Anda di halaman 1dari 92

Fondasi II

Michael (1434002)
Andy Ericson (1434005)
Ricky Halim (1434006)
Yosafat (1434026)
Dosen :
Dr. Ir. Firdaus Chaeruddin, M.Si
Topik
Penyelidikan Fondasi Tiang
Fondasi Kaison Tanah Pancang
• Kaison Terbuka • Pengeboran dan • Pengertian
• Kaison Tekanan Jenis Fondasi Tiang
• Pemakaian Pengeboran Pancang
Fondasi Kaison • Tahapan • Penggolongan
• Perbedaan Penyelidikan Fondasi Tiang
Kaison Terbuka Tanah Pancang
dan Tekanan • Perencanaan
• Perencanaan Tiang Pancang
Fondasi Kaison • Keuntungan
Fondasi Tiang
Pancang
• Contoh Soal
Pengenalan
Fondasi kaison dipergunakan apabila tanah dasar di bawah bangunan tersebut tidak mempunyai
daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul beban dan berat bangunannya
sehingga memerlukan kedalaman tertentu supaya mendapatkan lapisan tanah yang cukup mampu
untuk memikul beban dan berat bangunan yang akan didirikan.

Fondasi kaison ini berfungsi untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di
atasnya ke lapisan tanah yang lebih dalam yang mempunyai daya dukung tanah yang cukup
mampu untuk memikul beban dan berat dari konstruksi tersebut.

Cara memasukkan fondasi kaison ke dalam tanah dengan jalan pengerukan tanah di bawah kaison
sedikit demi sedikit, sehingga dengan berat sendiri fondasi kaison dan beban-beban yang
diberikan, fondasi kaison dapat mencapai kedalaman yang diinginkan.
Di India, fondasi kaison sering disebut fondasi sumuran (well fondation), kebanyakan penggunaannya
sebagai fondasi jembatan, misalnya pada jembatan di Howrah yang mempunyai ukuran (24,8 x 55,3
m) dengan kedalaman 31,4 m.

Di amerika (USA), fondasi kaison juga dipergunakan untuk konstruksi-konstruksi yang besar, misalnya
yang dibuat di San Fransisco Oakland Bridge, California mempunyai ukuran (29,6 x 60,1 m) dengan
kedalaman 73,8 m.

Fondasi kaison dapat dibuat dari bahan baja, kayu, maupun beton bertulang, namun yang sering
dibuat pada dewasa ini adalah dari bahan beton bertulang, mengingat kemampuan serta
kemudahan dari bahan beton bertulang tersebut. Untuk itu, pada tulisan ini akan banyak diuraikan
mengenai fondasi kaison dari bahan beton bertulang.

Dalam bab-bab berikutnya akan diuraikan mengenai : perencanaan fondasi kaison, kapasitas daya
dukung tanah yang diijinkan, perhitungan kapasitas reaksi tanah, cara menentukan dimensi fondasi
kaison, pelaksanaan fondasi kaison, serta sedikit contoh perencanaan.
Fondasi Kaison
Kaison adalah suatu fondasi yang terletak pada lapisan tanah yang cukup mampu untuk
menahan beban dan berat suatu konstruksi di atasnya, memasukkan kaison ke dalam tanah
dengan cara mengeluarkan tanah dari dasar kaison, karena berat sendiri kaison dan adanya
beban-beban tambahan (jika diperlukan) maka kaison dapat terbenam sampai lapisan tanah
yang diinginkan.

Berdasarkan pelaksanaan di lapangan, fondasi kaison dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
Kaison terbuka (open caisson)
Kaison tekanan (pneumatic caisson)

Back
Kaison Terbuka (Open Caisson)
Prosedur pembuatan kaison terbuka :
Mula-mula bagian dasar kaison dibuat di permukaan tanah dimana bagian ujung dasar kaison dibuat
meruncing supaya mudah memasukkannya ke dalam tanah. Kemudian penggalian di dalam kaison dimulai,
selama penggalian berlangsung kaison mulai terbenam, ketika bagian atas dari tubuh kaison mendekati
permukaan tanah, unit tubuh kaison yang lain (yang sudah dipersiapkan) mulai disambungkan.
Kemudian penggalian di dalam kaison diteruskan dan tubuh kaison mulai terbenam lagi, demikian proses
ini berulang-ulang, sehingga kaison mencapai kedalaman tertentu sesuai dengan perencanaan.
Langkah selanjutnya setelah penengelaman kaison dianggap cukup maka lantai beton dasar dapat
dikerjakan, dan di atas lantai beton dasar diisi dengan bahan pengisi . Bahan-bahan pengisi ini dapat
berupa tanah, pasir ataupun air.
Setelah bahan pengisi dimasukkan ke dalam lubang kaison sampai penuh, dibawah dasar beton penutup
yang sudah ditetapkan ketinggiannya, maka lantai beton penutup dapat dikerjakan.
Cara penggalian tanah selama proses penenggelaman kaison umumnya dilakukan secara basah dengan
menggunakan clamsel bucket, yang diangkat ke permukaan tanah dengan bantuan mesin derek (crane).
Proses pembuatan kaison terbuka
Kaison Tekanan (Pneumatic Caisson)
Prosedur pembuatan kaison tekanan :
Konstruksi tubuh kaison tekanan pada prinsipnya sama dengan tubuh kaison terbuka, tetapi pada cara
dengan tekanan ini memerlukan ruang kerja khusus pada ujung kaison, dengan memasang
sekat/langit-langit setinggi 1,8 – 2,0 m dari ujung kaison. Kemudian ke dalam ruang kerja dimasukkan
udara bertekanan yang sama dengan tekanan air tanah, hal ini untuk mencegah supaya air tidak
membanjiri ruang kerja tersebut, sehingga dalam ruang kerja tersebut dapat dengan mudah diadakan
diadakan penggalian tanah, baik dengan tenaga manusia maupun dengan mesin.
Pada kaison tekanan selain diperlukan ruang kerja, juga harus dilengkapi dengan corong dan pintu
udara untuk keluar-masuk para pekerja, juga sebagai jalan mengeluarkan tanah galian. Setelah
penurunan kaison mencapai kedalaman yang dikehendaki, maka dalam ruang kerja dapat dituangkan
beton cor sebagai lantai beton dasar.
Proses pemberian bahan pengisi dan pembuatan beton penutup pada prinsipnya sama dengan
pembuatan kaison terbuka.
Proses pembuatan kaison tekanan
Pemakaian Fondasi Kaison
Kaison dipakai sebagai fondasi bangunan yang relatif cukup besar, jika dengan cara fondasi langsung atau dengan penggalian tanah terbuka tidak
memungkinkan, misalnya akibat air yang masuk, longsoran atau lainnya.

Kaison juga digunakan apabila daya dukung tanah ( baik vertikal maupun horizontal ) tidak mencukupi pada perencanaan dengan fondasi tiang.
Juga dapat digunakan jika setlement ataupun getaran memegang peranan dalam pemakaiannya.

Secara rinci pemakaian fondasi kaison dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Kaison sebagai bangunan fondasi

misalnya : - fondasi jembatan ( pilar dan pangkal jembatan )


◦ fondasi bangunan gedung
◦ fondasi mesin

b.Kaison sebagai bangunan dibawah tanah

misalnya : - Basement bangunan


◦ sumur - sumur tambang
◦ jalan KA dibawah tanah
◦ terowongan dll

c.Kaison sebagai bangunan tembok

misalnya: - dinding dermaga


◦ konstruksi dinding kaison dll.
Perbedaan Antara Kaison Terbuka
Dan Kaison Tekanan
Dipandang dari segi lingkungan
Pada pemakaian fondasi kaison terbuka gangguan pada tanah dan muka air di sekeliling tempat kerja hampir tidak ada,
demikian juga suara bising dapat ditiadakan.
Sedangkan pada pelaksanaan fondasi kaison tekanan akan sangat mempengaruhi keadaan air tanah disekitarnya akibat
adanya tekanan udara yang diberikan, sehingga harus diadakan survey terlebih dahulu. Demikian juga suara bising akibat
mesin compresor dan derek akan sangat mengganggu ketenangan lingkungan, oleh karena itu kurang cocok ditempatkan
didaerah perkotaan.

Dipandang dari segi ketepatan waktu


Pada pelaksanaan kaison terbuka, pembenaman tubuh kaison sering tidak berlangsung mulus seperti yang
direncanakan, karena banyak hal yang ssering timbul dalam penggalian.
Sedangkan pada pelaksanaan kaison tekanan karena adanya ruang kerja khusus maka pelaksanaan penggalian dapat
berlangsung tepat pada waktu yang direncanakan, sehingga wkatu pelaksanaan dapat dengan mudah ditentukan
sebelumnya.
Perbedaan Antara Kaison Terbuka Dan
Kaison Tekanan
Dipandang dari segi managemen pegawai
Pada pelaksanaan kaison terbuka pengaturan pegawai sama dengan pekerjaan-pekerjaan biasa
dipermukaan tanah, sedangkan pada pelaksanaan kaison dengan tekanaan memerlukan pengaturan khusus
mengenai ketenaga kerjaan karena pekerjaan itu memang dilakukan dalam ruang kerja dengan tekanan yang
cukup tinggi.

Dipandang dari segi cara penggalian


Pada pelaksanaan kaison terbuka biasanya dilakukan penggalian cara basah, tapi sulit untuk mengatasi
hambatan selama penggalian, sehingga kadang-kadang terjadi kemiringan dari tubuh kaison yang sulit diatasi.
Pada pelaksanaan kaison dengan tekanan hampir tidak ada hambatan selama penggalian, juga dapat
mudah mengatasi kemungkinan kemiringan dari tubuh kaison. Namun karena menggunakan udara yang
bertekanan tinggi maka memerlukan banyak peralatan, juga kedalaman penggalian biasanya terbatas hanya
sampai +/- 30 m dibawah muka air.
Perencanaan Fondasi Kaison
Pemilihan Lapisan Pendukung Dan Penggolongan Fondasi Kaison
Untuk merencanakan fondasi kaison perlu diadakan penelitian tanah terlebih dahulu, sehingga dari data
penelitian tersebut dapat ditentukan pada kedalaman berapa fondasi kaison tersebut akan diletakkan.
Pada pemilihan lapisan tanah pendukung perlu dipertimbangkan bahwa gaya gesekan antara dinding
kaison dan tanah disekeliling tubuh kaison sudah banyak berkurang akibat pemasukan dari tubuh kaison
sudah banyak berkurang akibat pemasukan dari tubuh kaison itu sendiri ataupun adanya pelicin yang
digunakan untuk mempermudah penenggelaman kaison. Maka dari itu perencanaan gaya vertikal fondasi
kaison sebaiknya hanya didasarkan atas End bearing capacity, bukan berdasarkan gaya friksi dinding kaison.
Penggolongan fondasi kaison ditinjau dari segi perencanaan dibagi menjadi dua, yaitu : fondasi kaison
dianggap sebagai fundai langsung dan yang lain fondasi dianggap sebagai kaison.
Fondasi kaison dianggap sebagai fondasi langsung jika kedalaman dari fondasi lebih kecil dari setengah
panjang keliling kaison, sedang fondasi dianggap sebagai kaison jika kedalaman dari fondasi itu lebih dari
setengah keliling tubuh.
Dasar perencanaan
Secara umum perencanaan fondasi kaison harus diperhitungkan terhadap gaya-gaya luar yang bekerja yaitu gaya
vertikal, gaya horizontal dan momen guling.
Oleh karena itu fondasi kaison harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi beberapa syarat sebagai
berikut :
Kapasitas reaksi tanah maksimum pada dasr kaison tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung tanah vertikal yang
diijinkan pada kedudukan tersebut.
Kapasitas reaksi tanah maksimum yang terjadi dibagian luar dinding kaison tidak boleh melebihi kapasitas daya
dukung tanah mendatar yang diijinkan pada kedudukan tersebut.
Gaya tahanan geser yang terjadi pada dasar kaison tidak boleh melebihi gaya tahanan geser yang diijinkan yang
bekerja diantara dasar kaison dan tanah.
Perlu diperhitungkan pergeseran yang terjadi pada kepala kaison akibat hubungan dengan bangunan diatasnya.
Perlu diperiksa tegangan pada setiap bagian dari tubuh kaison jangan sampai melebihi tegangan bahan yang
diijinkan.
Kapasitas Daya Dukung Tanah Yang
Diinginkan
Pada umumnya bentuk dan ukuran fondasi kaison jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
fondasi tiang, oleh karena itu tidak mungkin untuk diadakan test pembebanan ( loading test )
untuk mendapatkan kapasitas daya dukung batas secara langsung di lapangan. Maka sebagai
dasar perhitungan kapasitas daya dukung tanah pada fondasi kaison dipergunakan data dari
hasil penelitian tanah, dengan membagi suatu angka keamanan tertentu ( biasanya diambil dari
n = 1,5 ).
Perhitungan Stabilitas Fondasi Kaison
Perlu diketahui bahwa pada konstruksi kaison akan bekerja gaya – gaya luar seperti gaya vertikal,
gaya lateral, dan momen. Sedangkan faktor – faktor yang dapat menahan gaya luar tersebut
adalah : reaksi vertikal tanah, gaya penahan geser dari tanah di bawah kaison, gaya penahan
geser lateral dan vertikal di sisi tubuh kaison. Faktor – faktor penahan ini sangat tergantung pada
bentuk dan ukuran kaison.
Dengan menganggap bahwa tanah fondasi merupakan pegas yang memiliki momen seperti
bahan yang elastis, maka pegas ini dinamakan koefisian reaksi tanah, yang dapat diperoleh dari
modulus perubahan bentuk ( deformasi ) tanah fondasi. Berdasarkan koefisian reaksi tanah ini,
besarnya reaksi dan pergesaran tanah fondasi dapat dihitung dengan mengingat kesetimbangan
antara beban yang bekerja dan tahanan pada tanah fondasi.
Dengan mengetahui tegangan yang terjadi pada setiap posisi tidak boleh melebihi kapasitas
daya dukung masing – masing tanah fondasi, maka analisa kestabilan fondasi kaison dapat
Menentukan Bentuk dan Fungsi
Fondasi Kaison
Ada bermacam-macam bentuk yang dapat digunakan sebagai fundasi kaison, namun pada prinsipnya hanya ada tiga bentuk dasar yaitu :
Bentuk lingkaran
Bentuk bulat telor dan
Bentuk persegi panjang
Pada umumnya pemilihan bentuk fundasi kaison menyesuaikan bentuk bangunan diatasnya, misalnya untuk bangunan gedung yang
mempunyai bentuk dasar segi empat, maka bentuk fundasi kaison juga segi empat . sedang jika bentuk bangunan diatasnya berbentuk
bulat telor, seperti pada pilar jembatan maka bentuk fundasi kaison juga dibuat bulat telor.
Selain itu dalam memilih bentuk dasar fundasi kaison perlu dipertimbangkan hal – hal sebagai berukut :
Bila dipakai mesin penggali, bentuk lingkaran dan bentuk bulat telor lebih cocok, sebab tidak mempunyai sudut, sehingga dengan mudah
mesin penggali itu memutar ke segala arah.
Bentuk segi empat pada umumnya mudah dibuat, sehingga pelaksanaannya bisa lebih cepat.
Kestabilan pada saat penenggelaman, bentuk segi empat lebih mudah mengontrolnya dibanding bulat telor dan lingkaran.
Dipandang dari bentuk konstruksi bentuk lingkaran dan bulat telor lebih kuat menahan gaya lateral, karena dapat mentransfer gaya
kearah lengkung, sehingga konstruksi kaison dapat lebih hemat.
Penyelidikan Tanah adalah ?
• Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi
bawah tanah untuk perencanaan pondasi bangunan sipil. Penyelidikan
tanah harus mencapai kedalaman dimana tanah memberikan daya
dukungnya atau mengkontribusi penurunan akibat struktur yang akan
dibangun.

• Penyelidikan tanah mencakup antara lain, pengeboran tanah,


pengambilan contoh tanah, pengujian lapangan, pengujian laboratorium
dan observasi air tanah. Kedalaman penyelidikan tergantung pada Jenis
Struktur, Jenis Tanah, Prakiraan awal jenis pondasi yang akan dipakai.
Tujuan Dan Sasaran Penyelidikan Tanah
Tujuan Penyeledikan Tanah Secara umum mencakup hal-hal berikut :
• Untuk menentukan kondisi alamiah dari lapisan-lapisan tanah dilokasi yang ditinjau.
• Untuk mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed) dan tidak asli (disturbed).
• Untuk menentukan kedalaman lapisan tanah keras.
• Untuk melakukan uji lapangan (in-situ field test).
• Untuk mempelajari kemungkinan timbulnya masalah perilaku bangunan yang sudah
ada di sekitar lokasi yang ditinjau.
• Menentukan kapasitas daya dukung tanah.
• Mengetahui kedalaman muka air tanah.
• Memprediksi besar kecilnya penurunan yang akan terjadi.
Tujuan Dan Sasaran Penyelidikan Tanah
Sedangkan Sasaran dari penyelidikan Tanah adalah sebagai berikut:
• Stratifikasi lapisan tanah di proyek.
• Sifat indeks pada setiap lapisan tanah.
• Sifat mekanis pada setiap lapisan tanah.
• Kondisi air tanah.
• Komposisi kimia air tanah.
• Jenis pondasi bangunan yang sudah ada disekitarnya.
 Batasan Penyelidikan Tanah
Batasan penyelidikan tanah tergantung dari beberapa faktor, antara lain :
• Jenis Tanah Pendukung.
• Variasi Lapisan Tanah.
• Kondisi Air Tanah.
• Jenis Proyek.
• Informasi Lain yang tersedia.
• Penyelidikan tanah yang lebih teliti dibutuhkan apabila :
• Lapisan Tanah Pendukung Sangat Bervariasi.
• Bangunan yang penting dan besar.
• Bangunan yang memberi dampak lingkungan besar bila terjadi kegagalan pondasi.
• Tidak terdapat informasi awal pada lokasi proyek.
Pengeboran adalah
• Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan
menggunakan mata bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang
bulat pada material logam maupun non logam yang masih pejal atau
material yang sudah berlubang
Jenis-Jenis Pengeboran

Bor Putar

Tiang Bor

Tiang Pancang

Sondir
Bor Putar (Rotary Drill)
• Rotary drilling machine atau mesin bor putar adalah metode pemboran yang
menggunakan aksi putaran untuk melakukan Penetrasi terhadap batuan. Pada mesin
bor putar lubang bor dibentuk dari pemboran dengan mekanisme putar dan disertai
pembebanan. Berdasarkan sistem penetrasinya, metode roraty terdiri dari 2 metode
yaitu; system tricone dan drag bit. Tricone bit dengan hasil penetrasinya berupa
gerusan dan drag bit dengan hasil penetrasinya berupa potongan (cutting).

• Bor putar memberaikan batuan dengan memutar mata bor dan selain itu juga harus
memberikan tekanan pada mata bor. Untuk operasi pengeboran vertikal ke bawah
(downward) maka berat dari rangkaian bor secara otomatis akan memberikan tekanan
kepada mata bor. Pada kondisi tertentu juga sering digunakan pipa khusus sebagai
pemberat (drill collar) tepat di atas mata bor. Disamping itu tekanan juga bisa
dihasilkan dari unit transmisi hidrolik mesin bor.
Tiang Bor (Bore Pile)
• Pondasi Bore Pile adalah salah satu bentuk jenis dari berbagai macam
jenis pondasi dalam,dengan memiliki bentuk seperti tabung yang
terdiri dari campuran beton bertulang dengan dimensi diameter
tertentu yang dipasang didalam tanah dengan menggunakan metode
pengeboran (boring) terkini sampai panjang kedalaman dengan
tingkat kekerasan daya dukung tanah yang diperlukan untuk pondasi
dasar konstruksi bangunan.
Tiang Pancang (Driven Pile)
• Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah
penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.
• Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah
yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang
pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke dalam
tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah,
material dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan berbeda-
beda.
• Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban
bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahananan, dan hal-hal
yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu
perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang.
Sondir
• Penyondiran dilakukan secara manual (mechanic hydraulic) pada titik tempat dimana pondasi akan
dibangun. Untuk kepentingan penyelidikan tanah , penyondiran dilakukan pada setiap titik di areal tapak
tower (tower area) biasanya 1 lokasi dititik pusat(tengah)nya. Jika tiang transmisi menggunakan tower, ada
4 kaki (leg) dan tiap leg akan dibuat pondasi, maka dilakukan sondir pada tiap tengah kaki-kaki tower
tersebut atau di titik pusat telapak (foot) pondasi tersebut, demi keakuratan dalam proses desainnya.
• Jumlah dan lokasi titik yang disondir tidak ada aturan pasti, yang jelas pada tiap lokasi tower atau pole,
minimal diambil satu hasil penyelidikan sondir. Urusan beginian diserahkan kepada Geotechnic Engineer
berdasarkan Engineering Judgement yang dimilikinya. Filosofi dalam hasil investigasi adalah tiap titik lokasi
penyelidikan selalu berbeda daya dukungnya. Dari pengalaman kami kecepatan progress pelaksanaan
sondir di TL (transmission line) adalah 2-4 lokasi tower perhari dengan 1 titik per lokasi tower.
• Alat sondir memiliki alat ukur 2 buah manometer, dengan skala berbeda dan ukuran diameter manometer
itu juga berbeda. Manometer berguna mengukur gaya tekan, skala satuannya bermacam-macam (seperti
kg atau ton, atau kg/cm2 ). Untuk sondir ringan manometer yang dipakai adalah untuk ukuran 0-50
kg/cm2 dan 0-250 kg/cm2. Manometer yang dipakai selalu dikalibrasi dan bersertifikasi sebelum
dipergunakan. Secara reguler manometer dikalibrasi
 Tahapan Penyelidikan Tanah
• Penyelidikan tanah biasanya tebagi atas 3 (tiga) tahap, antara lain pengeboran atau
penggalian lubang uji, pengambilan contoh tanah, dan pengujian contoh tanah.
Pengujian pun dilakukan pada tanah terganggu (disturbed sample) dan tanah tidak
terganggu (undisturbed sample). Tanah yang diambil untuk sampel pengujian
merupakan tanah asli, yaitu bebas dari humus dan akar tumbuh-tumbuhan.
• Ketelitian dalam pengujian tanah sangat diperlukan. Terutama dalam menentukan
muka air tanah, karena data yang diperoleh untuk merencanakan pondasi
sangatlah mempengaruhi perencanaan pondasi, dan dapat menyebabkan
kesalahan dalam menganalisa stabilitas tanah.
• Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penyelidikan tanah yaitu dengan lubang
uji( Test-pit), Bor tangan (Hand Auger), Bor Cuci ( Wash Boring), Penyelidikan
dengan pencucian (Wash Probing), dan Bor Putar (Rotary Drill).
 Tahapan Penyelidikan Tanah
• Penyelidikan dengan lubang uji bertujuan untuk mengetahu kondisi lapisan tanah dengan teliti. Cara ini
memungkinkan untuk mengidentifikasi tanah secara langsung, mengetahui dengan jelas kepadatan dan kondisi
air tanah di lapangan. Pengujian lubang uji biasanya dilakukan pada tempat-tempat penting suatu bangunan,
seperti pada letak kolom.
• Bor tangan adalah pengujian sederhana dan relatif mudah dilakukan. Penyelidikan dengan bor tangan sering
digunakan pada proyek pembangunan jalan raya, rel kereta apai, dan lapangan terbanga. Namun alat ini tidak
dapat dilakukan pada tanah pasir. Bor tangan dapat digunakan untuk penyelidikan maksimum mencapai
kedalaman 10 meter.
• Bor cuci dilakukan dengan penyemprotkan air sambil memutar-mutar pipa selubung. Alat ini digunakan untuk
mengambil sampel terganggu, dan tidak dapat digunakan pada jenis tanah berbatuan. Penyelidikan dengan
pencucian pada dasarnya sama dengan bor cuci, namun tujuannya adalah untuk mengetahui pertemuan
antara tanah lunak dengan tanah padat. Penyelidikan seperti ini sering dilakuakan pada proyek pembangunan
pelabuhan.
• Bor putar atau alat yang sering disebut rotary drill ini dapat digunakan pada jenis tanah apa saja. Alat ini dapat
menyelidiki tanah padat dan berbatu hingga kedalaman 40 meter. Alat ini juga dapat digunakan pada tanah
berpasir. Cara kerja alat ini yaitu dapat digunakan dengan tanpa menggunakan pipa selubung (casing).
 Tahapan Penyelidikan Tanah
Tahapan lainnya dari penyelidikan tanah antara lain :
• Penyelidikan awal : jarak titik 100 s/d 200m untuk tanah normal dan 50 s/d 100m untuk
tanah lunak.
• Penyelidikan detil : jarak titik 15 s/d 25m untuk bangunan persegi dan 25 s/d 50m untuk
konstruksi memanjang.
• Minimum titik penyelidikan pada tahap detil : 3 sampai 5 lokasi diatur pada pola teratur.
• Selalu tempatkan titik penyelidikan pada posisi bangunan yang berat dan penting.
• Sifat-sifat tanah dapat diperoleh dari uji coba didalam lubang bor atau melalui uji
laboratorium pada contoh tanah yang diperoleh dari pengeboran.Pengeboran untuk
penyelidikan tanah harus dilakukan dengan hati-hati dan sedapat mungkin menjaga
struktur asli tanah. Hasil uji didalam bor dan uji laboratorium sangat tergantung dari
kwalitas lubang bor atau contoh tanah yang diperoleh.
PONDASI TIANG PANCANG
( PILE CAP FOUNDATION )
• Tiang pancang saat ini banyak digunakan di Indonesia sebagai pondasi bangunan, seperti jembatan, gedung
bertingkat, pabrik atau gedung-gedung industri, menara, dermaga, bangunan mesin-mesin berat,  dll. Dimana
semuanya merupakan konstruksi-konstruksi yang memiliki dan menerima beban yang relatif berat.
Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi biasanya bertitik tolak pada beberapa hal mendasar seperti
anggapan adanya beban yang besar sehingga pondasi langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis
tanah pada lokasi yang bersangkutan relatif lunak (lembek) sehingga pondasi langsung tidak ekonomis lagi
untuk dipergunakan. 
Pemahaman Tiang pancang dari
beberapa para ahli
1. Bowles,1991
Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu,
beton,dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan) beban-
beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam massa
tanah.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang
berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity)
yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya (Sardjono
HS, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk
memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan
yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles, 1991). Fungsi
dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau
mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan
tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Pemahaman Tiang pancang dari
beberapa para ahli
2. Sosrodarsono dan Nakazawa,2000

Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu


menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan
menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan
yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang
terdapat di bawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi.
Pemahaman Tiang pancang dari
beberapa para ahli
3. Hardiyatmo,2003

Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat
terletak sangat dalam. Pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk mendukung
bangunan yang menahan gaya angkat keatas, terutama pada bangunan-bangunan
tingkat tinggi yang dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan akibat angin.
Tiang-tiang juga digunakan untuk mendukung bangunan dermaga.
PENGGOLONGAN PONDASI TIANG PANCANG

1. Berdasarkan pemakaian bahan dan karakteristik


strukturnya

2. Berdasarkan cara penyaluran beban


1. BERDASARKAN PEMAKAIAN BAHAN DAN
KARAKTERISTIK STRUKTURNYA

a) Tiang Pancang Kayu

b) Tiang Pancang Beton

c) Tiang Pancang Baja.


1. BERDASARKAN PEMAKAIAN BAHAN DAN
KARAKTERISTIK STRUKTURNYA
a) Tiang Pancang Kayu
• Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang
pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi
bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya
yang besar didorong untuk maksud-maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut
akan bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu
pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau tanah kerikil.
• Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu
akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang katu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah
muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah
yang selalu berganti-ganti. Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu hanya akan
menunda atau memperlambat kerusakan daripada kayu, akan tetapi tetap tidak akan dapat melindungi untuk
seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu ini biasanya tidak diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari
25 sampai 30 ton untuk setiap tiang.
• Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah dimana sangat banyak terdapat hutan
kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga mudah memperoleh balok/tiang kayu yang panjang dan lurus dengan
diameter yang cukup besar untuk digunakan sebagai tiang pancang.
• Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang dipergunakan harus cukup
tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya kayu berlian. Semula tiang pancang kayu harus diperiksa
terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi
ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang
memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 – 86 dengan
menggunakan instalasi peresapan bertekanan.
• Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin,
harus digunakan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya,
kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.
KEUNTUNGAN PEMAKAIAN TIANG
PANCANG KAYU
• Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam pengangkutan.
• Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti
misalnya pada tiang pancang beton precast.
• Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk lagi ke dalam tanah.
• Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk end bearing pilesebab tegangan tekanannya relatif
kecil.
• Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu,
maka apabila tiang ini menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur dan segera
kembali ke posisi setelah beban horizontal tersebut hilang. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat
tekanan kesamping dari kapal dan perahu.
KERUGIAN PEMAKAIAN TIANG PANCANG
KAYU:

• Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang terendah agar
dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan
menambah biaya untuk penggalian.
• Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil di bandingkan
dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton terutama pada daerah yang muka air
tanahnya sering naik dan turun.
• Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang kayu dapat
berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu
tersebut kurang lurus, maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan
terhadap arah yang telah ditentukan.
• Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur yang
menyebabkan kebusukan.
1. B E R D A S A R K A N P E M A K A I A N B A H A N D A N K A R A K T E R I S T I K S T R U K T U R N YA

b.    Tiang Pancang Beton


1.    Precast Reinforced Concrete Pile
• Precast renforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak dan
dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan
dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan
nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini
haruslah diberi penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang
akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar,
biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa
kesulitan untuk transport.
• Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal ini
tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang dari
pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada tiang ini
kurang terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan
waktu.
• Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat, segi delapan dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Tiang pancang beton precast concrete pile (Bowles, 1991)


KEUNTUNGAN PEMAKAIAN PRECAST
CONCRETE REINFORCED PILE:

• Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar, hal ini
tergantung dari mutu beton yang di gunakan.
• Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun friction pile.
• Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah seperti
tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang banyak untuk
poernya.
• Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air
maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk
melindungi tulangannya.
KERUGIAN PEMAKAIAN PRECAST
CONCRETE REINFORCED PILE
• Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast
reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
• Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti memerlukan
waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat dipergunakan.
• Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
• Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini
tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk
melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung
khusus.
2.    PRECAST PRESTRESSED
CONCRETE PILE

• Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton prategang
yang menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya.

Gambar 2.3 Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile ( Bowles, 1991 )


Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete pile:
• Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.
• Tiang pancang tahan terhadap karat.
• Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.

Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile:


• Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.
• Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.
• Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar untuk disambung.
3.    CAST IN PLACE PILE

Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di tempat dengan
jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah
seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in
Place ini dapat dilaksanakan dua cara:
1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi
dengan beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik ke atas.
2. Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi
dengan beton, sedangkan pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah.
Keuntungan pemakaian Cast in Place
• Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
• Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport.
• Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

Kerugian pemakaian Cast in Place


• Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang diangkut dari
hasil pengeboran tanah tersebut.
• Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.
• Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol.
C.    TIANG PANCANG BAJA.

• Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas
biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang
pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu beton
tersebut minimum harus K250.
• Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat dari baja
maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam pengangkutan
dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya pada tiang
beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat bermanfaat
apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang dengan tahanan ujung
yang besar.
• Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap teksture tanah,
panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah.
a) Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka karat yang terjadi
karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir mendekati keadaan karat yang
terjadi pada udara terbuka.
b) Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan menghasilkan
tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi karena terendam air.
c) Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan tanah yang padat
akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan pasir tersebut juga akan akan
menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang pancang baja.
• Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang dekat
dengan permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-
Condition (keadaan udara pada pori-pori tanah) pada lapisan tanah tersebut dan
adanya bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini dapat ditanggulangi dengan
memoles tiang baja tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung beton
sekurang-kurangnya 20” (± 60 cm) dari muka air tanah terendah.
• Karat /korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada bagian
tiang yang terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada
konstruksi baja biasa.
2. BERDASARKAN CARA PENYALURAN BEBAN, PONDASI TIANG
PANCANG DAPAT DIBEDAKAN ATAS: (HARDIYATMO, 2002)

a. Tumpuan Ujung (End Bearing Pile) 

B..Tumpuan Geser/Sisi (Friction Pile)


A. TUMPUAN UJUNG (END BEARING PILE) :

Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari perlawanan tanah keras pada
ujung tiang. Tiang yang dimasukan sampai lapisan tanah keras, secara teoritis dianggap bahwa seluruh
beban tiang dipindahkan kelapisan keras melalui ujung tiang.
Anggapan tanah keras yang dimaksudkan disini sebetulnya relatif dan tergantung dari beberapa faktor,
antara lain seperti besar beban yang harus dipikul oleh tiang. Sehingga bisa saja ada anggapan asalkan 
pada posisi dimana daya dukung tanahnya sudah mumpuni untuk mengimbangi besarnya beban yang
dipikul tiang, maka disitu diasumsikan letak tanah keras berada. Anggapan ini tidak salah tapi juga tidak
betul, namun supaya tidak terjadi perbedaan yang tajam dalam perspektif anggapan, maka untuk dianggap
sebagai lapisan tanah pendukung yang baik, dapat digunakan ketentuan sebagai berikut :
1. Lapisan non kohesif (pasir, kerikil) mempunyai harga standard penetration test (SPT), N > 35.
2. Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan bebas (Unconfined compression strength) qu antara 3
s/d 4 kg/cm2 atau N > 15 s/d 20.
Dari hasil sondir dapat dipakai kira- kira harga perlawanan konis S ≥ 150 kg/cm2 untuk lapisan non
kohesif, dan S ≥ 70 kg/cm2 untuk lapisan kohesif.
B. TUMPUAN GESER/SISI (FRICTION PILE)
Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari gesekan antara tanah
dengan sisi- sisi tiang pancang, atau dengan kata lain kemampuan tiang pancang dalam menahan
beban hanya mengandalkan gaya geseran antara tiang dengan  tanah disekelilingnya. Hal ini bisa
terjadi karena pada dasarnya kenyataan dilapangan mengenai data kondisi tanah tidak bisa
diprediksi, sehingga sering kita menjumpai suatu keadaan dimana lapisan yang memenuhi syarat
sebagai lapisan pendukung yang baik ditemui pada kedalaman yang dalam, sehingga untuk
mendapatkan tumpuan ujungnya kita perlu merogoh kocek lebih dalam dikarenakan biayanya
sangat mahal.

Pada kenyataan seperti ini praktis daya dukung yang didapat adalah dari gesekan antara sisi tiang
dengan tanah disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan diujungnya kita anggap melempem
atau tidak ada, tapi pada kenyataannya tumpuan diujung ini juga memiliki andil dalam memberikan
sumbangan daya dukung walaupun itu kecil.

Perbedaan dari kedua jenis tiang pancang ini, semata-mata hanya dari segi kemudahan, karena pada
umumnya tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi antara friction pile (tumpuan sisi) dan end
bearing pile (tumpuan ujung). Kecuali tiang pancang yang menembus tanah yang sangat lembek
sampai lapisan tanah dasar yang padat.
BEBERAPA POINT DALAM
PERENCANAAN PONDASI TIANG
PANCANG ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1. Perhitungan kuat dukung pondasi
2. Perhitungan jumlah tiang pondasi,
3. Perhitungan tebal dan dimensi pile cap,
4. Kontrol gaya geser dua arah (geser pons),
5. Kontrol gaya lateral (metode brooms),
6. Penulangan pile cap,
7. Gambar detail.
1. PERHITUNGAN KUAT DUKUNG
PONDASI

Perhitungan kuat dukung pondasi sedikitnya ditinjau dengan 3 perhitungan yaitu :


1. Kuat dukung pondasi berdasarkan kuat bahan (didapatkan dari spesifikasi
pabrikan pondasi tiang pancang)
2. Kuat dukung pondasi berdasarkan data SPT (dari nilai N-SPT dan kuat
dukung masing- masing jenis tanah (soil properties) di setiap jenis lapisan).
3. Kuat dukung pondasi berdasarkan nilai sondir (qc)
Dari ketiga kuat dukung tersebut diambil nilai kuat dukung terkecil.
2.  PERHITUNGAN JUMLAH TIANG
PONDASI

Perhitungan jumlah tiang pondasi dapat diperoleh dengan membagi reaksi


beban maksumum yang terjadi dengan kuat dukung 1 tiang.
3 . P ER HI T U N GA N TE BAL DAN DI M EN S I P I L E CA P

• Pada pengerjaan pondasi tiang pancang, yang menjadi perhatian


sebelum ekseskusi pengerjaannya dilakukan adalah menentujan
tebal dan dimensi pondasi yang akan dibuat. Hal ini dihitung
berdasarkan data keadaan tanah di lapangan dikorelasikan dengan
kedalam rumus-rumus terkait lainnya dengan daya dukung tanahnya
maupun data lainnya yang mendukung pengerjaan tersebut. Jika
semuanya telah diperhitungkan maka mengenai tebal dan dimensi
pondasi yang akan digunakan boleh diperkirakan akan menahan
beban bangunan di atasnya sebesar berapa dimensi maupun tebal
pondasinya.
4. KONTROL GAYA GESER DUA ARAH (GESER PONS)

• Perhitungan geser pons bertujuan untuk mengetahui apakah tebal pile cap cukup kuat untuk menahan beban
terpusat yang terjadi. Bidang kritis untuk perhitungan geser pons dapat dianggap tegak lurus bidang pelat
yang terletak pada jarak 0,5d dari keliling beban reaksi terpusat tersebut, dimana d adalah tinggi efektif pelat.
Tegangan geser pons pada pile cap yang terjadi di sekitar beban terpusat (bidang kritis) ditunjukkan pada
Gambar berikut :
4. KONTROL GAYA GESER
DUA ARAH (GESER PONS)

• Gambar. Gaya Geser Pons Dua Arah pada Pile Cap


5. KONTROL GAYA LATERAL
(METODE BROOMS) 

• Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui gaya lateral yang mampu ditahan oleh tiang pancang. Gaya
lateral yang bekerja pada tiang pancang merupakan gaya geser yang bekerja pada dasar kolom yang
ditentukan berdasarkan kuat momen maksimum (Mpr) pada kedua ujung kolom.
5. KONTROL
GAYA
LATERAL
(METODE
BROOMS) 

• Gambar. Grafik Brooms Pondasi


6. PENULANGAN PILE CAP

• Penulangan pilecap dihitung tinjauan bidang kritis pada arah x dan y seperti ditunjukkan pada
Gambar berikut :

Gambar. Tinjauan Bidang Kritis pada Arah X dan Y


7. GAMBAR DETAIL.
Keuntungan Pondasi Tiang Pancang :

1. Biaya pembuatannya kemungkinan besar (dengan melihat letak


lokasi dan lainnya), lebih murah bila dikonversikan dengan kekuatan
yang dapat dihasilkan.
2. Pelaksanaannya lebih mudah.
3. Di Indonesia, peralatan yang digunakan tidak sulit untuk didapatkan.
4. Para pekerja di Indonesia sudah cukup terampil untuk melaksanakan
bangunan yang mempergunakan pondasi tiang pancang.
5. Waktu pelaksanaannya relatif lebih cepat.
• Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah
dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya,
dan juga bila letak tanah keras yang memiliki daya dukung yang cukup untuk
memikul berat dari beban bangunan diatasnya terletak pada posisi yang
sangat dalam. Dari alasan itulah maka dalam mendesain Pondasi tiang
pancang mutlak diperlukan informasi mengenai :
1. Data tanah dimana bangunan akan didirikan.
2.  Daya dukung dari tiang pancang itu sendiri (baik single pile ataupun group
pile).
3. Analisa negative skin friction (karena mengakibatkan beban tambahan).
• Gaya geser negatif (negative skin friction) adalah suatu gaya yang
bekerja pada sisi tiang pancang dimana gaya tersebut justru
bekerja kearah bawah sehingga malah memberikan penambahan
beban secara vertikal selain beban luar yang bekerja.Negative
skin friction berbeda denganPositif skin friction, karena positif
skin friction justru membantu memberikan gaya dukung pada
tiang dalam melawan beban luar/vertikal yang bekerja dengan
cara memberikan perlawanan geser disisi-sisi tiang, dengan arah
kerja yang berlawanan dari arah gaya luar yang bekerja ataupun
gaya dari negative skin friction tersebut.
• Negatif skin friction terjadi ketika lapisan tanah yang
diperkirakan mengalami penurunan yang cukup besar
akibat proses konsolidasi, dimana akibat proses
konsolidasi ini, tiang mengalami gaya geser dorong kearah
bawah yang bekerja pada sisi sisi tiang (karena terbebani).
keadaan ini disebut sebagai keadaan dimana tiang
mengalami gaya geser negatif (negative skin friction).
Nah....jika jumlah gaya gaya sebagai akibat dari beban luar
dan gaya geser negatif ini melebihi gaya dukung tanah
yang diizinkan, maka akan terjadilah penurunan tiang yang
disertai dengan penurunan tanah disekitarnya.
• Keadaan ini bisa terjadi karena tanahnya yang lembek, pemancangan
pondasi pada daerah timbunan baru, atau akibat penurunan air tanah
pada tanah yang lembek, dimana kondisi tersebut memungkinkan
terjadinya penurunan atau konsolidasi tanah yang cukup besar.
Pondasi tiang pancang hendaknya direncanakan sedemikian rupa
sehingga gaya luar yang bekerja pada kepala tiang tidak melebihi gaya
dukung tiang yang diizinkan. Adapun yang dimaksud dengan gaya
dukung tiang yang diizinkan adalah meliputi aspek gaya dukung tanah
yang diizinkan, tegangan pada bahan tiang perpindahan kepala tiang
yang diizinkan, dan gaya- gaya lain (seperti perbedaan tekanan tanah
aktif dan pasif). 
CONTOH SOAL

1. Sebuah tiang pancang beton dengan panjang (L) 20 m. Ukuran


penampang tiang tersebut 460 mm x 460 mm. Tiang tertanam
penuh ke dalam pasir. Dengan data pasir γ = 18.6 kN/ m3 dan φ
= 30o. Hitung beban ultimit (Qp) dengan menggunakan:
a.       Metode Mayerhoff’s
b.      Metode Vesic’s (gunakan Ir = Irr = 75)
c.       Metode Janbu’s (gunakan η’ = 90o)
PENYELESAIAN NO.1
PENYELESAIAN NO.1
CONTOH SOAL

2. Kembali ke soal No 9.1. Hitunglah gaya gesek


selimut total (Qs) untuk tiang pancang. Gunakan
persamaan (9.12), (9.35a) dan (9.35b). Dengan K =
1,5 dan δ = 0,6 φ!
PENYELESAIAN NO. 2
CONTOH SOAL

3. Sebuah tiang beton memiliki panjang (L) 20 m


mempunyai potongan melintang dengan ukuran
penampang 381 mm x 381 mm yaitu tertanam penuh
dengan kondisi lapisan tanah lempung dengan γsat =
18,5 kN/m3, φ = 0, dan Cu = 70 kN/m2. Dengan
asumsi pondasi dibawah muka air tanah. Dengan faktor
keamanan pada tiang diperkirakan (FS = 3).
Hitunglah gaya gesek selimut tiang (Qs) dengan
metode α!
PENYELESAIAN NO. 3
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai