Anda di halaman 1dari 40

KESEJAHTERAAN

PEKERJA
O K3
O PEKERJA PENYANDANG CACAT (menti)
O WAKTU KERJA
O WAKTU ISTIRAHAT / CUTI
O PEKERJA ANAK (menti)
O UPAH
O PEKERJA PEREMPUAN (menti)
K3
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakkuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai agama

O Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
O Setiappekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk
memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.

O Pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan.


dengan memperhatikan kebutuhan pekerja dan ukuran
kemampuan perusahaan.
BPJS

O BPJS Kesehatan
O Program Jaminan Kesehatan. (JKN)

O BPJS Ketenagakerjaan
O Jaminan kecelakaan kerja; (JKK)
O Jaminan hari tua; (JHT)
O Jaminan pensiun; (JP)
O Jaminan kematian. (JKM)
O Jaminan kehilangan pekerjaan (JKP)  PP No. 37 th
2021
O Pekerja/Buruh yang bekerja pada usaha mikro
dan usaha kecil, diikutsertakan sekurang-
kurangnya pada program JKN, JKK, JHT, dan
JKM

O Pekerja/Buruh yang bekerja pada usaha besar


dan usaha menengah, diikutsertakan pada
program JKN, JKK, JHT, JP dan JKM
ATURAN MEMPEKERJAKAN
PENYANDANG CACAT

O Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas adalah setiap


orang yang mengalami keterbatasan fisik,
intelektual, mental, dan/atau sensorik yang bekerja
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
O Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja
penyandang disabilitas wajib memberikan
perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat
kedisabilitasan sesuai peraturan UU
OPelatihan kerja bagi tenaga kerja penyandang
cacat dilaksanakan dengan memperhatikan jenis,
derajat kecacatan, dan kemampuan tenaga kerja
penyandang cacat yang bersangkutan
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Unit Layanan Disabilitas Bidang Ketenagakerjaan

O Pemerintah Daerah wajib memiliki Unit Layanan


Disabilitas (ULD) Ketenagakerjaan.
O Menyediakan Tenaga Pendamping bertugas melakukan
pendampingan kepada tenaga kerja Penyandang
Disabilitas dan Pemberi Kerja.
O Pendampingan kepada tenaga kerja berupa : penyuluhan
dan bimbingan jabatan (job counselling) dan konsultasi
dalam rangka pelatihan, penempatan, dan pemberdayaan.
O Pendampingan kepada Pemberi Kerja diberikan dalam
rangka Pemenuhan dan Pelindungan hak Penyandang
Disabilitas, serta penyediaan alat bantu kerja untuk
Penyandang Disabilitas.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2021 Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Nasional
Kepada Perusahaan Dan Badan Usaha Milik Negara Yang
Mempekerjakan Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas

O Perusahaan wajib mempekerjakan Penyandang Disabilitas


paling sedikit 1% dari jumlah pegawai - UU No 8 th 2016
O Tidak ada diskriminasi dalam upah layak, proses pelatihan
kerja, rekrutmen, penempatan kerja, keberlanjutan kerja,
dan pengembangan karier yang adil dan tanpa diskriminasi
O Menyediakan akomodasi yang layak bagi Tenaga Kerja
Penyandang Disabilitas
O Menyediakan fasilitas ketenagakerjaan dan kesejahteraan
yang mudah diakses oleh Tenaga Kerja Penyandang
Disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
ATURAN WAKTU KERJA NORMAL

O pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja


O Waktu kerja meliputi:
a. 6 Hari kerja dlm 1 minggu : 7 jam 1 hari dan 40 jam 1
minggu
b. 5 Hari kerja dalam 1 minggu : 8 jam 1 hari dan 40 jam 1
minggu
 tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu
O Pelaksanaan jam kerja bagi pekerja/buruh di perusahaan
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama

..
ATURAN KERJA MELEBIHI WAKTU KERJA

O Harus memenuhi syarat:


a. Ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan
b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling
lama 4 (3) jam dalam 1 hari dan 18 (14) jam dalam 1
minggu
 tidak berlaku bagi sektor usaha atau
pekerjaan tertentu.
tidak termasuk kerja lembur yang dilakukan pada
waktu istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi.
KERJA DI HARI LIBUR RESMI

O Pekerja/buruh tidak wajib bekerja pada hari-hari libur


resmi.
O Pengusaha dapat mempekerjakan pekerja/buruh untuk
bekerja pada hari-hari libur resmi apabila jenis dan sifat
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau dijalankan
secara terus menerus atau pada keadaan lain berdasarkan
kesepakatan antara pekerja/buruh dengan pengusaha.
O Wajib membayar upah kerja lembur.
KEWAJIBAN PENGUSAHA mempekerjakan
Pekerja selama Waktu Kerja Lembur

O Membayar Upah Kerja Lembur;


O Memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya;
O Memberikan makanan dan minuman paling sedikit 1.400
kilo kalori, apabila kerja lembur dilakukan selama 4
(empat) jam atau lebih  tidak dapat digantikan dalam
bentuk uang.
PELAKSANAAN WAKTU KERJA LEMBUR

 Harus ada perintah dari Pengusaha dan persetujuan dari


Pekerja/ yang bersangkutan secara tertulis dan/atau
melalui media digital.

 Pengusaha harus membuat daftar pelaksanaan kerja


lembur yang memuat nama Pekerja yang bekerja lembur
dan lamanya Waktu Kerja Lembur, yang ditandatangani
oleh Pekerja yang bersangkutan dan Pengusaha.
PENGECUALIAN UPAH KERJA LEMBUR
O dikecualikan bagi Pekerja dalam golongan jabatan tertentu.
Yang mempunyai tanggung jawab sebagai pemikir,
perencana, pelaksana, dan atau pengendali jalannya
Perusahaan dengan waktu kerja tidak dapat dibatasi dan
mendapat Upah lebih tinggi.

O Pengaturan golongan jabatan tertentu diatur dalam Perjanjian


Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.

O Apabila golongan jabatan tertentu tidak diatur dalam


Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja
Bersama maka Pengusaha wajib membayar Upah Kerja
Lembur
Perusahaan pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu
dapat menerapkan waktu kerja yang KURANGdari
ketentuan

O Mempunyai karakteristik:
a. Penyelesaian pekerjaan kurang dari 7 jam 1 hari
dan kurang dari 35 jam 1 minggu
b. Waktu kerja fleksibel; atau
c. Pekerjaan dapat dilakukan di luar lokasi kerja

O Diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan


Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
Perusahaan pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu
dapat menerapkan waktu kerja yang LEBIH dari
ketentuan
O Pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan waktu kerja
yang telah ditetapkan oleh Menteri.
 Menteri menetapkan waktu kerja dan waktu
istirahat pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu
lainnya.
O Contoh : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2015 Tentang
Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat Sektor Agribisnis
Hortikultura
O Diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama
OPengusaha wajib
memberi waktu

ISTIRAHAT DAN
CUTI.
WAKTU ISTIRAHAT

O Istirahat antara jam kerja, paling sedikit setengah jam


setelah bekerja selama 4 jam terus menerus,  tidak
termasuk jam kerja
O Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja pada waktu kerja
normal wajib memberi waktu istirahat mingguan kepada
Pekerja meliputi:
a. istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu; atau
b. istirahat mingguan 2 hari untuk 5 hari kerja dalam 1
minggu
ATURAN CUTI TAHUNAN

O wajib diberikan kepada pekerja


O paling sedikit 12 hari kerja
O setelah pekerja bekerja selama 12 bulan secara
terus menerus
O diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
O Upah penuh / dibayarkan.
ATURAN WAKTU ISTIRAHAT /CUTI
PANJANG –

O Perusahaan tertentu dapat memberikan


istirahat panjang.
O Perusahaan tertentu merupakan Perusahaan
yang dapat memberikan istirahat panjang
O Pelaksanaannya diatur dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja
Bersama.
O Upah penuh / dibayarkan
CUTI HADIAH–

O Pekerja/buruh menikah,  3 hari;


O Menikahkan / Mengkhitankan / Membaptiskan anaknya
 2 hari
O istri melahirkan atau keguguran kandungan,  2 hari;
O Suami/istri, orang tua/mertua atau anak atau menantu
meninggal dunia  2 hari
O Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia,
1 hari.
ATURAN MEMPEKERJAKAN ANAK

O Pengusaha dilarang mempekerjakan anak.


O dikecualikan bagi anak yang berumur antara
13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima
belas) tahun untuk melakukan pekerjaan
ringan sepanjang tidak mengganggu
perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan
sosial.
O Tempat kerja anak harus dipisahkan dari
tempat kerja pekerja/buruh dewasa.
ATURAN MEMPEKERJAKAN ANAK

O persyaratan :
 Izin tertulis dari orang tua atau wali;
 Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua
atau wali;
 Waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;
 Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu
waktu sekolah;
 Keselamatan dan kesehatan kerja;
 Adanya hubungan kerja yang jelas;
 Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
Dikecualikan bagi anak yang bekerja pada
usaha keluarganya.
ATURAN MEMPEKERJAKAN ANAK

O Anak dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja yang


merupakan bagian dari kurikulum pendidikan atau
pelatihan  Min.14 th
 Wajib memenihi syarat :
Diberi petunjuk yang jelas tentang cara pelaksanaan
pekerjaan serta bimbingan dan pengawasan dalam
melaksanakan pekerjaan
Diberi perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja
ATURAN MEMPEKERJAKAN ANAK

O Anak dapat melakukan pekerjaan untuk mengembangkan


bakat dan minatnya.
O Wajib memenuhi syarat :
a. di bawah pengawasan langsung dari orang tua
atau wali
b. waktu kerja paling lama 3 (tiga) jam sehari;
c. kondisi dan lingkungan kerja tidak mengganggu
perkembangan fisik, mental, sosial, dan waktu
sekolah.
ATURAN MEMPEKERJAKAN ANAK
O dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan-
pekerjaan yang buruk.
O Pekerjaan-pekerjaan yang buruk yang dimaksud meliputi :
a. segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atausejenisnya.
b. Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau
menawarkan anak untuk pelacuran, produksi pornografi,
pertunjukan porno, atau perjudian.
c. segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan atau
melibatkan anak untuk produksi dan perdagangan
minuman keras,narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya;
d. semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan,
keselamatan atau moral anak
O Pemerintah berkewajiban melakukan upaya penanggulangan anak
yang bekerja di luar hubungan kerja.
KEBIJAKAN UPAH
O Setiap pekerja/buruh berhak atas penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
O Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan pengupahan sebagai
salah satu upaya mewujudkan hak pekerja/buruh atas
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
O Kebijakan pengupahan meliputi:
a. upah minimum;
b. struktur dan skala upah
c. upah kerja lembur;
d. upah tidak masuk kerja dan/atau tidak melakukan pekerjaan
karena alasan tertentu;
e. bentuk dan cara pembayaran upah;
f. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
g. upah sebagai dasar perhitungan atau pembayaran hak dan
kewajiban lainnya.
STRUKTUR SKALA UPAH
O  Pengusaha wajib menyusun struktur dan skala
upah di perusahaan dengan memperhatikan
kemampuan perusahaan dan produktivitas. 
O digunakan sebagai pedoman pengusaha dalam
menetapkan upah bagi pekerja yang
memiliki masa kerja 1 (satu) tahun atau
lebih. 
ATURAN ttg UPAH
O Hak pekerja atas upah timbul pada saat terjadi hubungan
kerja antara pekerja dengan pengusaha dan berakhir pada
saat putusnya hubungan kerja.

O Setiap pekerja berhak memperoleh upah yang sama untuk


pekerjaan yang sama nilainya.

O Pengusaha wajib membayar upah kepada pekerja sesuai


dengan kesepakatan  tidak boleh lebih rendah dari
ketentuan pengupahan yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan. (Jika < batal demi hukum)
ATURAN ttg UPAH
O Keterlambatan pembayaran upah (sengaja/lalai) 
dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari
upah pekerja
O Pekerja yang melakukan pelanggaran (sengaja / lalai) 
dapat dikenakan denda.
O Pemerintah mengatur pengenaan denda pengusaha dan
atau pekerja dalam pembayaran upah.
O Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi
 upah dan hak lainnya yang belum diterima oleh
pekerja merupakan utang yang didahulukan
pembayarannya.  kecuali para kreditur pemegang hak
jaminan kebendaan (hipotik /gadai,dll)
KOMPONEN UPAH
O Upah tanpa tunjangan;
O Upah pokok (75%) dan tunjangan tetap;
O Upah pokok (75%), tunjangan tetap, dan tunjangan tidak
tetap
O Upah pokok dan tunjangan tidak tetap

O CONTOH : UPAH – 5.000.000, terdiri dari 3.750.000


(UPAH POKOK-75%) + 1.250.000 (TUNJANGAN-
25%)
UPAH MINIMUM
O Gubernur wajib menetapkan upah minimum provinsi.
O Gubernur dapat menetapkan upah minimum kabupaten/ kota
ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi dan
ketenagakerjaan -- dari data yang bersumber dari lembaga yang
berwenang di bidang statistik. 
 formula UM - mempertimbangkan variabel pertumbuhan
ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu.
o Upah minimum kabupaten/kota harus lebih tinggi dari upah
minimum provinsi
O berlaku bagi pekerja dengan masa kerja kurang dari 1 tahun pada
perusahaan yang bersangkutan.
O Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah
minimum
O Dalam keadaan tertentu pemerintah dapat menetapkan formula
penghitungan upah minimum yang berbeda
UPAH DIATAS UPAH MINIMUM

O ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha


dan pekerja
UPAH USAHA MIKRO DAN KECIL

O Ketentuan upah minimum dikecualikan bagi Usaha


Mikro dan Kecil.
O Upah pada Usaha Mikro dan Kecil ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/
buruh di perusahaan dg ketentuan:
a. paling sedikit sebesar 50% dari rata-rata konsumsi
masyarakat di tingkat provinsi;
b. nilai Upah yang disepakati paling sedikit 25% di
atas garis kemiskinan di tingkat provinsi..
KRITERIA USAHA MIKRO DAN KECIL

Kriteria Usaha Mikro adalah


O a. memiliki kekayaan Kriteria Usaha Kecil adalah
bersih paling banyak a. memiliki kekayaan bersih lebih
Rp50.000.000,00 -- tidak dari Rp50.000.000,00 s/d paling
termasuk tanah dan banyak Rp500.000.000,00 --
bangunan tempat usaha; tidak termasuk tanah dan
atau bangunan tempat usaha; atau
O b. memiliki hasil penjualan b. memiliki hasil penjualan tahunan
tahunan paling banyak lebih dari Rp300.000.000,00 s/d
Rp300.000.000,00 paling banyak
Rp2.500.000.000,00.
Pengusaha wajib membayar Upah jika Pekerja :

O Berhalangan (sakit, perempuan haid1-2, cuti hadiah)


O Melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya (tugas
thd negara <1th-upah negara kurang dr yg biasa
diterima, dipenuhi perusahaan –surat ijin), tugas ibadah
agama (1X), tugas Serikat Buruh (surat ijin), tugas
pendidikan/pelatihan dr perusahaan)
O Menjalankan hak waktu istirahat atau cutinya (hak
istirahat mingguan, cuti tahunan, istirahat panjang,
melahirkan/keguguran)
O Bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan
tetapi Pengusaha tidak mempekerjakannya karena
kesalahan Pengusaha sendiri atau kendala yang
seharusnya dapat dihindari Pengusaha
UPAH UNTUK SAKIT LAMA
O 4 bulan pertama  dibayar 100% dari upah
O 4 bulan kedua  dibayar 75% dari upah;
O 4 bulan ketiga, dibayar 50% dari upah;
O Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% dari upah
sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh
pengusaha
ATURAN MEMPEKERJAKAN PEREMPUAN

O Tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu
haid jika merasakan sakit  Pelaksanaannya diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama
O Berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saatnya
melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan atau bidan  berhak upah
penuh
O Jika keguguran berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau
sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan 
berhak upah penuh
O Jika masih menyusui, harus diberi kesempatan sepatutnya
untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama
waktu kerja
ATURAN MEMPEKERJAKAN PEREMPUAN
DI SHIFT MALAM 23.00- 07
O Usia kurang dari 18 tahun dilarang dipekerjakan
O Dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil
yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan
dan keselaman kandungannya maupun dirinya
O wajib :
a. memberikan makanan dan minuman bergizi;
b. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di
tempat kerja
c. wajib menyediakan angkutan antar jemput pkl 23-
05

Anda mungkin juga menyukai