas “mengamankan” kegiatan operasional yang melibatkan dana dari masyarakat
luas agar berjalan secara efesien, efektif, ekonomis, lancar, aman dan tertib.
 Internal Audit diharapkan dapat menjadi “alat” pengendali internal LKM
Program Kerja dan RAPB LKM

SISTEM PENGAWASAN Standar Operasional Prosedur (tatib, kredit,


Pengawasan yg dilakukan secara berkala
simpanan, operasional, logistic, sdm, teller, it,
dalam tindak pencegahan (preventif)
LKM manajemen)

Penetapan Struktur Organisasi

Bukti Fisik Transaksi yang Mencurigakan.


Pengawasan yang dilakukan dan membuat
langkah penyelesaian yang diperlukan setelah
diketahui adanya penyimpangan dan
penyelewengan dalam pengelolaan LKM
(Represif)
Berita Acara Temuan Pemeriksaan
Pengendalian diri
sendiri >>> proses
rekrutmen yg
benar.

Pengendalian
Menyatu >>>
terikat SOP.

Internal Audit >>>


komitmen diri
karyawan patuh
terhadap SOP
LAKUKAN FUNGSI AUDIT INTERNAL BERLAPIS !!!

LAPIS 1 >>> verifikasi kebenaran setiap transaksi,


input ke pos laporan keuangan (Verificator)

LAPIS 2 >>> lakukan pembenahan, koreksi apabila ada


yg menyalahi prosedur (Satuan Pengawasan Intern)

LAPIS 3 >>> lakukan penilaian netral dan obyektif


(Dinas Terkait, Akuntan Publik, Pihak Profesional)
• Audit Laporan >>laporan periodic (harian atau bulanan).
• Audit keuangan >> siapa otorisasi dan dibukukan
dengan benar.
Audit Rutin
• Audit Ketaatan >> SOP dan Perilaku karyawan.
• Audit Operasional >> penggunaan biaya dan manfaat yg
diperoleh.

• Transaksi fiktif atau sengaja melaporkan transaksi secara


salah.
• Pembayaran yang tidak sah seperti memberikan
Audit Khusus kontribusi secara melawan hukum, penipuan,
(kasus) pengembalian dibawah tangan, pemberian hadiah
kepada pejabat pemerintah.
• Kesengajaan dengan memberikan penilaian secara salah
atas transaksi, harta, hutang dan pendapatan
Tehnik audit internal

Membandingkan, yaitu mencari kesamaan dan perbedaan antara 2 ( dua ) atau lebih data/informasi

Pemeriksaan atas bukti tertulis, yaitu memeriksa otentik tidaknya serta lengkap tidaknya bukti-bukti yang mendukung transaksi

Rekonsiliasi, yaitu penyesuaian antara 2 ( dua ) golongan data yang berhubungan, tetapi masing-masing dibuat untuk pihak yang berbeda dengan tujuan
meneliti sebab-sebab timbulnya perbedaan tersebut, karena diduga adanya unsur-unsur manipulasi

Konfirmasi, yaitu upaya memperoleh informasi/penegasan dari sumber lain, baik lisan maupun tertulis dalam rangka pembuktian

Footing & Cross Footing, yaitu pemeriksaan kebenaran hasil penjumlahan atau pengurangan kebawah dan kesamping untuk mengetahui apakah
penjumlahan / pengurangan tersebut sama antara yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk mengadakan balancing atas saldo transaksi dan
berbagai posisi keuangan

Transir, yaitu kegiatan pemeriksaan dengan jalan menelusuri proses suatu kegiatan untuk meyakinkan kebenaran tarnsaksi dengan memeriksa tahapan
kegiatan tersebut.

Rekomputasi, yaitu menghitung kembali kalkulasi yang telah ada untuk menetapkan kecermatannya
Temuan audit internal

• Tidak dilakukan proses kontrol pada suatu


kegiatan.
Temuan audit • Pos-pos terbuka yang tidak terselesaikan sejak
yg principal lama.
(signifikan) • Terjadi selisih catat antara intra dan ekstra yang
relative besar.
• Pelanggaran yang bersifat berulang-ulang.

• Pelanggaran tersebut tidak mengandung resiko


Temuan audit
( tidak berpotensi mengandung resiko ) dan
bersifat
penyelesaiannya dapat dilakukan segera oleh
administratif
obyek audit.
Sikap terhadap suatu temuan audit
Apabila terdapat indikasi kecurangan/fraud/kasus, tim segara melaporkannya segera kepada Kepala Bagian
dan jika meyakini adanya indikasi kecurangan pada kasus tersebut, maka dapat dilakukan audit khusus.

Apabila permasalahan timbul karena kesengajaan atau karena kelalaian, maka permasalahan tersebut
disampaikan sebagai temuan audit yang bersifat prinsipil.

Pelanggaran yang terjadi hanya sekali-kali dan semata-mata karena kekeliruan atau kealpaan dan dapat
segera diperbaiki.

Pelanggaran yang bersifat temuan adminsitratif tetapi terjadinya berulang-ulang, perlu disampaikan ke dalam
Daftar Temuan Audit

Buatkan Laporan Hasil Pemeriksaan ( LHP ) yang terditi dari catatan, data, informasi, bukti-bukti dan dokumen
lainnya termasuk surat menyurat dari mulai proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pelaporan dan
monitoring hasil audit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai